• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orientasi Nilai Orangtua Dalam Pendidikan Anak di Usia Dini (Studi Kasus di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Orientasi Nilai Orangtua Dalam Pendidikan Anak di Usia Dini (Studi Kasus di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera)"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Gambar I. Sekolah YPN Putra Sejahtera

Gambar II. Anak Usia Dini TK A atau Playgroup sedang belajar

Gambar III. Mis Helpa sedang mengajar anak usia dini TK A

Gambar IV. Sebuah pondok yang biasa dijadikan tempat musyawawah

Gambar V. Anak TK A atau Playgroup sedang berdoa dipimpin salah seorang dari mereka.

(2)

Gambar VII. Anak TK B sedang belajar bersama Mis Lilis

Gambar VIII. Kondisi anak TK B yang sedang asyik belajar.

Gambar IX. Peneliti sedang mewawancarai Ibu Herlina Purba

Gambar X. Ibu Dosmaria Simanjuntak dan Philip Nababan

Gambar XI. Berlin Tumanggor dan Yoshua Sianturi

(3)

Gambar XIII. Ibu Sandra Pangaribuan dan Yohana Kezia

Gambar XIV. Arturo, Philip dan temannya.

Gambar XIV. Mobil antar jemput YPN Putra Sejahtera.

Gambar XV. Plangkat YPN Putra Sejhatera

Gambar XIV. Anak usia dini sedang bermain

(4)
(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Batubara, Muhyi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Ciputat Press.

Bungin, Burhan, 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendiidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media

Group.

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada.

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan (Individu, Masyarakat dan Pendidikan).

Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nasution, S. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Poloma, Margaret. 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ritzer, George. 2008. Teori Sosiologi Modern. Edisi Keenam. Jakarta: Kencan

Pranada Media Group.

Santi, Danar. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik. Jakarta:

PT INDEKS Permata Puri Media.

Saripudin, Didin. 2010. Interprestasi Sosiologi dalam Pendidikan. Bandung : Karya

Putra Darwati

Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan Dan Pembelajaran (Teori, Permasalahan dan

(6)

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Tirtarahadja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Yus, Anita. 2010. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Sumber Online

10.30)

http://Behind The Mirror ) Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Masa Sekarang.htm diakses tanggal 23 juli 2013 pukul 18.20)

(7)

http://Mengapa Anak Usia Dini (Harus) Masuk PAUD.htm (dia

kses tanggal 21 januari 2014 pukul 12.20)

http://Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter_PENDIDIKAN KARAKTER.htm

(8)

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus

(case study). Penelitian kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data, tulisan dan

tingkah laku, sehingga dapat diamati dan dianalisis. Penelitian ini akan menjelaskan

dan menggambarkan sesuai dengan data yang di dapatkan di lokasi penelitian.

Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang penelaahannya kepada

suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan konfeherensif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang

latar-belakang sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari

individu yang kemudian dari sifat kasus-kasus diatas akan dijadikan suatu hal yang

bersifat umum. (Sanapiah faisal, 2007:22)

Dalam penelitian ini yang ingin dijelaskan ialah mengenai orientasi nilai orangtua

memberikan pendidikan anak usia dini terhadap anak, selain itu juga untuk

mengetahui kehidupan pendidikan anak usia dini.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada YPN Putra Sejahtera yang berada di Kelurahan

Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Adapun alasan peneliti meneliti di

(9)

perbelanjaan serta industrialisasi sehingga peneliti dapat mengetahui yang menjadi

alasan para orangtua memberikan pendidikan anak usia dini di daerah mereka tinggal.

Karena untuk orangtua di daerah perkotaan, lembaga ataupun yayasan pendidikan

untuk anak usia dini yang bagus dan berkualitas mudah didapat serta sudah menjadi

hal yang biasa memberikan pendidikan anak usia dini pada anak.

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis merupakan satuan tertentu yang menjadi subjek dari

penelitian. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah para

orangtua dari anak usia dini yang ada di YPN Putra Sejahtera.

3.3.2 Informan

Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan peneliti

sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bungin,

2007:76 ). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:

a) Informan kunci:

Orangtua dari anak usia dini di YPN Putra Sejahtera.

b) Informan tambahan :

Pendidik dan pengasuh yang mendidik anak usia dini di YPN Putra

(10)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi serta data-data yang

diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang bersangkutan

di dalam penelitian secara objektif. Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang dilakukan ialah melalui data primer dan data sekunder, yang terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer merupakan semua data yang diperoleh dan didapat melalui

penelitian di lapangan. Data primer diperoleh melalui

1.1Observasi atau pengamatan secara langsung. Adalah suatu bentuk

pengamatan secara langsung dan pasif oleh peneliti di lokasi penelitian.

Disini peneliti akan melakukan observasi ke lapangan tempat proses

belajar mengajar pendidikan anak usia dini. Peneliti akan mengamati

bagaimana sikap dan peran orangtua saat dilakukan proses belajar

mengajar dan juga bagaimana interaksi yang dilakukan terhadap orangtua

anak usia dini lainnya di lokasi penelitian. Apakah menunggui sang anak

ataupun memberikan masukakan dan kritik terhadap pengasuh dan

pendidik di YPN Putra Sejahtera atau juga melakukan hal yang lain.

1.2Observasi Partisipan. Melalui teknik ini peneliti akan mencoba beberapa

kesempatan untuk menjadi pengajar di PAUD tersebut agar mengetahui

apa sebenarnya yang diinginkan oleh orangtua anak usia dini dalam

(11)

1.3Wawancara Mendalam. Yaitu melakukan suatu percakapan atau tanya

jawab secara mendalam kepada informan. Disini peneliti akan berusaha

menggali informasi yang sebanyak-banyaknya dari informan dengan

dipandu oleh pedoman wawancara (depth interview). Peneliti akan

mewawancarai para orangtua dari anak usia dini yang mengikuti

pendidikan di YPN Putra Sejahtera sebagai fokus penelitian dan juga para

pengajar dan pendidik YPN Putra Sejahtera sebagai informan pendukung.

Adapun yang ingin dieksplorasi dari informan adalah:

a. Apakah yang menjadi tujuan para orangtua memberikan pendidikan

anak usia dini .

b. Bagaimana sikap para orangtua terhadap pendidikan yang diberikan

YPN Putra Sejahtera .

c. Pola pengasuhan dan pendidikan yang dilaksanakan YPN Putra

Sejahtera .

2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh melalui, penelitian kepustakaan yaitu cara

memperoleh data yang dilakukan melalui studi kepustakaan. Dalam hal ini kajian

kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis, asas-asas,

konsepsi, pandangan, tema melalui buku, dokumen, artikel, jurnal, tulisan, dan

(12)

3.5 Interperestasi Data

Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan

dalam kategori pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan

data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan sebagainya yang

selanjutnya akan dipelajari dan dikelola dengan seksama agar diperoleh hasil atau

kesimpulan yang baik. Setelah data terkumpul maka langkah berikutnya

menginterpretasikan data.Teknik yang digunakan untuk menginterpretasikan data

adalah secara kualitatif. Semua data-data yang terkumpul dari hasil wawancara

disatukan kemudian data tersebut akan diedit. Tujuannya adalah untuk melihat

apakah dari semua hasil observasi wawancara, internet, kajian pustaka dan teori

dipergunakan untuk menginterpretasikannya.

3.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang

dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Keterbatasan dalam hal

teknis penelitian di lapangan adalah dalam hal melakukan wawancara kepada

orangtua anak usia dini. Para orangtua ketika mengantar anaknya untuk bersekolah di

YPN Putra Sejahtera langsung berkeinginan untuk segera pulang ke rumah dengan

alasan sibuk mengurus pekerjaan di rumah sehingga peneliti kesulitan dalam

melakukan wawancara mendalam. Dan ketika peneliti sudah membuat jadwal

wawancaraa, namun jadwal itu tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Kesempatan

(13)

kembali ke rumah para anak usia dini biasa diantar oleh bus sekolah. Kemudian pada

saat penelitian dilaksanakan terjadi banyak kasus tindakan kekerasan seksual terhadap

anak usia dini yang banyak diberitakan oleh media. Bahkan KPAI (Komisi

Perlindungan Anak Indonesia) sempat mengatakan di media bahwa Sumatra Utara

berada dalam posisi darurat dalam tindakan kekerasan terhadap anak. Sehingga para

orangtua dan guru saat itu sangat khawatir terhadap hal tersebut sehingga peneliti

harus berhati-hati ketika berbaur dengan anak saat istirahat ataupun bermain bersama.

Terlepas dari permasalahan teknis penelitian dan kendala di lapangan peneliti

menyadari keterbatasan peneliti mengenai metode menyebabkan lambatnya proses

penelitian yang dilakukan, dan masih terdapat keterbatasan dalam hal kemampuan

pengalaman melakukan penelitian ilmiah serta referensi buku atau jurnal yang sedikit

dikuasai peneliti. Walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksanakan kegiatan

penelitian ini dengan maksimal agar data dan tujuan yang ingin dicapai dari

(14)

3.7 Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi . 2 ACC Judul Penelitian

3 Penyusunan Proposal

4 Bimbingan Proposal

5 Seminar Proposal

6 Revisi Proposal

7 Pengumpulan dan Analisis

Data √ √

8 Bimbingan Skripsi

9 Penulisan Laporan

(15)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera

Latar belakang berdirinya YPN Putra Sejahtera dimulai dari pergumulan Bapak

Lamlam Tarigan dan Ibu Herlina Purba melihat anak-anak di daerah tempat

tinggalnya yang berkeinginan kuat untuk sekolah. Bapak Lamlam Tarigan dan Ibu

Herlina Purba adalah pasangan suami istri yang tinggal di Jl. Bunga Rampai 6 dan

daerah tersebut merupakan daerah yang jauh dari perkotaan dan tepatnya berada di

wilayah kecamatan Simalingkar B. Hal tersebut juga didorong oleh keinginan

orangtua yang mempunyai anak usia dini untuk memberi pendidikan kepada anaknya

agar memperoleh perkembangan yang terarah dan wawasan yang luas. Ibu Herlina

Purba aktif sebagai pengajar di sekolah minggu untuk anak-anak beragama Kristen

Protestan sering berdiskusi dengan orangtua anak usia dini tentang bagaimana

mendidik anak agar menjadi seorang anak yang penurut dan mandiri dalam bersikap.

Setiap hari minggu ketika selesai beribadah di Gereja, ibu Herlina Purba sering

memberikan masukan kepada orangtua yang mempunyai anak usia dini agar

memberikan pendidikan kepada anak sejak masih dini. Ibu Herlina Purba merupakan

seorang sarjana yang menamatkan gelar sarjana pendidikan guru taman kanak-kanak

(PGTK) sehingga orangtua anak usia dini yakin bahwa masukan dari ibu Herlina

(16)

Sebelumnya tempat untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah

sedikit. Hal tersebut disebabkan lokasi daerah tempat tinggal mereka yang sangat

jauh dari perkotaan dan lembaga pendidikan yang khusus untuk anak usia dini masih

susah ditemukan di daerah tersebut. Selain itu masalah keuangan juga mendasari

orangtua tidak mampu memberikan anak pendidikan usia dini di daerah perkotaan

yang jauh dari tempat tinggal mereka. Karena menurut penjelasan singkat ibu Herlina

Purba kehidupan ekonomi masyarakat yang berada di daerah mereka tergolong

menengah ke bawah. Menurut ibu herlina Purba untuk orangtua yang menginginkan

anaknya memperoleh pendidikan sejak usia dini adalah dengan cara membawa

anaknya untuk diajari di kantor kepala desa. Saat itu kantor kepala desa memberikan

fasilitas kepada orangtua anak usia dini yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan

usia dini agar membawa anaknya ke kantor kepala desa untuk diajari. Antusias

orangtua yang mempunyai anak usia dini sangatlah luar biasa. Mereka beramai-ramai

mendaftarkan anaknya untuk diajari di salah satu ruangan kantor kepala desa tersebut.

Tidak dipungutnya biaya untuk mendapatkan pendidikan yang ditetapkan oleh

pemerintah kepala desa membuat saat itu sangat ramai orangtua yang mendaftarkan

anaknya dan menyebabkan kelas sangat penuh sehingga pengajar yang ditugaskan

untuk mengajari anak-anak usia dini tersebut kesulitan dalam melaksanakan proses

pendidikan. Anak-anak menjadi tidak terawasi secara tepat dan bukannya

mendapatkan pendidikan melainkan sesak-sesakan di kelas yang mereka rasakan.

Selain itu juga para pengajar yang mengajar anak usia dini tidak dibayar oleh

pemerintah setempat sehingga terkadang mereka jarang masuk untuk memberikan

(17)

mengajar anak usia dini sering juga dipakai oleh perangkat desa untuk melaksanakan

rapat ataupun musyawarah kepada masyarakat sehingga terkadang proses pengajaran

harus diberhentikan secara tiba-tiba.

Bapak Lamlam Tarigan melihat hal tersebut sebagai suatu masalah dalam dunia

pendidikan terutama di daerah mereka. Beliau yang merupakan pemuda asli daerah

tersebut melihat kurangnya sarana dan prasarana lembaga pendidikan di daerah

mereka akan menimbulkan masyarakat yang kurang peduli terhadap pendidikan anak

mereka untuk kedepannya. Kekhawatiran bapak Lamlam sejalan dengan pemikiran

sang istri yaitu ibu Herlina Purba dalam melihat dampak kurangnya fasilitas kepada

anak usia dini untuk memperoleh pendidikan. Sehingga setelah berdiskusi panjang

lebar akhirnya mereka berdua mempunyai gagasan untuk membuka sebuah yayasan

pendidikan yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini untuk dapat

memperoleh pendidikan dan berlatih untuk mandiri dalam bertingkah laku dan tidak

memaksa anak dalam proses pengajarannya. Menurut ibu Herlina Purba yang

memiliki pengalaman yang luas dalam mengajari anak usia dini ialah memberikan

pendidikan dengan cara menyenangkan akan membuat anak usia dini juga tidak

kehilangan masa untuk bermain bersama temannya dan tidak dipaksakan dalam

memperoleh pendidikan tersebut. Beliau paham betul sebagai seorang sarjana PGTK

untuk tidak menghilangkan konsep bermain kepada anak usia dini. Bermain dijadikan

sebagai wadah untuk anak usia dini mengenal dan memahami ilmu pengetahuan

(18)

Keinginan tersebut akhirnya disampaikan kepada lurah setempat dan ternyata

mendapatkan respon yang positif dari beliau. Karena pada saat itu anak usia dini yang

mengikuti pendidikan di kantor kepala desa sudah sangat ramai dan tidak dapat

memberikan kenyamanan lagi kepada anak usia dini untuk belajar. Lurah saat itu

menyarankan agar keinginan bapak Lamlam Tarigan segera dilaksanakan dan pihak

pemerintah desa akan berusaha untuk membantu dalam menyebarkan berita tentang

akan dibukanya sekolah anak usia dini di daerah mereka. Pada saat itu bantuan untuk

membangun sekolah anak usia sangatlah minim dari pemerintah setempat sehingga

modal untuk membangun sekolah tersebut semuanya berasal dari keuangan pribadi

bapak Lamlam Tarigan. Awalnya bapak Lamlam Tarigan membeli tanah di Jalan

Rampe Raya Simalingkar B dan kemudian membangun ruangan sekolah serta

fasilitas bermain untuk anak usia dini. Semua biaya yang dikeluarkan berasal dari

keuangan keluarga bapak Lamlam Tarigan dan ibu Herlina Purba. Beliau mendapat

bantuan dana dari orangtua angkat bapak Lamlam Tarigan yang berada di Australia.

Awal mula sekolah ini hanya merupakan bantuan ruangan atau tempat

bersekolah yang pusatnya tetap berada di kantor kepala desa tersebut. Sehingga

pemerintah desa sering menunjukkan sekolah yang dibangun bapak Lamlam Tarigan

sebagai sekolah untuk anak usia dini yang berada di asuhan ataupun program

pemerintah setempat ketika terjadi pengecekan dari pusat. Namun pada proses

berjalannya terjadi suatu ketidakpuasan dari bapak Lamlam Tarigan. Sebab bantuan

dari pemerintah pusat tidak dipergunakan oleh pemerintah setempat untuk

(19)

lagi. Bapak Lamlam merasa sekolah yang ia bangun hanya dijadikan sumber untuk

mendapatkan dana ataupun bantuan dari pemerintah pusat tanpa ada kebijakan

menggunakan bantuan tersebut untuk memajukan sekolah anak usia dini dalam

sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemudian setelah berdiskusi dengan sang istri

ibu Herlina Purba akhirnya mereka resmi mendirikan sendiri suatu yayasan

pendidikan nasional yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Lurah pada

saat itu mempersilahkan hal tersebut karna merupakan hak setiap orang untuk

membangun dunia pendidikan untuk semakin lebih maju lagi di daerah mereka.

Akhirnya pada tanggal 13 Juni 2010 sekolah untuk anak usia dini yang

dinamakan Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera dengan nomor izin NSS

002076007033 resmi dibuka dan diperkenalkan kepada masyarakat. Pada awal mula

peresmian yayasan hanya memiliki satu ruangan saja dan guru yang mengajar hanya

berjumlah dua orang. Kemudian hanya ada kelas Tk nol besar atau taman

kanak-kanak saat itu. Namun seiring waktu untuk menunjang kegiatan belajar mengajar

yang akan dilaksanakan oleh sekolah maka kini telah dipercayakan tiga orang guru

untuk dapat mengajari anak usia dini secara tepat. Kemudian ada sebuah ruangan lagi

yang dibangun dan akhirnya dibuka dua tingkatan dalam proses pengajarannya.

Tingkatan pertama ialah Tk A atau nol kecil atau playgroup kemudian berlanjut

dengan Tk B atau nol besar atau setingkat taman kanak-kanak. Seorang guru menjadi

pendidik di Tk A dan dua orang lagi berada di Tk B. Hal ini disebabkan Tk B

memiliki lebih banyak anak usia dini untuk diajar sehingga memerlukan dua orang

(20)

baik. Izin dinas untuk melakukan pendidikan telah didapatkan dan yayasan

pendidikan nasional Putra Sejahtera resmi ataupun legal untuk tempat anak

mendapatkan pendidikan anak usia dini secara formal. Untuk menyebarkan berita

dibukanya sekolah untuk anak usia dini ini selain dibantu oleh petugas kepala desa,

promosi juga dilakukan dengan cara membuat selebaran ataupun brosur pengenalan

sekolah kepada masyarakat setempat. Bapak Lamlam Tarigan juga meminta bantuan

kepada pihak gereja tempat mereka beribadah untuk memberitakan bahwa telah

dibuka sekolah anak usia dini di daerah mereka. Setelah resmi dibuka antusias

masyarakat untuk mendaftarkan anaknya bersekolah di YPN Putra Sejahtera masih

sangat minim. Menurut Ibu Herlina Purba hal itu diakibatkan belum percayanya

masyarakat terhadap kualitas dari pengajar di Putra Sejahtera dan lokasi sekolah yang

berada di dalam gang sehingga keberadaan sekolah tersebut tidak bisa dilihat dari

depan jalan raya. Untuk bisa melihat sekolah tersebut secara langsung diperlukan

perjalanan ke dalam gang lagi sehingga dapat melihat sekolah untuk anak usia dini

tersebut. Alamat tepatnya sekolah untuk anak usia dini tersebut berada di Jln Bunga

Sampe Raya Simalingkar B. Lebih jelasnya ialah lewat simpang kuburan pemda atau

berada sebelum simpang kebun binatang kira-kira 100 m, Simalingkar B.

YPN Putra Sejahtera menerima pendaftaran untuk anak usia 3-6 tahun. Ada dua

kelas yang dibuka di sekolah tersebut yaitu Tk A dan Tk B. Tk A merupakan kelas

untuk anak usia yang lebih muda atau untuk kelas playgroup antara 3-4 tahun dan

materi yang diajarkan untuk anak usia dini tersebut juga belum terlalu banyak dan

(21)

mudah memahami. Kemudian Tk B yang terdiri dari anak usia 4-5 tahun dan

merupakan proses kelanjutan dari Tk A. Untuk kelas ini anak usia dini lebih diajarkan

untuk bersifat secara mandiri dan diajarkan untuk memperoleh pengetahuan yang luas

di umur mereka.

Dalam perjalanan berdirinya sekolah yang sudah berjalan selama hampir 4 tahun

ini Ibu Herlina Purba mengatakan bahwa minat orangtua untuk memberikan

pendidikan anak usia dini sangatlah minim. Hal tersebut dikarenakan masyarakat

yang berada di daerah mereka tinggal merupakan masyarakat yang memiliki ekonomi

yang lemah. Sehingga untuk tahun ke-empat ini yayasan masih banyak berkorban

dalam memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Bahkan bisa dibilang sekolah

ini dalam empat tahun berdirinya belum memperoleh keuntungan dalam masalah

finansial ataupun keuangan. Namun hal tersebut tidak membuat semangat bapak

Lamlam Tarigan dan ibu Herlina Purba surut untuk membangun daerah mereka

menjadi daerah yang dipenuhi anak yang berwawasan luas dan diharapkan dapat

memberikan prestasi serta kebanggaan kepada daerah mereka tinggal. Agar yang

bersekolah di YPN Putra Sejahtera semakin banyak dan tidak terlalu

mengkhawatirkan masalah keuangan ataupun pembayaran di sekolah, maka yayasan

memberikan berbagai diskon untuk meringankan masyarakat kurang mampu tetap

dapat menyekolahkan anak mereka di YPN Putra Sejahtera. Sehingga sampai tahun

keempat berdirinya YPN Putra Sejahtera telah menamatkan 50 orang anak usia dini.

Dan saat ini anak usia dini yang memperoleh pendidikan di YPN Putra Sejatera ada

(22)

orang yang berada di Tk B. Untuk kelas Tk B ada dua orang guru yang memberikan

pendidikan dan pengajaran di kelas tersebut, yaitu Lasni Sihotang dan Lilis Susianti

sebagai pengajar Tk B. Tujuan diberikan dua guru dalam satu kelas ialah agar anak

usia dini dapat dikontrol secara keseluruhan dan semuanya mendapatkan bimbingan

dan pengarahan yang mendalam, sehingga tidak ada anak usia dini yang tertinggal

dalam proses pengajaran di Tk B. Sedangkan di kelas Tk A ataupun Playgroup

dipercayakan kepada Helpa Gurusinga sebagai pengajar di kelas tersebut. Helpa

Gurusinga merupakan guru yang berada di YPN Putra Sejahtera sejak berdirinya

sekolah tersebut. Untuk mengajari anak usia dini yang berada di kelas playgroup

butuh pengetahuan yang tepat bagaimana mendidik anak usia 3-4 tahun agar dapat

memperoleh pendidikan yang tepat di usia mereka yang masih sangat rawan dan

menyeimbangkan dengan pemberiaan aneka permainan yang mendidik. Helpa

Gurusinga sejauh ini berhasil memberikan pengajaran kepada anak usia dini di kelas

playgroup secara baik. Sehingga Helpa Gurusinga untuk tahun keempatnya masih

dipercayakan sebagai pengajar di YPN Putra Sejahtera. Sebab menurut Ibu Herlina

Purba untuk menunjang pendidikan yang berkualitas di YPN Putra Sejahtera

diperlukan pengajar ataupun pendidik yang cakap dan kuat dibidangnya sehingga

tidak memberikan hasil yang negatif ataupun yang salah ketika anak usia dini keluar

dari YPN Putra Sejahtera dan berinteraksi dengan masyarakat. Jadi menurut ibu

Herlina Purba sebagai wakil ketua yayasan, yayasan memberikan profit ataupun

pengahasilan yang lumayan besar kepada pengajar di YPN Putra Sejahtera dengan

tujuan agar mampu memberikan yang tebaik di dalam proses pemberian pengajaran

(23)

mereka terima. Walaupun yayasan belum memperoleh keuntungan dari berdirinya

sekolah untuk anak usia dini ini tetapi yayasan tetap memperhatikan kesejahteraan

pengajar yang mereka miliki sehingga apa yang diberikan oleh guru anak usia dini

dalam proses pendidikan seimbang dengan apa yang mereka peroleh dari kewajiban

mereka sebagai pengajar di YPN Putra Sejahtera.

4.1.2 Visi dan Misi Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera

Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang selanjutnya akan

menggantikan orangtua untuk menjadi tulang punggung bangsa dalam menciptakan

kehidupan yang lebih baik lagi pada bangsa dan negara. Oleh sebab itu tidak hanya

diperlukan cerdas secara kognitif saja tetapi juga menjadi seseorang yang cerdas

secara sosial dan emosional. Masyarakat masih memandang sebelah mata terhadap

institusi pendidikan anak usia dini. Hal ini dikarnakan banyak sekolah untuk anak

usia dini tidak mempunyai tujuan ataupun visi dan misi ke arah mana anak akan

dibawa dalam proses pendidikannya. Sehingga kerap kali lembaga pendidikan seperti

ini dijadikan persepsi sebagai tempat penitipan anak saja, dan bukan merupakan

sebuah lembaga yang memberikan pengajaran dan pendidikan yang dibutuhkan anak

usia dini sdengan tujuan mengarahkan ke arah yang lebih baik. Sebagai institusi

pendidikan untuk anak usia dini, YPN Putra Sejahtera paham betul penilaian

masyarakat seperti itu bukan tidak beralasan melainkan hasil dari kekecewaan

terhadap lembaga pendidikan anak usia dini yang tidak bertanggung jawab dalam

menghasilkan anak yang mandiri dan cerdas sesuai keinginan orangtua. YPN Putra

(24)

Sesama, Tuhan, Bangsa dan Negara serta Membentuk Karakter dan Moral Anak

dalam Mencerdaskan Bangsa”. Itulah yang menjadi visi dan misi dari YPN Putra

Sejahtera dalam mendidik anak. Visi dan Misi ini juga ditulis di berbagai selebaran

pengenalan YPN Putra Sejahtera ketika tahun ajaran masuk sekolah. Seperti yang

disampaikan oleh wakil ketua YPN, H.P. (Pr, 48 tahun ) :

“Dari awal terbentuk sekolah ini memang inginnya membentuk anak usia dini memiliki karakter yang terarah kearah yang lebih baik, supaya gag menjadi anak yang nakal dan pas besarnya bisa membanggakan orangtua dan kampungnya juga. Jadi visi dan misi sekolah betul kita praktekkan dalam pengajaran yaitu mencerdaskan anak bangsa menjadi manusia seutuhnya atau sesuai dengan kurikulum yang kita punya, yang cinta sesamanya, Tuhan, bangsa dan Negara sehingga menjadi seorang anak yang berkarakter, berkepribadian dan berhati mulia ataupun bermoral sesuai UUD ’45.”

4.1.3 Sarana dan Prasarana Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu

proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik. Karena apabila kedua hal ini

tidak tersedia maka semua kegiatan yang dipersiapkan dan dilakukan tidak akan dapat

mencapai hasil yang sesuai dengan rencana.

1) Ruangan Belajar. Terdapat dua ruang belajar tempat anak usia dini diberi

pendidikan. Satu ruangan untuk Tk A atau playgroup dan satu ruangan lagi

untuk Tk B atau Taman kanak-kanak.

Untuk mendukung segala kegiatan

proses pengajaran di sekolah maka sarana dan prasarana sangat diperlukan dan

tentunya diharapkan dapat membuat anak usia dini betah serta nyaman berada di

(25)

2) Aneka Permainan. Layaknya sekolah untuk anak usia dini terdapat aneka

permainan yang bisa dimainkan oleh anak baik secara individu maupun

kelompok.

3) Ruangan Mandi Bola. Ada sebuah ruangan yang dimana biasa anak usia dini

bisa bermain mandi bola.

4) Ruangan Untuk Musyawarah. Terdapat sebuah ruangan tersendiri yang

khusus dibuat sebagai tempat para orangtua dan guru bisa berkumpul untuk

bermusyawarah. Musyawarah biasa dilakukan ketika sekolah akan melakukan

kegiatan seperti study tour atau pembagian rapor dan lain lain yang

menyangkut anak usia dini dan sekolah apabila diperlukan musyawarah.

5) Bus antar-jemput. Terdapat sebuah bus yang dipergunakan untuk mengantar

serta menjemput anak usia dini.

6) Wastafel. Terdapat juga wastafel yang dipergunakan anak usia dini untuk

mencuci tangannya sebelum memakan bekal yang disiapkan oleh

masing-masing orangtua. Untuk memakainya anak usia dini telah diajari agar

membiasakan diri untuk antri dalam memperoleh giliran.

7) Kamar Mandi. Ada dua buah kamar mandi di sekolah yang dibedakan antara

kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan.

8) Audiovisual. Dipergunakan untuk memberikan pemberitahuan ataupun

pengumuman kepada semua yang ada di sekolah. Kemudian juga untuk

(26)

Sarana dan prasarana yang ada di YPN Putra Sejahtera memang terlihat lebih

sederhana. Hal ini dikarnakan lokasi sekolah yang masih jauh dari daerah perkotaaan

dan anak usia dini yang diberi pendidikan belum terlalu banyak sehingga dana yang

diperoleh untuk melengkapi sarana dan prasarana masih minim. Lokasi sekolah yang

begitu luas sehingga terdapat banyak tanaman ataupun pohon-pohon yang berada di

YPN Putra Sejahtera sehingga suasana udara di sekolah tersebut masih sejuk.

Ditambahkan oleh informan H.P. (Pr, 48 tahun)

“Untuk sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah cuman segini dulu kita buat. Kalau ada yang perlu ditambahkan lagi ya akan menyusul sesuai kebutuhan di sekolah. Untuk bus sekolah contohnya baru ada setelah melakukan musyawarah dari orangtua murid yang kerepotan untuk mengantar anaknya tepat ke sekolah karna tugas di rumah banyak juga yang harus dikerjakan. Jadi untuk tahun ini mulai beroperasi bus sekolah yang akan mengantar dan menjemput anak usia dini, nanti juga bisa dipergunakan untuk kepentingan study tour murid sekolah.”

4.1.4 Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia

PAUD di Indonesia eksistensinya dimulai sebelum masa kemerdekaan. Pada

masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu; pada masa pergerakan

nasional pada penjajahan Belanda sekitar tahun 1908-1941 dan masa penjajahan

Jepang Tahun 1942-1945. Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali

berdirinya Budi Utomo, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum budi

putera semakin dirasakan. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara, sepulang

diasingkan dari Belanda selama dua tahun (1913-1915), mendirikan Taman Lare atau

(27)

Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD, terus berlanjut

namun semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal

penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya

dengan nyanyian-nyanyian Jepang. Periode berikutnya adalah periode setelah

kemerdekaan. Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan

Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru Taman

Kanak-kanak (TK) Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasional dalam

melawan kembalinya Belanda. Di era ini pemerintah dan swasta mulai membangun

banyak TK. Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar

Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian

dari sistem pendidikan nasional. Pada periode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di

Jakarta dengan pemberian subsidi, dan pengembangannya yang terus berlanjut hingga

ke luar pulau Jawa.

Periode 1998-2003 ditandai dengan otonomi pendidikan, yang berpengaruh

terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah-daerah. Pada

periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan

nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA)

dan satuan PAUD Sejenis. Periode 2003-2009, ditandai dengan keluarnya

undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Melalui UU ini

untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang, yaitu

pada pasal 1 butir 14 tentang pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus

mengatur tentang PAUD; dan pasal-pasal terkait lainnya. Periode 2010-sekarang,

(28)

nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan

Informal (PAUDNI) melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia

sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010. Pada

perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya sebagai karakteristiknya

yang meliputi TK (termasuk Taman Kanak-kanak Bistanul Athfal/TK-BA), RA, KB,

TPA, Satuan PAUD Sejenis, serta PAUD berbasis keluarga dan/atau lingkungan.

Perkembangan pendidikan anak di Indonesia juga mendapatkan beberapa

permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk segera diatasi. Hal itu diantaranya

menyangkut jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar, sarana

dan dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini

disebabkan oleh terbatasnya kreativitas guru PAUD untuk menciptakan dan

mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan

potensi budaya dan alam sekitar. Kompetensi sebagian besar guru PAUD masih

belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang

pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan

konsep dan ilmu praktis tentang PAUD. Perbedaan anak usia dini yang mengikuti

PAUD di perkotaan dan perdesaan masih sangat besar, hal itu bisa disebabkan

kurangnya sarana pendidikan anak usia dini di pedesaan. Ini terjadi karena sumber

informasi kepada masyarakat desa serta faktor kehidupan ekonomi masyarakat desa

yang kebanyakan ialah masyarakat kelas bawah. Antara pendidikan dan (SEJARAH SEKOLAH PAUD DI INDONESIA _ ANAK PAUD BERMAIN

(29)

perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu

masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan

dalam penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Sumber daya manusia bangsa Indonesia ke depan tidak terlepas dari fungsi

pendidikan nasional. Dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan : Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Idi,

2011:60)

4.1.5 Profil Informan

4.1.5.1 Informan Kunci (Orangtua ataupun wali anak usia dini yang

memperoleh pendidikan di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera)

1. Nama : Jenny Simanjuntak / Ibu Ponda Panjaitan

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 33

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : Diploma 3

(30)

Alamat : Jl. Bunga Rampai VI Gg. Kenanga

Jumlah Tanggungan : 2

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ibu Jenny Simanjuntak adalah orangtua anak usia dini yang pertama sekali

peneliti temui di YPN Putra Sejahtera. Saat itu ibu Jenny baru saja sampai di sekolah

untuk mengantar anaknya. Anak beliau yang bersekolah di Putra Sejahtera bernama

Ponda Panjaitan, Ponda berada di Tk A atau playgroup. Ibu Jenny sangat ramah

kepada peneliti dan setelah mengetahui tujuan dan maksud peneliti datang ke sekolah

maka ibu itu bersedia menjadi informan. Beliau bercerita bahwa tujuan memberikan

pendidikan anak usia dini kepada Ponda adalah untuk membentuk mental dan

kepribadian si anak. Karena menurut beliau apabila mental anak sudah terbentuk

maka kemana pun ia melangkah ia akan dapat menghadapi segalanya. Menurut beliau

lembaga pendidikan PAUD ini sangat bagus untuk membentuk karakter anak.

Kebetulan ibu Jenny dan yayasan berada di satu lingkungan sehingga ibu Jenny

sering bercerita kepada yayasan tentang bagaimana Ponda di rumah. Ponda

merupakan anak yang sangat aktif di rumah, dia suka bermain dan berlari-lari

sehingga juga menyulitkan ibu Jenny dalam mengurusnya. Akhirnya ibu Jenny

memasukkan Ponda ke YPN Putra Sejahtera agar lebih diarahkan ke arah yang lebih

baik. Hasilnya menurut ibu Jenny ialah Ponda menjadi anak yang lebih mandiri dan

semakin disiplin. Dan hebatnya lagi ia sudah mempunyai cita-cita ke depannya

menjadi apa. Walaupun hanya sebatas cita-cita saat masih kecil ibu Jenny tetap

(31)

bukan semata-mata tugas sekolah, melainkan keluarga juga harus berperan aktif

dalam meningkatkan kecerdasan anak karena keluarga merupakan tempat si anak

lama menghabiskan waktu untuk berinteraksi. Jadi beliau melakukannya dengan cara

memberikan gizi yang cukup kepada anak. Saat pagi sebelum berangkat sekolah ibu

Jenny selalu menyediakan sarapan dan menyiapkan bekalnya di sekolah kemudian

pada saat malam hari ibu Jenny sering bertanya tentang kegiatan apa yang dilakukan

ketika di sekolah. Hal itu dimaksudkan dengan tujuan anaknya dapat mengingat

kembali apa yang telah diajarkan kepadanya dan juga membangkitkan semangat

belajarnya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan

perkembangan anak bahwa itu sudah menjadi tugas orangtua dan sudah selayaknya

seorang ibu melaksanakan tanggung jawab tersebut dalam keluarga. Menurut ibu

Jenny, anaknya sangat betah berada di YPN Putra Sejahtera bahkan ketika demam

pun ia mau pergi ke sekolah tetapi saya tidak perbolehkan karena takut anak menjadi

drop dan demamnya semakin parah. Agar dapat mengetahui perkembangan dari

Ponda, ibu Jenny selalu membicarakan tentang perkembangan Ponda setiap kali ada

waktu berbincang dengan guru. Hal itu dimaksudkan beliau agar beliau tahu sampai

sejauh mana berkembang si anak di sekolah.

