• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1104733 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1104733 Chapter3"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian dengan menggunakan

metode studi kasus. Alasan penulis menggunakan metode ini yaitu penulis

diharapkan dapat menggali fenomena-fenomena dan fakta-fakta yang terjadi

ketika penelitian berlangsung terhadap implementasi kebijakan kesehatan gratis di

Kabupaten Kuningan. Menurut Danial (2009 , hlm. :63) metode studi kasus

adalah:

Metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.

Lebih lanjut Danial (2009, hlm. 64) mengungkapkan bahwa “studi ini tidak mengambil generalisasi, sebab kesimpulan yang diambil adalah kekhasan temuan kajian individu „tertentu karakteristiknya‟ secara utuh menyeluruh yang menyangkut seluruh kehidupannya, mulai dari persepsi, gagasan, harapan, sikap, gaya hidup, dan lingkungan masyarakat”.

Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha

untuk mendapatkan gambaran riil mengenai peranan lembaga pemerintahan

Kabupaten Kuningan dalam mengimplementasikan kesehatan gratis

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini dirasa cocok karena dalam penelitian ini,

memberikan kesempatan yang luas kepada peneliti supaya bisa fokus dan masuk

kedalam inti permasalahan yang akan penulis teliti, tidak di tuangkan dalam

bentuk bilangan dan angka statistik. Hakikat penelitian kualitatif menurut

Moleong (2010,hlm. 6) adalah:

(2)

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Lebih lanjut Sugiyono (2008, hlm. 15) menjelaskan mengenai penelitian kualitatif

bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara proposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

Penelitian kualititatif Moleong (2010, hlm. 7) berakar pada latar alamiah

sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan

metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan

sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif

lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus,

memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan

penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua

belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.

Adapun alasan kenapa dipilihnya metode kualitatif sebagai suatu model

pendekatan dalam penelitian ini, karena peneliti akan meneliti sejauh mana

Implementasi pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan oleh Pemerintahan

Kabupaten Kuningan. Melalui pendekatan kualitatif ini, peneliti diharapkan

mampu memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendetai

dan mendalam dari Implementasi kebijakan pemerintah tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, Bogdan dan Taylor dalam Suwandi dan

Basrowi (2008, hlm. 22) mengungkapkan harapan dari pendekatan kualitatif,

sebagai berikut:

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Dalam metode penelitian kualitaif yang dijadikan sebagain instrumen

(3)

dimana peneliti tersebut yang terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh

informasi baik melalui observasi atau wawancara. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Moleong (2000, hlm. 132) bahwa:

Penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis data, analisis penafsiran dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.

Sesuai dengan pendapat-pendapat para ahli yang telah dikemukakan,

penelitian kualitatif memiliki cara tersendiri bagi penelitinya dimana peneliti

dapat menemukan hal hal yang baru dengan apa yang ditemukan oleh peneliti

selama penelitian berlangsung. Dengan demikian penelitian kualitatif akan sangat

membantu peneliti untuk memperoleh apa yang menjadi fokus utama dalam

penelitian.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Lembaga pemerintahan Kabupaten

Kuningan yang terkait di bidang Kesehatan terutama dalam bagian BPJS dan

pengguna BPJS.

Tabel 3.1 Subyek Penelitian

No. Subyek Penelitian Jumlah

1. Dinas Kesehatan 2 orang

2. Dinas Kesehatan bagian BPJS 2 orang

3. Petugas Rumah Sakit bagian BPJS 3 orang 4. Petugas Puskesmas bagian BPJS 3 orang

5. Pengguna Fasilita BPJS 5 orang

Jumlah 15 orang

Sumber: Data Subyek Penelitian oleh peneliti pada tahun 2015

Dalam penelitian kualitatif, perlu diperhatikan subjek yang akan menjadi

sumber informasi, yang mana dalam penelitian kualitatif ini ditentukan melalui

pemilihan sampel. Nasution (1996, hlm. 32) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia,

situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian

(4)

menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Berdasarkan pendapat Nasution di atas, dapat dijelaskan bahwa subjek

penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang

bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Hal senada diungkapan

oleh Moleong (2000,hlm. 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose sample)”.

