• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orientasi Nilai Orangtua Dalam Pendidikan Anak di Usia Dini (Studi Kasus di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Orientasi Nilai Orangtua Dalam Pendidikan Anak di Usia Dini (Studi Kasus di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1Orientasi Nilai

Menurut Djahiri (1999), nilai adalah harga, makna, isi pesan dan semangat, atau

jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna

secara fungsional. Winataputra (1999) nilai adalah harga atau kualitas sesuatu.

Artinya sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik

memang berharga.

Jadi dapat disimpulkan nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas terhadap

sesuatu atau hal yang dapat dijadikan penentu tingkah laku seseorang karena sesuatu

hal itu menyenangkan (pleasant), memuaskan (satifying), menarik (interest), berguna

(useful), menguntungkan (profitable) atau merupakan suatu sisem keyakinan (belief).

Sedangkan Menurut kamus bahasa Indonesia (2008) istilah orientasi didefinisikan

sebagai peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar

dan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian ataukecenderungan.

diakses tanggal 17 juni 2013 pukul 11.28) Jadi orientasi ialah suatu peninjauan untuk

menentukan sikap, baik itu ke arah, tempat ataupun tujuan manapun ke sesuatu yang

dirasa tepat dan benar dengan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian ataupun

(2)

Maka dapat disimpulkan orientasi nilai ialah suatu peninjauan untuk menentukan

sikap ke arah yang tepat dan benar dengan pandangan yang mendasari pikiran,

perhatian ataupun kecendrungan dengan tujuan mendapatkan sesuatu yang dianggap

berharga ataupun memiliki nilai lebih. Salah satu yang menjadi program dari YPN

Putra Sejahtera ialah melatih fisik anak menjadi anak yang mandiri dan berani. Hal

tersebut secara tidak langsung ialah suatu iklan ataupun promosi yang anak dengan

mengikuti pendidikan di YPN Putra Sejahtera maka dapat tumbuh dan berkembang

menjadi anak yang bisa mandiri dan tampil berani.

Peninjauan orientasi nilai orangtua dalam penelitian ini ialah pendidikan karakter

pada anak usia dini. Pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai dan sikap,

bukan pengajaran sehingga memerlukan pola pembelajaran fungsional dan

memerlukan keteladanan. Pendidikan karakter menentukan tiga pihak secara sinergis

yaitu orangtua, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Terdapat 18 nilai karakter

dalam pendidikan karakter yaitu; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab.

(3)

2.2Pendidikan Anak di Usia Dini

2.2.1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak di usia dini memiliki beberapa bentuk yaitu, PAUD formal

yang terdiri dari Playgroup (PG) dan Taman Kanak-kanak (TK) serta Raudhatul

Athfal (RA). Kemudian PAUD non formal yang terdiri dari Kelompok Bermain

(KB), Taman Pendidikan Anak (TPA) dan sebagainya tergantung bagaimana

kebijakan yang diambil oleh sebuah lembaga atau yayasan PAUD yang bersangkutan.

Dan yang ketiga ialah PAUD informal yaitu keluarga sendiri. Pendidikan anak usia

dini (PAUD) atau early childhood education (ECE) adalah pendekatan pedagogis

dalam penyelenggaraan pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran

hingga usia enam tahun. Aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa dan pendidikan

jasmani tidak dipelajari secara terpisah oleh anak yang masih sangat muda. Orang

dewasa yang sudah lebih dulu dapat menolong diri sendiri akan membantu seorang

anak dalam masa perkembangannya dan diharapkan memberikan perhatian yang

lebih kepada anak yang memerlukan bantuan.

Sementara menurut Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab I ayat 14, pendidikan anak usia dini adalah “Suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pembelajaran pendidikan anak usia dini ialah menawarkan kepada

(4)

sosial, emosional, dan fisik melalui program yang terencana dengan baik dari

kegiatan dan pengalaman. (Santi,2009:12-14)

Tujuan mendapatkan pendidikan di pendidikan anak usia dini yang utama adalah:

1. Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu

menolong diri sendiri (self help), yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap

diri sendiri seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu

mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan dengan orang lain.

2. Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to

learn). Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigma baru dunia pendidikan

melalui empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning

to know, learning to do, learning to be dan learning to live together yang dalam

implementasinya di lembaga PAUD dilakukan melalui pendekatan learning by

playing, belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta

menumbuh-kembangkan keterampilan hidup (life skills) sederhana sedini mungkin.

2.2.2 Dasar Pelaksanaan PAUD

Undang-Undang Dasar 1945

• Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Pasal 26, yaitu Kewajiban dan Tanggung Jawab Orangtua dan Keluarga .

1. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak.

2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan

(5)

3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.

• Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak

• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini

2.3Fungsionalisme Struktural

Istilah struktural fungsional dalam teorinya menekankan pada keteraturan (orde).

Pemikiran struktural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu

menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ

yang saling bergantung satu dengan yang lain. Ketergantungan tersebut merupakan

hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Dalam

teori ini masyarakat dipandang sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari

bagian-bagian yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Teori ini mempunyai

asumsi bahwa setiap tatanan /struktur dalam sistem sosial akan berfungsi pada yang

lain, sehingga bila fungsional yang tidak ada, maka struktur itu tidak akan ada atau

akan hilang dengan sendirinya. Semua tatanan adalah fungsional bagi suatu

masyarakat. Durkheim (dalam Ritzer.2009:80-91) mengungkapkan bahwa

masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang

dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing-masing

yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu

sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak

(6)

mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti

latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Teori fungsionalisme

yang menekankan kepada keteraturan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem

sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan

saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan

membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, dengan kata lain masyarakat

senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap

memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa dan setiap struktur yang ada, fungsional

bagi sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada diperlukan oleh sistem

sosial itu seperti kemiskinan. Masyarakat dilihat dari kondisi dinamika dalam

keseimbangan. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial,

fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya jika tidak fungsional maka struktur itu

tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.

Semua orangtua pasti menginginkan anak mereka untuk tumbuh dan

berkembang secara baik dan dalam proses yang lancar. YPN Putra Sejahtera

mengetahui bahwa orangtua sangat responsive terhadap hasil proses belajar mengajar

anak mereka. Sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara orangtua dan guru

YPN Putra Sejahtera untuk mendidik serta memberikan pengajaran dan pembelajaran

yang baik sesuai dengan proses perkembangan anak agar menghasilkan anak yang

pintar, berkelakuan baik, memiliki sifat yang jujur dan pemberani serta mengerti akan

(7)

2.4Cermin Diri (The Looking Glass Self)

Cermin Diri (The Looking Glass Self) ini dikemukakan oleh Charles H. Cooley.

Menurut Charles H. Cooley (dalam Damsar 2011:81) teori ini merupakan gambaran

bahwa seseorang hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain. Setiap orang

menggambarkan diri mereka sendiri dengan cara bagaimana orang-orang lain

memandang mereka. Misalnya ada orangtua dan keluarga yang mengatakan bahwa

anak gadisnya cantik. Jika hal itu sering diulang secara konsisten oleh orang-orang

yang berbeda-beda, akhirnya gadis tersebut akan merasa dan bertindak seperti

seorang yang cantik. Teori ini didasarkan pada analogi dengan cara bercermin dan

mengumpamakan gambar yang tampak pada cermin tersebut sebagai gambaran diri

kita yang terlihat orang lain.

Gambaran diri seseorang tidak selalu berkaitan dengan fakta-fakta objektif.

Misalnya, seorang gadis yang sebenarnya cantik, tetapi tidak pernah merasa yakin

bahwa dia cantik, karena mulai dari awal hidupnya selalu diperlakukan orang tuanya

sebagai anak yang tidak menarik. Jadi, melalui tanggapan orang lain, seseorang

menentukan apakah dia cantik atau jelek, hebat atau bodoh, dermawan atau pelit, dan

yang lainnya.

Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri;

1. Kita melihat gambaran bagaimana kita tampak bagi mereka di sekeliling kita.

Orangtua akan merasa dirinya hebat, berpendidikan dan cerdas apabila mampu

(8)

2. Kita melihat gambaran bagaimana seharusnya penilaian orang lain menilai

tampilan kita. Dengan pandangan bahwa orangtua yang memberikan PAUD

adalah orangtua yang berpendidikan dan cerdas, maka si orangtua tersebut akan

membayangkan pandangan orangtua lain terhadapnya. Perasaan ini bisa muncul

dari perlakuan orang terhadap dirinya. Misalnya, tetangga, kerabat ataupun orang

yang dikenal pasti akan bertanya tentang bagaimana perkembangan anak mereka

di PAUD tersebut dan akan menjadi acuan bagi orangtua lain untuk memasukkan

anak mereka yang masih usia dini ke PAUD tersebut. Tetapi, pandangan ini

belum tentu benar.Sang orangtua mungkin merasa dirinya hebat, berpendidikan

dan cerdas, padahal apabila dibandingkan dengan orangtua yang lain, ia tidak ada

apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun jika sang orangtua memperoleh

informasi dari orang lain bahwa ada orangtua yang lebih hebat dari dirinya seperti

orangtua yang sudah memberikan PAUD tetapi juga memberikan latihan privat

memainkan alat musik kepada anak mereka

3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut atau bagaimana

kita mengembangkan suatu konsep diri (self concept). Dengan adanya penilaian

bahwa si orangtua adalah orangtua yang hebat, berpendidikan dan cerdas, timbul

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada aspek operasi dilakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Wellgan Gmilang Surabaya, untuk mengetahui ada tidaknya resistensi karyawan terhadap kemungkinan perubahan

Listwise deletion based on all variables in

[r]

Materi yang disampaikan pada mata kuliah ini terdiri dari konsep sistem multimedia, representasi audio, standar kompresi audio, format dan teknik pengkodean

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Food bar adalah campuran bahan pangan (blended food) yang diperkaya dengan nutrisi, kemudian dibentuk menjadi bentuk padat dan kompak (a food bar form). Tujuan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa dengan Metode Boole dan Gauss-Legendre tidak dapat mendapatkan hasil integral numerik yang memiliki tingkat kesalahan kecil