DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C.Tujuan Penelitian ... 9
D.Manfaat Penelitian ... 10
E. Penjelasan Istilah ... 11
F. Metode dan Teknik Penelitian ... 13
G.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17
A.Tinjauan Umum Tentang Guru PKn ... 17
1. Pengertian Guru PKn ... 17
2. Tugas Guru PKn ... 18
3. Fungsi Guru PKn ... 20
B. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 22
1. Pengertian Pendidikan Kewaraganegaraan ... 22
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 23
3. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 26
4. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan... .... 28
C.Tinjauan Umum Tentang Karakter ... 31
1. Pengertian Tentang Karakter ... 31
2. Langkah-langkah dalam Pembentukan Karakter ... 32
3. Nilai-nilai Karakter yang Perlu Ditanamkan ... 33
D. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Karakter... ... 33
1. Pengertian Pendidikan Karakter... ... 33
2. Tujuan Pendidikan Karakter... ... 36
3. Strategi Pendidikan Karakter... ... 38
4. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter... ... 39
5. Peran PKn sebagai Pendidikan Karakter... ... 41
6. Pentingnya Pendidikan Karakter Disekolah... ... 44
7. Hal-hal yang harus dilakukan guru dalam pendidikan karakter.. .. 46
E. Tinjauan Umum Tentang Kedisiplinan... ... 47
1. Pengertian dan Unsur-unsur Disiplin... ... 47
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan... .... 50
3. Proses Pembentukan Sikap Disiplin... ... 53
2. Metode Penelitian ... 60
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 61
1. Lokasi Penelitian ... 61
2. Subjek Penelitian ... 61
C.Teknik Pengumpulan Data ... 62
1. Observasi ... 62
2. Wawancara ... 63
3. Studi Dokumentasi ... 63
4. Studi Literatur ... 64
D.Pengolahan dan Analisis Data ... 65
1. Data Hasil Wawancara ... 66
E. Uji Validitas Data Penelitian... ... 67
1. Memperpanjang Masa Observasi... ... 67
2. Meningkatkan ketekunan... ... 67
3. Triangulasi... ... 68
4. Mengadakan Member Check... ... 68
F. Prosedur Penelitian Dilapangan... ... 69
1. Tahap Pra Penelitian... ... 69
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian... ... 70
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data... ... 70
4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian... ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
A.Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 72
B.Laporan Hasil Penelitian ... 82
1. Hasil Observasi ... 82
2. Hasil Wawancara... ... 86
3. Hasil Dokumentasi... ... 99
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 104
1. Kondisi kedisiplinan siswa dalam upaya pembentukan karakter Disiplin siswa... ... 104
2. Peranan guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa... ... 108
3. Kendala yang dihadapi guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa... ... 110
4. Upaya guru PKn dalam menanggulangi kendala yang dihadapi dalam membentuk karakter disiplin siswa... ... 111
D. Analisis Hasil Penelitian ... 113
1. Kondisi kedisiplinan siswa dalam upaya pembentukan karakter disiplin siswa... ... 113
2. Peranan guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa... ... 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 133
A.Kesimpulan ... 133
1. Kesimpulan Umum ... 133
2. Kesimpulan Khusus ... 133
B.Saran ... 135
1. Untuk Sekolah ... 135
2. Untuk Kepala Sekolah ... 135
3. Untuk Seluruh Staf Guru Khususnya Guru PKn ... 136
4. Untuk Jurusan PKn ... 136
5. Untuk Siswa ... 137
6. Untuk Peneliti ... 137
DAFTAR PUSTAKA ... 138
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jenjang pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan di SMAN 1 Ciasem Kab. Subang ... 75
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SMAN 1 Ciasem Kab. Subang ... 76
Tabel 4.3 Data Siswa SMAN 1 Ciasem Kab. Subang... . 77
Tabel 4.4 Kepribadian dan Kelakuan... 100
Tabel 4.5 Kerajinan... 102
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang
sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah
siswa dibelajarkan tentang tata tertib dan kedisiplinan. Secara sederhana disiplin
dapat diartikan sebagai sikap patuh, taat dan tertib terhadap peraturan yang
berlaku. Komponen penting lainnya selain sekolah yaitu guru, dimana guru
mempunyai peranan besar dalam membentuk karakter disiplin siswa. Peranan
guru PKn sangat penting, selain memberikan materi pelajaran guru PKn pun
berperan dalam membina kedisiplinan yang ada dalam diri siswanya seperti
disiplin waktu, disiplin berpakaian dan berprilaku disiplin yang berbasiskan nilai,
moral. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan tujuan PKn diatas peran guru PKn yaitu harus mampu
kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara yang baik serta terhindar dari dekadensi moral. Proses pendidikan
dapat berhasil, apabila adanya upaya penciptaan suasana belajar mengajar yang
kondusif, dimana didalamnya harus tertanam prilaku disiplin yang baik, untuk itu
diperlukan peran dan figur seorang guru yang bisa bertanggung jawab dalam
mengajar disekolah dengan membina dan menjadi teladan bagi siswanya
khususnya dalam hal kedisiplinan. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyan
(1990:13) bahwa:
“Tenaga kependidikan sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai dan terciptanya nilai-nilai yang baru”.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa tenaga
kependidikan yang tidak lain yaitu guru harus mempunyai rasa tanggung jawab
untuk mewariskan nilai dan norma kepada siswanya melalui proses pendidikan
karena dengan proses pendidikan dapat menciptakan nilai-nilai yang baru
sehingga mampu merubah sikap siswa kearah yang lebih baik. Setiap tanggung
jawab memerlukan sejumlah kompetensi dan setiap kompetensi dapat diartikan
lagi kedalam kompetensi yang lebih khusus seperti; tanggung jawab
moral,tanggung jawab tenaga kependidikan dalam bidang kemasyarakatan, dan
tanggung jawab kependidikan dalam bidang ke ilmuan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Soemantri (1976:35) sebagaimana
“Guru Pkn harus banyak berusaha agar siswa-siswinya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat, oleh karena itu guru Pkn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap, serta memberi dorongan kearah yang lebih baik”.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa guru terutama guru Pkn
harus bisa membina dan membentuk karakter disiplin yang baik pada
siswa-siswanya agar mempunyai kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang
bermanfaat. Guru sebagai penuntun moral dapat memberi dorongan kearah yang
lebih baik harus terlebih dahulu melaksanakan nilai moral itu sendiri dalam
kehidupannya, sehingga fungsi guru akan terlaksana dengan baik dan
proporsional.
Pada jaman sekarang di Indonesia Pendidikan karakter bukan merupakan
sebuah istilah yang baru dalam bidang pendidikan karena pada saat ini pendidikan
karakter bukan hanya ada di mata pelajaran agama dan Pkn saja melainkan
disemua mata pelajaran dengan maksud untuk membina akhlak dan budi pekerti
peserta didik, terlebih dengan adanya kenyataan dari berbagai ketimpangan hasil
pendidikan yang dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, seperti
korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran,
pembunuhan, perampokan oleh pelajar dan pengangguran lulusan sekolah
menengah dan atas.
Melihat dari banyaknya ketimpangan tersebut guru Pkn harus dapat
memahami nilai-nilai karakter utama yang terkandung dalam mata pelajaran Pkn,
menurut Departemen Pendidikan Nasional nilai-nilai karakter utama dalam mata
“kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, nasionalisme, kepatuhan pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain.”
Berdasarkan uraian diatas maka guru Pkn dituntut untuk dapat
mengintegrasikan semua nilai-nilai karakter utama yang terkandung dalam mata
pelajaran Pkn tersebut dalam proses pembelajaran dengan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dari hari ke hari perlu
dirancang dan dilaksanakan untuk mendukung pembentukan karakter disiplin
siswa.
Istilah Pendidikan karakter sendiri masih jarang didefinisikan oleh banyak
kalangan sehingga kajian secara teoritis terhadap pendidikan karakter dapat
menyebabkan salah tafsir tentang makna pendidikan karakter. Menurut Kesuma,
(2011:5), beberapa masalah ketidaktepatan makna yang beredar dimasyarakat
mengenai makna pendidikan karakter dapat diidentifikasi diantaranya sebagai
berikut:
1) Pendidikan karakter = mata pelajaran agama dan Pkn, karena itu menjadi tanggung jawab guru agama dan Pkn.
2) Pendidikan karakter = mata pelajaran pendidikan budi pekerti.
3) Pendidikan karakter = pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga, bukaan tanggung jawab sekolah.
4) Pendidikan karakter = adanya penambahan mata pelajaran baru dalam KTSP.
Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu
bermunculan dan menempati pemikiran dikalangan orang tua, guru, dan
pendidikan karakter. Maka para ahli pendidikan karakter seperti Megawangi
(2004:95) mendefinisikan Pendidikan karakter itu adalah:
“Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.”
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter itu
adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya serta menjadikan
manusia sebagai mahluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai
pemimpin di dunia. Selain itu Pendidikan Karakter juga dapat membentuk siswa
berkarakter kuat salah satunya siswa mempunyai karakter disiplin yang sangat
baik sehingga mampu mengambil keputusan dengan bijak dan dapat
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter disiplin sangat diperlukan bagi berlangsungnya kehidupan suatu
bangsa. Dalam konteks kehidupan, disiplin itu merupakan sikap yang sangat
penting sehingga dapat mendukung kemajuan dan perkembangan suatu
masyarakat ke arah yang lebih baik namun dalam mewujudkan semua itu perlu
berbagai upaya yang harus dilakukan seperti membina, membentuk dan
mengembangkan karakter disiplin siswa baik dikehidupan individual, keluarga,
sekolah,masyarakat, bangsa dan Negara.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Asy Mas’udi (2000:88):
teratur sesuai dengan peraturan-peraturaan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa ada paksaan dari siapapun”.
Dari Definisi diatas dapat dipahami bahwa karakter disiplin mengandung
arti penting karena adanya kebiasaan untuk mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku. Kepatuhan disini bukan hanya karena adanya tekanan-tekanan dari luar,
melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan
pentingnya peraturan-peraturan.
Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Suprapto (1996:3):
“Disiplin merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang teratur dan tertib, yang merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perkembangan. Suatu masyarakat tanpa disiplin akan mengarah pada prilaku anarkis, suatu masyarakat tanpa aturan, serba membolehkan dan dapat saja menimbulkan kekacauan”.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa istilah disiplin
merupakan sebuah tuntutan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan layak
sehingga upaya yang signifikan perlu dilakukan, salah satunya melakukan
pembinaan karakter disiplin kepada generasi muda khususnya dikalangan siswa,
agar siswa terhindar dari krisis moral.
Dalam rangka menciptakan karakter-karakter manusia yang kreatif dan
inovatif, maka langkah yang diambil oleh pemerintah dengan mencanangkan
gerakan disiplin nasional dipandang sangat tepat dan strategis sehingga
manifestasi disiplin nasional sudah tentu akan berhasil dengan baik karena telah
tumbuhnya kesadaran disiplin pribadi dan disiplin sosial yang diwujudkan dalam
Pembentukan karakter disiplin merupakan salah satu tujuan penting
pendidikan nasional yang pada hakikatnya tidak boleh melupakan landasan
konseptual filosofi pendidikan yang membebaskan dan mampu menyiapkan
generasi muda untuk mampu menghadapi tantangan zaman. Seperti yang terdapat
dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU tentang Sistem
Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 bab 2 pasal 3 menyatakan:
“Bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Berdasarkan uraian diatas bahwa tujuan pendidikan nasional mengarah
pada pengembangan karakter manusia Indonesia, walaupun dalam
penyelenggaraannya masih jauh dari apa yang di inginkan. Maka dari itu
pendidikan nasional seharusnya pendidikan karakter bukan pendidikan akademik
semata. Akan hal ini Kartadinata (2010:3) menegaskan:
“Ukuran keberhasilan pendidikan yang berhenti pada pada angka ujian, seperti halnya ujian nasional, adalah sebuah kemunduran karena dengan demikian pembelajaran akan menjadi sebuah proses menguasai
keterampilan dan mengakumulasi pengetahuan. paradigma ini
menempatkan peserta didik sebagai pelajar imitatif dan belajar dari ekspose-ekspose didaktis yang akan terhenti pada penguasaan fakta, prinsip, dan aplikasinya”
Berdasarkan uraian diatas, sebuah pendidikan tidak harus terhenti pada
angka ujian saja. Kemampuan dan hasil yang didapatkan siswa tidak selalu
yang memfasilitasi pengembangan dan pembentukan nilai-nilai karakter yang baik
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun
setelah proses sekolah. Pembelajaran pendidikan karakter secara formal
diterapkan melalui program pengajaran PKn. Adanya pendidikan karakter yang
tertanam dalam pelajaran khususnya Pkn, setidaknya dapat membentuk siswa
yang mempunyai karakter disiplin serta jauh dari dekadensi moral.
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan di lokasi penelitian, di SMAN 1
Ciasem Kabupaten Subang, siswanya masih banyak yang cenderung bersikap
tidak disiplin walaupun di sekolah tersebut sudah menekankan tentang
kedisiplinan, contohnya sering dilakukan rajia massal setiap hari senin dan
hari-hari tertentu seperti diadakannya rajia Handpone, rajia Atribut, dengan harapan
siswa disekolah tersebut dapat mematuhi peraturan yang berlaku. Tetapi tetap saja
pelanggaran kedisiplinan masih sering terjadi. Menurut guru Pkn disekolah
tersebut yang mengajar dikelas X,XI dan XII, siswa yang masih banyak
melanggar kedisiplinan yaitu di kelas X sebanyak 30%, kelas XI 70% dan kelas
XII 40%. Semua itu dilihat dari presentase prilaku siswa yang terkena masalah
seperti membolos, berkelahi, berpakaian tidak lengkap, terlambat masuk kelas dan
merokok dilingkungan sekolah.
Melihat hasil pengamatan tersebut, siswa dikelas XI yang cenderung
banyak berprilaku tidak disiplin, karena pada jenjang tersebut siswa mulai berani
untuk berprilaku menyimpang dari sikap kedisiplinan. Berbeda dengan kelas X
jenjang kelas XII mereka sudah mulai memperbaiki sikapnya dengan alasan takut
berpengaruh pada hasil kelulusannya nanti.
Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di atas maka peneliti
tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam, tentang bagaimana peran guru Pkn di
SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang ini dalam membentuk karakter disiplin pada
siswanya.
Oleh Karena itu peneliti mengambil judul, “PERAN GURU PKN
DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA”.
B.Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi
perhatian penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi kedisiplinan siswa dalam upaya pembentukan karakter
disiplin di SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang?
2. Bagaimana peranan guru Pkn sebagai pendidik karakter dalam membentuk
karakter disiplin siswa?
3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru Pkn sebagai pendidik karakter
dalam membentuk karakter disiplin siswa?
4. Bagaimana upaya guru PKn sebagai pendidik karakter dalam menanggulangi
kendala yang dihadapi dalam membentuk karakter disiplin siswa?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan
yang dikemukakan diatas, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran
secara faktual mengenai peranan guru Pkn dalam membentuk karakter disiplin
siswa.
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kedisiplinan siswa dalam upaya
pembentukan karakter disiplin di SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru Pkn sebagai pendidik karakter
dalam membentuk karakter disiplin siswa.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru Pkn
sebagai pendidik karakter dalam membentuk karakter disiplin siswa.
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru PKn sebagai pendidik karakter
dalam menanggulangi kendala yang dihadapi dalam membentuk karakter
disiplin siswa?
D.Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan
memperkaya wawasan keilmuan yang akan menjadi pijakan teoritis tentang
karakter disiplin siswa untuk berprilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari agar
menjadi warga negara yang baik.
2. Praktis
1. Memberikan gambaran secara faktual dan akurat tentang bagaimana
peranan guru Pkn sebagai pendidik karakter dalam membentuk karakter
disiplin siswa.
2. Memberikan masukan kepada pendidik dalam membina sikap dan
prilaku pelajar
3. Menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan akan arti penting
lingkungan sekolah sebagai salah satu sarana dalam membina sikap dan
prilaku siswa.
E.Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah merupakan penyimpulan terhadap pembatasan istilah
judul sehingga mempermudah penulis dalam memfokuskan pembahasan pada
masalah yang dituju.
1. Pengertian Peranan
Menurut Soerjono Soekanto yang dikutif dari RB. Sihombing (Online)
Peranan adalah merupakan aspek dinamisi kedudukan (status) apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
2. Pengertian Guru
Menurut Suparlan (2006:4), Guru adalah seseorang yang memperoleh
Surat Keputusan (SK) baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan
tugasnya dan karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dilembaga pendidikan sekolah.
3. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah program pendidikan atau mata
pelajaran yang memiliki tujuan utama untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
4. Pengertian pembentukan
Menurut Soedjoko Prasadjo (1982:10) pembentukan adalah upaya
pembimbingan, pengaturan, dan pengarahan kegiatan individu atau kelompok
dalam setiap tindakannya agar mengarah pada kepribadian yang baik.
5. Pengertian karakter
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas karakter adalah bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan
watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat,
dan berwatak.
6. Pengertian disiplin siswa
Menurut Harning (2005: 18) Disiplin siswa adalah kepatuhan dalam
ketaatan terhadap peraturan atau tata tertib disekolah yang berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari
dalam hatinya.
Indikator disiplin siswa menurut departemen pendidikan nasional
khususnya pada jenjang sekolah menengah atas yaitu:
1) Selalu teliti dan tertib dalam mengerjakan tugas
2) Tertib dalam menerapkan kaidah-kaidah tata tulis dalam sebuah tulisan 3) Menaati prosedur kerja laboratorium dan prosedur pengamatan
permasalahan sosial
4) Mematuhi jadwal belajar yang telah ditetapkan sendiri
5) Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis ilmiah
7. Pengertian Karakter disiplin
Menurut Asy Mas’udi (2000:88): Karakter disiplin adalah Kebiasaan
seseorang yang menjadi satu dalam prilaku kehidupan dalam melakukan sesuatu
pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturaan yang
berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa ada paksaan dari siapapun.
F. Metode dan Teknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagai mana yang dikatakan
Sugiyono (2010:8), bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.
Arikunto (2005:234) mengemukakan bahwa:
Menurut penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha
menggambarkan, menjelaskan, dan melukiskan gejala, situasi atau kejadian yang
ada pada masa sekarang secara lengkap sesuai dengan masalah penelitian. Dengan
kata lain, metode ini sesuai dengan masalah serta tujuan penelitian yang ingin
diperoleh peneliti dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha menemukan
gambaran yang nyata tentang bagaimana peranan guru Pkn dalam membentuk
karakter disiplin siswa di SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang.
Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif ini seperti yang dijelaskan oleh
Surakhmad (1998:140) yaitu sebagai berikut:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual.
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian
dianalisa (karena metode ini sering disebut juga metode analitik).
Berdasarkan ciri-ciri metode tersebut, penulis dapat kemukakan bahwa
dalam penelitian ini data yang sudah diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan,
kemudian dianalisis atau disimpulkan. Hal ini dimaksudkan untuk
menggambarkan suatu keadaan yang ingin disimpulkan sehingga tujuan penelitian
dapat tercapai secara maksimal.
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:
1. Wawancara, digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila peneliti ingin
diteliti, dan jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Sugiyono (2010:231). Maka, untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan
wawancara diantaranya kepada: guru PKn, wakasek kurikulum, dan
siswa-siswi kelas XI SMAN 1 Ciasem dengan jumlah responden sebanyak 10 orang.
2. Observasi, merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik
dan sengaja diadakaan. Observasi tersebut dilakukan menggunakan alat indera
terutama mata terhadap suatu kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada
saat peristiwa tersebut terjadi.
3. Studi Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisa
dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting. Hal itu bertujuan untuk memecahkan
permasalahan dalam masalah yang akan diteliti. Menurut permasalahan yang
akan diteliti, diperlukan data profil SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang, serta
dokumentasi lainnya yang dapat mendukung penelitian tersebut.
4. Studi literatur, merupakan tehnik pelitian yang mempelajari litelatur untuk
mendapatkan informasi teoritik yang ada hubunganya dengan masalah yang
akan penulis teliti.
G. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 CIASEM
Kabupaten Subang. Untuk memperoleh informasi secara langsung yang dapat
mendukung tercapainya tujuan penelitian yang berhubungan dengaan masalah
pengambilaan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalkan orang tersebut yang dianggap paling tahu mengenai apa
yang kita harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti dalam menjelajah obyek
yang diteliti. Sugiyono (2010:218).
Oleh karena itu, dalam memperoleh informasi yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti, maka yang paling dianggap tahu tentang masalah yang
akan penulis teliti diantaranya guru PKn, wakasek kurikulum dan siswa-siswi
kelas XI SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang dengan jumlah responden yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada
permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peran guru Pkn dalam
membentuk karakter disiplin siswa yang memerlukan sejumlah data dilapangan
yang sifatnya aktual dan kontekstual, sehingga peneliti memperoleh gambaran
dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambaran,
prilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan tetap dalam bentuk kualitatif. Hal ini merujuk pada pada pendapat
Moleong (2005:3) bahwa:
“penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati”
Lebih lanjut Nasution (2002:9) menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif, peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument”
atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri dengan pengamatan atau
wawancara tak berstruktur sehingga dapat menyelami dan memahami makna
interaksi antar manusia secara mendalam dengan dibantu oleh pedoman
Alasan pemilihan pendekatan ini, karena sesuai dengan masalah dan tujuan
yang ingin diperoleh dan tidak untuk menguji hipotesis tetapi berusaha untuk
memperoleh gambaran yang nyata dengan kondisi dilapangan tentang peran guru
Pkn dalam membentuk karakter disiplin siswa.
2. Metode Penelitian
Didalam sebuah penelitian ilmiah untuk dapat menganalisis suatu
permasalahan diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian merupakan
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, tentang
bagaimana peran guru Pkn dalam membentuk karakter disiplin siswa. Adapun
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang
sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif
berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai kondisi yang ada
dilapangan. (Sukardi, 2004:57).
Dipilihnya metode deskriptif analitis dalam penelitian ini karena metode
ini memfokuskan perhatian pada suatu fenomena yang aktual dan
menggambarkannya secara mendalam sesuai kondisi dilapangan. Sehingga
metode ini sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, untuk mendapatkan
gambaran yang aktual dan kontekstual mengenai peran guru Pkn dalam
membentuk karakter disiplin siswa. Sesuai dengan hal tersebut diharapkan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada tentang peran guru Pkn dalam membentuk
karakter disiplin siswa.
B.Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Menurut Nasution (2003:43) lokasi penelitian menunjukan pada
pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu
pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun lokasi penelitian ini
adalah SMAN 1 Ciaesem Kabupaten Subang. Sementara itu yang menjadi
pertimbangan dasar dipilihnya sekolah tersebut sebagai lokasi serta subjek dalam
penelitian karena sekolah ini merupakan sekolah dengan penerapan pendidikan
karakter dalam setiap pembelajarannya terutama dalam pembelajaran PKn.
2. Subjek penelitian
Penelitian ini ditujukan kepada guru PKn, wakasek kurikulum dan
siswa/siswi SMAN 1 Ciasem. Subjek penelitian sebagaimana yang dikemukakan
oleh Spradley (1979) dalam Basrowi & Suwandi (2008: 93) merupakan sumber
informasi, sedangkan moleong (2005) mengemukakan bahwa subjek penelitian
ialah orang dalam pada latar penelitian. Sedangkan subjek penelitian yang
menjadi sampel penelitiannya seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996:32)
bahwa:
Cara ini lazim disebut snawball sampling yang dilakukan secara berurutan”.
Jadi subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran
penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive
yang berhubungan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, maka
subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan
masalah dan tujuan penelitian atau purposive. Subjek penelitian tersebut terdiri
dari guru PKn, wakasek kurikulum, dan siswa/siswi di SMAN 1 Ciasem.
C.Teknik Pengumpulan Data
Pada pelaksanaan penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap
objek penelitian untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas tentang kehidupan
sosial yang wajar dan sebenarnya sukar diperoleh dengan metode-metode lain
(Nasution, 1997:122). Observasi merupakan suatu aktifitas penelitian dalam
rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui
proses pengamatan langsung terhadap objek penelitian dilapangan.
Dalam hal ini observasi dilaksanakan untuk mengamati aktifitas siswa
apakah sudah menunjukan sikap disiplin serta pola pendidikan yang diterapkan
oleh guru PKn SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang dalam membentuk karakter
disiplin siswa. Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang
mendapatkan gambaran yang nyata mengenai peran guru PKn dalam membentuk
karakter disiplin sisiwa. Peneliti melakukan observasi mengenai peranan guru
PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk memperoleh informasi dan data yang faktual mengenai peran guru PKn
dalam membentuk karakter disiplin siswa. Wawancara dilakukan melalui proses
tanya jawab lisan secara langsung kepada guru PKn, wakasek kurikulum, maupun
terhadap siswa-siswi kelas XI di SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang dengan
jumlah 6 responden siswa dan dipilih oleh peneliti khususnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, Basrowi dan Suwandi, (2008:127)
menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju pertanyaan dan
yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.
Adapun tujuan dari wawancara seperti yang dikemukakan oleh Nasution
(1997:73), yaitu:
“tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, tentang bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak kita ketahui melalui observasi”.
3. Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan cara pengumpulan, menganalisis dokumen-dokumen,
untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Berkaitan dengan hal
tersebut, Basrowi dan Suwandi (2008:158) mengatakan bahwa metode ini
merupakan suatu cara pengumpulan data yang mengahasilkan catatan-catatan
penting yang berhubungan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data
yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan.
Dalam penelitian ini, studi dokumentasi diperoleh dari data primer dan
sekunder, sumber yang berupa data primer berupa kata-kata atau tindakan yang
dapat diperoleh dari situasi alami yang terjadi dilingkungan sekolah, baik dari
guru mapun para siswa. Data sekunder berupa dokumen tertulis dan foto-foto.
Studi dokumenter dilakukan terhadap dokumen-dokumen tertulis
misalnya: 1) buku catatan kasus, 2) tata tertib sekolah, 3) buku catatan siswa, dan
4)arsip-arsip lain yang ada disekolah, terutama yang berhubungan dengan
penelitian. Dokumentasi ini digunakan tidak hanya berfungsi sebagai data
pelengkap dari data yang diperoleh melalui sumber data primer, akan tetapi
digunakan untuk menjelaskan, menguji, menafsirkan, menganalisis data yang
berkaitan dengan fokus penelitian.
4. Studi Literatur
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian
pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya yaitu untuk
mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti, karena teori
benar dan sesuai dengan kerangka berfikir ilmiah. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh informasi tambahan yang dapat menunjang masalah yang akan
diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang
berkaitan erat dengan peran guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa.
D.Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Sugiono (2010:244), mengemukakan bahwa: analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sisematis dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melaksanakan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain. Untuk data yang
diperoleh hasil wawancara, observasi, catatan peneliti, kajian litelatur dan studi
dokumentasi akan diolah serta dianalisis sehingga data-data tersebut dapat
memiliki arti agar dapat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan
masalah penelitian tersebut.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari
hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur maka peneliti
melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data.
Dimana proses analisis data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dokumentasi,
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.
1. Data Hasil Wawancara
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010 : 246), mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Reduksi data
Memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari pola dan temanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencari kembali jika diperlukan.
b. Data display
Panyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun
menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap
aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.
Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai
dengan data hasil penelitian yang diperoleh.
c. Kesimpulan/Verification
Merupakan penarikan kesimpulan dan verifekasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel (Sugiono, 2010: 250 ).
E.Uji Validitas Data Penelitian
Validitas data dilakukan untuk membuktikan kesesuian apa yang telah
diamati dengan fakta yang sesungguhnya terjadi dilapangan, validitas data dalam
penelitian ini dilakukan melalui teknik :
1. Memperpanjang masa observasi
Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjang masa
observasi sangat diperlukan karena dengan waktu yang lebih lama dilapangan
peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji absah
tidaknya suatu data penelitian baik yang disebabkan oleh peneliti itu sendiri atau
oleh subjek penelitian. Usaha peneliti dalam memperpanjang masa observasi yaitu
dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan menggunakan waktu
seefisien mungkin, misalnya dengan melakukan pertemuan berupa percakapan
informal, hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih memahami kondisi sumber data.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan kembali secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka
peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa
yang diamati.
3. Triangulasi
Triangulasi menurut sugiono (2010:372) merupakan ’pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu’.
Menurut sugiono (2010:247) ada tiga macam triangulasi antara lain:
a. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi teknik yaitu, yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi waktu dilaksanakan dalam rangka pengujian kredibilitas yang dapat dilakukan dengan cara pengecekan wawancara, observasi dalam waktu dan situasi yang berbeda.
Dengan demikian terdapat tiga macam triangulasi diantaranya: triangulasi
sumber, triangulasi teknik, pengumpulan data dan waktu. Triangulasi pula dapat
dilaksanakan dengana menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumen.
4. Mengadakan Member Check
Dalam tahap member check dilakukan pemantapan informasi atau data
penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi atau studi lapangan,
dengan demikian hasil penelitiannya dapat diharapkan memiliki tingkat validitas
yang tinggi. Dalam kaitan itu, data yang diperoleh melalui penggunaan teknik
wawancara dibuat dalam bentuk transkrip.
Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan
dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian, peneliti menunjukkannya
kepada responden penelitian. Peneliti meminta mereka membaca dan memeriksa
kesesuaian informasinya dengan apa yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada
informasi yang tidak sesuai, maka peneliti harus segera berusaha
memodifikasinya, apakah dengan cara menambah, mengurangi, atau bahkan
menghilangkannya sampai kebenarannya dapat dipercaya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Creswell (1998: 287) bahwa Member
Check adalah membawa kembali hasil laporan akhir atau deskripsi tema-tema
spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa
laporan /deskripsi/tema tersebut sudah akurat
F. Prosedur Penelitiaan di Lapangan
Dalam setiap proses penelitian kualitatif batas antara satu tahapan dengan
tahapan berikutnya sulit dinyatakan secara tegas. Hal itu sejalan dengan sifat
”emergent” dari penelitian kualitatif yaitu sifat yang senantiasa mengalami
perubahan sepanjang penelitian dilaksanakan. Mengenai tahap penelitian, yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Pra penelitian:
Tahap ini meliputi berbagai studi kepustakaan, membuat desain penelitian,
melaksanakan bimbingan intensif, menentukkan lokasi penelitian, mengurus
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini diawali dengan survey pendahuluan ke lokasi penelitian untuk
memperoleh gambaran awal yang sesuai dengan fokus kajian penelitian. Setelah
itu, peneliti mempelajari latar lokasi (setting) subjek yang diteliti, melakukan
pengamatan, wawancara, membuat catatan lapangan, mengambil pola kejadian
secara langsung, dan mengumpulkan berbagai dokumen yang relevan. Dalam
kegiatan ini juga peneliti melakukan kegiatan analisis data secara bertahap.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan telah
terkumpul. Pada tahap ini peneliti mencoba untuk mengelola dan menganalisis
data yang telah diperoleh dari berbagai sumber. Sugiono (2010:335) menyatakan
bahwa:
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari , serta membuat kesimpulan sehingga akan mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain”.
Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data dilakukan melalui
proses menyusun, mengkategorikan, menghitung serta mencari kaitan isi dan data
yang telah diperoleh dengan maksud mendapatkan maknanya. Untuk
memudahkan analisis, Nasution (1996:14) menjelaskan bahwa: ”dalam penelitian
kualitatif mula-mula dikumpulkan data empiris, dari data itu maka ditemukan pola
atau tema, jadi ada penemuan dan kelak dapat dikembangkan menjadi sebuah
4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian
Tahap ini berbentuk kegiatan pengetikan naskah laporan, penyuntingan,
penyusunan naskah akhir, pengesahan pembimbing, penggandaan dan pencetakan
naskah jadi, penyerahan naskah, dan siap untuk diuji dihadapan penguji dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan
mengenai studi tentang “Peran guru PKn dalam membentuk karakter disiplin
siswa” (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Untuk membentuk karakter disiplin siswa di SMAN 1 Ciasem Kabupaten
Subang diperlukan peran dari guru PKn dalam membentuk karakter disiplin
siswa. Adapun peran tersebut yaitu: Pertama, adanya keteladanan yang baik dari
guru PKn. Kedua, memberikan dorongan beserta motivasi kepada siswa tentang
arti penting disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, memberikan pendidikan
karakter kepada siswa dalam pembelajaran PKn. Untuk melaksanakan semua itu,
guru PKn harus menjalankan perannya dengan baik dalam membentuk karakter
disiplin siswa di sekolah. Hal tersebut ditunjang dengan adanya peraturan sekolah
yang menerapkan sanksi point terhadap pelanggaran kedisiplinan. Dengan
penerapan peraturan tersebut diharapkan dapat membentuk karakter disiplin
siswa-siswi SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang.
2. Kesimpulan Khusus
Secara Khusus hasil penelitian ini dapat dirumuskan kedalam beberapa
1. Kondisi kedisiplinan siswa di SMAN 1 Ciasem Kab. Subang sudah baik.
Pelanggaran yang terjadi hanya sebatas pelanggaran disiplin ringan dan dalam
tahap wajar seperti: datang terlambat ke sekolah dan masuk kelas, ketika
diberikan tugas oleh guru masih ada siswa yang sering tidak tepat waktu
mengumpulkannya dan tidak kondusif ketika KBM berlangsung. Penyebab
pelanggaran kurangnya kesadaran dan disiplin diri, pengaruh temannya, dan
masalah dalam keluarga, ingin menjadi pusat perhatian, serta pemberian
hukuman yang kurang tegas.
2. Peranan guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa dilakukan dengan
cara: Pertama, melalui keteladanan dan pembiasaan prilaku yang baik dari guru
Kedua, memberikan dorongan beserta motivasi kepada siswa tentang arti
penting disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kendala yang dihadapi guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa
yaitu pertama karena faktor siswa sendiri yakni jiwa siswa yang berada pada
tahap remaja, kedua belum adanya kesadaran pada diri siswa akan arti penting
kedisiplinan sehingga siswa bersikap acuh, dan ketiga adanya pengaruh dari
luar lingkungan siswa (faktor ekstern) yang bersifat negatif.
4. Upaya guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa adalah dengan
menumbuhkan sikap disiplin terlebih dahulu melalui tahap-tahap perencanaan,
penyiapan, sampai pada pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran Selain
dengan upaya tersebut guru PKn juga selalu bekerja sama dengan guru mata
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diuraikan diatas maka melalui
skripsi ini penulis akan mengemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak yang
terkait dengan hasil penelitian ini, terutama pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Sekolah
a. Lebih ditingkatkan lagi ketauladanan dari pimpinan sekolah dan guru dalam
melaksanakan berbagai aturan sekolah sehingga terbentuknya karakter
disiplin pada diri siswa.
b. Lebih ditingkatkan lagi kerjasama antara dewan sekolah, pimpinan sekolah,
guru dan orangtua dalam membentuk karakter disiplin siswa.
2. Untuk Kepala Sekolah
Terus berupaya untuk lebih membangun kebiasaan disiplin pada diri siswa
khususnya dilingkungan sekolah dengan menambah strategi yaitu:
a. Kepala sekolah harus lebih berinovasi dalam membuat rencana kegiatan
dalam rangka membina kedisiplin demi terbentuknya karakter disiplin
siswa.
b. Lebih ditingkatkan lagi dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
seperti orangtua, murid, dan tenaga kependidikan lainnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi tentang pelanggaran kedisiplinan.
c. Memberikan kesempatan kepada guru-guru dalam pelatihan atau diklat
3. Untuk seluruh staf guru khususnya guru PKn
Guru memegang peranan sentral dalam keberhasilan dalam pembelajaran
dan ketertiban lingkungan sekolah, maka dari itu guru diharapkan terus
melakukan pembinaan, pengarahan, dan inovasi dalam pembelajaran supaya dapat
tetap memberikan keteladanan khususnya dalam kedisiplinan yang selama ini
ditanamkan dan dibentuk pada diri siswa. Selain itu untuk menciptakan suasana
kelas dan sekolah yang kondusif, guru PKn diharuskan:
a. Lebih dapat menciptakan suasana belajar yang serius tapi santai, hangat,
terbuka, humoris, demokratis, dan penuh kekeluargaan, supaya siswa tidak
merasa jenuh, bosan, dan lebih termotivasi pada saat pelajaran PKn, serta
terjalinnya keakraban yang baik antara guru dan siswa.
b. Jangan sering memakai hukuman pada siswa dengan hukuman fisik karena
dapat menimbulkan kesan yang negatif dari siswa bukan membuat jera.
4. Untuk Jurusan PKn
Bagi jurusan PKn diharapkan hendaknya lebih mengarahkan mahasiswanya
untuk lebih mengembangkan kemampuan, watak, dan karakternya mengingat
sebagai mahasiswa jurusan PKn tentunya harus penting memiliki moral dan
karakter yang baik karena sebagai modal ketika mereka terjun ke masyarakat,
dan ketika nanti sebagai tenaga pendidik.
5. Untuk Siswa
Siswa diharapkan terus belajar dengan tekun dan penuh disiplin demi
sekolah, membiasakan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,
berhati-hati dalam memilih teman pergaulan karena dapat memberikan
pengaruh pada diri kita.
6. Untuk Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi
peneliti lainnya yang respek pada terhadap permasalahan pengembangan
pendidikan, khususnya yang berhubungan optimalisasi peranannya dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asy, M. (2000). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PT Tiga Serangkai
Budimansyah, D. (2010). Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Bandung: Wydia Aksara Press
Budimansyah, D. (2007). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PKn. Bandung: Remaja Rosda karya
Branson, S.M. (1999). Belajar Civics Education dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga kajian islam dan sosial dan The Asia Foundation
Cholisin, dkk. (2004). Ilmu Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka
Darmadi, H. (2008). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta
Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka
Depdiknas. (2010) Naskah Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kemendiknas.
Depdiknas. (2010) Panduan Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Mapel PKn. Jakarta: Depdiknas .
Djahiri, K. (2006) Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn UPI Bandung
Elmubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
Gordon, T. (1996). Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kalsid, E. (1987). Disiplin: Suatu Media Komunikasi Hati Nurani. Makalah (Tidak Diterbitkan) IKIP Bandung
Kartadinata, S. (2010). Refleksi Pendidikan Karakter, Landasan filosofis dan Implementasi. Makalah (tidak diterbitkan) UPI Bandung
Kesuma, D. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Lickona, T. (1992). Educating for Character: How Our School can Teach Respect and Responsibility. USA: A. Bantam Book
Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation
Moleong, J.L. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasution. (1998). Metode Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Q-Aness dan Hambali. (2008). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Sudrajat. (2010). Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
Soerjono, S. (1983). Remaja dan Masalah-Masalahnya. Jakarta: Gunung Mulya
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta R&D, Bandung: Alfabeta
Sulhan. (2010). Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: PT Jepe Media Utama
Suprapto. (1996). Disiplin Nasional dan Etos Kerja di Indonesia. Jakarta: Citra Luhur Tata Mandiri
Surakhmad, W. (1998). Pengentar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode teknik. Bandung: Tarsitol.
Soemantri, N. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga
Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Soelaeman, M. I. (1985) Menjadi Guru. Bandung: CV Diponegoro
Suparlan. (2006) Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta: Hikayat
Tabrani, Rusyan A. (1990). Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Yayasan Karya Sarjana Mandiri
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia
Indonesia
Winataputra & Budimansyah. (2007) Civics Education “Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana UPI
Yusuf, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara
Sumber Internet
Akung Achmad, M. (2011). Guru dan Tantangan Pendidikan Karakter [ Online] tersedia:http://www.rimanews.com/read/20110114/12648/guru-dan
tantangan-pendidikan-karakter [15 februari 2011]
Anastasia Evira dalam www.sribd.com
Sastriwan. (2011). Pendidikan Karakter dalam Bingkai Multikulturalisme [Online] tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/16/pendidikan-karakter-dalam-bingkai-multikulturalisme/
Sumber Skripsi
Harning, S. (2005). Pengaruh Displin Belajar, Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2004/2005 SMAN 1 Gemolong Kabupaten Sragen. Skripsi pada Program Sarjana Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan
Lina F.R. (2006). Studi tentang Pelaksanaan Pemberian Sanksi Hukuman untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Sekolah. Skripsi pada Program Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan
Konita (2012). Upaya Guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Skripsi sarjana pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Nurgantini, Sri P. (2003). Peranan Guru PKn terhadap Pembentukan Sikap Disiplin Siswa. Skripsi sarjana pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Sapriya. (2007). Perspektif Pemikiran Pakar tentang PKn dalam Pembangunan Karakter Bangsa: Sebuah Kajian Konseptual Filosofis PKn dalam Konteks Pendidikan IPS. Disertasi pada sekolah pascasarjana UPI: tidak diterbitkan
Sumber Dokumen
Badan Standar Nasional Pendidikan
Kurikulum PKn 2004