• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV, selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil analisis deskripsi data variabel perilaku manajerial kepala sekolah (X1) temasuk dalam kategori sangat baik (4,52). Kriteria tersebut diperoleh dari skor rata-rata sub variabel perencanaan (planning), peng-organisasian (Organizing), penggerakan (Organizing), dan pengawasan (Controlling) yang seluruhnya memperoleh skor rata-rata sangat baik, yakni diatas 4,01. Hal ini memberikan gambaran bahwa menurut persepsi guru, kepala sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis menunjukkan perilaku kepemimpinan yang telah mampu melaksanakan 88% dari keseluruhan tugas manajerialnya. Namun demikian, masih ada peluang sebesar 0,60 atau sekitar 12% untuk bisa lebih meningkat lagi sehingga perilaku manajerial kepala sekolah benar-benar mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja sekolah.

2. Menurut persepsi guru, gambaran kinerja komite sekolah (X2) pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, termasuk kategori sangat tinggi yaitu sebesar 4,43. Skor tersebut ditunjang oleh perolehan skor rata-rata sub variabel kinerja komite sekolah dalam melaksanakan

161

perannya sebagai badan pertimbangan (Advisory Agency), badan pendukung (Supporting Agency), badan penghubung (Mediator Agency), dan badan pengontrol (Controlling Agency). Jika memperhatikan perolehan skor rata-rata per indikator, ternyata indikator “memberikan pertimbangan tenaga pendidik dan kependidikan” dan indikator “memfasilitasi berbagai masukan masyarakat terhadap sekolah”, memperoleh skor dibawah 4,01 atau masuk pada kategori “tinggi”. Artinya, sangat tingginya kinerja komite sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, belum ditunjang secara merata oleh indikator-indikatornya.

3. Gambaran kinerja sekolah (Y) pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis masuk kategori “sangat tinggi” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 4,59. Dari kategori tersebut, memberikan informasi bahwa menurut persepsi guru, SMP Negeri yang ada di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, telah menunjukkan kinerjanya yang sangat tinggi dalam pengelolaan sekolah. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan skor rata-rata setiap sub variabel kinerja sekolah, seperti: adanya upaya untuk meningkatkan kualitas sekolah, adanya efisiensi dan efektifitas, inovatif, dan iklim kerja yang kondusif.

4. Terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku manajerial kepala sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, sebesar 40,6% pada taraf signifikansi 0,001. Adapun tingkat signifikansi koefisien korelasi sebesar 0,637 dengan tingkat hubungan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sekolah

162

dipengaruhi oleh perilaku manajerial kepala sekolah sebesar 40,6% dan sisanya sebesar 59,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar faktor perilaku manajerial kepala sekolah.

5. Terdapat kontribusi yang signifikan dari kinerja komite sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, sebesar 40,3% pada taraf signifikansi 0,000. Adapun tingkat signifikansi koefisien korelasi sebesar 0,635 dengan tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sekolah dipengaruhi oleh kinerja komite sekolah sebesar 40,3% dan sisanya sebesar 59,7% dipengaruhi oleh faktor lain diluar faktor kinerja komite sekolah.

6. Terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku manajerial kepala sekolah dan kinerja komite sekolah secara simultan terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, sebesar 40,8%. Adapun tingkat signifikansi koefisien korelasi sebesar 0,639 dengan tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sekolah dipengaruhi oleh perilaku manajerial kepala sekolah dan kinerja komite sekolah sebesar 40,8%. Sisanya sebesar 59,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan fungsinya, kepala sekolah sebagai manajer pengelolaan pendidikan di sekolah, akan mencakup kegiatan perencanaan,

163

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dalam hal ini, tanggung jawab kepala sekolah akan meliputi garapan manajemen bidang personalia, siswa, tata usaha, kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dan masyarakat serta unit penunjang lainnya. Untuk dapat melakukan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepala sekolah perlu memiliki berbagai kemampuan yang diperlukan, seperti kemampuan teknik (technical skill), kemampuan hubungan kemanusiaan (human skill), dan kemampuan konseptual (conceptual skill). Dengan kemampuan tersebut, diharapkan perilaku manajerial kepala sekolah terkait dengan indikator “monitoring dan evaluasi, serta pengelolaan dan pengembangan pembelajaran efektif ” yang memiliki skor paling rendah, bisa semakin baik sehingga memberikan pengaruh lebih besar lagi terhadap peningkatan kinerja sekolah.