Berdasarkan uraian di atas, maka subjek penelitian yang akan diteliti

ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan

penelitian. Penentuan sampel dianggap telah memadai jika telah sampai pada

ketentuan atau batas informasi yang ingin diperoleh.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan pelayanan

kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan dan pemanfaatan serta penerimaan

pelayanan kesehatan gratis pada puskesmas oleh pasien dan juga petugas

pelayanan kesehatan di puskesmas di Kabupaten Kuningan.

Dalam penelitian kualitatif, perlu diperhatikan subjek yang akan menjadi

objek penelitian, yang mana dalam penelitian kualitatif ini ditentukan melalui

pemilihan sampel. Nasution (1996, hlm. 32) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Berdasarkan pendapat Nasution di atas, dapat dijelaskan bahwa subjek

penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang

bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Hal senada diungkapan

(5)

Berdasarkan uraian di atas, maka subjek penelitian yang akan diteliti

ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan

penelitian. Penentuan sampel dianggap telah memadai jika telah sampai pada

ketentuan atau batas informasi yang ingin diperoleh.

C. Teknik Pegumpulan Data

Agar sumber data yang diperoleh dilapangan lebih akurat dan valid,

peneliti melakukan tindakan instrumen utama, atau ikut serta dalam berinteraksi

dilapangan dan menyatu dengan sumber data yang ada dilapangan serta

mendapatkan situasi yang sangat alamiah (natural setting). Teknik pengumpulan

data dalam suatu penelitian merupakan langkah yang paling penting karena tujuan

dari penelitian adalah mendapatkan suatu data. Berdasarkan metode penelitian

yang digunakan, proses pengumpulan data dalam pnelitian ini menggunakan

beberapa teknik, yaitu teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi

kepustakaan.

1. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu” Moleong (2000,hlm.150).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wawancara

merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

percakapan dengan dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancara,

yang bersangkutan dengan masalah-masalah yang diangkat oleh peneliti dalam

penelitianya.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat dimana

masyarakat sendiri sebagai pasien pengguna BPJS di Kabupaten Kuningan,

kepada pemerintah yang dalam hal ini ditujukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Kuningan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kebijakan

kesehatan gratis.

(6)

Observasi adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta

dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual,

baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun

suatu daerah . Nazir (1983, hlm.65).

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat simpulkan bahwa dengan

observasi peneliti dapat melakukan pengamatan secara langsung dan mendalam

mengenai objek yang akan diteliti agar memperoleh gambaran yang lebih jelas

dan mendapatkan sumber data yang akurat tetang kehidupan sosial. Observasi ini

bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta berupa bagaimana tingkat partisipasi

masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gratis yang diselenggarakan

oleh pemerintah Kabupaten Kuningan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kumpulan sejumlah dokumentasi yang

diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Seperti

catatan harian, surat pribadi, dan autobiografi. Sementara dokumen resmi berupa

memo, pengumuman, intruksi, koran, surat pernyataan, peta, surat-surat, foto, “ studi dokumentasi biasanya dikatakan data skunder yatu data yang telah dibuat

dan dikumpulkan oleh orang/ lembaga lain”. Danial Endang (2009, hlm. 79) Pendapat lain juga dikemukakan oleh, Sugiyono (2012:,hlm.40) mengungkapkan bahwa “studi dokumentasi adalah merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen itu bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Studi dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data-data baik itu berupa catatan, transkrip,

buku-buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya guna untuk mengetahui tingkat

implementasu pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan.

4. Catatan Lapangan

Pada saat melakukan suatu penelitian dan berada dilapangan, tentu saja

peneliti melakukan suatu pencatatan lapangan walaupun secara relatif sederhana

(7)

dengarkan, lihat, alami, dan pikirkan dalam pengumpulan data serta merefleksikan

pada data dalam sebuah studi kualitatif”. (Rulam Ahmadi 2014, hlm. 189)

Neuman (dalam Rulam Ahmadi, 2014, hlm. 190) mengemukakan bahwa

Catatan lapangan merupakan hal yang menarik minat bagi pihak-pihak yang ingin

berbuat jahat, para pemerass, atau pejabat resmi sehingga sebagian peneliti

menulis catatan lapangan dengan kode-kode tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan sangat

penting dalam suatu penelitian karena dapat memepermudah peneliti dalam

mencatat informasi yang ada di lapangan agar mudah diingat dan tidak akan

hilang.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode mempelajari sebuah hasil penelitian

terdahulu atau sumber-sumber lainnya. Seorang ahli bernama Faisal (1992, hlm.