Situasi lingkungan tempat ibu Jenny tinggal yang berada di jalan Bunga Rampai

VI Gg Kenanga dipenuhi oleh anak-anak seumuran Ponda yang juga masih sekolah

tingkatan TK dan SD sehingga ketika Ponda bermain bersama teman-teman di

lingkungan mereka tinggal sering lupa waktu karena terlalu asik bermain dengan

(32)

mereka membuat Ponda memiliki banyak teman sehingga terkadang lupa waktu

dalam bermain dan akhirnya harus dipanggil dulu baru mau pulang ke rumah. Untuk

menjaga Ponda dari pengaruh lingkungan yang buruk beliau sering bertanya kepada

Ponda tentang siapa-siapa saja yang menjadi teman Ponda bermain dan menanyakan

bermain apa. Menurut beliau anak-anak yang nakal di daerah mereka biasanya yang

sudah kelas 5-6 sd sehingga ibu tersebut menasehati kepada Ponda agar jangan

bermain dengan mereka dan memberikan alasan bahwa mereka itu nakal. Penilaian

dari tetangga sangat mendukung dengan pemberian pendidikan anak usia dini yang

dilakukannya. Karena disana juga banyak anak-anak seusia Ponda yang mengikuti

pendidikan anak usia dini.

2. Nama : Tuti Manalu / Ibu Prasetyo

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 33

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : SMA

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bunga Rampai VI Gg. Mawar

Jumlah Tanggungan : 2

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ibu Tuti Manalu adalah salah seorang orangtua murid anak usia dini di YPN

Putra Sejahtera. Anaknya yang bernama Prasetyo berada di kelas Tk A atau

(33)

Menurut ibu Tuti pendidikan anak usia dini tersebut adalah tempat untuk memotivasi

anak menjadi lebih baik. Kemudian pula tujuan ibu tersebut memberikan pendidikan

anak usia dini kepada Prasetyo adalah dengan tujuan agar menjadi anak yang lebih

mandiri dan ketika setelahnya masuk sekolah dasar tidak terkejut tentang apa yang

akan terjadi di sekolah. Jadi agar Prasetyo bisa lebih mandiri dalam melakukan

apapun, karna di rumah Prasetyo merupakan anak yang manja sehingga ibu Tuti

lumayan kesulitan dalam mendidik anak karna takut anak akan melanjutkan sifatnya

tersebut sampai dewasa. Menurut ibu tersebut anaknya diajarkan layaknya mamak

dan anak serta tidak ada kekerasan pada proses pengajaran sehingga anaknya merasa

nyaman berada di sekolah tersebut. Bahkan Prasetyo akan marah kalau saja ada hari

libur yang membuat dia tidak bisa bersekolah dan berkumpul bersama temannya.

Selain menjadi anak yang mandiri, ibu Tuti juga ingin agar anaknya berkembang

memiliki karakter yang baik kemudian tahu apa yang diinginkan menjadi cita-citanya

kelak. Hasil dari pendidikan tersebut sudah mulai terasa kepada ibu yang memiliki

dua orang anak tersebut. Prasetyo mulai mempraktekkan di rumah supaya tidak

membuang sampah sembarangan kemudian juga ketika Prasetyo selesai makan, ia

akan membantu ibu Tuti untuk membereskan yang kotor. Semua ada aturannya

begitu yang dikatakan Prasetyo setiap kali ikut membantu membereskan selesai

makan.

Untuk meningkatkan kecerdasan Prasetyo, ibu Tuti selalu bertanya tentang apa

yang dipelajari tadi di sekolah ketika Prasetyo pulang sekolah. Kemudian ibu tersebut

(34)

menanyakan apa pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya. Setiap pulang

sekolah Prasetyo selalu bercerita kepada ibu Tuti tentang apa saja yang terjadi di

sekolah. Dimulai dari temannya yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, kemudian

temannya yang membawa bekal apa untuk dimakan saat istirahat. Ibu Tuti ingin agar

setelah anaknya bersekolah di YPN Putra Sejahtera, pikiran anaknya menjadi terbuka

dan dengan itu wawasannya akan berkembang sehingga apa yang dicita-citakan dapat

dicapainya.

Lingkungan sekitar ibu Tuti juga dipenuhi oleh anak-anak yang masih bersekolah

kemudian juga orangtuanya yang pergi bekerja. Namun ada juga beberapa orang anak

yang ternyata sudah tidak sekolah berbulan-bulan sehingga akhirnya putus sekolah.

Hal itu terjadi akibat orangtua yang tidak memperhatikan sekolah si anak secara

intensif sehingga anak bisa tidak ketahuan bolos sekolah selama berbulan-bulan. Oleh

karena ibu ibu Tuti selalu menasehati kepada anaknya agar selalu bersekolah, dan

mengatakan bahwa tidak baik yang tidak sekolah itu. Untuk pergaulan anak dengan

teman di lingkungannya ibu Tuti tidak terlalu khawatir anaknya akan masuk ke dalam

lingkungan atau pergaulan anak-anak yang nakal. Menurutnya anaknya sudah mulai

tahu mana membedakan teman yang baik dan nakal. Untuk yang tidak mau

bersekolah dianggap si anak adalah orang yang nakal dan ia tidak mau berteman

setiap kali ibu Tuti bertanya siapa-siapa saja temannya. Kemudian ibu Tuti juga

melakukan pendekatan yang intensif kepada si anak agar anak selalu mau bercerita

tentang segala aktivitas yang baru saja dilakukannya seharian penuh. Menurut beliau

(35)

memberikan pendidikan anak usia dini kepada anak, dengan alasan bahwa anak akan

lebih mudah menangkap pelajaran ketika masuk sekolah dasar dan bisa lebih unggul

dibandingkan teman-temannya.

3. Nama : Evi Bangun / Ibu Mika Maria Simanjuntak

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 26

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : SMA

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bunga Rampai Lk III Gg Sibayak

Jumlah Tanggungan : 1

Pekerjaan : Petani

Ibu Evi adalah ibu dari Mika Maria Simanjuntak yang bersekolah di YPN Putra

Sejahtera kelas Tk B atau berada di atas Tk A atau playgroup. Selain menjadi ibu

rumah tangga, ibu Evi juga sering membantu suaminya dengan bertani. Menurut ibu

Evi pendidikan anak usia dini adalah tempat mendidik anak secara emosional agar

anak menjadi lebih mandiri. Tujuan ibu ini memberikan pendidikan anak usia dini

kepada Mika karna ingin anaknya menjadi seseorang yang mandiri, pintar dan tidak

kalah dengan teman-teman sebayanya. Ibu ini tidak ingin anaknya dikatakan bodoh

oleh orang lain. Menurut ibu Evi juga PAUD sangat penting diberikan kepada anak

karena selain membuat anak menjadi pintar, anak akan mudah beradaptasi dengan

(36)

bergaul secara aktif. Ibu Evi pertama sekali mendengar keberadaan YPN Putra

Sejahtera adalah dari gereja tempat beliau beribadah. Kemudian jarak yang lumayan

dekat dari rumah membuat ibu tersebut akhirnya mendaftarkan Mika ke YPN Putra

Sejahtera. Ibu Evi mengatakan keunggulan yang dimiliki sekolah ini ialah

keterbukaan terhadap hasil dari pendidikan yang diperoleh oleh anak mereka,

kemudian untuk hal-hal yang menyangkut perkembangan anak pihak sekolah juga

sering berdiskusi dengan para orangtua dengan cara mengajak berkumpul dan

melakukan pertemuan di sekolah. YPN Putra Sejahtera mempunyai sarana atau

tempat dimana orangtua biasa berkumpul apabila ada pertemuan dengan orangtua

membahas sesuatu hal seperti pengadaan harmoni wisata. Tujuan ibu ini memberikan

pendidikan anak usia dini kepada anak juga agar anaknya ketika masuk sekolah dasar

dapat dengan mudah menangkap pelajaran karna sudah memiliki bekal pendidikan

sewaktu di Tk. Selain keinginan ibu evi yang ingin anaknya mempunyai kecerdasan

yang lebih dibandingkan teman-temannya, ia juga ingin agar anaknya tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang mandiri dan tidak manja.

Hasil dari pendidikan anak usia dini yang diberikan kepada Mika saat ini mulai

terasa dengan si anak mulai lancar dalam berhitung walaupun untuk membaca anak

ini masih kesulitan. Ibu Evi juga selalu menanyakan tentang apa saja yang baru

dipelajari di sekolah sehingga anaknya bisa mengingat kembali apa yang diajarkan

gurunya dan bisa mengulanginya kembali. Menurut ibu Evi anaknya merasa nyaman

ataupun betah berada di sekolah. Ketika pulang dari sekolah ia langsung menyuruh

(37)

beliau akan serius memperhatikan si anak dalam aktivitasnya. Setelah anak tidur

siang baru beliau membereskan pekerjaan rumah yang menjadi tanggungjawabnya.

Mika pernah menceritakan kepada ibunya tentang temannya yang nakal sehingga

akhirnya dihukum dan juga ketika dia tidak berhati-hati dalam bermain lalu kemudian

terjatuh dan menimbulkan luka di lengannya. Untuk saat ini ibu ini ingin anaknya

agar bisa membaca secara lancar, beliau mengatakan bahwa kalau lancar berhitung

tetapi membacanya belum bisa ya sama saja tidak ada gunanya. Minat anaknya untuk

mengikuti pendidikan di sekolah menurutnya sangat tinggi sehingga ibu Evi yakin

anaknya merasa nyaman berada di YPN Putra Sejahtera.

Lingkungan ibu Evi nyaman dan tidak ada orang yang suka membuat keributan

disana. Anak-anak seumuran anaknya juga banyak disana dan menurutnya baik-baik.

Mika dalam pergaulannya dengan teman-teman di lingkungannya tidak hanya

berteman dengan teman sebayanya tetapi dengan umur yang jauh diatasnya juga ia

berteman dan akrab. Namun semenjak banyaknya kasus tindakan kekerasan kepada

anak saat ini membuat ibu tersebut lebih memberikan pengarahan kepada anaknya

agar tidak mendapatkan kekerasan dari orang lain. Ibu Evi mengatakan bahwa ia

mengajari anaknya apabila jangan mau diginikan sama orang yang artinya jangan

mau ketika seseorang melakukan sesuatu hal yang tidak lazim kepadanya. Beliau

mengaku mendapat dukungan dari tetangga ataupun lingkungan tempat tinggal

perihal memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya. Masyarakat yang

berada di lingkungan tempat tinggalnya selalu memberikan dukungan kepada setiap

(38)

4. Nama : Sandra Pangaribuan / Ibu Yohana Kezia Sihotang

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 39

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : Sarjana Akuntansi

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bunga Rampai II

Jumlah Tanggungan : 2

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ibu Sandra Pangaribuan adalah orangtua dari Yohana Kezia Sihotang yang

berada di kelas Tk A atau setingkat playgroup. Ibu ini mengatakan bahwa pendidikan

anak usia dini ialah pendidikan supaya lebih cepat mengenal angka dan huruf

sebelum sekolah dasar. Kemudian setelah itu PAUD juga mempunyai peran untuk

membuat anak mudah bersosialisasi dengan lingkungannya dan kedepannya tidak

mudah dibodoh-bodohi oleh orang dan tentunya akan mendapatkan pekerjaan.

Motivasi beliau memberikan pendidikan anak usia dini kepada Yohana adalah agar

anaknya menjadi lebih pintar kemudian mandiri setelah itu mentalnya bisa terbentuk

secara baik. Ibu ini juga ingin agar anaknya tidak menjadi seorang anak yang pemalu.

Ibu Sandra pertama sekali mendengar tentang keberadaan sekolah ini ialah dari teman

tempat lingkungannya tinggal. Menurutnya keunggulan YPN Putra Sejahtera

dibandingkan sekolah lain ialah karna sekolah ini mempunyai guru-guru yang bagus.

(39)

pendidikan di YPN Putra Sejahtera. Kemudian ia merasa bahwa di sekolah lain yang

memiliki banyak siswa tetapi juga memiliki guru yang sedikit sehingga menyebabkan

banyak anak yang tidak terkontrol secara mendalam. Sedangkan di YPN Putra

Sejahtera siswanya lebih sedikit sehingga gurunya dapat mengawasi anaknya secara

mendalam dan memperhatikan perkembangan belajarnya.

Sejauh ini ibu Sandra merasa bahwa pendidikan yang didapatkan anaknya di

sekolah mulai terlihat hasilnya. Hal itu seperti anaknya yang kemudian menjadi lebih

mandiri. Contoh nyata anaknya yang mulai mandiri terlihat ketika anaknya pulang

sekolah dan langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bahkan ketika ibu Sandra

menyuruh agar anaknya istirahat terlebih dahulu tetapi ditolak anaknya. Pr dulu mak

yang ku kerjakan begitu yang biasa dikatakan Yohana apabila disuruh untuk tidur

siang dulu. Bahkan si anak belum mau makan apabila tugasnya belum selesai.

Sehingga ibu Sandra selalu mendmpingi Yohana ketika sedang mengerjakan

pekerjaan rumahnya dan ketika si anak kesulitan dalam mengerjakan tugasnya ibu

Sandra kemudian membantu untuk mengarahkan dan kemudian mengajarinya.

Sebagai ibu rumah tangga yang juga mempunyai tugas dalam membereskan semua

yang ada di rumah, ibu Sandra melihat anaknya mulai mandiri sehingga ketika akan

membantu dalam pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada anaknya, si anak akan

mengatakan bahwa mamak udah sana kerjain yang lain biar aku yang kerjakan

tugasku. Kemudian ibu Sandra paham bahwa mungkin itu yang dibilang gurunya agar

tugasnya tidak boleh dikerjakan oleh orangtuanya melainkan harus dirinya sendiri

(40)

untuk mengerjakan tugasnya lebih dahulu kemudian ketika anaknya dilihat mulai

kesulitan maka ibu tersebut mulai membantu mengarahkan dan mengajari tetapi yang

menulis tetap harus anaknya. Karena menurut Yohana, ibu gurunya akan memarahi

kalau yang menulis ataupun yang mengerjakan tugas yang diberikan ialah

orangtuanya.

Yohana menurut ibu Sandra biasanya bercerita mengenai pengalamannya di

sekolah saat ada momen-momen tertentu saja sehingga ibu tersebut biasa yang mulai

bertanya tentang apa-apa saja yang terjadi di sekolah. Ibu Sandra berharap setelah

masuk YPN Putra sejahtera anaknya menjadi pintar. Karna melihat minat belajar si

anak yang sangat tinggi bisa menjadi pelecut semangat agar anaknya tumbuh menjadi

seorang yang pintar. Pernah suatu saat ibu Sandra menyuruh anaknya untuk tidak

bersekolah dulu dengan alasan bahwa ada pesta yang harus diikuti olehnya sehingga

tidak ada yang menjaga ketika pulang dari sekolah. Jadi ibu ini bermaksud untuk

membawa Yohana juga ke pesta tersebut. Tetapi hal tersebut membuat anaknya

marah dan kemudian menangis dan mengatakan bahwa gag mau aku mak gag

sekolah. Dari kejadian tersebut ibu Sandra berharap semangat anaknya untuk

bersekolah tetap tinggi.

Menurut ibu Sandra situasi lingkungan tempat tinggalnya sangat hancur. Karena

banyak sekali anak yang nakal disana. Disanalah semua anak-anak yang nakal itu

berada. Begitu yang dikatakan oleh ibu yang memiliki dua orang anak ini. Bahkan

ibu ini berkata bahwa anak-anak mudanya disana sudah banyak yang memakai

(41)

lingkungan tersebut. Beliau takut anaknya akan terikut oleh pergaulan yang ada di

lingkungan mereka. Tetapi anaknya juga sudah tahu bahwa anak-anak yang berada di

lingkungan tempat tinggalnya tidak baik sehingga ia tidak mau bermain dengan

mereka. Ibunya juga mengatakan agar jangan mau bergaul dengan anak-anak yang

bandal tersebut. Untuk menghindarkan anaknya dari lingkungan yang buruk, ibu

Sandra selalu mengkontrol anaknya sehingga tidak mau mengikuti anak-anak yang

nakal yang ada di lingkungannya tersebut. Beliau juga menjelaskan tentang keadaan

lingkungan tempat tinggal mereka berada sehingga anaknya mempunyai pandangan

terhadap yang baik dan buruk. Masyarakat yang ada di lingkunga tempat tinggal ibu

Sandra juga mendukung tindakan ibu ini agar memberikan pendidikan anak usia dini

kepada anaknya dengan mengatakan lebih baik anaknya bersekolah daripada

keluyuran seperti anak nakal yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka.

5. Nama : Berlin Tumanggor / Bibi Yoshua Sianturi

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 20

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

Status : Lajang

Alamat : Jl. Pintu Air IV No. 389

Pekerjaan :Mahasiswa

Berlin Tumanggor merupakan bibi dari Yoshua Sianturi, ia yang biasa mengantar

(42)

Pintu Air IV No. 389. Ayah dan ibu Yoshua sudah meninggal sehingga sampai saat

ini ia diasuh oleh nenek dan bibinya. Berlin juga tercatat sebagai seorang mahasiswi

perguruan tinggi swasta. Ia biasa berangkat kuliah pada siang hari karna pagi hari

harus membantu membereskan rumah, menyiapkan sarapan dan kemudian mengantar

Yoshua untuk berangkat sekolah. Nenek Yoshua sudah terlalu tua untuk mengantar

cucunya berangkat sekolah. Menurut Berlin pendidikan anak usia dini ialah

pendidikan yang dimulai untuk anak usia dini untuk melatih kemampuan otaknya

agar bisa lebih pintar. Berlin yang menjadi wali dari Yoshua berkeinginan agar

Yoshua menjadi anak yang pintar kemudian wawasannya terbuka serta peduli

terhadap lingkungannya. Pendidikan anak usia dini sangatlah penting saat ini sesuai

dengan perkembangan zaman yang menuntut anak untuk lebih cerdas lagi tambah

Berlin. Berlin mengetahui keberadaan YPN Putra Sejahtera ketika melewati

persimpangan jalan dan melihat pamflet yang berdiri tentang adanya sekolah ini.

Kemudian setelah itu ia kemudian mendapatkan selebaran brosur dan akhirnya

mendaftarkan Yoshua untuk bersekolah di YPN Putra Sejahtera. Yoshua akhirnya

dimasukkan ke kelas Tk A atau playgroup. Menurutnya alasan memilih YPN Putra

Sejahtera sebagai tempat untuk menempuh pendidikan anak usia dini kepada Yoshua

ialah karna menurutnya belajar di yayasan tersebut sangat bagus ditambah siswanya

juga sedikit sehingga memudahkan gurunya untuk mengontrol semua anak usia dini

yang belajar disana kemudian yang proses pengajarannya juga bagus. Alasan Berlin

mengatakan demikian karna gurunya mengajarkan tahapan-tahapan yang diajarkan

kepada anak usia dini dari dasar tanpa memaksa si anak untuk langsung bisa

(43)

Berlin ingin Yoshua agar lebih mandiri karna ia akan menghadapi kenyataan

menjadi anak yatim piatu dan harus bisa mengerjakan sesuatu secara mandiri. Sejauh

ini sekolah di YPN Putra Sejahtera mulai memberikan hasil yang positif kepada

Yoshua. Contohnya ialah ketika di rumah ia mulai bersikap lebih dewasa dan

pengetahuannya juga semakin banyak. Menurut Berlin dalam meningkatkan

kecerdasan Yoshua ialah dengan cara tidak terlalu memaksa kehendaknya agar si

anak terlalu keras belajar, kemudian dengan mencari tahu bagaimana sebenarnya

minat si anak belajar. Setelah itu mencari cara bagaimana si anak agar dapat lebih

mudah dan memahami apa yang diajarkan kepadanya. Untuk membagi waktu antara

pekerjaan dan perkembangan pendidikan Yoshua maka setiap pagi Berlin selalu

menyiapkan sarapan pagi dan juga bekal Yoshua untuk di sekolah. Kemudian

mengantar Yoshua pergi ke sekolah dan setelah itu ia pulang untuk membereskan

rumah. Setelah pulang sekolah Yoshua lebih banyak menghabiskan waktu bersama

bulangnya karena pada siang hari Berlin harus berangkat ke kampus untuk kuliah.

Lalu ketika malamnya ataupun ketika pulang kuliah Berlin selalu menanyakan perihal

apa pekerjaan rumah yang diberikan gurunya kemudian membantu Yoshua

mengerjakan tugas yang tidak dipahaminya dan membantu Yoshua mengulang

pelajaran sewaktu di sekolah.

Menurut penuturan dari Berlin, Yoshua sangat betah berada di sekolah. Ketika

disuruh untuk tidak sekolah dulu karna saat itu Yoshua sedang sakit dan takut akan

semakin parah, ia tidak mau dan memaksa untuk tetap pergi ke sekolah. Yoshua juga

(44)

ketika ia pergi berenang bersama teman-temannya dari sekolah. Kemudian juga yang

baru-baru ini ia bercerita pengalamannya saat ia dan teman sekelasnya pergi ke Binjai

untuk melakukan kegiatan harmoni wisata dari sekolahnya. Berlin yang merupakan

seorang mahasiswi tahu betul bahwa perlu komunikasi yang tepat kepada guru tempat

Yoshua belajar agar dapat berkembang sesuai dengan yang diinginkan keluarga.

Berlin pernah mengatakan kepada gurunya agar diajari apabila ngomongnya ada yang

salah dan kemudian juga ia pernah menyampaikan kepada guru agar kelas tempat

Yoshua belajar tidak kotor. Hal itu dikatakan karna Yoshua pernah bercerita tentang

keadaan kelasnya yang kotor. Karna menurut Berlin, ketika di rumah Yoshua selalu

diajarkan untuk menjaga kebersihan dan dilarang untuk bermain di luar dengan

teman-temannya yang nakal. Karena secara pribadi Berlin menginginkan Yoshua

memiliki karakter yang baik dan sopan. Minat belajar Yoshua di sekolah menurut

Berlin sangat tinggi. Contohnya ketika pulang sekolah, ia langsung membuka tas dan

mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya. Ini kak ada tugas dari

miss, bantu mengerjainya yaa kak, itu biasa yang dikatakan Yoshua ketika pulang

sekolah. Berlin hanya menjawab iya nanti malam kakak ajari karna Berlin juga harus

berangkat kuliah saat itu.

Melihat situasi lingkungan tempat tinggal mereka diakui Berlin buruk. Disana

dipenuhi anak-anak remaja yang sering melakukan keributan di kampung mereka.

Sehingga ia juga takut Yoshua akan mengikuti sifat-sifat buruk tersebut. Tetapi

sampai saat ini Yoshua masih bersikap baik dan ada beberapa temannya di

(45)

mudah bergaul dengan anak-anak yang ada di lingkungannya. Tetapi hal tersebut

menurut Berlin bisa berakibat buruk apabila kurangnya pengawasan dari mereka

sehingga Yoshua masuk ke lingkungan yang buruk. Jadi dari keluarga mereka

membatasi dengan siapa Yoshua bermain. Penilaian masyarakat di lingkungan

mereka bertempat tinggal menyatakan bahwa memberikan pendidikan saat usia dini

sangat berlebihan karna sewaktu sekolah dasar diajari juga membaca dan berhitung.

Namun Berlin mengatakan bahwa semua ini demi kebaikan Yoshua dan tidak terlalu

memikirkan yang dikatakan oleh tetangganya.

6. Nama : Agustina Napitupulu / Ibu Maria Kezia Siallagan

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 31

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : SMU

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bunga Rampai 3

Jumlah Tanggungan : 2

Pekerjaan :Petani

Ibu Agustina Napitupulu adalah orangtua dari Maria Kezia Siallagan. Maria

berada di kelas Tk B atau taman kanak-kanak. Ibu ini memiliki dua orang anak dan

Maria merupakan anak yang kedua. Kakaknya juga dahulu mendapatkan pendidikan

di YPN Putra Sejahtera dan sekarang sudah siswa sekolah dasar. Pendidikan anak

(46)

dini. Beliau menambahkan YPN Putra Sejahtera merupakan sekolah yang bagus.

Motivasi beliau memberikan pendidikan anak usia dini kepada si anak adalah agar

anaknya dapat menjadi anak yang pintar dan dapat menggapai cita-citanya.

Sebelumnya ia mendengar tentang yayasan ini dari tetangganya. Menurut beliau

keunggulan memberikan pendidikan di YPN Putra sejahtera ialah dikarnakan

anaknya sudah diberi pengenalan dalam bahasa inggris. Dari pengamatan peneliti

ketika berada di sekolah memang terlihat anak diajarkan untuk mengenal bahasa

inggris. Sewaktu berdoa ketika hendak makan saat istirahat siang, anak usia dini

tersebut menggunakan bahasa inggris. Maria mempunyai cita-cita yang sangat tinggi

yaitu menjadi seorang dokter sehingga ibu Agustina merasa perlu pembekalan yang

sangat lebih dimulai saat anak usia dini. Maria di rumah selalu mempraktekkan apa

yang diajarkan di sekolah sehingga ibu tersebut merasa mantap menyekolahkan

anaknya di yayasan tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan belajar anaknya maka

ibu Agustina selalu memperhatikan anaknya ketika belajar. Namun ketika ditanya

apakah memberi kursus privat lain di luar jam sekolah demi kecerdasan yang lebih

lagi kepada si anak, ibu ini menjawab tidak ada dan menurut beliau otak anaknya

belum mampu menerima semua ilmu di usianya.

Selain sebagai ibu rumah tangga, ibu ini juga sering membantu suaminya dalam

bertani. Sehingga terkadang ibu ini harus pulang duluan ke rumah untuk melihat

apakah anaknya sudah pulang atau belum. Anaknya diakui ibu ini sangat betah berada

di sekolah karena guru yang mengajari mereka sangat baik. Maria yang berada di Tk

(47)

dalam mengajari anak usia dini dan memperhatikan perkembangan anak yang mereka

ajarkan. Sehingga walaupun di kelas tersebut ramai tetapi dapat ditenangkan oleh

kedua orang gurunya. Ibu ini sudah yakin dengan metode pengajaran yang diberikan

sekolah kepada anaknya sehingga beliau tidak pernah memberikan kritik ataupun

saran kepada gurunya. Menurutnya hasil dari pendidikan yang diberikan sekolah

kepada kakaknya Maria yang sebelumnya bersekolah di YPN Putra Sejahtera sangat

bagus sehingga yakin untuk menyekolahkan anaknya yang kedua di yayasan tersebut.

Ibu Agustina menginginkan anaknya menjadi anak yang jauh lebih baik lagi dan

ketika menempuh sekolah dasar tidak menjadi anak yang nakal karna sudah di

bimbing sejak masih di TK. Minat anaknya untuk bersekolah dikatakan sangat tinggi

tetapi kadang kesulitan mengingat pelajaran apa yang telah dikerjakan saat di

sekolah.

Melihat situasi di lingkungan tempat tinggal ibu Agustina yang berada di jalan

bunga rampai 3 menurutnya aman dan tidak pernah terjadi keributan. Anak-anak

seumuran Maria sudah jarang ada di lingkungan mereka tinggal. Kebanyakan disana

pemuda pemudinya sudah kuliah sehingga Maria hanya bermain bersama kakaknya.

Untuk menghindarkan anak dari lingkungan ataupun pergaulan yang buruk, ibu ini

memberikan ajaran dari dasar terlebih dahulu yaitu kuat agamanya dan paham firman

Tuhan sesuai ajaran agama yang dianut yaitu Protestan. Penilaian masyarakat di

lingkungannya untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah baik dan

beliau sebelumnya dianjurkan oleh orangtua yang menjadi temannya di

(48)

Harapan Baru. Tk Harapan Baru adalah salah satu Tk yang berada di daerah tempat

mereka tinggal. Namun menurut cerita ibu Agustina di Harapan Baru tidak ada

pengenalan bahasa inggrisnya sehingga akhirnya lebih memilih ke YPN Putra

Sejahtera.

7. Nama : Dosmaria Simanjuntak / Ibu Philip Nababan

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 40

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : Diploma 1

Status : Menikah

Alamat : Jl. Bunga Rampai II Gg denkon

Jumlah Tanggungan : 2

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ibu Dosmaria Simanjuntak adalah ibu orangtua anak usia dini yang peneliti

jumpai ketika hendak menjemput anaknya yang bernama Philip Nababan untuk

pulang ke rumah. Saat itu ibu Dosmaria hendak pergi ke suatu tempat sehingga beliau

membawa Philip karena di rumah tidak ada orang yang akan menjaganya. Philip

berada di Tk B yang diasuh dan diajari oleh Lilis dan Lasni Sihotang. Ibu ini bekerja

sebagai ibu rumah tangga dan ketika suaminya sedang panen barulah beliau turut

membantu suaminya. Hal ini dikarnakan ibu Dosmaria memiliki dua orang anak usia

dini yang masih butuh perhatian khusus darinya terlebih kepada Philip yang masih

(49)

playgroup sampai ke TK. Ibu ini paham betul bahwa zaman sekarang manusia

dituntut untuk lebih tinggi dalam memperoleh pendidikan sehingga tujuannya

memberikan pendidikan anak usia dini kepada Philip agar si anak menjadi lebih

mandiri, disiplin dan sejak usia dini bisa menjadi anak yang pintar. Menurut beliau

lagi saat ini sangat penting untuk anak usia dini mendapatkan pendidikan karna anak

sekarang dituntut untuk lebih cepat mengenal atau memahami pelajaran di

sekolahnya. Ibu Agustina mengetahui tentang yayasan ini dari teman satu

lingkungannya. Sebelumnya anak pertama ibu ini diberikan pendidikan di tempat lain

dan dia merasa anaknya menjadi tertekan terhadap metode pelajaran yang diberikan

sehingga untuk anaknya yang kedua dia masukkan ke Putra Sejahtera. Keunggulan

dari YPN Putra Sejahtera yang juga banyak disampaikan oleh teman satu

lingkungannya ialah anak usia dini yang mengikuti pendidikan di yayasan tersebut

ditempah dan di ajari untuk berani tampil. Kemudian juga anaknya diajarkan untuk

mengenal bahasa inggris walaupun masih sedikit-sedikit. Menurutnya proses

pengajaran yang diberikan sekolah mengajarkan anak menjadi seorang yang

bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya dan bisa bersikap lebih mandiri.

Ibu Agustina memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya dengan

tujuan agar anaknya bisa lebih mandiri kemudian tidak manja dan bukan hanya karna

ikut-ikutan belaka dengan orang lain. Beliau ingin wawasan anaknya lebih luas dan

pintar. Sejauh ini proses pendidikan yang diikuti anaknya menghasilkan hal yang

positif. Contohnya adalah ketika anaknya di rumah langsung mengerjakan pekerjaan

(50)

meningkatkan kecerdasan anak ialah dengan cara membimbing saat anak belajar dan

memperhatikan perkembangan belajarnya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan

dan perkembangan si anak ibu ini bercerita bahwa pagi hari ia menyiapkan sarapan

dan bekal anaknya kemudian mengantar anaknya pergi ke sekolah. Setelah itu

barulah ibu ini membereskan pekerjaan rumah. Anaknya merasa nyaman berada di

sekolah dan pengalaman saat di sekolah, hanya diceritakan apabila ada kejadian

tertentu saja. Ibu ini juga pernah menyarankan kepada gurunya agar anaknya

diperhatikan lebih dan harus sudah bisa membaca. Ibu ini memang ingin anaknya

mempunyai karakter yang mandiri dan memiliki jati dirinya sendiri.

Situasi lingkungan tempat tinggal ibu Dosmaria yang berada di jalan bunga

rampai 2 gang denkon menurutnya sepi dan aman-aman saja. Namun keberadaan

anak-anak nakal dan sudah merokok ada juga disana tetapi lokasinya agak jauh dari

rumah mereka. Jadi untuk menghindarkan anaknya dari lingkungan yang buruk ibu

ini selalu mengajarkan anaknya mana yang baik dan buruk. Karna bukan hanya

sekolah yang bertanggungjawab terhadap pendidikan yang diperoleh anak tetapi juga

keluargalah yang harus lebih paham mengenai sifat anak. Untuk penilaian dari

masyarakat lingkungan sekitar tempat tinggal sering mengatakan tentang kenapa

cepat sekali menyekolahkan anaknya. Namun ibu ini ingin anaknya agar menjadi

anak yang lebih mandiri dan tidak cengeng karna yang diajarkan di sekolah berbeda

dengan yang diajarkan di rumah.

8. Nama : Henny Manullang / Ibu Arturo Simamora

(51)

Umur : 36

Agama : Protestan

Pendidikan Terakhir : SMK

Status : Menikah

Alamat : Jl. Pintu Air IV Gg Lestari

Jumlah Tanggungan : 3

Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ibu Henny Manullang mempunyai anak laki-laki bernama Arturo Simamora

yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera. Artur merupakan siswa di Tk B. Menurut

ibu Henny pendidikan anak usia dini adalah tempat untuk mengajarkan anak

bersosialisasi dan bergaul dengan lingkungannya. Ibu ini ingin agar anaknya dapat

bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Ibu Henny memasukkan anaknya ke

Putra Sejahtera adalah dengan keinginan agar anaknya mempunyai wawasan yang

luas dan juga bisa bersikap disiplin. Menurutnya proses pengajaran yang diberikan

oleh sekolah ialah baik sehingga membuat anaknya mampu belajar bersosialisasi

dengan temannya dan kedepannya dapat bersosialisasi dan bermasyarakat. Ibu Henny

mendengar tentang keberadaan yayasan Putra Sejahtera sekitar dua tahun yang lalu

dari temannya. Kemudian beliau mendengar bahwa mantan siswa di Putra Sejahtera

hasilnya kemandiriannya sangat bagus dan ibu ini ingin pula anaknya menjadi anak

yang mandiri. Selain itu terdapat juga pengenalan bahasa i

Gambar

Gambar V. Anak TK A atau Playgroup
Gambar VII. Anak TK B sedang belajar bersama Mis Lilis
Gambar XV. Plangkat YPN Putra Sejhatera

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan diperoleh perhitungan koefisien korelasi nilai r = 0,98 yang berarti diantara jumlah bonus yang diterima dengan produktivitas kerja karyawan mempunyai

tetraetil ortosilikat (TEOS) dan besi (III) nitrat sebagai prekursor diikuti dengan perlakuan termal pada temperature 500"C. Karakterisasi dilakukan dengan

Nama Paket Pekerjaan : Pengadaan Sewa Mesin Fotocopy Tahun Anggaran 2016. Nilai

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016, dengan ini kami

pekerjaan Tahun Anggaran 2016 dengan ini kami mengundang saudara untuk hadir pada :.. Hari :

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016, dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Pekerjaan: Pengadaan Benda Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan beserta kelengkapannya Tahun Anggaran