2. Tujuan pembentukan Komite Sekolah, diantaranya untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan tanggung jawabnya, serta tercipta suasana transparansi, akuntabilitas, dan demokratisasi pengelolaan pendidikan di sekolah. Idealnya, Komite Sekolah mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai badan pertimbangan (advisory agency), badan pendukung (supporting agency), badan pengawas (controlling agency), dan badan mediator (mediator agency) penyelenggraan pendidikan di sekolah.

164

Terkait dengan penelitian ini, peran Komite Sekolah akan menjadi bagian dari berbagai fungsi manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, Komite Sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, dalam memfasilitasi berbagai masukan dari masyarakat, dan memberikan pertimbangan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah (indikator yang memperoleh skor rata-rata paling rendah), hendaknya lebih pro aktif lagi menjalankan perannya sebagai badan penghubung dan sebagai badan pertimbangan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga program-program yang dilaksanakan sesuai dengan tuntutan masyarakat.

3. Dalam menilai kinerja sekolah (Depdiknas, 2000) maka akan mencakup tiga faktor utama, yaitu: nilai masukan, nilai proses, dan nilai keluaran. Dengan demikian, penilaian kinerja sekolah meliputi perkembangan berbagai aspek dari komponen akademik dan non akademik. Terkait dengan penelitian ini, indikator inovasi, walaupun termasuk kategori sangat tinggi, namun memperoleh skor rata-rata paling rendah. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan bahwa kinerja sekolah pada SMP Negeri di wilayah Komisariat 7 Kabupaten Ciamis, masih bisa ditingkatkan melalui proses kreatif pengembangan pola pembelajaran dan pengembangan budaya sekolah yang mengarah kepada pembaharuan.

165

DAFTAR PUSTAKA

A.Samana (1994). Profesionalisme keguruan. Yogykarta: Kanisius.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Suhendar, Dadang ( 2008). “ Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMA Negeri Se-Kota Bandung”. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Burhanuddin. (1999). Implikasi Otonomi Daerah di Bidang Manajemen

Pendidikan. Universitas Negri Malang, Malang.

Dadi Permadi. (1998). Kepemimpinan Mandiri ( Profesional ) Kepala sekolah (

Kiat Memimpin yang Mengembangkan Partisipasi). Bandung: PT Sarana

Panca Karya.

Depdiknas, Dirjen Mendikdasmen. (2005). Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah. Jakarta: Dirjen Mendikdasmen Depdiknas. Depdiknas, Ditjen Mendikdasmen. (2005). Panduan umum Dewan Pendidikan

dan Komite Sekolah. Jakarta: Ditjen Mendikdasmen Depdiknas.

Depdiknas, Ditjen Mendikdasmen. (2006). Arah Pengembangan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Ditjen Mendikdasmen Depdiknas.

Depdiknas. (2000). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Depdiknas. (2002). Kepmendiknas No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2005). Laporan Pencapaian Pembangunan Pendidikan Nasional (21 Oktober 2004-20 Oktober 2005). Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

166

Depdiknas. (2006). Pemberdayaan Komite Sekolah. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendididkan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, (2003), Implementasi Manajemen

Berbasis Sekolah Di Jawa Barat, Bandung, CV. Parahyangan Lestari. Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdiknas.

F.X. Soedjadi (1995). Analisis Manajemen Modern. Jakarta: Gunung Agung Fattah, Nanang (2000). Manajemen Berbsis Sekolah. Bandung: CV Andira. Hadari Nawawi. (1987). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung. Hatimah Ihat,dkk, (2008), Penelitian Pendidikan, Bandung, UPI Press.

Komariah, A dan Triatna, C, (2008), Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta, Bumi Aksara.

Moleong LexyJ., (1993), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution S, (1988), Metodologi Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung, Transito.

Nurdin Muhamad, (2008), Kiat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media

Pidarta, Made. (2004). Manajemen Pendidikan di Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim MP. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.

167

Rivai, H.Veithzal. (2009). Education Management Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rohiat, (2008), Manajemen Sekolah, Bandung, PT. Refika Aditama. Ruky S, Ahmad, (2006), SDM Berkualitas, Jakarta, Gramedia.

Sagala, Syaiful (2009), Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,Bandung, Alfabeta.

Sagala, Syaiful (2009), Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,Bandung, Alfabeta.

Sa’ud S, Udin, Abin S. Makmun, (2007), Perencanaan Pendidikan, Bandung, Remaja Rosda Karya.

Sa’ud S, Udin, (2008), Inovasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta. Sedarmayanti, (2007), Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi aksara.

Sudarwan, Danim, (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta, Bumi Aksara. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardan, D, (2009), Supervisi Profesional, Bandung,Alfabeta.

Sururi, Suharto, Nugraha, (2007). SPSS For Window untuk Mengelola Data Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Sutisna, Oteng. (1989). Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2008). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Tunggara Imam, (2001), “Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja

terhadap penampilan kerja guru SPG di Manado dan Minahasa”. Tesis

PPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahab, Abdul Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

168

Wahana Komputer. (2009). Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12.0. Jakarta: Salemba Infotek.

Wahjosumidjo, (1995), Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta, Raja Grafindo. Wahyudi, (2009), Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung, Alfabeta.

169

JURNAL

Akdon. (2002). Identifikasi Faktor-faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan dalam Implementasi School Based Management (SBM) dan Implikasinya terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan Nomor: I Vol. I Tahun 2002. Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Alhadza, A., (2003). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku komunkasi Antarpribadi terhadap Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (Survei terhadap Kepala SLTP di Provinsi Sulawesi Tenggara). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 040. Januari 2003. Balitbang Depdiknas.

Dewi, Kartika, S.A. (2003) Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Karyawan. Buletin Studi Ekonomi Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006.

Fattah, N. (2002). Persepsi Kepala Sekolah, Guru, Dewan Sekolah dan Orang Tua terhadap Pelaksanaan MBS SD di Kota Bandung. Jurnal Administrasi Pendidikan Nomor: I Vol. I Tahun 2002. Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Hamid Darmadi. (2005). Model Pendidikan IPS Berorientasi Lingkungan Berdasarkan Konsep Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Mimbar Pendidikan No. I Tahun XXIV 2005.

Iksan, R., (2002) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah SLTP dan Korelasinya dengan Manaajemen Intruksional di Beberapa Sekolah di

Jogjakarta. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 038-September

2002. Balitbang Depdiknas.

Ishak, Aulia. (2004) Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja. Digitized by USU digital library. Koesmono, H. (2007). Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap

Komitmen Organisasi. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 9, No. 1, Maret 2007.

Nurkholis. (2002) Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SLTP Negeri 9 Jakarta. Pendidikan Network.

170

Slamet, PH., (2000). Karakteristik Kepala Sekolah Tangguh. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 025 Tahun ke-6 September 2000. Jakarta: balitbang Depdiknas

Surjana, A. (2007). Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan BPK Penabur. BPK Penabur Jakarta.

Thoyib, Armanu. (2005) Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan

Kinerja: Pendekatan Konsep. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,

VOL. 7, NO. 1, MARET 2005: 60- 73.

Udin. S. (2005). Determinan Pelaksanaan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Pendidikan No. I Tahun XXIV 2005.

Wiyono, BB.,(2000). Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas jabatan di Sekolah Dasar. Nomor 1 Januari 2000. Jurnal Ilmu Pendidikan. http//www.malang.a.c. id/fip/ilpen/2000a.htm.

Dokumen terkait