30) menjelaskan bahwa:

hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam

menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti; termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.

Mengacu kepada pernyataan tersebut, maka dapat diketahui bahwa teknik

ini dimaksudkan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan

permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan pembahasan hasil

penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji

literatur-literatur yang berhubungan kebijakan publik maupun peraturan daerah

sekaligus implementasinya.

D. Teknik Pengolahan Data

Menurut Lexi Moleong (2010, hlm. 247) mengemukan bahwa analisi data merupakan “proses analisis yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar

foto, dan sebagainya”.

Pendapat lain juga dikemukan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong,

(8)

Analisis data kualitatif adalah upaya yag dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya, mencari dan menemukan pola apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dilakukan penulis dengan memulai menelaah seluruh

data yang telah penulis peroleh dari berbagai sumber data, yaitu wawancara,

observasi yang penulis tuangkan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi,

dokumen resmi sekolah, gambar, foto dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini,

analisis data yang penulis gunakan adalah Model Miles dan Huberman. Analisis

data kualitatif selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Hubermen (dalam

Moleong 2010, hal. 306) dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian

lapangan apakah satu atau lebih dari satu situs.

Aktifitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

Berdasarkan pendapat di atas , dalam pengolahan data dan menganalisis

data, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Periode Pengumpulan

….……….………

Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah

Display Data Analisis

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah

Gambar 3.1

(9)

Sumber Sugiyono (2012, hlm.337)

Senada dengan hal tersebut Nasution (2003, hlm. 129) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan

analisis”. Berdasarkan gambar diatas, aktivitas analisis Miles dan Huberman

terdiri atas reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi yang dilakukan

secara terus menerus.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada

gambar berikut:

Gambar 3.2

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) Sumber: Sugiyono (2012, hlm.338)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis

data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi.

Ketiga aktivitas teknik analisis data tersebut penulis gunakan dalam

penelitan ini dan akan memaparkannya sebagi berikut:

1. Data Reduction ( Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 247) mengemukan bahwa reduksi data

adalah rangkuman, memilah dan memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

(10)

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksikan dapat memberikan

gambaran yang lebih jelas peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semkain

lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan

pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi. Maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Kalau dalam penelitian kuntitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam

bentuk table, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah dipahami.

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and

Huberman (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative

text”. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan apa yang sedang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. “looking at displays help us to understand what is happening and to do some thing-further analysis or caution o that understanding”. (Miles dan Huberman,

dalam, Sugiyono, 2012, hlm. 249).

Berdasarkan pendapat diatas mengenai display data maka dapat

disimpulkan bahwa dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan kita

untuk memahami apa yang terjadi di lapangan, merencanakan apa yang akan di

kerjakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami dari data-data yang

(11)

tumbukan data dari lapangan yang banyak, peneliti melakukan display data atau

penyaji data yang dilakukan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian

singkat.

Display data pada penelitan ini, dipergunakan untuk menyusun informasi

mengenai hal-hal apa yang terkandung dalam kebijakan pemerintah Kabupaten

Kuningan dalam hal ini yaitu berupa kebijakan mengenai pelayanan kesehatan

gratis, serta hal apa saja yang dilakukan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam

mengimplementasikan kebijakan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.

3. Conclusing drawing/verification

Mengenai tentang kesimpulan, Sugiyono (2012,hlm252) menjelaskan

sebagai berikut:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kulitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada dilapangan.

(12)

Hasil penelitian harus memiliki derajat kepercayaan yang dilakukan

dengan pengujian keabsahan data. Keabsahan yang dimaksud adalah data-data

yang diperoleh dari nara sumber yaitu dari Kepala Dinas Kesehatan Pertamanan

Kabupaten Kuningan, lembaga yang berwenang seperti rumah Sakit dan

Puskesmas , dan masyarakat.

