• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BATIK DI KOTA TASIKMALAYA: Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik pada Sentra Batik di Kecamatan Cipedes.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BATIK DI KOTA TASIKMALAYA: Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik pada Sentra Batik di Kecamatan Cipedes."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN BATIK DI KOTA TASIKMALAYA

(Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik pada Sentra Batik

di Kecamatan Cipedes)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh

Yati Rusmiyati

0900167

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN BATIK DI KOTA

TASIKMALAYA

(Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran

Batik pada Sentra Batik di Kecamatan

Cipedes)

Oleh Yati Rusmiyati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Yati Rusmiyati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

(4)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

(5)

i Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Yati Rusmiyati. 0900167. PEMBELAJARAN BATIK DI KOTA TASIKMALAYA

(Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik pada Sentra Batik di Kecamatan Cipedes). Skripsi, Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas

Pendidikan Indonesia, Oktober 2013.

Batik merupakan karya seni adiluhung warisan budaya Bangsa Indonesia. Bentuk kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya ini salah satunya dengan membelajarkan batik pada generasi ke generasi. Setiap lembaga penyelenggara pendidikan, formal maupun nonformal memiliki tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di tempat tersebut. Istilah pembelajaran dewasa ini sudah menjadi hal lazim dan dikenal masyarakat modern pada umumnya. Pembelajaran diidentikkan dengan kata mengajar, ialah cara untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada orang lain. Pendekatan dalam penelitian ini ialah kualitatif, menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data di antaranya: observasi; wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Agnesa Batik, beralamat di Jalan Ciroyom (Cigeureung) No. 20 A RT. 03/RW. 10 Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Tujuan penelitian di antaranya: 1) Memperoleh gambaran tentang tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik; 2) Mengidentifikasi proses pembelajaran batik di Agnesa Batik; dan 3) Menganalisis evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Tujuan pembelajaran batik dirancang sendiri oleh pemilik Agnesa Batik (hidden

curriculum). Tujuan pembelajaran ini termasuk ke dalam tujuan pembelajaran

pada pendidikan nonformal. Tujuannya jangka pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan membatik dalam kehidupan masa kini dan masa depan; 2) Proses pembelajaran dipusatkan di lingkungan masyarakat (orang dewasa) yang dikondisikan secara khusus. Proses pembelajaran meliputi tahap persiapan, penyampaian, latihan dan penampilan hasil. Pembelajaran batik ini termasuk ke dalam pembelajaran pada pendidikan nonformal karena diselenggarakan di luar sistem persekolahan yang mapan serta dilakukan secara mandiri; dan 3) Evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah suatu penilaian terhadap hasil karya batik. Evaluasi dilakukan selama proses dan akhir pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk memperbaiki proses pembelajaran; meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan membatik; meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan; serta melestarikan dan menanamkan rasa cinta akan hasil budaya lokal yang merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia.

(6)

ii Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Yati Rusmiyati. 0900167. LEARNING BATIK IN THE TASIKMALAYA CITY (Descriptive Analytic Study on Batik Learning in the Center of Batik at Cipedes District. Final paper, Bandung: Faculty of Education Language and Arts Indonesia University of Education, October 2013.

Batik is an artwork valuable cultural heritage of the Indonesian nation. A contribution to the preservation of cultural heritage is one of them with learned batik on generation to generation. Each of the providers of education, formal and non-formal learning has a purpose in accordance with the applicable curriculum in place. The term adult learning has become a common and known to modern society in general. Learning identified with the word teaching, is a way to transfer knowledge and skills to others. The approach in this study is qualitative, using descriptive analytic methods. Data collection techniques include: observation; interviews and documentation studies. This research was conducted in Agnesa Batik, at Jalan Ciroyom (Cigeureung) No. 20 A RT. 03/RW. 10 Nagarasari Village Cipedes District of Tasikmalaya. The purpose of the study include: 1) Obtain an overview of the learning objectives batik in Agnesa Batik; 2) Identify the learning process of batik in Agnesa Batik; and 3) To evaluate learning of batik in Agnesa Batik. The results showed that: 1) The purpose of learning batik designed by owner Agnesa Batik (hidden curriculum). The purpose of this study is included in the learning objectives on nonformal education. The goal of short -term and specific, aims to meet the need for knowledge and skills of batik in the life of the present and the future; 2) The learning process is centered in the community (adults) are specifically conditioned. The learning process includes the preparation, delivery, training and performance results. This includes learning batik into learning in non-formal education due to be held outside the school system are established and carried out independently; and 3 ) Evaluation of learning batik in Agnesa Batik is an assessment of the work of batik. The evaluation carried out during the learning process and the final. The results of this study can be used as a source of knowledge to improve the learning process; improve the quality and quantity of batik craft; improve the quality of education; as preserve and inculcate love to the local culture which is the cultural heritage of

Indonesian nation’s.

