A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul Pembelajaran Batik di Kota Tasikmalaya (Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik pada Sentra Batik di Kecamatan Cipedes), maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tujuan Pembelajaran Batik di Agnesa Batik
Batik merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi ke generasi. Salah satu upaya untuk melestarikan khazanah budaya ini dapat ditempuh melalui jalur pendidikan dengan cara membelajarkan batik kepada setiap warga belajar agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan membatik. Pendidikan sebagai proses kebudayaan mengakui bahwa setiap warga belajar memiliki potensi yang berbeda-beda untuk dikembangkan kepribadiannya menjadi dewasa.
Pembelajaran batik di Agnesa Batik termasuk ke dalam pembelajaran pada pendidikan nonformal karena pendidikannya diselenggarakan di luar sistem persekolahan yang mapan dan dilakukan secara mandiri. Kurikulum atau rencana pembelajaran yang berlaku di Agnesa Batik ialah Hidden Curriculum, tidak ada kurikulum baku dan terstruktur yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pembelajaran batik, baik itu dari lembaga nonformal maupun Agnesa Batik sendiri. Tujuan pembelajaran batik dirancang oleh pemilik Agnesa Batik tanpa tertulis sebagai kurikulum pembelajaran batik di Agnesa Batik. Tujuan pembelajaran batik ini berupaya untuk melestarikan batik tradisional dan mempertahankan usaha batik yang telah dirintisnya sejak tahun 1970. Selain itu, memberikan pelayanan dan pembinaan terhadap warga belajar merupakan bagian dari tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik. Tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik termasuk tujuan jangka pendek dan khusus, dalam arti bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan membatik yang fungsional dalam kehidupan masa kini dan masa depan.
Yati Rusmiyati, 2013
Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Proses Pembelajaran Batik di Agnesa Batik
Pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan membatik yang dimiliki seseorang kepada orang lain. Pembelajaran akan mengubah perilaku dan pengalaman warga belajar (orang dewasa) serta meningkatkan motivasi untuk belajar. Pada hakikatnya pembelajaran ialah proses, perubahan perilaku dan pengalaman. Proses pembelajaran batik di Agnesa Batik dipusatkan di lingkungan masyarakat yang dikondisikan secara khusus. Dalam proses pembelajarannya berlaku prinsip pembelajaran dan prinsip pendampingan untuk membantu warga belajar (orang dewasa) belajar dan juga untuk memenuhi kebutuhan setiap warga belajar.
Proses pembelajaran batik di Agnesa Batik dirancang oleh pemilik Agnesa Batik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jenis batik yang dipelajari ialah batik tulis dan batik cap. Batik tulis merupakan batik tradisional yang pertama kali dibuat ketika Agnesa Batik didirikan pada tahun 1970. Proses pembelajaran meliputi empat tahap ialah tahap persiapan, penyampaian, latihan, dan penampilan hasil. Hal ini sesuai dengan hakikat proses pembelajaran pada manusia. Selama proses pembelajaran batik di Agnesa Batik menghasilkan pengetahuan, keterampilan membatik, produk batik, dan juga pendapatan dari hasil membatik. Dalam proses pelaksanaan pembelajarannya, Agnesa Batik menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi setiap warga belajar. Bahan pembelajaran dirancang sendiri oleh Agnesa Batik untuk dipelajari oleh setiap warga belajar. Dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran, Agnesa Batik melakukan resources by design dan resources by utilization yang merupakan pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan sekitar.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari komponen pembelajaran lainnya. Strategi pembelajaran yang dipilih dalam proses pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah strategi pelatihan. Hal ini merupakan strategi pembelajaran dalam konteks pendidikan nonformal. Strategi pelatihan yang dilakukan dalam pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah strategi kegiatan, strategi tindakan, dan
Yati Rusmiyati, 2013
Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
strategi pengembangan perseorangan. Hal ini akan sangat membantu warga belajar dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan membatik.
Pada tahap latihan dalam proses pembelajaran batik di Agnesa Batik lebih menitikberatkan pada latihan keterampilan daripada pengetahuan. Karena batik merupakan keterampilan dan keahlian yang harus dilatih melalui latihan atau praktek. Dalam hal ini terjadi kegiatan interaksi saling memberi dan menerima informasi. Untuk mengingat dan memahami pembelajaran dengan baik, maka ada kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan warga belajar yang sudah mereka pelajari dengan cara menampilkan hasil karya batik. Dalam hal ini, akan terlihat kinerja warga belajar dan kualitas hasil karya. Dalam proses pembelajarannya, terdapat komponen-kompenen pembelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut di antaranya: tujuan, bahan, media, strategi dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen saling melengkapi dan menentukan tingkat keberhasilan warga belajar dalam memahami pembelajaran dan meningkatkan keterampilannya.
3. Evaluasi Pembelajaran Batik di Agnesa Batik
Evaluasi mengandung proses yang dihubungkan dengan hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk menilai keberhasilan warga belajar dalam pembelajaran batik, Agnesa Batik melakukan penilaian dengan cara latihan atau praktek. Evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah suatu penilaian terhadap hasil karya batik. Tujuannya untuk menilai keberhasilan warga belajar dalam melaksanakan proses pembelajaran batik di Agnesa Batik. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Pokok evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah objek evaluasi berupa hasil karya batik, kriteria sebagai pembanding, dan keputusan.
Evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik dilakukan secara kontinu dalam meningkatkan kemampuan warga belajar dan mengukur kemampuan serta keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran. Jika dilihat dari jenis evaluasi, evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik termasuk kedalam evaluasi kualitatif karena hasil evaluasi dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan “sudah bagus,
Yati Rusmiyati, 2013
Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cukup bagus, dan kurang bagus.” Dengan demikian, dapat dipahami bahwa tujuan evaluasi dalam pembelajaran batik di Agnesa Batik yaitu untuk menilai produktivitas dan efektivitas kegiatan membatik, mengukur kemampuan individu belajar, serta menilai dan memperbaiki kinerja pengajar.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis memandang perlu untuk menyampaikan rekomendasi untuk memberikan dan mengembangkan pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran batik di Sentra Batik.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber kepustakaan dan bahan kajian untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran batik.
3. Bagi Agnesa Batik dan pengusaha batik, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan motivasi untuk memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan membatik.
4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan tentang batik dan pembelajaran batik di Sentra Batik.
5. Bagi budaya lokal, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan untuk melestarikan dan menanamkan rasa cinta akan hasil budaya lokal yang merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia.
6. Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan berharga dan bahan kajian pendidikan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan hasil penelitian dan mengadakan studi perbandingan dengan variasi lain yang berkaitan dengan pembelajaran batik berdasarkan lokasi Sentra Batik di daerah atau Kabupaten/Kota lainnya.
135 Yati Rusmiyati, 2013
Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arif, Zainudin. (1984). Andragogi. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Atmojo, Heriyanto. (2008). Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo: Pesona
Budaya nan Eksotik. Solo: Tiga Serangkai
Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani Hamzuri. (1981). Batik Klasik. Jakarta: Djambatan
Handoyo, Joko Dwi dan Suci, Taswati. (2008). Batik dan Jumputan. Yogyakarta: KTSP
Joesoef, Soelaiman dan Santoso, Slamet. (1979). Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional
Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat
Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta
Karmila, Mila. (2010). Ragam Kain Tradisional Nusantara: Makna, Simbol, dan
Fungsi. Jakarta: Bee Media
Koentjaraningrat. (1983). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kurniawan, Deni. (2011). Pembelajaran Terpadu: Teori, Praktek dan Penilaian. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama
Makmun, Abin S. (2007). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran
Yati Rusmiyati, 2013
Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Marzuki, Saleh. (2010). Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan
Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Rosda
Musman, Asti dan Arini, Ambar B. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Andi Offset
Prastowo, Andi. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan
Teoritis & Praktis. Jakarta: Ar-Ruzz Media
Proceeding Seminar Nasional. (2011). Empowering Batik dalam Membangun Karakter Budaya Bangsa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ruhimat, Toto., dkk. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Membangun Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sadiman, Arif S., dkk. (2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers
Sa’du, Abdul Aziz. (2010). Buku Panduan Mengenal & Membuat Batik.
Jogjakarta: Harmoni
Sudjana. (2010). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Filsafat, & Teori Pendukung, serta Asas. Bandung: Falah
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya Bandung
Taufik dan Senaedi, Nedi. (2013). Pemetaan Sebaran Industri Kerajinan Batik di
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Berbasis Sistem Informasi Geografis. Tasikmalaya: FKIP Universitas Silihwangi
Yati Rusmiyati, 2013
Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi
untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Trisnamansyah, Sutaryat. (1986). Buku Materi Pokok Pengantar Pendidikan Luar
Sekolah. Jakarta: Karunika, Unversitas Terbuka
Uno, Hamzah B. dan Mohamad, Nurdin. (2011). Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara
Wardhani, Cut Kamaril dan Panggabean, Ratna. (2005). Tekstil: Buku Pelajaran
Kesenian Nusantara untuk Kelas VII. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara (LPSN)
Sumber dari Internet:
Batik Talk. (2012). Ensiklopedia Batik: Batik Tasikmalaya. [Online]. Tersedia: http://batiktalk.com/batik-tasikmalaya/ [20 Oktober 2012]
Dhemy, Prihatini. (2012). BAB III Metode Penelitian [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/ [24 Juli 2012]
Judanto, Djonny. (____). Artikel Batik Indonesia: Sejarah Pembatikan di
Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://djonny.sman1pramb-yog.sch.id/senirupaonline/batikindonesia.htm [7 Juli 2013]
Mahdiduri. (2013). Urgensi Rencana Induk Pelestarian (RIP) Kebudayaan
Daerah Banten. [Online]. Tersedia:
www.nimusinstitute.com/artikel-mahdiduri [5 September 2013]
Matias, Hendri. (2008). Prinsip Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://www.p2kp.org/wartaarsipdetail.asp [30 Oktober 2013]
Karmadi, Agus Dono. (2007). Budaya Lokal sebagai Warisan Budaya dan Upaya
Pelestariannya. [Online]. Tersedia: http://wisatadanbudaya.blogspot.com