Satori dan Aan (2012, hlm. 164) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability)”. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012, hlm. 366) “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (Validitas

internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan

confirmability (objektivitas)”. 1. Validitas Internal (Credibility)

Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian ini salah satunya

adalah melalui validitas internal (credibility). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 368)

bahwa:

Uji kredibilitas data atau keterpercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

Berdasarkan pendapat dari Sugiyono tersebut, maka peneliti

menerapkannya dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Memperpanjang pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan yaitu untuk menguji kredibilitas data

penelitian, yang difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh.

Apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau

tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali kepada sumber

data asli atau sumber lain ternyata tidak benar, maka peneliti harus melakukan

pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam.

Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat

tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Dengan memperpanjang

(13)

terbentuk seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 271) mengemukan

bahwa:

Dengan memperpanjang masa observasi maka hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tiak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu prilaku yang dipelajari.

Merujuk pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa usaha

peneliti untuk memperpanjang masa observasi yaitu untuk memperoleh data dan

informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan

intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan

mencari waktu yang tepat agar dapat berinteraksi dengan sumber lain.

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian

Kondisi fisik dan mental peneliti tidak selalu dalam kondisi prima, oleh

karena itu terkadang peneliti didera rasa malas sehingga kurang dapat

berkonsentrasi pada saat melakukan penelitian. Oleh karena itu peneliti harus

meningkatkan ketekunan dalam penelitian, ini dapat di tempuh dengan cara

membulatkan tekad dan niat dari peneliti tersendiri serta didorong oleh motivasi

yang diberikan oleh orang-orang terdekat. Sugiyono (2012, hlm. 371) mengungkapkan “meningkatkan ketekunan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati”.

c. Triangulasi

Untuk mempermudah keakuratan sebuah data, terutama data yang

diperoleh melaui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka dibutuhkan suatu

teknik untuk menguji kredibilitas data. Creswell (2010, hlm. 285) menjelaskan bahwa “validitas merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Akurasi hasil penelelitian bisa didapat melalui prosedur triangulasi”.

Berdasarkan pemaparan diatas, triangulasi dimaksudkan untuk memeriksa

bukti-bukti yang yang berasal dari sumber-sumber tersebut. Keabsahan dalam

(14)

ditemukan di lapangan. Untuk lebih jelasnya, maka mengenai validitas data

triangulasi dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono, 2009:373)

Merujuk gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga

teknik pengujian kredibilitas data dapat menghasilkan data yang sama sehingga

dapat menyimpulkan hasil penelitiannya. Namun data yang diperoleh

berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan untuk memastikan data yang diperoleh benar

Selain triangulasi teknik pengumpulan data, diperlukan juga sebuah

triangulasi sumber informasi. Triangulasi sumber informasi ini dimaksudkan agar

yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah informan yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Menurut Sutopo (2006) dalam situs Pusat Dokumentasi dan

informasi Ilmiah, bahwa:

Teknik triangulasi sumber dapat menggunakan satu jenis sumber data misalnya informan, tetapi beberapa informan atau narasumber yang digunakan perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda.

Dengan adanya triangulasi sumber data atau informasi, maka akan

memudahkan peneliti untuk mengklasifikasikan informan atau sumber data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Melalui triangulasi sumber informasi tersebut,

peneliti dengan mudah akan membuat sebuah formula mengenai kriteria informan

yang dibutuhkan oleh peneliti. Secara visualisasi dapat digambarkan teknik

triangulasi sumber informasi tersebut sebagai berikut:

Observasi Wawancara

(15)

Gambar 3.4

Triangulasi Sumber Informasi

Sumber : www.pdii.lipi.go.id (Sutopo:2006)

Gambar tersebut, menjelaskan mengenai triangulasi sumber informasi

yang dijadikan sebagai teknik untuk memperoleh informasi dengan cara

menentukan informan yang berbeda-beda agar informasi yang di dapat lebih

akurat kredibilitasnya. Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2012, hal. 372) “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, petugas kesehatan bagian BPJS, dan

masyarakat selaku pengguna layanan BPJS.

Disamping itu Triangulasi sumber diperlukan dimana triangulasi sumber

bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Gambar 3.5

Triangulasi sumber

Sumber :Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, dan R&D (Sugiyono, 2012: 372)

Informan 1

Data Wawancara Informan 1

Informan 1

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan

Masyarakat

(16)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 241) triangulasi sumber berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-benda dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapasumber.

Maka dari itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa triangulasi sumber

dapat dilakukan dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh dari

responden yang telah diteliti.

Disamping itu juga masalah waktu sering mempengaruhi kredibilitas data.

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang

lebih valid sehingga lebih kredibel, dibandingkan dengan waktu yang lainya

seperti pada saat sore dan malam hari. Ataupun pada hari hari tertentu, misalnya

hasil observasi di hari pertama observasi akan berbeda dengan hari kedua,ketiga

dan selanjutnya.

Gambar 3.6 Triangulasi Waktu

Sumber : Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, dan R&D (Sumber: Sugiyono, 2012b: 373)

Selain dari triangulasi sumber dan data informas peneliti juga memasukan

triangulasi waktu dalam penelitian ini, dimana peneliti merasa waktu juga sangat

berpengaruh dalam hasil suatu observasi .

Selanjutnya, Creswell (2010, hlm. 286) lebih menjelaskan strategi

triangulasi sebagai berikut:

Mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Tema-tema yang

Siang

Pagi

(17)

dibangun berdasarkan sejumlah sumber data atau perspektif dari partisipan akan menambah validitas data

Berdasarkan pendapat di atas, maka dengan mengolah atau mentriangulasi

sumber-sumber informasi maka akan terbentuk tema-tema yang sesuai dengan

kajian penelitian.

d. Analisis kasus negatif

Menurut sugiyono (2012, hlm.374), telah menjelaskannya sebagai

berikut:

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.

Merujuk dari pendapat diatas , bahwa dapat disimpulkan dalam

menganalisis suatu komponen maka dibutuhkan komponen yang berbanding

terbalik dengan komponen sebelumnya, dimana bertujuan agar dapat diketahui

apakah kompnen sebelumnya sudah sesuai atau belum, bila dalam hasil penelitian

komponen tidak sesuai dengan komponen yang bertentangan maka peneliti akan

merubah hasil temuanya dilapangan.

e. Menggunakan referensi yang cukup

Menggunakan referensi yang cukup disini adalah adanya pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data

hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data

tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh

foto-foto. Seperti yang dikemukan oleh sugiyono (2012, hlm. 275) yakni:

(18)

Merujuk pada pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk

menunjang hasil penelitian dan dapat meningkatkan kepercayaan dan kebenaran

data, peneliti harus menggunakan bahan-bahan dokumentasi berupa hasil rekaman

wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainya yang diambil dengan

cara yang tidak menarik perhatian informasi dan tidak mengganggu, sehingga

informasi yang dibutuhkan akan diperoleh dengan tingkat keabsahan yang tinggi.

f. Member check

Member check sebagaimana di ungkapkan Sugiyono (2012, hlm. 276)

bahwa:

Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan pemberi data.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan cara member check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan

penelitian lapangan tentang fokus yang diteliti yakni tentang implementasi

kebijakan mengenai pelayanan kesehatan gratis yang diberikan kepada

masyarakat oleh pemerintah Kabupaten Kuningan.

2. Validitas Eksternal (Transferability)

Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif,

validitas eksternal yang menunjukan ketepatan atau dapat diterapkanya hasil

penelitian ke populasi dimana sample tersebut diambil, seperti yang dikemukan

oleh Sugiyono (2012, hlm. 276) yakni:

(19)

Seperti yang dikemukakan oleh Sanafiah Faisal, (dalam Sugiyono, 2012,

hlm. 277) mengenai laporan penelitian dan hasil penelitian yaitu:

Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (Transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas.

Bedasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

transfer yang digunakan harus berkenaan dengan pertanyaan yang diajukan, guna

mencapai hasil penelitian yang dapat diterapkan dalam situasi lain, agar orang lain

dapat memahami hasil penelitian kualitatifnya, sehingga ada kemungkinan untuk

menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti harus membuat laporannya

secara terperinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Reliabilitas (Dependability)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) suatu penelitian yang reliabel adalah

apabila orang lain dapat mengulangi/merepleksikan proses penelitian tersebut.

Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan audit

terhadap keseluruhan proses penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan pengujian depenability yaitu dengan

cara melakukan auditing terhadap keseluruhan proses penelitian, caranya

dilakukan oleh auditor yang independent, atau pembimbing untuk mengaudit

keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Objektivitas (Confirmability)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) bahwa Pengujian Konfirmability

dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji objektivitas penelitian. Suatu

penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitianya itu telah disepakati oleh

banyak orang

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konfirmability dengan cara

menguji konfirmability penelitan, hasil penelitian merupakan fungsi dari proses

penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

konfirmability.

(20)

Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi alat penelitian yang utama dan

proses analisis data sudah dimulai sejak awal pengumpulan data. Menurut Bogdan

(dalam Moleong, 2002, hlm. 85), mengemukakan “tahap-tahap penelitian terdiri

atas: 1) Pra lapangan, 2) Kegiatan lapangan, dan 3) Analisis intensif”. Adapun yang menjadi tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap ini dilakukan langsung oleh peneliti untuk mengetahui situasi

sesungguhnya, dalam jangka waktu tertentu. Sehingga ketika melakukan

penelitian yang sesungguhnya peneliti bisa mengetahui secara pasti mana saja

yang akan difokuskan untuk diteliti.

Langkah awal peneliti dalam melakukan penelitiannya, dimulai dengan

permintaan surat izin mengadakan pra penelitian yang dikeluarkan oleh jurusan

dan fakultas, serta surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh universitas guna

mempermudah proses penelitian.

Selanjutnya peneliti melakukan studi dokumentasi dan studi hasil

penelitian terdahulu untuk memperkaya wawasan dan mempertajam masalah

penelitian. Langkah seianjutnya adalah melakukan studi lapangan sebagai studi

pendahuluan, melakukan pendekatan awal dengan responden, melakukan

observasi untuk mengumpulkan informasi awal yang sesuai dengan masalah

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis sebagai instrumen utama

penelitian dibantu oleh pedoman observasi dan wawancara antara penulis dan nara

sumber atau responden. Disamping itu juga dalam proses observasi penulis

diharapkan selektif dalam memilih responden, yang bertujuan aagar mendapatkan

data yang relevan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan yang belum

penulis ketahui sebelumnya. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan,

penulis menuliskan kembali data-data yang telah dihimun kedalam catatan

lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara utuh.

(21)

Tahap analisis data ini dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan

terkumpul. Pada tahap ini peneliti akan mencoba mengolah dan menganalisis data

yang telah diperoleh dari sumber-sumber tertentu yang telah dipercayai dari

narasumber terpercaya, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 244)

mengenai analisis data bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga sangat mudah dipahami, data temuanya dapat diimpormasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Pendapat lain juga dikemukan oleh Susan Stainback (dalam, Sugiyono, 2012,

hlm.244) bahwa:

Data analysis is critical to the qualitative research process. It is to recognition, study, and understanding of interrelationship and concept in your data that hypotheses and assertions can be developed and evaluated.

Analisi data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

Menurut Spradley 1980 (dalam Sugiyono, 2012. hlm 244) mengemukan mengenai

analis data yakni:

Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola.

Merujuk pada pendapat di atas maka dalam penelitian ini, pengolahan dan

analisis data yang dilakukan peneliti yaitu proses menyusun, serta mencari kaitan

isi dan data yang telah diperoleh. Maka dari itu Nasution (2003, hlm. 14)

mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif mula-mula dikumpulkan data

empiris, dari data-data yang ditemukan pola atau tema, jadi ada penemuan dan kelak dapat dikembangkan menjadi subuah teori”.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis

(22)

dan harus mengorganisasikan data dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi yang telah diperoleh dari hasil observasi kelapangan.

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan ke-

Januari Februari Maret April Mei Juni

1.

Mengumpulkan

literatur yang

berhubungan

dengan penelitian

2.

Melaksanakan

bimbingan

(23)

dengan Dosen

Pembimbing

3.

Menyusun

instrumen

penelitian

4.

Melaksanakan

observasi dan

wawancara

5.

Menyusun

pembahasan dan

hasil penelitian

6.

Melakukan

seminar hasil

penelitian

Gambar

Tabel 3.1 Subyek Penelitian
Gambar 3.1   Miles dan Huberman (1984)
Gambar 3.3 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data
Gambar 3.5 Triangulasi sumber
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

....Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara