• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Kesimpulan

Hasil penelitian ini telah menjawab pertanyaan penelitian yang ingin mengetahui seperti apa bentuk pembelajaran PPKn Profetik untuk meningkatkan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa; serta bagaimana peningkatan kecerdasan, kepedulian, dan partisipasi mahasiswa dapat terlihat setelah mengalami pembelajaran PPKn Profetik di FKIP UHAMKA.

Pembelajaran PPKn Profetik merupakan upaya didaktis yang memasukkan nilai-nilai liturgis-ideologis melalui pendidikan formal dengan suasana belajar yang reflektif, konstruktif, dan filantropik. PPKn Profetik sebagai sebuah model pembelajaran tidak mengklaim dirinya menjadi landasan metodik untuk mengajarkan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum. Perancangannya dilakukan untuk memformulasikan model pembelajaran PPKn yang khas di Perguruan Tinggi Muhammadiyah seperti UHAMKA. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat lepas dari cara pandang dan standar nilai yang dipahami oleh masing-masing individu yang tengah mempelajarinya. Karena UHAMKA merupakan Amal Usaha Muhammadiyah yang pada pendiriannya tidak bisa lepas dari cita-cita Persyarikatan Muhammadiyah, maka nilai-nilai ideal yang dianut di institusi tersebut adalah nilai-nilai religiusitas. Posisi ideologis Muhammadiyah dalam dunia pendidikan adalah mengutamakan equilibrium (keseimbangan) yang menautkan semangat membangun bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Nilai ideal Islam yang menjadi acuan utama UHAMKA tidak otomatis membawa perubahan jika belum tersentuh oleh manusia-manusia sebagai aktivatornya. Nilai-nilai ideal Islam yang diyakini UHAMKA sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus disemaikan pada seluruh civitas akademika, terpenting dan terkhusus adalah mahasiswa. Oleh karena itu dirancang model pembelajaran yang menghubungkan nilai-nilai Islam dengan kemampuan menjadi warganegara yang baik dan cerdas. Dalam kaitannya dengan demokrasi, nilai-nilai ideal Islam dapat diturunkan menjadi stimulan kesadaran yang terkandung dalam substansi pendidikan. Dengan demikian, pendidikan demokrasi dapat bersentuhan dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan demokrasi dan nilai-nilai-nilai-nilai Islam dapat disusun sedemikian rupa untuk kemudian disandingkan dengan problem-problem kehidupan berbangsa dan bernegara di kehidupan sehari-hari.

3. Dengan memperhatikan postur Pendidikan Kewarganegaraan dalam kemasan PPKn Profetik sebagai model pembelajaran yang adaptif pada nilai-nilai khas institusi, penelitian ini memasukkan tiga dimensi profetik sebagai semangat pembelajaran demokrasi yang mengarahkan pada peningkatan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa melalui proses humanisasi, liberasi dan transendensi. PPKn Profetik berupaya menghadirkan paradigma pendidikan yang sangat dekat dengan identitas khas institusi UHAMKA sekaligus mendorong pembelajaran demokrasi yang lebih hidup dan bermakna. Dalam kaitannya dengan nilai-nilai Islam dan demokrasi, proses humanisasi diletakkan pada semangat Islam yang menekankan pentingnya upaya-upaya manusia dalam melakukan perubahan sosial menjadi lebih demokratis. Proses liberasi diletakkan pada semangat Islam

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang mendorong gerakan pembebasan terhadap segala bentuk determinasi kultural dan struktural di kalangan masyarakat. Selanjutnya dengan transendensi, setiap semangat yang muncul sebagai dampak pembelajaran diberikan sentuhan yang lebih maknawi dalam bingkai kemanusiaan dan ketuhanan. Dalam konsep ini, Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya dilakukan untuk mengejar standar kompetensi dan tujuan di dalam kurikulum saja, melainkan mendorong proses belajar ke arah yang lebih transenden, yaitu beribadah kepada Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa.

