• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.2 Analisa dan Interpretasi Data

4.2.2 Kondisi Anak Usia Dini di YPN Putra Sejahtera

Setiap hari sekolah akan ada kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak usia dini di lembaga pendidikan ini. Kegiatan tersebut dilakukan secara rutinitas dalam menunjang proses pendidikan yaitu seperti belajar berhitung atau membaca kemudian bernyanyi hal yang diajarkan atau juga saat harus bekerjasama dengan sesama anak usia dini dalam mengikuti permainan yang diberikan oleh guru ataupun misnya. Kita pasti tidak tahu apakah yang sebenarnya dirasakan atau dipikirkan oleh anak-anak usia dini ini. Setiap anak akan memiliki perasaan yang berbeda-beda tentang apa yang telah dialaminya saat di sekolah. Banyak hal yang dapat dialami anak usia dini tersebut yaitu seperti senang, sedih, gembira, nyaman, tidak nyaman, marah, tidak suka dan banyak hal lagi. Sebab tidak semua anak usia dini mempunyai semangat yang tinggi dalam mengikuti proses pendidikan. Seperti yang diungkapkan L.S. (Pr, 27 tahun) :

“yang menjadi alasan anak usia dini untuk gag sekolah lagi selain karna ekonomi keluarganya lagi susah ya karna si anaknya sendiri malas ke sekolah

maunya masih main-main, jadi ketika sudah diantar orangtuanya kesini pun ada anak yang menangis dan minta pulang. Biasanya anak seperti itu akibat dia tidak mempunyai teman di sekolah tetapi kalau di dekat rumahnya mungkin banyak atau juga sebab itu dia belum merasa nyaman ditinggal orangtuanya di sekolah.”

Untuk membuat anak usia dini mengikuti yang dikatakan oleh orangtua bukanlah sesuatu yang mudah. Terutama saat anak tersebut sangat tidak suka dengan apa yang disuruh oleh orangtuanya. Contoh kecilnya saat anak disuruh untuk makan sayur, membereskan mainannya atau bisa juga saat disuruh untuk mandi. Namun untuk hal seperti itu orangtua mungkin masih memberikan toleransi namun berbeda halnya saat itu menyangkut pendidikan formal si anak yaitu saat si anak harus pergi ke sekolah. Untuk anak yang masih malas untuk berangkat ke sekolah orangtua pasti akan berusaha keras untuk memaksa baik itu dengan cara memarahi ataupun membujuk si anak. Anak yang mendapat perlakuan seperti itu pada akhirnya memang akan berangkat ke sekolah tetapi orangtua tidak akan tahu bagaimana perasaan si anak. Hal kecil seperti itu dapat membuat jiwa anak tidak sehat dan akan menggangu proses perkembangannya. Oleh sebab itu orangtua tetap harus berhati-hati dalam memberikan sesuatu kepada anak terutama saat anak tersebut masih di usia sangat muda.

Orangtua akan sangat terbantu dalam mengawasi proses perkembangan anak apabila si anak usia dini menceritakan setiap hal yang dilakukannya kepada orangtua dan hal tersebut dilakukannya dengan tanpa ditanya terlebih dahulu dari orangtua. Sebab anak akan berada di luar pengawasan orangtua secara tidak langsung saat mereka di sekolah ataupun saat mereka bermain dengan teman-temannya di sekitaran lingkungannya. Jadi dengan menceritakan kepada orangtua mengenai pengalamannya

maka orangtua juga dapat memahami serta memberikan pengajaran terhadap yang dilakukan oleh anaknya. Begitu pula dengan yang terjadi pada anak usia dini di yayasan Putra Sejahtera. Ada orangtua anak usia dini tersebut yang sering mendengarkan cerita anaknya saat di sekolah dan menjadikan orangtua tidak khawatir terhadap apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh anaknya serta ada juga orangtua yang anaknya hanya menceritakan pengalamannya di sekolah hanya saat ditanya. Berikut adalah gambaran yang diberikan orangtua anak usia dini saat ditanya mengenai kondisi anak usia dini dalam mengikuti pendidikan :

“kalau Philip biasanya cerita pas di sekolah kalau ada kejadian tertentu di sekolah makanya kita sering nanya dan dia termasuk anak yang malas ke sekolah, maunya libur, agak bandal memang cuman sudah agak berkurang lah”. (Ibu Philip Nababan)

“Si kesia selalu cerita apa saja kegiatannya saat di sekolah. Kekgini misnya di sekolah mak. Semualah diceritakan pas di sekolah sama kami. Tetapi untuk pelajarannya dia agak kurang mengingat memang. Karna lebih banyak mengobrol sama temannya mungkin.” ( Ibu Maria Kezia)

“Sering kalau Yoshua cerita pas di sekolahnya, kayak kemarin lah pas mereka ada kegiatan berenang jadi diceritakannya lah semua pas mereka disana karna saat itu juga gag ikut saya mendampinginya karna ada masuk kuliah jadi saya titip ke misnya aja. Dia juga cerita kalau mereka mau pergi ke binjai untuk keperluan study tour mungkin. Kalau untuk semangat belajarnya sangat tinggi, pulang sekolah langsung nunjukin peernya, tapi karna akan berangkat kuliah saya bilang nanti malam kakak bantu mengerjakannya ya. Pas sakit pun dia tetap mau sekolah karna saking semangatnya tetapi tetap kita larang supaya tunggu sembuh dulu”. (Bibi Yoshua Sianturi)

Saat peneliti bertemu dengan anak usia dini tidak perlu menunggu lama untuk kami bisa akrab. Mereka terbuka saat peneliti mencoba mengajak berbicara ataupun mengobrol yang kemudian setelah itu mulai bermain bersama seperti membantu mereka bermain ayunan ataupun bermain kejar-kejaran. Philip merupakan anak yang

cukup akrab dengan peneliti. Dia sangat senang setiap peneliti mengambil poto untuk keperluan dokumentasi dan mengajak teman-temannya supaya ikut di foto. Seperti yang dikatakan ibunya memang dia agak sedikit nakal, tetapi dia sangat kompak bermain dengan teman-temannya. Maria kezia merupakan anak gemuk yang menurut peneliti sangat lucu. Dia selalu malu-malu saat peneliti mengajaknya berbicara ataupun bermain dan sering menertawakan peneliti bersama teman-temannya. Kakaknya dulu bersekolah di yayasan ini juga dan setelah melihat hasil perkembangannya maka maria juga dimasukkan kesini. Teman-temannya lebih suka memanggilnya dengan sebutan kesia. Saat itu Maria kesia terlihat murung saat orangtuanya menjemputnya sebelum sekolah pulang. Hal tersebut diakibatkan ada pesta yang harus dihadiri sehingga Kesia harus ikut karena tidak ada orang di rumah yang mengawasinya. Sementar itu Yoshua merupakan anak dengan bada yang mungkin paling kecil diantara teman-temannya. Dia juga berada di kelas A yang tergolong anak yang berada di usia 4-5 tahun. Yoshua terlihat lebih tenang tetapi juga mau mengobro dengan peneliti. Sedih membayangkan bahwa anak seumur ini sudah tidak mempunyai ayah dan ibu. Menurutnya bulang dan bibinya sangat baik padanya dan pulang sekolah nanti dia akan dijemput oleh bibinya. Badannya memang agak kurus tetapi itu tidak menghalanginya untuk ikut berlarian dengan teman-temannya.

Kondisi anak usia dini di Putra Sejahtera memang bermacam-macam tetapi mereka sama dalam hal antusias mengikuti pendidikan di tempat tersebut. Baik itu saat di dalam kelas saat berlatih berhitung ataupun mengingat dan menyanyikan lagu bahasa inggris. Kemudian saat mereka di luar kelas untuk beristirahat dan memakan bekal yang telah mereka bawa dari rumah. Saat seseorang dengan gilirannya

memimpin doa untuk makan kemudian harus antri untuk membersihkan tangan mereka di wastafel sampai saat mereka kemudia bermain-main dengan temannya. Pada suatu kesempatan ada seorang anak yang buang air besar di luar atau di celana. Sebelumnya peneliti mengira bahwa anak tersebut akan mendapatkan banyak ejekan dari teman-temannya karna pada saat itu sangat tidak sedap wangi yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut. Namun perkiraan peneliti salah besar, setelah anak tersebut keluar dari kamar mandi dan memakai celana yang sudah khusus dipersiapkan untuk peristiwa tersebut tidak ada anak-anak yang tertawa ataupun mengejek. Wajah anak tersebut sangat malu dan tidak berani menatap teman-temannya. Namun ada seorang anak perempuan yang mengajaknya duduk di sebelahnya dan mengatakan “jangan diejek ya malu dia ini”. Hal tersebut dituruti yang lain dan terbukti tidak ada yang mengejek ataupun mentertawakannya. Kemudian ibu Herlina Purba menjelaskan kepada peneliti terkait peristiwa yang baru terjadi :

“Disini memang udah begitu, gag ada anak-anak yang mengejek apabila terjadi yang kayak itu. Karena gurunya sebelumnya telah memberikan pengajaran bahwa hal tersebut bukan untuk sesuatu untuk diejek, kita ajari bahwa semua orang bisa mengalami hal tersebut dan kita sebagai temannya tidak boleh menjauhi bahkan harus membuat dia supaya tidak malu lagi. Jadi tidak ada anak-anak yang mau mengejek apabila terjadi hal tersebut. Celananya memang udah disiapkan sekolah apabila terjadi hal tersebut.” Walaupun berada di daerah yang sangat jauh dari perkotaan tetapi kualitas pendidikan di YPN Putra Sejahtera juga sangat bagus. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi anak usia dini yang telah digambarkan sebelumnya. Dengan tenaga pengajar yang seadanya tidak membuat anak usia dini tidak bisa diperhatikan secara penuh. Apabila setiap anak memiliki pendidikan serta pemahaman seperti yang digambarkan tersebut maka ke depannya akan lahir anak-anak yang memiliki tingkat kedewasaan

yang tinggi dan dapat membantunya dalam berinteraksi serta bergaul dalam setiap lingkungan manapun.

4.2.3 Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Anak

Dokumen terkait