• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang, terlihat bahwa metode pembelajaran peta konsep memberikan pengaruh signifikan terhadap kompetensi pengetahuan siswa dan pembelajaran VCT memberikan pengaruh signifikan terhadap kompetensi sikap kewarganegaraan siswa. Nilai peningkatan variabel pengetahuan dan sikap siswa dari pre-test ke post-test mendapatkan kriteria “sedang”

baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol karena berada di antara nilai gain 0,3 N gain<0,7. Namun terdapat perbedaan hasil, dimana gain ternormalisasi kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif signifikan pada kompetensi pengetahuan dan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas ekperimen yang menggunakan metode pembelajaran peta konsep dan VCT dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Kompetensi pengetahuan dan sikap siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode peta konsep dan VCT lebih baik dari kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Metode pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa dan pembelajaran VCT dapat meningkatkan sikap kewarganegaraan siswa. Dengan adanya perbedaan tersebut maka metode pembelajaran peta konsep dan VCT

115

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran komprehensif dalam mengembangkan potensi kognitif dan afektif siswa secara sinergis dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. 2. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka kesimpulan penelitian secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi pengetahuan siswa berbeda antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas yang tidak menggunakan peta konsep, terlihat dari mean pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (37,30>23,70).

b. Kompetensi sikap siswa berbeda antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas yang tidak menggunakan VCT, terlihat dari mean kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (36,70>24,30).

c. Pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep memerlukan penguasaan konsep dasar yang baik, sehingga membaca menjadi prasayarat penting bagi siswa untuk mengantarkannya dalam mengkonstruksi ulang ide maupun gagasan yang telah dipelajarinya ke dalam bentuk visual (tertulis) yakni pemetaan konsep.

d. Pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT memerlukan keberanian dan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat, menstimulasi kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan dilematis yang muncul baik dalam proses pembelajaran PKn di kelas maupun dalam kehidupan praksis di masyarakat, melatih siswa yang berada pada tingkat awal sekolah menengah pertama untuk belajar menemukan cara yang tepat dalam menyikapi

116

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan yang muncul sebagai pemahaman dasar tentang nilai baik dan buruk serta nilai benar dan salah yang akan mempermudah siswa untuk memberikan justifikasi sesuai dengan tahap perkembangan moral mereka.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan, hasil penelitian dan kesimpulan, berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu antara lain:

1. Bagi guru

a. Guru diharapkan meggunakan metode pembelajaran peta konsep dengan persiapan yang lebih matang untuk mengemas proses pembelajaran agar lebih menarik sehingga dapat menstimulasi motivasi belajar siswa dalam memahami dan mengingat berbagai konsep kewarganegaraan dalam upaya meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa.

b. Guru sebaiknya memanfaatkan VCT dengan berbagai macam variasi untuk memecahkan berbagai persoalan baru yang mungkin berlainan. Hal ini melatih siswa untuk peka dan tanggap dalam mengatasi permasalahan kontekstual yang kompleks sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih bermakna. 2. Bagi Siswa

a. Siswa sebagai bagian penting dalam proses pebelajaran harus berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan motivasi

117

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri dalam membaca untuk mengantarkan mereka pada tahap awal penguasaaan konsep-konsep dasar kewarganegaraan dan mempermudah proses pembelajaran menggunakan peta konsep. b. Siswa harus bersikap terbuka dan tidak menutup diri dalam

belajar dengan menerima metode maupun teknik pembelajaran baru yang digunakan oleh guru sehingga dapat mendorong terciptanya proses pembelajaran PKn yang lebih menyenangkan, aktif dan kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Kepala sekolah sebagai pemegang otoritas kebijakan pendidikan di sekolah perlu mengambil langkah-langkah taktis seperti mendorong guru mata pelajaran untuk berpartisipasi aktif dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn dan memberikan pelatihan internal untuk semua guru mata pelajaran melalui In House Training (IHT) secara berkala.

b. Penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang memadai sangat diperlukan bagi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif di kelas, sehingga memungkinkan guru untuk memanfaatkan media audio visual yang dapat mendukung terhadap upaya pengembangan pembelajaran peta konsep dan VCT yang berbasis teknologi informasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penulis merekomendasikan agar subjek pada penelitian sejenis berikutnya lebih variatif dengan melibatkan kelas pada jenjang

118

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

medium atau atas yang berasal dari kelas VIII maupun kelas IX sehingga peluang kemunculan faktor pengganggu lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan atau sikap siswa dapat diketahui dan ditemukan solusinya.

b. Penelitian dengan variabel serupa dapat dilakukan melalui PTK sehingga diharapkan dapat menghasilkan tindakan atau perlakuan berbeda yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan serupa, mengingat jenis penelitian PTK dianggap sebagai salah satu jenis penelitian penting yang perlu dilakukan oleh guru di tingkat persekolahan.kel

118

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai – Karakter. Konstruktivisme Dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Amin, M. (1983). Peranan Kreatifitas dalam Pendidikan. Dimuat dalam analiis pendidikan tahun IV Nomor 3-1993 Depdikpbud.

Arends, L Richard. (2008). Learning To Teach, Belajar untuk Mengajar, Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bloom. (1956). Taxonomy of Educatinal Objectives. The Classification of Educatinal Goals. Handbook 1: The Cognitive Domain. New York: Longman.

Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Branson. (1998). The Role of Civic Education. Calabassas: CCE.

Bruner, J. (1977). The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.

Budimansyah, Dasim & Suryadi karim. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikn Indonesia.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. (Third Edition). USA: Pearson Merrill Prentice Hall.

Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks,London, New Delhi :Sage Publications.

119

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Dayakisni dan Husnaidah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Emilia, Emi. (2009). Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Frindiyani, Vivin. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir pada Mata Pelajaran IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Hakam, Abdul kama. (2000). Pendidikan Nilai. Bandung: MKDU Press.

Hakam, Abdul Kama. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hall, B. (1973). Value Carification as Learning Process. New York: Paulist Press.

Hermann. (1972). “Value Theory (Axiology)”. The Journal of Value Inquiry. Vol. VI, No.3, hlm. 163-164

Jones, D. Brett. (2012). The Effects of Mind Mapping Activities on Students’ Motivation. International Journal for the Scholarship of

Teaching and Learning Vol. 6, No. 1 (January 2012) ISSN 1931- 4744 @ Georgia Southern University, USA.

Joyce, Bruce. (1992). Models of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kertih, I Wayan. (1999). Implementasi Model Belajar Klarifikasi Nilai (VCT) dalam Pembelajaran PPKn. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

120

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komalasari. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Martiyono. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran VCT (Value

Clarification Technique) terhadap Kepribadian Peserta Didik. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munthe, Bermawy. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito

Natajaya, I Nyoman. (1997). Teknik Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Singajaraja: Aneka Widya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Poespoprodjo, W. (1998). Filsafat Moral. Bandung: Pustaka Grafika.

Purbasari, Imaniar. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran VCT

(Value Clarification Technique) terhadap Pemahaman Nilai. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

121

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.\

Santyasa, I Wayan. (2003). Peluang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: IKIP Negeri.

Sapriya & Wahab Abdul Aziz. (2011). Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Sapriya & MaftuhBunyamin. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sapriya, dan Winataputra, U.S.(2004). Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn – FPIPS UPI.

Sarbaini. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral. Yogyakarta. Aswaja Pressindo.

Silberman, Mel. (1999). Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Soedarsih, dkk. (2000). Penggunaan Pendekatan Value Clarification Technique (VCT) dan Games dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Somantri, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

122

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana. (1990). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Taniredja, Tukiran. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta

Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Berorientasi. Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

Winataputra, Udin. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Zanden, J.W.V., and Pace, A.J. (1984). Educational Psychologi in Theory and Practice. New York: Mcgraw.Hill.Publishing Company.

Zulkarnain, Ali Iskandar. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Peserta Didik). Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Zuriah, Nurul. (2010). Prosiding Seminar Internasional Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn UPI.

Dokumen terkait