4. Untuk dapat memasukkan pembelajaran PPKn Profetik ke dalam struktur mata kuliah formal, dikaji kondisi kurikuler mata kuliah PPKn di FKIP UHAMKA. Dalam materi demokrasi, standar kompetensi yang diharapkan adalah mahasiswa mampu memahami pengertian dan hakekat demokrasi, model-model demokrasi, hubungan Islam dan demokrasi, serta mendukung pelaksanaan demokrasi. Dengan memperhatikan kompetensi tersebut, penelitian ini memastikan bahwa PPKn Profetik bisa masuk dan diujicobakan dalam materi demokrasi. Secara strategik, materi demokrasi disampaikan agar dapat membantu mahasiswa dalam memperkuat kecerdasan berdemokrasi mereka. Dengan kecerdasan berdemokrasi, kompetensi demokrasi sangat mungkin diperoleh. Oleh karena itu, fokus utama yang ditekankan adalah bagaimana melakukan tindakan pembelajaran yang dapat menciptakan situasi edukatif sehingga terjadi peningkatan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa.

5. Karena prinsip dasar pembelajaran PPKn mengacu pada pembelajaran aktif dan konstruktif, maka pembelajaran PPKn Profetik dirancang dengan pendekatan Student Centered Learning (pembelajaran yang berpusat pada peserta didik). Pendekatan

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tersebut bertujuan memberi pengalaman belajar mahasiswa ketika mengkaji materi PPKn melalui keterlibatan penuh dan bersifat langsung (direct learning). Dalam pembelajaran PPKn Profetik, target yang ingin dicapai adalah perubahan cara berpikir mahasiswa dalam belajar, dimana ilmu yang dikuasai harus memiliki sandaran teologis dan berfungsi transformatif (social change) terhadap masyarakat. Melalui proses belajar yang dikontrol oleh teknik metakognisi, mahasiswa dapat memahami substansi demokrasi sekaligus mendorong mereka untuk empati dan bersentuhan dengan masyarakat melalui teknik Participatory Learning And Action (PLA). Selain pada aspek substansi dan empati, pembelajaran PPKn Profetik menyosialisasikan bentuk demokrasi yang relevan dengan tuntunan Islam. Dengan demikian, tahapan-tahapan ilmu sosial profetik yang terpasang dalam postur pembelajaran PPKn Profetik sebagai bentuk semangat liberasi, humanisasi, dan transendensi telah dilalui oleh mahasiswa sebagai dampak pembelajaran laten maupun manifest. Hal inilah yang memicu peningkatan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran PPKn Profetik.

6. Penelitian ini menemukan relevansi bahwa perkembangan-perkembangan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa banyak dipengaruhi oleh pematangan curah pendapat yang terus dikondisikan sejak awal melalui fasilitasi, focus group discussion (FGD), serta rangsangan-rangsangan pertanyaan dari dosen sebagai fasilitator belajar mereka.

7. Diskusi mendalam terhadap konsep dan prinsip demokrasi telah mendorong mahasiswa untuk menemukan hubungan-hubungan antara teori dengan fakta. Dorongan tersebut kemudian ditunjukkan

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

oleh mereka dengan perilaku mandiri dalam menemukan sendiri pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman berdemokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin mulai dari mencari referensi, menggali informasi, tema yang di bahas dalam diskusi, serta pemaparan pengetahuan diri yang secara umum telah menunjukkan peningkatan dari sekedar membahas pengertian “apa”, menjadi lebih solutif dengan membahas “bagaimana”. Ketika mahasiswa berdiskusi tentang “bagaimana”, berarti mereka tengah

menjalankan proses berpikir inquiry dan problem solving.

8. Dalam penelitian ditemukan bahwa mahasiswa terlihat nyaman menceritakan pengetahuannya tentang demokrasi melalui curahan hati di Learner Diary yang dominan melibatkan unsur perasaan (emosi) ketimbang intelektual (kognisi). Dengan demikian, proses pembelajaran sebaiknya melibatkan unsur emosional dan intelektual mahasiswa secara bersamaan. Untuk menggabungkan dua unsur tersebut, penulisan portofolio diri mahasiswa melalui Learner Diary (Diary Pembelajaran) cukup efektif karena melibatkan intelektual dan emosional mahasiswa ketika membahas pengetahuan berdemokrasi.

9. Mahasiswa termotivasi untuk mengkaji demokrasi berdasarkan nilai-nilai profetik dan berpartisipasi dalam proses demokrasi sesuai tuntunan agama. Pada umumnya mahasiswa memberikan apresiasi positif dan menyatakan bahwa jika pemahaman berdemokrasi dilandaskan pada nilai-nilai agama dan intelektual, maka proses berdemokrasi menjadi lebih kuat karena menempatkan keyakinan spiritual sebagai acuan dalam berdemokrasi, contohnya dengan menggali petunjuk berdemokrasi dalam al-Qur'an dan Hadits.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10. Praktikum pendampingan masyarakat turut berperan penting dalam mengasah kepedulian (civic responsibility) dan partisipasi (civic participation) mahasiswa. Pada proses ini nampak tindakan-tindakan mahasiswa yang mencerminkan kemampuan kognitif, afektif, dan konatif dalam memahami konsep-konsep berdemokrasi yang telah dipelajari sebelumnya.

B.Rekomendasi

Pembelajaran PPKn Profetik untuk meningkatkan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa di FKIP UHAMKA dikembangkan atas dasar kebutuhan internalisasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap berdemokrasi mahasiswa melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dikaitkan dengan nilai-nilai Islam sebagai acuan utama yang diaktivasi melalui semangat ilmu sosial profetik yang dilekatkan dalam proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi kebutuhan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang aktif, bermakna, serta filantropik sehingga mahasiswa dapat berperan aktif mengembangkan demokrasi dalam kepribadiannya serta menciptakan suasana demokratis di tengah-tengah kehidupan bermastarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehubungan dengan itu, hasil penelitian ini merekomendasikan sebagai berikut:

1. Kepada Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA terkhusus pada Lembaga Pengkajian dan Pengembangan al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP-AIK) agar dapat mempertimbangkan model pembelajaran PPKn Profetik ini sebagai bahan kajian sistemik dan kurikuler dalam upaya mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang khas berwawasan al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHAMKA (FKIP UHAMKA) agar dapat mempertimbangkan penelitian pembelajaran PPKn Profetik Untuk meningkatkan kecerdasan berdemokrasi mahasiswa ini sebagai bahan kajian untuk membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pembudayaan iklim demokrasi di kampus.

3. Kepada Dosen-Dosen PPKn di FKIP UHAMKA untuk mempertimbangkan penelitian pembelajaran PPKn Profetik ini sebagai informasi yang dapat didiskusikan untuk menyiasati strategi-strategi pembelajaran sehingga mempermudah pencapaian kompetensi PPKn pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. 4. Kepada para peneliti dan pemerhati pendidikan kewarganegaraan,

Peneliti merekomendasikan perlunya kajian mendalam tentang kemungkinan-kemungkinan munculnya model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengkolaborasikan konsep dan muatan Pendidikan Kewarganegaraan dengan nilai-nilai khas institusi sehingga bentuk pembelajaran Kewarganegaraan yang bersifat integrated curricular dengan nilai-nilai lokal dapat diimplementasikan. Hal ini dapat menyiasati pembengkakan jumlah SKS akibat terpisahnya mata kuliah muatan lokal dengan mata kuliah wajib di institusi tersebut.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Masykuri. (1999). Demokrasi di Persimpangan Makna. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Al Muchtar, Suwarma. (2000). Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

_____________________. (2001). Epistemologi Pendidikan IImu Pengetahuan Sosial. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Armstrong, Thomas. (2004). Menerapkan Multiple Intelligences di Sekolah. Alih Bahasa Yudhi Murtanto. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka.

Atsushi, Ota. (2006). Changes of regime and social dynamics in West Java: Society, state and the outer world of Banten, 1750-1830. Leiden: Brill. Borg, Walter R., & Gall, M.D. (1983). Educational research: An Introduction

(4ed). New York & London: Longman.

Branson, M.S. (1998). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE.

___________ Dkk. (1999). Belajar “Civic Education” Dari Amerika. Yogyakarta: LKiS dengan Didukung The Asia Foundation.

Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chambers, Robert. (2002). Participatory Workshops: A Sourcebook of 21 Sets of Ideas & Activities. London: Earthscan Publication Ltd.

Chamot, A. U. (2006). Preparing language teachers to teach learning strategies. In W. M. Chan, K. N. Chin, & T. Suthiwan (Eds.) Foreign language teaching in Asia and beyond. Singapore: Centre for Language Studies, National University of Singapore.

Chaplin, J.P. (1985). Dictionary of Psychology, 2nd Edition. New York: Dell Publishing Company.

Creswell, John W. (terj. Ahmad Wafaid). (2010). Reserch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmodiharjo, Darji, Dkk. (1984). Menjadi Warga Negara Pancasila, Cet.II, Jakarta: PN Balai Pustaka.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djahiri, Ahmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan PMPKn IKIP.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

___________________. (1995). Dasar Umum Metodologi Pengajaran Pendidikan Nilai Moral. Bandung: Lab Pengajaran PMP-IKIP Bandung. ___________________. (2007). Dasar-Dasar Umum Metodologi dan Pengajaran

Nilai Moral PVCT. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Gredler, M.E. (2011). Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.

Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara ______________. (2003). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

______________. (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Israil, Idris. (2005). Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Kamil, Syukron. (2002). Islam dan Demokrasi: “Telaah Konseptual dan

Historis”. Jakarta: Gaya Media.

Knowles, Malcom S. (1975). Self Directed learning: A Guide For Learners and Teachers. Chicago: Association Press and Follet Publishing Company. Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kuntowijoyo. (2001). Muslim Tanpa Masjid: Esai-Esai Agama, Budaya dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme Transendental. Bandung: Mizan. ___________. (2004). Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Bandung:

Mizan.

___________. (2001). Islam Sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika. Bandung: Mizan.

Kymlicka, Will. (2003). Kewargaan Multikultural. Jakarta: LP3ES.

Luthfiyah. (2013). Disertasi. Pengembangan Pendidikan Islam Berbasis Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo. Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Marshall, Catherine dan Rossman, Grechen B. (1989). Mendesain Penelitian Kualitatif/ Designing Qualitative Research, Newbury Park, CA: Sage. Matlin, Margaret W. (1998). Cognition. Philadelphia: Harcourt Brace College

Publisher.

Meyer, T. (2002). Demokrasi, Sebuah Pengantar untuk Penerapan. Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

NCSS. (2002). National Standards For Social Studies Teacher Volume 1, 2, 3. Washington DC: National Council For Social Studies.

Neuman, William Lawrence. (1997). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn and Bacon.

Nuraini, Atikah., Herizal E. Arifin. (2012). Modul Panduan Pelatihan Untuk Pelatih Hak Asasi Manusia Bagi Penegak Hukum. Jakarta: ICJR.

Nur’aeni L, Epon., Yusuf Suryana, & Dindin Abdul Muiz L. (2007). Penggunaan

Instrumen Monitoring Diri Metakognisi untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar Volume: V No. 7 April 2007. Nur, Mohamad., Prima Retno Wikandri, dkk. (1999). Teori Belajar. Surabaya:

University Press Universitas Negeri Surabaya.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pujiriyanto. (2006). Membangun Jati diri dan rasa Percaya Diri Bangsa Melalui Pendidikan Profetik. Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sumaatmadja, Nursyid. (1998). Manusia Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Quigley, C.N., Buchanan, Jr. J. H., Bahmueller, C.F. (1991). Civitas: A Frame Work for Civic Education. Calabasas: Center for Civic Education.

Rima Vien PH. (2012). Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Belajar Praktik Belajar Kewarganegaraan (Project Citizen). Jurnal PKn Progresif, Vol. 7 No. 2 Desember 2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Roqib. Moh. (2011). Prophetic Education. Purwokerto: STAIN Press.

Sapriya. (2001). Analisis Signifikansi “Content” PKn Persekolahan Dalam Menghadapi Tuntutan Era Demokrasi dan Penegakan Hak Asasi Manusia. Jurnal Civicus. Bandung: Jurusan PMPKN UPI.

______, Bunyamin Maftuh. (2005). Pembelajaran PKn Melalui Pemetaan Konsep. Jurnal Civicus. Bandung: Jurusan PKn FPIPS UPI.

______, Abdul Azis Wahab. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Shofan, Mohammad. (2004). Pendidikan Berparadigma Profetik: Upaya Konstruktif Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam. Yogyakarta: IRCISOD.

Soedijarto. (2008). Landasan dan arah pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Kompas.

Somantri, Muhammad Nu’man. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta:

Erlangga.

_______, Muhammad Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

________. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman. dkk. (2001). Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.

Sukardjo., Lis Permanasari. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Kimia. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Sundawa, Dadang. (2011). Disertasi. Membangun Kecerdasan Berdemokrasi Warga Negara Muda Melalui Perwujudan Kelas PKn sebagai Laboratorium Demokrasi. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Penyusun Buku Panduan Akademik UHAMKA. (2012). Pedoman Akademik UHAMKA. Jakarta: UHAMKA Press.

Tukiran. (2005). Disertasi. Efektivitas Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Portofolio (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto). Program Studi PIPS: UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UNICEF. (1998). Basic Education a Vision For The 21st Century. UNICEF International Child Development Centre, Florence: Italy.

_______, UNESCO. (2006). Identifying and Reaching the Unreached, Education For All Asia and the Pacific.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Uno, Hamzah B. (2009). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

UU. No. 12 Tahun 2012 Tentang pendidikan Tinggi.

UU. Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Winataputra, Udin S. (2001). Jati Diri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual Dalam Konteks Pendidikan IPS). Bandung: Program Pascasarjana UPI. __________, Udin S., Dkk. (2002). Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi.

Jakarta: Dirjen Dikti.

__________, Udin S. (2008). Teori Belajar Minat dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Woolfolk, Anita E. (1993). Educational Psychology. Fifth Edition. Singapore: Allyn and Bacon.

E-Journal, E-Book, Blog:

Anderson, Neil J. 2002. The Role Of Metacognition in Second Language Teaching and Learning. Digest April 2002. Tersedia pada: http://www.cal.org/ericcll /digest. Diakses pada 15 Agustus 2013.

Blakey, Elaine dan Spence, Sheila. 2008. Developing Metacognition. Tersedia pada: http://www.education.com/parter/articles. Diakses pada 6 September 2013.

David Kerr. 2003. Citizenship Education in England: The Making of a New Subject. http://www.sowi-onlinejournal.de/2003-2/index.html. Diakses pada 20 Agustus 2013.

Huit, W.G. 1997. Metacognition. Available: http://tip.psychology.org/-meta.html. Diakses, tanggal 28 September 2013.

http://www.gsu.edu/~mstswh/courses/it7000/papers/robert.htm. Diakses pada 20 Oktober 2013.

http://www.sarjanaku.com/2011/08/metode-inkuiri-download-penerapan.html?m=0. Diakses pada 13 Oktober 2013.

http://totoyulianto.wordpress.com/2013/03/02/metode-inkuiri-i-metodepembelajaran/. Diakses pada 20 Oktober 2013.

http://ariansya.blogspot.com/2012/07/kajian-pustaka-metode-inquiri.html. Diakses pada 20 Oktober 2013.

http://aginista.blogspot.com/2013/02/metode-pembelajaran-pemecahan-masalah.html. Diakses pada 20 Oktober 2013.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

http://penelitian.lppm.upi.edu/detil/1489/pengembangan-model-pembelajaran- virtual-interaktif-pada-program-pendidikan-guru-oleh:-cepi-riyana,-s.pd.,-m.pd.doc. Diakses pada 20 Oktober 2013.

http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/2012/09/02/pendidikan-kewarganegaraan-untuk-perguruan-tinggi/. Diakses pada 10 Oktober 2013.

Jonassen, D. 2000. Toward a Design Theory of Problem Solving To Appear in Educational Technologi: Research and Depelopement.

http://www.coe.missouri.edu/~jonassen/PSPaper%20 final.pdf. Diakses pada 18 September 2013.

Kuntjojo. 2009. Metakognisi dan Keberhasilan Peserta Didik. Tersedia pada: http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan-keberhasilan-belajar peserta-didik/. Diakses, tanggal 7 Agustus 2013.

Livingstone, Jennifer A. 1997. Metacognition: An Overview. Tersedia pada: http: //http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/CEP564/Metacog.html.). Diakses pada 1 September 2013.

Mulbar, Usman. 2008. Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.Tersedia pada: http//www.usmanmulbar.files. wordpress. com. Diakses pada 20 September 2013.

OLRC News. 2004. Metacognition. Tersedia pada: http://www.literacy. kent.edu/ ohioeff/resource.doc. Diakses pada 27 Agustus 2013.

Papaleontiou-Louca, Eleonora. 2008. Metacognition and Theory of Mind. Newcastle: Cambridge Scholars Publishing.

Peirce, William. 2003. Metacognition: Study Strategies, Monitoring, and Motivation. Tersedia pada: http://www.academic.pgcc.edu

/wpeirce/MCCCTR /index.html. Diakses pada 8 September 2013.

Schraw, Gregory dan Brooks, David W. 2008. Helping Students Self-Regulate in Chemistry Courses: Improving the Will and the Skill. Tersedia pada: http://www.dwb.unl.edu/dwb/default.html. Diakses pada 13 Oktober 2013. Taccasu Project. 2008. Metacognition. Tersedia pada:

http://www.hku.hk/cepc/taccasu/ref/metacognition.html. Diakses pada 10 September 2013.

Wikipedia, Free Encyclopedia. 2008. Metakognisi dan Keberhasilan Belajar Peserta Didik. www.Encyclopedia.com. Diakses pada 10 Agustus 2013.

Mubarak Ahmad, 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN PPKn BERNUANSA PROFETIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MAHASISWA

Dokumen terkait