(7)

v

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Pembelajaran ... 7

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 7

2. Pengertian Andragogi ... 9

3. Hakikat Kebutuhan ... 10

4. Jenis Pendidikan ... 12

5. Kegiatan Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 13

6. Prinsip Pendampingan ... 14

7. Prinsip Pembelajaran ... 16

8. Komponen Pembelajaran ... 17

9. Proses Pembelajaran ... 24

B. Konsep Batik ... 27

(8)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia ... 29

3. Pengelompokan Batik ... 31

4. Fungsi Batik ... 38

5. Alat dan Bahan Membatik ... 44

6. Jenis Batik Berdasarkan Teknik ... 46

7. Teknik Membatik ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 54

C. Definisi Operasional ... 57

D. Instrumen Penelitian ... 58

E. Teknik Pengumpulan Data ... 61

F. Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 67

2. Sejarah dan Perkembangan Agnesa Batik ... 71

3. Tujuan Pembelajaran Batik ... 77

4. Proses Pembelajaran Batik ... 78

5. Evaluasi Pembelajaran Batik ... 100

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

1. Tujuan Pembelajaran Batik ... 111

2. Proses Pembelajaran dalam Penciptaan Batik ... 114

3. Evaluasi Pembelajaran dalam Penciptaan Batik ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 131

A. Kesimpulan ... 131

B. Rekomendasi ... 134

(9)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(10)

1 Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bangsa Indonesia memiliki kekayaan seni dan budaya yang sangat luar biasa. Sebuah daya kreativitas diciptakan mulai dari nenek moyang hingga generasi sekarang. Warisan budaya yang terus berkembang sampai sekarang salah satunya ialah batik. Batik merupakan salah satu hasil karya seni adiluhung warisan budaya Bangsa. Batik Indonesia dengan keseluruhan teknik, teknologi, dan pengembangan motif budayanya, oleh organisasi dunia PBB di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yaitu United Nations Educational Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk

Budaya Lisan dan Non-Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible

Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. UNESCO memasukkan Batik

Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan masyarakat Indonesia, memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya takbenda pada saat ini dan di masa mendatang. Salah satu bentuk kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya ini ialah dengan membelajarkan batik pada generasi ke generasi.

Berdasarkan peninggalan dan cerita yang ada di masyarakat secara turun-temurun, batik mulai dikenal di daerah Jawa Barat, salah satunya di Tasikmalaya. Batik Tasikmalaya memiliki kekhasan tersendiri yaitu bermotif alam, flora, dan fauna yang ada di Tatar Pasundan. Filosofi dari percontohan motif dari alam ini memiliki makna untuk selalu menjaga kelestarian alam dan sekitar. Kecamatan Cipedes yang berada di wilayah utara Kota Tasikmalaya sejak dahulu terkenal dengan pola hidup budaya warga yang ulet dan kreatif. Berdasarkan kajian empiris, Taufik dan Sunaedi (2013: 1) mengemukakan bahwa:

(11)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tasikmalaya. Tempat memasarkan industri kerajinan Batik Tasikmalaya dari beberapa industri pengrajin yang ada di Tasikmalaya.

Agnesa Batik ialah salah satu Sentra Batik di Kelurahan Nagarasari yang didirikan sejak tahun 1970 dan mampu bertahan pada saat terjadi kisruh politik dan munculnya teknologi baru melahirkan tekstil bermotif batik mengancam kelangsungan hidup industri batik ini. Salah satu upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidup industri batik ini ialah dengan membelajarkan batik pada setiap warga belajar. Setiap lembaga penyelenggara pendidikan baik itu formal maupun nonformal memiliki tujuan pembelajaran tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku di tempat tersebut. Tujuan pembelajaran batik di setiap Sentra Batik Kelurahan Nagarasari memiliki tujuan pembelajaran khusus. Seperti halnya di Agnesa Batik, tujuan pembelajaran sebagai suatu target yang ingin dicapai dalam kegiatan membatik ditentukan oleh pemilik Agnesa Batik. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik. Apakah tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik untuk melestarikan batik tradisional ataukah untuk mempertahankan usaha batik yang dirintisnya sejak tahun 1970 atau mungkin ada tujuan pembelajaran lainnya.

Istilah pembelajaran dewasa ini sudah menjadi hal yang lazim dan dikenal oleh masyarakat modern pada umumnya. Pembelajaran diidentikkan dengan kata mengajar yang merupakan salah satu cara untuk mentransfer suatu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang kepada orang lain. Gagne et al. (1992) dalam Kurniawan (2011: 25) menyatakan bahwa: “Instruction is a human

undertaking whose purpose is to help people learn.” Dari pendapat tersebut dapat

(12)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada warga belajar dengan cara menyampaikan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengidentifikasi proses pembelajaran batik di Agnesa Batik.

Dalam kegiatan pembelajaran, pasti ada hasil belajar yang diharapkan dari pembelajaran itu sendiri sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil belajar akan menentukan sampai sejauh mana seseorang menguasai pembelajaran. Untuk mengukur tingkat keberhasilan seseorang dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara menilai atau mengevaluasi, baik itu evaluasi pada saat proses pembelajaran berlangsung ataupun evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi pembelajaran batik di lingkungan masyarakat (Sentra Batik) akan berbeda dengan evaluasi pembelajaran batik di lingkungan sekolah baik itu dari segi cara, objek yang dievaluasi dan dari segi lainnya. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menganalisis evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis mengemukakan keuntungan dari ketiga masalah tersebut diteliti dan kerugiannya jika masalah tersebut tidak diteliti. Keuntungan dalam meneliti tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah warga belajar mengetahui apa yang akan dipelajari, target yang harus dicapai, serta manfaat yang akan diperoleh dalam mengikuti proses pembelajaran batik di Agnesa Batik. Adapun kerugiannya ialah akan menimbulkan dampak yang menyulitkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, warga belajar tidak termotivasi untuk berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

(13)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keuntungan dalam meneliti evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah dapat mengetahui apa unsur pokok dalam evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Karena evaluasi pembelajaran batik di setiap penyelenggara pendidikan itu berbeda, maka dari itu warga belajar dapat mengetahui bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Adapun kerugian jika masalah ini tidak diteliti akan menimbulkan dampak yang menghambat warga belajar atau seseorang dalam mengetahui cara mengevaluasi hasil dari pembelajaran batik dan bagaimana tingkat keberhasilan dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, jika evaluasi pembelajaran batik tidak diteliti maka akan menghambat dalam peningkatan kualitas pembelajaran batik.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis berkeinginan untuk mengetahui dan melakukan penelitian tentang pembelajaran batik di Agnesa Batik yang akan dikaji dalam bentuk skripsi dengan judul: PEMBELAJARAN BATIK DI

KOTA TASIKMALAYA (Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik

pada Sentra Batik di Kecamatan Cipedes).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini agar permasalahan lebih jelas dan terarah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apa tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik?

2. Bagaimana proses pembelajaran batik di Agnesa Batik? 3. Bagaimana evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik. 2. Mengidentifikasi proses pembelajaran batik di Agnesa Batik.

(14)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Berdasarkan perumusan masalah serta tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan dan mengembangkan pengetahuan dalam penelitian bidang pendidikan, sehingga mampu memperbaiki dan melengkapi pelaksanaan proses pembelajaran khususnya pembelajaran batik.

2. Secara Praktis

Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan untuk memperbaiki kinerja terutama bagi penulis, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, pengusaha batik, masyarakat, budaya lokal, lembaga pendidikan, dan seseorang untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

a. Bagi penulis, penelitian ini menambah wawasan tentang tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran batik di Sentra Batik serta meningkatkan kreativitas dalam berkarya.

b. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, penelitian ini menambah kepustakaan dan menjadi bahan kajian untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran batik.

c. Bagi pengusaha batik, penelitian ini bermanfaat untuk memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan membatik. d. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan tentang

batik khususnya batik Tasikmalaya dan pembelajaran batik di Agnesa Batik. e. Bagi budaya lokal, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk

melestarikan dan menanamkan rasa cinta akan hasil budaya lokal yang merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia.

(15)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Bagi peneliti lain, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk meningkatkan hasil penelitian dan mendorong peneliti lain untuk mengadakan studi perbandingan dengan variasi lain yang berkaitan dengan pembelajaran batik berdasarkan lokasi Sentra Batik di daerah atau Kabupaten/Kota lainnya.

E. Stuktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi yang disusun untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Penelitian, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi untuk menjadikan skripsi ini sebagai karya tulis ilmiah yang layak untuk dibaca.

Bab II Kajian Pustaka, menggali Kajian Pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dari berbagai literatur menurut sumber yang relevan.

Bab III Metode Penelitian, menjelaskan tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, serta Teknik Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mengemukakan Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian tentang Pembelajaran Batik pada Sentra Batik (Agnesa Batik) di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

(16)

53 Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mangambil lokasi penelitian di Desa Ciroyom Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yaitu Agnesa Batik. Agnesa Batik bertempat di Jalan Ciroyom (Cigeureung) No. 20 A RT. 03/RW. 10 Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ialah pokok (orang, tempat atau benda) yang diamati dalam rangka penelitian. Spradley (Sugiyono, 2013: 297) mengemukakan bahwa: “Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan

social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat

(place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.” Hal ini diperkuat oleh Sugiyono (2013: 298) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

(17)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat kisruh politik beberapa kali melanda negeri dan munculnya teknologi baru yang melahirkan tekstil bermotif batik buatan mesin.” Peneliti mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang berada di Agnesa Batik yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Sugiyono (2013: 298) mengemukakan bahwa: “Objek penelitian kualitatif, bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi bisa berupa peristiwa alam, tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.”

Setelah situasi sosial ditentukan, maka peneliti memilih sampel dari keluarga Agnesa Batik yang dijadikan sebagai narasumber atau sumber data dalam penelitian ini. Penulis memilih Bapak H. Cacu sebagai pendiri Agnesa Batik dan Ibu Hj. Enok Sukaesih yang merupakan istri dari Bapak H. Cacu sekaligus salah satu pemilik Agnesa Batik sebagai narasumber. Beliau adalah orang-orang yang ahli dalam bidang membatik sehingga memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam istilah teknik sampling hal ini dikenal dengan purposive sampling. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 300) bahwa:

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Secara definitif, pendekatan diartikan sebagai cara mendekati suatu objek sehingga dapat dideskripsikan dengan jelas dan objektif. Pendekatan merupakan cara pandang berdasarkan teori, istilah atau praktek tertentu. Hal ini dikemukakan oleh Ratna (2010: 44) bahwa:

Istilah pendekatan disamakan dengan teori, metode, dan teknik, bahkan dengan berbagai cara yang lain, termasuk paradigma dan metodologi. Dengan singkat, pendekatan bukan teori, metode, atau teknik. Dalam pendekatanlah terkandung teori, metode, teknik, instrumen, dan sebagainya.

(18)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.” Hal ini diperkuat oleh Furchan (2004) dalam Prastowo (2011: 8) bahwa: “Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.”

Pendekatan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif, menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Peneliti menggambarkan, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data mengenai tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik, proses pembelajaran batik di Agnesa Batik, serta evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik yang dilakukan secara sistematis dan objektif. Data tersebut berupa kata-kata tertulis dan lisan hasil observasi dan wawancara dengan orang-orang atau pelaku yang diamati. Selain itu, peneliti mengamati makna yang tersirat dalam dokumen dan benda-benda yang berhubungan dengan penelitian ini. Ratna (2010: 336) mengemukakan bahwa: “Metode deskriptif analitik adalah metode dengan cara menguraikan sekaligus menganalisis. Dengan menggunakan kedua cara secara bersama-sama maka diharapkan objek dapat diberikan makna secara maksimal.”

Dalam penelitian ini tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, sebagaimana terdapat dalam penelitian eksperimen dan tidak ada pula pengujian hipotesis. Hal ini dipertegas oleh Arikunto (2003: 310) bahwa, “penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan.”

Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistematis maka disusun tahapan-tahapan penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2007: 127-148) bahwa: “Ada empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, serta tahap evaluasi dan pelaporan.” Tahapan penelitian yang disusun oleh peneliti ialah sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

(19)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Batik di Kecamatan Cipedes yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian ini. Peneliti melakukan wawancara umum dengan narasumber pada tiga Sentra Batik di Kecamatan Cipedes. Ketiga Sentra tersebut ialah Agnesa Batik, Deden Batik dan Batik Nurzaman. Peneliti mencari data dan informasi mengenai pembelajaran batik pada masing-masing Sentra Batik. Selain itu, peneliti melakukan penelusuran literatur buku dan referensi pendukung penelitian dari internet mengenai Sentra Batik di Kota Tasikmalaya. Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metode yang digunakan ialah metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh disusun secara sistematis dan objektif dalam rangka menentukan subjek penelitian yang tepat untuk penelitian ini. Berdasarkan pertimbangan hasil observasi dan wawancara, peneliti memilih Agnesa Batik sebagai subjek penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini, peneliti merumuskan kembali masalah yang akan diangkat dalam penelitian berdasarkan pertimbangan hasil pra lapangan. Peneliti memasuki dan memahami latar penelitian dalam rangka pengumpulan data.

3. Tahap analisis data

Dalam tahap ini, peneliti melakukan proses analisis data kualitatif sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu, peneliti juga menempuh proses triangulasi data ialah menggabungkan tiga teknik penelitian yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi yang diperbandingkan dengan kajian pustaka.

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

(20)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional

Untuk memperjelas judul penelitian dan agar tidak terjadi salah pemahaman dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan definisi operasional sebagai berikut:

1. Studi Deskriptif Analitik

Studi deskriptif analitik yang dimaksud ialah penelitian ilmiah dengan cara menggambarkan, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk mengetahui persoalan yang diangkat dalam penelitian.

2. Pembelajaran

Kata “pembelajaran” berasal dari kata “belajar" yang mendapat awalan pe-

dan akhiran -an yang mempunyai arti proses. Pembelajaran dalam penelitian ini ialah pembelajaran batik di Agnesa Batik mulai dari tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, serta evaluasi pembelajarannya.

Pada Agnesa Batik terdapat tiga jenis kegiatan membatik yang ditekuni di antaranya: batik tulis; batik cap dan batik printing. Tetapi peneliti memfokuskan penelitian pada batik tulis dan batik cap. Berdasarkan teknik pembuatannya, batik

printing tidak termasuk ke dalam batik melainkan hanya sebagai kain yang

bermotif batik, karena pada batik tersebut tidak menggunakan teknik khusus dengan cara membubuhkan lilin batik (malam) pada kain seperti pada batik tulis dan cap melainkan dengan teknik sablon yaitu menggunakan klise (kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. Maka dari itu, peneliti memfokuskan penelitiannya pada batik tulis dan batik cap.

3. Batik

Batik merupakan karya seni adiluhung warisan budaya Bangsa Indonesia yang dibuat dengan teknik khusus yaitu dengan cara membubuhkan lilin batik

malam” pada sehelai kain atau bahan pakaian dengan menggunakan canting.

(21)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Sentra Batik

Sentra Batik yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pusat industri kerajinan batik di Kecamatan Cipedes.

5. Kecamatan Cipedes

Kecamatan Cipedes ialah Sentra Batik di wilayah utara Kota Tasikmalaya yang menjadi lokasi penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan sebuah instrumen atau alat yang tepat untuk memperoleh data yang relevan. Hal ini diperkuat oleh Arikunto (2010:

203) bahwa: “Instrumen penelitian yaitu alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.”

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu instrumen pokok dan instrumen penunjang. Instumen pokok dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri yang berhubungan langsung dengan narasumber. Moleong (2007: 168) mengemukakan bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian.” Pendapat tersebut diperkuat oleh Creswell (2010: 261) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci (researcher as key instrument); para peneliti kualitatif mengumpulkan data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan. Mereka bisa saja menggunakan protokol, sejenis instrumen untuk mengumpulkan data tetapi diri merekalah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi.

(22)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen pengumpul data berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

Arikunto (2005) dalam Dhemy (2012) mengemukakan bahwa secara umum kisi-kisi instrumen dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.

2. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel atau bagian variabel. 3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.

4. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

5. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar. Berdasarkan uraian di atas untuk mempermudah pengumpulan data, peneliti membuat kisi-kisi instrumen yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

(23)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dan

c. Latihan 1) Pengetahuan a) Pengetahuan batik tulis 2) Keterampilan a) Keterampilan

(24)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(mutlak) batik sebagaimana tertulis di bawah ini:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat terhadap suatu subjek atau objek penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 203) bahwa:

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.

Dalam observasi, peneliti langsung turun ke lokasi penelitian untuk mengamati objek yang berhubungan dengan penelitian dan mengamati aktivitas individu-individu di Agnesa Batik. Peneliti merekam dan mencatat aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian.

(25)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempatnya”. Untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data observasi,

peneliti membuat pedoman observasi (Lampiran 4).

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan peneliti (pewawancara) kepada narasumber untuk memperoleh data mengenai suatu hal yang bersangkutan dengan penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Ratna (2010: 222) bahwa: “Wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok.” Hal ini diperkuat oleh Cresweel (2010: 267) bahwa:

Dalam wawancara kualitatif, peneliti melakukan face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan pertisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (wawancara dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan per kelompok. Wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (openended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.

Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber mengenai sejarah dan perkembangan Agnesa Batik, tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik, proses pembelajaran batik di Agnesa Batik, dan evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Dalam pelaksanaan metode ini, peneliti berpedoman pada apa yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian yaitu berupa instrumen penelitian yang sudah disiapkan sebelumnya dalam pedoman wawancara (Lampiran 5). Pedoman ini dibuat untuk melancarkan proses wawancara. Ditinjau dari pelaksanaannya, wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja yang terkait dengan data apa yang diperlukan dan dikumpulkan.

3. Studi Dokumentasi

(26)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaannya metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Hal ini dperkuat oleh Cresweel (2010: 270) bahwa:

Dokumen kualitatif berupa dokumen publik (seperti koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (seperti buku harian, diary surat,

e-mail). Data ini bisa berupa materi audio dan visual seperti foto, objek-objek

seni, videotape, atau segala jenis suara/bunyi.

Dalam hal ini peneliti meneliti dokumen-dokumen penting dan mentransfer berbagai informasi dari narasumber serta mendokumentasikan data penelitian mengenai lokasi penelitian, sejarah dan perkembangan Agnesa Batik, proses pembelajaran batik di Agnesa Batik, dan evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Dalam mengumpulkan bukti dan keterangan proses penelitian, peneliti membuat instrumen penelitian berupa Pedoman Dokumentasi (Lampiran 6).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis. Sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan (Sugiyono, 2013: 334) bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you to present what you have discovered to other. Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Dalam hal analisis data, peneliti mencari, menyusun, memilih dan mengelola data penting tentang tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik, proses pembelajaran batik di Agnesa Batik, serta evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik yang akan dipelajari dan disampaikan kepada orang lain.

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi atau content analysis. Hal ini diperkuat oleh Vredenbreght (1983) dalam Ratna (2010: 357) bahwa:

(27)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsinya masing-masing, yaitu: 1) siapa yang berbicara; 2) apa yang dibicarakan; dan 3) efek apa yang diakibatkannya. Bentuk komunikasi meliputi baik lisan maupun tulisan, baik verbal maupun nonverbal, seperti: karya seni; karya sastra; arsitektur; pakaian; alat-alat rumah tangga; termasuk media komunikasi massa seperti film dan televisi.

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 336) bahwa, “dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah pengumpulan data. Peneliti melakukan analisis pra penelitian dan analisis selama di lapangan mengenai tujuan pembelajaran batik di Agnesa Batik, proses pembelajaran batik di Agnesa Batik, serta evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Analisis data yang dilakukan peneliti ialah sebagai berikut:

1. Analisis Pra Penelitian

Peneliti menganalisis data hasil studi pendahuluan atau data sekunder untuk menentukan fokus penelitian. Fokus penelitian ini ialah tujuan, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik. Namun fokus penelitian ini masih bersifat sementara, ada kemungkinan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data selama di lapangan, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti melakukan analisis terhadap jawaban narasumber. Bila jawaban narasumber setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan pertanyaan lagi. Peneliti melakukan wawancara secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai diperoleh data yang dianggap kredibel. Sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013: 337) bahwa:

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

(28)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data yang dilakukan peneliti sebelum dan sesudah di lapangan ialah sebagai berikut:

a. Data Reduction

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, namun peneliti mencatat secara teliti dan rinci data yang diperlukan dalam penelitian ini. Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.

b. Data Display

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi, naratif, uraian singkat dan flowchart. Sebagaimana dikemukakan oleh Miels dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013: 341) bahwa, “the most frequent form of display data for qualitative

research data in the past has been narrative text.” Yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Selain itu, peneliti juga menempuh proses triangulasi data yang diperbandingkan dengan kajian pustaka. Triangulasi merupakan penggabungan dari tiga teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Peneliti mengecek kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data yang telah ada.

c. Conclusion Drawing/verification

(29)

131 Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul Pembelajaran Batik di Kota Tasikmalaya (Studi Deskriptif Analitik Pembelajaran Batik pada Sentra Batik di Kecamatan Cipedes), maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tujuan Pembelajaran Batik di Agnesa Batik

Batik merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi ke generasi. Salah satu upaya untuk melestarikan khazanah budaya ini dapat ditempuh melalui jalur pendidikan dengan cara membelajarkan batik kepada setiap warga belajar agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan membatik. Pendidikan sebagai proses kebudayaan mengakui bahwa setiap warga belajar memiliki potensi yang berbeda-beda untuk dikembangkan kepribadiannya menjadi dewasa.

(30)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Proses Pembelajaran Batik di Agnesa Batik

Pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan membatik yang dimiliki seseorang kepada orang lain. Pembelajaran akan mengubah perilaku dan pengalaman warga belajar (orang dewasa) serta meningkatkan motivasi untuk belajar. Pada hakikatnya pembelajaran ialah proses, perubahan perilaku dan pengalaman. Proses pembelajaran batik di Agnesa Batik dipusatkan di lingkungan masyarakat yang dikondisikan secara khusus. Dalam proses pembelajarannya berlaku prinsip pembelajaran dan prinsip pendampingan untuk membantu warga belajar (orang dewasa) belajar dan juga untuk memenuhi kebutuhan setiap warga belajar.

Proses pembelajaran batik di Agnesa Batik dirancang oleh pemilik Agnesa Batik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jenis batik yang dipelajari ialah batik tulis dan batik cap. Batik tulis merupakan batik tradisional yang pertama kali dibuat ketika Agnesa Batik didirikan pada tahun 1970. Proses pembelajaran meliputi empat tahap ialah tahap persiapan, penyampaian, latihan, dan penampilan hasil. Hal ini sesuai dengan hakikat proses pembelajaran pada manusia. Selama proses pembelajaran batik di Agnesa Batik menghasilkan pengetahuan, keterampilan membatik, produk batik, dan juga pendapatan dari hasil membatik. Dalam proses pelaksanaan pembelajarannya, Agnesa Batik menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi setiap warga belajar. Bahan pembelajaran dirancang sendiri oleh Agnesa Batik untuk dipelajari oleh setiap warga belajar. Dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran, Agnesa Batik melakukan resources by design dan resources by utilization yang merupakan pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan sekitar.

(31)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi pengembangan perseorangan. Hal ini akan sangat membantu warga belajar dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan membatik.

Pada tahap latihan dalam proses pembelajaran batik di Agnesa Batik lebih menitikberatkan pada latihan keterampilan daripada pengetahuan. Karena batik merupakan keterampilan dan keahlian yang harus dilatih melalui latihan atau praktek. Dalam hal ini terjadi kegiatan interaksi saling memberi dan menerima informasi. Untuk mengingat dan memahami pembelajaran dengan baik, maka ada kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan warga belajar yang sudah mereka pelajari dengan cara menampilkan hasil karya batik. Dalam hal ini, akan terlihat kinerja warga belajar dan kualitas hasil karya. Dalam proses pembelajarannya, terdapat komponen-kompenen pembelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut di antaranya: tujuan, bahan, media, strategi dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen saling melengkapi dan menentukan tingkat keberhasilan warga belajar dalam memahami pembelajaran dan meningkatkan keterampilannya.

3. Evaluasi Pembelajaran Batik di Agnesa Batik

Evaluasi mengandung proses yang dihubungkan dengan hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk menilai keberhasilan warga belajar dalam pembelajaran batik, Agnesa Batik melakukan penilaian dengan cara latihan atau praktek. Evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah suatu penilaian terhadap hasil karya batik. Tujuannya untuk menilai keberhasilan warga belajar dalam melaksanakan proses pembelajaran batik di Agnesa Batik. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Pokok evaluasi pembelajaran batik di Agnesa Batik ialah objek evaluasi berupa hasil karya batik, kriteria sebagai pembanding, dan keputusan.

(32)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup bagus, dan kurang bagus.” Dengan demikian, dapat dipahami bahwa tujuan evaluasi dalam pembelajaran batik di Agnesa Batik yaitu untuk menilai produktivitas dan efektivitas kegiatan membatik, mengukur kemampuan individu belajar, serta menilai dan memperbaiki kinerja pengajar.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis memandang perlu untuk menyampaikan rekomendasi untuk memberikan dan mengembangkan pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran batik di Sentra Batik.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber kepustakaan dan bahan kajian untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran batik.

3. Bagi Agnesa Batik dan pengusaha batik, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan motivasi untuk memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan membatik.

4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan tentang batik dan pembelajaran batik di Sentra Batik.

5. Bagi budaya lokal, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan untuk melestarikan dan menanamkan rasa cinta akan hasil budaya lokal yang merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia.

6. Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan berharga dan bahan kajian pendidikan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

(33)

135 Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arif, Zainudin. (1984). Andragogi. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Atmojo, Heriyanto. (2008). Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo: Pesona

Budaya nan Eksotik. Solo: Tiga Serangkai

Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani Hamzuri. (1981). Batik Klasik. Jakarta: Djambatan

Handoyo, Joko Dwi dan Suci, Taswati. (2008). Batik dan Jumputan. Yogyakarta: KTSP

Joesoef, Soelaiman dan Santoso, Slamet. (1979). Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional

Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat

Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta

Karmila, Mila. (2010). Ragam Kain Tradisional Nusantara: Makna, Simbol, dan

Fungsi. Jakarta: Bee Media

Koentjaraningrat. (1983). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kurniawan, Deni. (2011). Pembelajaran Terpadu: Teori, Praktek dan Penilaian. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama

Makmun, Abin S. (2007). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran

(34)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Marzuki, Saleh. (2010). Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan

Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Rosda

Musman, Asti dan Arini, Ambar B. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Andi Offset

Prastowo, Andi. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan

Teoritis & Praktis. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Proceeding Seminar Nasional. (2011). Empowering Batik dalam Membangun Karakter Budaya Bangsa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ruhimat, Toto., dkk. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Membangun Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sadiman, Arif S., dkk. (2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers

Sa’du, Abdul Aziz. (2010). Buku Panduan Mengenal & Membuat Batik.

Jogjakarta: Harmoni

Sudjana. (2010). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Filsafat, & Teori Pendukung, serta Asas. Bandung: Falah

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya Bandung

Taufik dan Senaedi, Nedi. (2013). Pemetaan Sebaran Industri Kerajinan Batik di

(35)

Yati Rusmiyati, 2013

Pembelajaran Batik Di Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi

untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Trisnamansyah, Sutaryat. (1986). Buku Materi Pokok Pengantar Pendidikan Luar

Sekolah. Jakarta: Karunika, Unversitas Terbuka

Uno, Hamzah B. dan Mohamad, Nurdin. (2011). Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara

Wardhani, Cut Kamaril dan Panggabean, Ratna. (2005). Tekstil: Buku Pelajaran

Kesenian Nusantara untuk Kelas VII. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni

Nusantara (LPSN)

Sumber dari Internet:

Batik Talk. (2012). Ensiklopedia Batik: Batik Tasikmalaya. [Online]. Tersedia: http://batiktalk.com/batik-tasikmalaya/ [20 Oktober 2012]

Dhemy, Prihatini. (2012). BAB III Metode Penelitian [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/ [24 Juli 2012]

Judanto, Djonny. (____). Artikel Batik Indonesia: Sejarah Pembatikan di

Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://djonny.sman1pramb-yog.sch.id/senirupaonline/batikindonesia.htm [7 Juli 2013]

Mahdiduri. (2013). Urgensi Rencana Induk Pelestarian (RIP) Kebudayaan

Daerah Banten. [Online]. Tersedia:

www.nimusinstitute.com/artikel-mahdiduri [5 September 2013]

Matias, Hendri. (2008). Prinsip Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://www.p2kp.org/wartaarsipdetail.asp [30 Oktober 2013]

Karmadi, Agus Dono. (2007). Budaya Lokal sebagai Warisan Budaya dan Upaya

Pelestariannya. [Online]. Tersedia: http://wisatadanbudaya.blogspot.com

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

13 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,. observasi, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan yang lain yang telah

(Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

Analisis data adalah adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara