Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP
DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA
(Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VII di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh Vidia Tri Astuti
1009540
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA
I
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP KOMPETENSI
KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA (Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VII di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang)
Oleh Vidia Tri Astuti
S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Pascasarjana
© Vidia Tri Astuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
I
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
ii
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN VALUE
CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP KOMPETENSI
KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA (STUDI
EKSPERIMEN KUASI PADA KELAS VII DI SMPN 2 TOMO SUMEDANG). TESIS. VIDIA TRI ASTUTI, 2013.
iii
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode pembelajaran peta konsep dan VCT dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran komprehensif dalam mengembangkan potensi kognitif dan afektif siswa secara sinergis dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CONCEPT MAP LEARNING METHOD AND VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE ON STUDENTS‟ CIVIC COMPETENCE AT NORM CONCEPT (QUASI EXPERIMENTAL AT SEVEN GRADE OF SMPN 2 TOMO IN SUMEDANG). THESIS. VIDIA TRI ASTUTI, 2013.
iv
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ………... i
ABSTRAK ………... ii
ABSTRACT ………... iii
KATA PENGANTAR ……….. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ……… v
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR TABEL ……… x
DAFTAR GRAFIK ……….. xi
DAFTAR GAMBAR ………... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …………..……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……….. 6
D. Manfaat Penelitian ……… 6
1. Secara Teoritis ……….… 6
2. Secara Praktis ……… 7
E. Struktur Organisasi Tesis ……….. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ………. 1. Pembelajaran ……… 9 9 a. Definisi Pembelajaran ……… 9
b. Pola-Pola Pembelajaran ………. 9
2. Peta Konsep ……….. 11
a. Batasan Konsep ………..
b. Batasan Peta Konsep ……….
c. Ciri-Ciri Peta Konsep ………
d. Cara Membuat Peta Konsep ………..
e. Macam-Macam Peta Konsep ………...
f. Karakteristik Teknik Peta Konsep ………
g. Urgensi Peta Konsep ……….……….
11 12 12 13 13 14 15 3. Value Clarification Technique (VCT) ………..
a. Pengertian Value Clarification Technique(VCT) ………. b. Tujuan Value Clarification Technique(VCT) ………... c. Prinsip-Prinsip Value Clarification Technique(VCT) ……….. d. Beberapa Bentuk Value Clarification Technique(VCT) ………...
viii Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Kebaikan-Kebaikan Value Clarification Technique(VCT) ………... f. Kelemahan-Kelemahan Value Clarification Technique(VCT) …… g. Langkah-Langkah Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Melalui Cerita Berdilema Moral ………
19 20
21
4. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ………. 21
a. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)……….. b. Dimensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)………. c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)……… d. Kompetensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) …. 21 22 23 29 5. Konsep Kompetensi Kewarganegaraan ……….. a. Pengetahuan Kewarganegaraan ………. b. Nilai dan Sikap Kewarganegaraan ……… 30 31 31 6. Hasil Penelitian yang Signifikan ……..………... B. Kerangka Pemikiran ………. C. Hipotesis ……….. 32 38 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek penelitian ………...……….. 42
1. Lokasi Penelitian ………. 42
2. Subjek Penelitian………. 42
B. Desain Penelitian ………. 43
C. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 45
D. Definisi Operasional ………. 45
E. Instrumen Penelitian ………. 48
F. Proses Pengembangan Instrumen ………. G. Teknik Pengumpulan Data ……… 49 50 H. Analisis Data ………. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….
1. Identitas Sekolah ………...
2. Visi, Misi dan Motto Sekolah ………...
3. Kondisi Siswa dan Guru ……….
4. Sarana dan Prasarana ………..
5. Denah Sekolah ………
B. Deskripsi Hasil Penelitian ………
1. Hasil Penelitian ………..
ix Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Deskripsi Proses Pembelajaran PKn
c. Deskripsi Variable Kelas Eksperimen (Post Test) ……… d. Uji Kesamaan Rataan Post Test……… e. Uji Perbedaan Dua Rerata Pre -Test dan Post Test Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. f. Perbandingan Pre-Test dan Post Test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ………
2. Pengujian Hipotesis ………… ………...
a. Hipotesis 1………..
b. Hipotesis 2 ……….
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………
1. Perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas
kontrol ………
2. Perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol ……….. 3. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep
untuk meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa ……… 4. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT untuk meningkatkan perubahan sikap siswa………
D. Temuan Penelitian ………...
1. Pengetahuan peta konsep dan VCT merupakan dua konsep pembelajaran baru bagi peserta didik dan guru di SMP Negeri 2
Tomo……….. 2 Pembelajaran peta konsep dan VCT merupakan metode pembelajaran
yang mesntimulasi perhatian belajar siswa………. 3 Pembelajaran peta konsep dan VCT mendorong keaktifan siswa
dalam menuangkan ide atau gagasan dan melatih kesadaran
moral dalam pembelajaran nilai yang bersifat kontekstual ………..
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan …………..……….
1. Kesimpulan Umum ………...
2. Kesimpulan Khusus ……….
B. Rekomendasi ……….
DAFTAR PUSTAKA ………
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………
x Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
1
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus
dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas individu. Untuk
meningkatkan kualitas tersebut, maka pembelajaran yang dilakukan oleh
tenaga pendidik pada satuan pendidikan harus diarahkan pada peningkatan
kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran adalah salah satu target yang harus
diupayakan oleh setiap pendidik dalam setiap rencana pembelajaran yang
dibuat. Sebagaimana landasan yuridis yang termuat dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 39 ayat 2
menjelaskan bahwa:
Pendidik merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan serangkaian pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan berbagai macam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Bertolak dari dasar yuridis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendidik harus memahami pembelajaran sebagai sebuah proses yang
kompleks. Pembelajaran akan berhasil, apabila pendidik memperhatikan
situasi dan kondisi dimana pembelajaran tersebut berlangsung. Berdasarkan
observasi pendahuluan dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama
mengajar dari mulai tahun 2010 sampai akhir 2012 di SMP Negeri 2 Tomo,
konsep-2
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep pembelajaran PKn, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
siswa yang belum mampu menjawab dengan memuaskan soal-soal kognitif
pada post test di hampir setiap akhir evaluasi pembelajaran, begitu pula dengan masih banyaknya siswa yang harus mengikuti remedial pada setiap
akhir ujian kognitif kenaikan kelas. Fakta lain menunjukkan bahwa
pembelajaran nilai belum termanifestasikan secara utuh, sehingga siswa
belum menampilkan sikap yang mencerminkan adanya pemahaman nilai
yang baik, hal ini terlihat dari tanggung jawab pribadi dan kedisiplinan
siswa yang pada umumnya masih rendah, salah satunya dalam pengerjaan
tugas sekolah. Begitu pula dengan kesadaran siswa terhadap kebersihan
sekolah yang masih jauh dari harapan. Hal ini bisa terjadi akibat kurang
optimalnya pembelajaran nilai yang selama ini diberikan kepada siswa.
Beberapa permasalahan lain yang menjadi pertimbangan perlu
dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya penguasaan konsep-konsep
kewarganegaraan siswa di sekolah, rendahnya komitmen siswa terhadap
pembelajaran PKn, rendahnya tingkat partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran PKn, kurangnya pengembangan apresiasi nilai, norma, dan
moral dalam pembelajaran PKn di sekolah, kurangnya habituasi
pembelajaran nilai, kurang beraninya guru PKn dalam mengembangkan
VCT sebagai aplikasi model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam
meningkatkan kompetensi kewarganegaraan di sekolah. Untuk mencapai
proses dan hasil pembelajaran yang optimal, guru harus memahami
bagaimana desain pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan
karakteristik siswa maupun situasi dan kondisi sekolah.
Idealnya pembelajaran harus mengarah pada pengembangan
kemampuan kognitif dan afektif siswa secara seimbang, dengan adanya
3
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan awal yang memadai untuk mengantarkannya pada pemahaman
nilai yang komprehensif pada tahap belajar berikutnya.
Berdasarkan fakta tersebut, peneliti akan menguji cobakan metode
peta konsep dan Value Clarification Technique (VCT) untuk mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya pada mata pelajaran PKn. Hal ini
penting, mengingat penguasaan konsep merupakan syarat utama dalam
menyelesaikan tes tertulis dalam pembelajaran, begitu pula dengan
pembentukan sikap yang akan menjadi bekal awal dalam pengembangan
sikap dan kepribadian siswa di masa yang akan datang. Apabila kedua hal
tersebut tidak mendapatkan perhatian serius maka di masa yang akan datang
kualitas pendidikan tidak akan meningkat secara positif signifikan.
Peta konsep digunakan untuk mengasah pengetahuan siswa,
sedangkan VCT digunakan sebagai salah satu teknik dalam pendidikan nilai
untuk memunculkan pemahaman siswa terhadap nilai. Pendidikan
kewarganegaraaan harus mampu menggali potensi kognitif siswa secara
bermakna, melalui peta konsep diharapkan anak akan lebih tertantang untuk
menggali kreatifitasnya dalam menuangkan gagasan-gagasan penting
pembelajaran menjadi sebuah peta konsep. Tidak hanya itu, pembelajaran
PKn harus mampu menggali sisi internal siswa dimana salah satu bentuk
sisi internal individu yang dimaksud adalah sikap. Sikap merupakan
kecenderungan seseorang yang muncul sebelum berbuat. Untuk merubah
sikap inilah maka VCT diasumsikan sebagai salah satu cara yang tepat
untuk merubah sikap siswa yang masih jauh dari harapan. Kedua hal
tersebut berperan penting dalam proses pembalajaran sebagai upaya untuk
meningkatkan kompetensi kewarganegaraan (pengetahuan dan sikap) siswa.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arends L Richard dalam buku kedua,
4
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tidak ada pendekatan tunggal yang secara konsisten lebih baik dibanding yang lainnya. Pendidik harus menerapkan multiple models of instruction (model-model pengajaran yang beragam atau pengajaran multimodel dan menghubungkan model-model itu secara kreatif selama sebuah pelajaran.
Pembelajaran peta konsep terkait dengan teori belajar koneksionisme
yang menyatakan bahwa belajar dapat terjadi dengan dibentuknya hubungan
yang kuat antara stimulus dan respon. Pendidik harus mengemas
pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi siswa, sehingga proses
pembelajaran menjadi bermakna bagi mereka. Hal ini berkesesuaian dengan
teori belajar yang diungkapkan dalam buku The Psychology of Meaningful Verbal Learning. (David Ausubel, 1963) bahwa belajar hakikatnya merupakan proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan
konsep-konsep yang terdapat atau telah ada sebelumnya dalam struktur kognitif
seseorang. Begitu pula dengan teori perkembangan intelektual menyeluruh
menurut Piaget yang mengisyaratkan bahwa intelegensi merupakan adaptasi
biologi terhadap lingkungan. Melalui peta konsep, siswa dikondisikan untuk
mengadaptasikan kemampuan kognitif yang dimilikinya dengan tugas-tugas
yang harus diselesaikannya dalam satu standar kompetensi tertentu.
Standar kompetensi dalam pembelajaran bersifat kompleks, terdiri dari
sejumlah dimensi yang luas, tidak hanya meliputi aspek kognitif saja. Hal
ini diperkuat oleh Marzano dalam Santyasa (2003:97) bahwa, dimensi
belajar terdiri dari lima tingkatan yaitu: (1) sikap dan persepsi yang positif
terhadap belajar, (2) perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru, (3)
perluasan dan penyempurnaan pengetahuan, (4) penggunaan pengetahuan
secara bermakna, dan (5) pembiasakan berpikir efektif dan produktif.
Dalam kegiatan belajar, tidak hanya aspek kognitif saja yang harus
dikembangkan, aspek afektif pun perlu mendapatkan porsi yang sama dalam
5
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keseimbangan dan kesesuaian antara penguasaan konsep dan pemahaman
nilai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Silberman (1996:62) ”aktifitas
belajar afekif membantu siswa untuk menguji perasaan, nilai dan sikap-sikapnya”. Pembelajaran afektif sangat penting untuk menyeimbangkan kemampuan kognitif yang dibelajarkan kepada siswa, keduanya harus
disampaikan secara utuh agar siswa tidak hanya memiliki kemampuan
intelektual yang tinggi, tetapi juga diimbangi dengan kemampuan untuk
memahami dan menginternalisasikan esensi nilai ke dalam bentuk sikap.
Untuk mengantarkan siswa ke dalam pembelajaran nilai, maka
pendidik perlu membekali siswa terlebih dahulu dengan pemahaman konsep
yang baik sebagai dasar untuk memahami nilai-nilai yang akan dipelajari
pada tahap lanjutan. Dengan mempertimbangkan permasalahan yang
muncul, penulis mencoba mendesain pembelajaran yang diasumsikan dapat
mendorong siswa untuk membaca dan menuangkan ide serta kreatifitas
sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Pada penelitian ini, peta
konsep digunakan untuk mendorong potensi kognitif siswa di awal
pembelajaran, kemudian siswa diajak untuk belajar mengenai nilai melalui
Value Clarification Technique (VCT) dalam bentuk cerita berdilema moral. Kedua pilihan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
kognitif dan afektif siswa pada materi norma. Melalui penelitian kuasi
eksperimen, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kombinasi
pembelajaran peta konsep dan VCT terhadap kompetensi kewarganegaraan
(pengetahuan dan sikap) siswa, maka dari itu peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
6
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran PKn yang menggunakan metode peta konsep dan VCT dengan kelas
pembelajaran PKn yang menggunakan metode konvensional ”. Kompetensi
kewarganegaraan pada penelitian ini dibatasi pada kompetensi pengetahuan (civic knowledge) dan kompetensi sikap (civic disposition). Untuk memfokuskan identifikasi permasalahan, peneliti mencoba menjabarkan permasalahan yang
muncul melalui beberapa pertanyaan penelitian berikut ini.
1. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara
kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas
kontrol?
2. Apakah terdapat perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas
pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol?
3. Bagaimana deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta
konsep untuk meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa?
4. Bagaimana deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT
untuk meningkatkan perubahan sikap siswa?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai perbedaan kompetensi kewarganegaraan (pengetahuan dan sikap)
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adapun tujuan khusus penelitian ini antara lain untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas
pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas
kontrol.
2. Perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran
PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol.
3. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep
7
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT untuk
meningkatkan perubahan sikap siswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau signifikansi dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep dan Value Clarification Technique terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa pada Konsep Norma ini adalah sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
yang bermanfaat bagi para praktisi pendidikan pada umumnya dan
khususnya bagi para pendidik dalam melakukan inovasi pembelajaran di
persekolahan. Sekaligus sebagai landasan pemikiran bagi tenaga pendidik
dalam menentukan langkah yang tepat sebagai upaya strategis dalam
mengatasi permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran, sehingga
diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan
membantu pendidik maupun peserta didik dalam mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.
2. Secara Praktis
a. Sebagai sarana peningkatan kompetensi pedagodik dan
kompetensi profesional pendidik melalui penggunaan metode
dan teknik pembelajaran PKn yang aktif, kreatif dan inovatif.
b. Sebagai sarana bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan
dalam memecahkan isu kewarganegaraan berkaitan dengan
permasalahan sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat.
c. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan kemampuan
8
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keilmuan dalam pemilihan pola pembelajaran yang tepat sesuai
materi yang akan menjadi pengalaman belajar siswa di sekolah.
Pada hakikatnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) tidak hanya meliputi konsep-konsep yang berkaitan dengan
warga negara atau negara saja. Terdapat beberapa konsep lain yang
bersifat luas yakni meliputi hukum, politik dan kewarganegaraan.
Akan tetapi menurut Budimansyah (2008:55) dari sejumlah
kompetensi yang diperlukan, kompetensi yang terpenting bagi warga
Negara antara lain sebagai berikut.
Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; pengembangan karakter dan sikap mental tertentu; komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip dasar demokrasi konstitusional.
Apabila siswa dikategorikan sebagai bagian dari warga negara
yang memiliki kompetensi dalam kategori baik, maka akan terbentuk
nation and character building yang utuh. Untuk itu, idealnya tiga komponen utama dalam kompetensi kewarganegaraan perlu dijadikan
sebagai bahan ajar penting dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Adapun kompetensi kewarganegaraan
menurut Branson (1998:16).tersebut antara lain sebagai berikut.
Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) yang berkaitan dengan kandungan apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Civic Skill (keterampilan kewarganaegaraan) meliputi kecakapan intelektual dan partisipatoris warga negara yang relevan. Civic Disposition (watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional.
Kompetensi kewarganegaraan tersebut harus menjadi target
9
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agar tumbuh dan berkembang sebagai individu yang memiliki pemahaman
utuh tentang konsepsi kewarganegaraaan, sehingga mampu memposisikan
dirinya sebagai bagian dari masyaraat lokal, nasional dan global sesuai
dengan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya dari pembelajaran PKn.
E. Struktur Organisasi Tesis
Bab I memaparkan latar belakang masalah yang mengantarkan
permasalahan, kemudian memaparkan identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab II
memaparkan kajian pustaka, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesa
penelitian. Bab III memaparkan lokasi dan subjek penelitian, desain
penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian tersebut, metode
penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi
operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan
rasionalnya, kemudian analisis data. Bab IV memaparkan hasil penelitian
dan pembahasan yakni pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan
temuan penelitian berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan
penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.
Bab V memaparkan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan umum, dan
kesimpulan khusus. Pemberian rekomendasi ditujukan untuk pembuat
kebijakan pendidikan, pengguna hasil penelitian, para peneliti selanjutnya
42 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang.
Adapun beberapa alasan yang menarik perhatian peneliti antara lain karena
sekolah tersebut berada di tempat yang cukup jauh dari pusat kota dalam arti
ketersediaan sumber belajar terbatas, latar belakang siswa relatif homogen
karena pada umumnya berasal dari keluarga dengan sumber mata
pencaharian bertani, menurut asumsi peneliti hal ini cukup berimplikasi
pada habituasi pembelajaran siswa di rumah sehingga kemampuan
akademiknya cukup jauh berbeda jika dikomparasikan dengan siswa yang
berada di pusat kota. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penguasaan
konsep dan aplikasi konsep norma memerlukan tindakan khusus yang
diharapkan dapat memperbaiki permasalahan yang muncul akibat rendahnya
hasil belajar siswa baik dalam tataran teoritis maupun praktis.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan melibatkan dua kelas . Dua perlakuan berbeda akan
diterapkan pada kedua kelas tersebut. Pada kelas kelas eksperimen, peneliti
akan mengujicobakan peta konsep dan VCT sedangkan pada kelas kontrol,
peneliti akan menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini
direncanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada
pembelajaran materi tentang norma. Populasi penelitian ini adalah
43 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wilayah yang cukup jauh dari pusat kota dengan keterbatasan sumber
belajar multimedia yang bermuatan teknologi berbasis informasi. Dengan
fakta tersebut diasumsikan bahwa hasil belajar siswa akan berbeda secara
signifikan apabila dibandingkan dengan sekolah di daerah perkotaan.
Sampel penelitian yang diambil berjumlah sekitar 70 siswa yang terdiri dari
dua kelas, yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa
sebanyak 36 siswa dan kelas VII D sebagai kelas kontrol dengan jumlah
siswa sebanyak 34 orang.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan
pre-test dan post test dengan tipe “non equivalent control group design”. Pada penelitian ini, kelas yang akan diteliti terdiri dari dua kelas yang
dianggap setara namun akan diberikan perlakuan yang berbeda. Satu kelas
akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dimana kelas tersebut akan
diberikan perlakuan/treatment tertentu sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran dan satu kelas lainnyaakan dijadikan sebagai
[image:22.595.113.519.78.714.2]kelas kontrol tanpa perlakuan/treatment .
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design
Desain dalam penelitian ini berbentuk tabel sebagai berikut.
Kelompok Eksperimen : O1 X O2
44 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Sugiyono (2011:79)
X = Pemberian perlakuan/treatment melalui peta konsep dan VCT O = Pre- test dan post test untuk mengukur kemampuan peserta didik
Desain tersebut sejalan dengan pendapat cresswell (1994:132) yang menyatakan bahwa: “quasi experimental group A and the control B are selected without random assignment. Both groups take a pre test and post test and only the experimental group received the treatment”. Pemilihan kelas eskperimen maupun kelas kontrol tidak dilakukan secara acak Penelitian ini dilakukan melalui
serangkaian tahapan antara lain sebagai berikut:
Studi pendahuluan dilakukan melalui observasi awal untuk menemukan permasalahan yang muncul di lapangan
Studi dokumentasi dan literatur, Kajian kurikulum SMP dan Buku-buku PKn SMP
Merumuskan pertanyaan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai
Penyusunan instrumen penelitian, uji validitas dan realiabilitas instrumen penelitian.
Pembelajaran PKn
Pre Test
Kelas Eksperimen (treatment) Kelas Kontrol
45 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisis Hasil Penelitian
Temuan Hasil Penelitian
[image:24.595.112.513.119.712.2]Kesimpulan
Gambar 3.1
Alur Penelitian
C. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis metode campuran / mix method. Menurut Cresswell (2008:552) “Mix method design adalah prosedur untuk mengumpulkan data, menganalisis dan “mixing” metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian tunggal untuk memahami masalah penelitian”. Metode penelitian campuran yang digunakan yaitu: Pertama, metode
kuantitatif yang terdiri dari angka-angka yang analisisnya menggunakan statistik. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah tipe “non equivalent control group design”. Kedua, menggunakan metode kualitatif sebagai bentuk pendalaman dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode
penelitian campuran digunakan untuk menyeimbangkan kemungkinan
munculnya kelemahan dari penelitian berjenis kuasi eksperimen.
D. Definisi Operasional
1. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun
2003 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada
pembelajaran konvensional pembelajaran berpusat pada pendidik, tapi
46 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi berpusat kepada siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.”
2. Menurut Martin dalam Trianto (2007:195) “Peta konsep adalah
ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah
konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama”. Pendidik dapat menilai pengetahuan awal yang dimiliki siswa melalui peta konsep yang mereka buat, hal ini dapat dijadikan
tolak ukur sementara bagi pendidik untuk mengatasi kesulitan belajar
yang diprediksi muncul dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
3. Menurut Arends dalam Trianto (1997:160) metode pembelajaran peta
konsep adalah metode pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
b. mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
c. menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
d. mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungannyadengan ide utama.
4. Menurut Natajaya (1997:3) “Value Clarification Technique (VCT) adalah nama dari suatu model pendekatan atau strategi pembelajaran khususnya untuk pendidikan nilai atau afektif”. Terdapat berbagai macam VCT, pemilihan VCT disesuaikan dengan materi, kemampuan
belajar siswa dan situasi serta kondisi yang sekiranya dapat
mempengaruhi hasil belajar, misalnya ketersediaan sumber belajar dan
kebermaknaan belajar yang terkait dengan lingkungan sekitar. VCT
47 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cerita berdilema moral. Menurut Sarbaini (2012:77-126) langkah-langkah VCT tersebut antara lain “Pertama, menghadapkan siswa pada dilema moral. Kedua, menyatakan posisi sementara. Ketiga, menguji alasan. Keempat, menggambarkan posisi individu”.
5. Menurut Zuriah (2010:151) “Kompetensi kewarganegaraan adalah
pengetahuan, sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi
warga negara yang berpartisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara”. Kompetensi kewarganegaraan (Y) dalam penelitian ini difokuskan terhadap Civic Knowledge berupa kompetensi pengetahuan siswa (Y1) dan Civic Disposition yang ditujukan terhadap kompetensi sikap siswa (Y2) dalam menentukan apa yang akan menjadi perilakunya.
Untuk memberikan pemahaman mengenai variabel bebas dan
variabel terikat, peneliti mencoba menggambarkan hubungan antara
pembelajaran peta konsep (X1) dan Value Clarification Technique (X2) terhadap kompetensi kewarganegaraan siswa (Y) meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (Y1), sikap kewarganegaraan siswa
(Y2) sebagai berikut.
KELAS ESKPERIMEN
KELAS KONTROL
Peta Konsep
(X1)
Kompetensi Pengetahuan Kewarganegaraan
(Y1)
Ekspository
Kompetensi Kewarganegaraan
48 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kompetensi
Kewarganegaraan (Y)
dan Diskusi (Konvensional)
Berupa: Kompetensi Pengetahuan dan
Sikap siswa
VCT (X2)
Kompetensi Sikap Kewarganegaraan
(Y2 )
Gambar 3.2
Keterikatan Variabel Bebas dan Variabel Terikat X1 : Variabel bebas pembelajaran peta konsep
X2 : Variabel bebas pembelajaran VCT
Y : Variabel terikat kompetensi kewarganegaraan siswa
Y1: Variabel terikat kompetensi pengetahuan siswa
Y2 : Variabel terikat kompetensi sikap siswa
E. Instrumen Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, dilaksanakan terlebih dahulu
observasi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang muncul di
lapangan. Kemudian dilakukan studi dokumentasi untuk menemukan kajian
teoritis yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan.
Selanjutnya menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji coba
instrumen penelitian ke lapangan.
A. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam strategi pengembangan intrumen penelitian, instrumen yang
49 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(mengukur) yang valid. Valid artinya dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:121) “Instrumen yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama”.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka prosedur yang akan dilakukan dalam
pengembangan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan analisis deduktif
Instrumen penelitian dikembangkan berdasarkan teori perkembangan
kognitif dan teori nilai yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Alat ukur
yang digunakan untuk variabel peta konsep (X1) dan variabel VCT (X2)
yakni dengan menggunakan SSHA (survey of study habits and attitudes) dengan skala 1 sampai dengan 5. Skala 5 = selalu, skala 4 = sering, skala 3 =
kadang-kadang, skala 2 = jarang, skala 1= tidak pernah. Sedangkan untuk
mengukur variabel kompetensi sikap siswa digunakan skala sikap likert
yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Skor untuk pernyataan
positif sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat
tidak setuju = 1. Sedangkan skor untuk pernyataan negatif sangat setuju = 1,
setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.
2) Melakukan analisis induktif
Angket dan tes skala sikap sebagai bagian dari instrumen penelitian
diuji cobakan terlebih dahulu kepada sekitar 40 siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Pameungpeuk Bandung yang sebelumnya telah mempelajari
materi norma. Hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas dan
reliabilitas alat ukur yang akan digunakan pada penelitian sebenarnya.
50 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk instrumen pengukur kompetensi pengetahuan siswa
dilakukan uji daya beda terhadap variabel Y1 dari mulai No.1 - 45. Uji
coba ini akan mengukur kemampuan kognitif siswa yang berada pada
tingkat tinggi, sedang atau lemah. Apabila soal diberikan kepada anak
yang mampu maka hasilnya akan tinggi dan apabila diberikan kepada anak
yang kurang maka hasilnya akan rendah (Sudjana, 1990:141).
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dikembangkan lebih lanjut untuk mengumpulkan
data di lapangan. Kesalahan dalam pengambilan data dapat diminimalisir
melalui penyusunan instrumen penelitian ini. Adapun instrumen
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Instrumen disusun berdasarkan indikator yang telah ditentukan
sebelumnya dalam kisi-kisi instrumen penelitian pada bagian lampiran.
Sebelum instrumen pengumpul data digunakan, harus di ujicobakan
kepada responden untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya
sehingga item instrumen yang tidak valid bisa dihindari dalam penelitian
sebenarnya. Tujuan dari uji coba instrumen adalah pengujian terhadap
validitas dan reliabilitas intrumen penelitian. Hasil dari uji coba instrumen
ini dipergunakan untuk mengetahui soal yang valid dan soal yang tidak
valid. Setelah dilakukan analisis butir soal selanjutnya disusun instrumen
penelitian yang sudah valid dan realiabel sebagai alat pengumpul data
yang sah.
G. Teknik Pengumpulan Data
Setelah melakukan uji validasi instrumen, selanjutnya melaksanakan
51 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran konvensional diterapkan pada kelas kontrol sedangkan
treatment atau perlakuan khusus diberikan pada kelas eksperimen untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Post test dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui perbedaan yang muncul dan
menilai sejauh mana keberhasilan perlakuan atau treatment khusus yang diberikan pada kelas eksperimen. Untuk memperoleh data variabel yang
akan diukur, siswa diberikan angket. Kemudian, hasil angket diolah dengan
menggunakan SPSS.
Adapun beberapa teknik pengumpulan data penunjang yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat fakta pada saat pemberian perlakuan
di kelas eksperimen, maupun pada saat pembelajaran di kelas kontrol.
Sebagaimana pendapat Riduwan (2010:104) bahwa “Observasi yaitu
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari subjek
penelitian. Menurut pendapat Nasution (2003:73) bahwa “Tujuan
wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam
pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia,
dan hal-hal yang tidak kita ketahui melalui observasi”.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan melalui kajian berbagai sumber buku
yang relevan, dan data yang relevan terhadap penelitian seperti
foto-foto penelitian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Instrumen tes
52 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdiri dari dua jenis yaitu Pertama, instrumen tes berupa pilihan ganda
untuk mengukur kompetensi pengetahuan kewarganegaraan siswa.
Kedua, instrumen tes berupa skala sikap likert untuk mengukur sikap siswa. Menurut Riduwan (2010:31) “Tes sikap (attitude test) adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang”.
Observasi penelitian dilakukan dengan disertai lembaran observasi
sebagai pedoman untuk mengamati aktivitas peserta didik dan pendidik
selama proses pembelajaran. Kemudian, dilakukan wawancara kepada
kepala sekolah, pendidik dan peserta didik. Berikutnya, studi dokumentasi
dan studi literatur dilakukan untuk mendukung hasil penelitian.
Teknik pengumpulan data tersebut penting karena berguna untuk
memaparkan data hasil penelitian, sebagaimana pendapat Emi Emilia
(2009:204) sebagai berikut.
Dengan memaparkan data berdasarkan teknik pengumpulan data, dan pertanyaan penelitian dibahas dalam setiap pengumpulan data maka triangulasi akan benar-benar terjadi, pembahasan akan lebih komprehensif dan dengan demikian kesimpulan yang didapat akan menjadi lebih valid.
H. Analisis Data
Untuk teknik analisis data, apabila instrumen penelitian sudah valid
untuk dipergunakan dalam penelitian, selanjutnya diujikan kepada
responden agar diperoleh hasil penelitian berupa sejumlah data yang
kemudian harus diolah. Adapun prosedur pengolahan data dalam peneltian
ini adalah sebagai berikut:
1. Penyeleksian data dengan pemeriksaan jawaban responden sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu
2. Menentukan bobot nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan skor
53 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Melakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengenali
kecenderungan data dari masing-masing variabel. Kedua jenis
pendekatan tersebut digunakan untuk saling melengkapi.
4. Melakukan uji statistik non parametrik melalui uji daya beda Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan kompetensi pengatahuan dan sikap siswa antara kelas eksperimen yang mempergunakan metode
peta konsep dan VCT dan kelas kontrol dengan metode konvensional.
Perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan
memprediksi nilai variabel bebas berupa peta konsep (X1) terhadap variabel
terikat berupa pengetahuan kewarganegaraan (Y1) untuk mengukur
ketercapaian pengetahuan melalui tes pengetahuan dalam bentuk pilihan
ganda. Kemudian variabel bebas berupa Value Clarification Technique / VCT (X2) terhadap variabel terikat berupa sikap kewarganegaraan (Y2)
untuk mengukur perubahan sikap melalui tes skala sikap tipe likert.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara computerized menggunakan bantuan perangkat lunak (software) Statistical Packages for Social Science (SPSS) 17.0 for Windows. Sedangkan untuk menganalisis data kualitatif dilakukan analisis deskriptif. Menurut Moleong (2006:248) bahwa “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan melalui hipotesis kerja.” Adapun
langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data penelitian berikut ini.
a. Mengumpulkan catatan lapangan yang berasal dari wawancara,
observasi, studi dokumentasi.
b. Menyusun data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian
c. Mendeskripsikan data dalam bentuk pertanyaan
d. Menyusun temuan-temuan penelitian secara sistematis
54 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Menyimpulkan laporan penelitian secara umum
g. Memberikan komentar terhadap data penelitian.
Menurut Moleong (2006:248) ”Analisis data adalah proses
pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori, satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja”. Analisis data perlu dilakukan secara komprehensif, sehingga temuan-temuan penelitian yang didapatkan mampu menjawab permasalahan
yang hendak dipecahkan melalui penelitian ilmiah. Berikut ini pendapat
Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2006:248) tentang analisis data
kualitatif:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Data yang diperoleh dari lapangan dituangkan dalam bentuk tulisan
dan dianalisis. Analisis data dilakukan sejak awal proses penelitian
berlangsung, kemudian ditindaklanjuti hingga dan setelah penelitian selesai
dilaksanakan. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang
telah diperoleh dari berbagai sumber (wawancara, angket, observasi, tes
tertulis). Tidak semua penelitian dikategorikan sebagai penelitian ilmiah,
agar penelitian yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai penelitian
ilmiah, maka penelitian tersebut harus memenuhi empat kriteria keabsahan
data penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh Moleong (2006:324) bahwa
kriteria keabsahan data terdiri dari:
1) Derajat kepercayaan (credibility)
Kredibilitas penelitian ditunjukkan dengan kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep yang terdapat dalam responden.
2) Keteralihan (transferability)
55 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Ketergantungan (dependability)
Memastikan bahwa hasil penelitian tersebut apabila diteliti kembali hasilnya tetap sama.
4) Kepastian (confirmability)
Menyangkut tingkat objektivitas hasil penelitian. Tingkat objektivitas adalah tergantung pada sikap objektivitas peneliti.
Adapun untuk proses pengolahan dan analisis data pada penelitian ini,
dilakukan melalui beberapa langkah sistematis sebagai berikut.
a) Reduksi data
Reduksi data merupakan proses analisis data yang dilakukan untuk
menyajikan, menggolongkan dan mengarahkan hasil-hasil penelitian
dengan memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti.
Pada tahap ini, data-data penelitian direduksi secara sistematis agar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam proses penelitian ilmiah.
b) Display Data
Display data adalah sekumpulan informasi yang sudah tersusun dan
akan memberikan gambaran penelitian yang menyeluruh. Untuk
mempermudah pemahaman terhadap aspek-aspek yang telah direduksi,
maka berbagai aspek tersebut harus disajikan secara singkat dan jelas baik
secara parsial maupun keseluruhan. Penyajian ini dijadikan sebagai dasar
untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan penelitian.
c) Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti maupun makna dan
penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan
mencari hal-hal penting. Sedangkan verifikasi merupakan kegiatan
mempelajari data yang telah direduksi dan disajikan pada langkah-langkah
sebelumnya dengan pertimbangan yang terus-menerus sesuai dengan
perkembangan data dan fenomena di lapangan. Demikian prosedur dan
analisis data yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini.
56 Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat menghasilkan data penelitiasn yang memenuhi kriteria sesuai
114
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang, terlihat
bahwa metode pembelajaran peta konsep memberikan pengaruh
signifikan terhadap kompetensi pengetahuan siswa dan pembelajaran
VCT memberikan pengaruh signifikan terhadap kompetensi sikap
kewarganegaraan siswa. Nilai peningkatan variabel pengetahuan dan
sikap siswa dari pre-test ke post-test mendapatkan kriteria “sedang” baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol karena berada di antara
nilai gain 0,3 N gain<0,7. Namun terdapat perbedaan hasil, dimana
gain ternormalisasi kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
positif signifikan pada kompetensi pengetahuan dan sikap
kewarganegaraan siswa antara kelas ekperimen yang menggunakan
metode pembelajaran peta konsep dan VCT dengan kelas kontrol
yang menggunakan metode konvensional. Kompetensi pengetahuan
dan sikap siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode
peta konsep dan VCT lebih baik dari kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional.
Metode pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan
pengetahuan kewarganegaraan siswa dan pembelajaran VCT dapat
meningkatkan sikap kewarganegaraan siswa. Dengan adanya
115
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran komprehensif dalam
mengembangkan potensi kognitif dan afektif siswa secara sinergis
dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Kesimpulan Khusus
Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka kesimpulan penelitian
secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi pengetahuan siswa berbeda antara kelas pembelajaran
PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas yang tidak
menggunakan peta konsep, terlihat dari mean pada kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (37,30>23,70).
b. Kompetensi sikap siswa berbeda antara kelas pembelajaran PKn
yang menggunakan VCT dengan kelas yang tidak menggunakan
VCT, terlihat dari mean kelas eksperimen lebih besar dari kelas
kontrol (36,70>24,30).
c. Pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep
memerlukan penguasaan konsep dasar yang baik, sehingga
membaca menjadi prasayarat penting bagi siswa untuk
mengantarkannya dalam mengkonstruksi ulang ide maupun
gagasan yang telah dipelajarinya ke dalam bentuk visual (tertulis)
yakni pemetaan konsep.
d. Pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT memerlukan
keberanian dan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat,
menstimulasi kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan
dilematis yang muncul baik dalam proses pembelajaran PKn di
kelas maupun dalam kehidupan praksis di masyarakat, melatih
siswa yang berada pada tingkat awal sekolah menengah pertama
116
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permasalahan yang muncul sebagai pemahaman dasar tentang
nilai baik dan buruk serta nilai benar dan salah yang akan
mempermudah siswa untuk memberikan justifikasi sesuai dengan
tahap perkembangan moral mereka.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan, hasil penelitian dan kesimpulan, berikut
ini disampaikan beberapa rekomendasi dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa yaitu antara lain:
1. Bagi guru
a. Guru diharapkan meggunakan metode pembelajaran peta
konsep dengan persiapan yang lebih matang untuk mengemas
proses pembelajaran agar lebih menarik sehingga dapat
menstimulasi motivasi belajar siswa dalam memahami dan
mengingat berbagai konsep kewarganegaraan dalam upaya
meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa.
b. Guru sebaiknya memanfaatkan VCT dengan berbagai macam
variasi untuk memecahkan berbagai persoalan baru yang
mungkin berlainan. Hal ini melatih siswa untuk peka dan
tanggap dalam mengatasi permasalahan kontekstual yang
kompleks sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih bermakna.
2. Bagi Siswa
a. Siswa sebagai bagian penting dalam proses pebelajaran harus
117
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diri dalam membaca untuk mengantarkan mereka pada tahap
awal penguasaaan konsep-konsep dasar kewarganegaraan dan
mempermudah proses pembelajaran menggunakan peta konsep.
b. Siswa harus bersikap terbuka dan tidak menutup diri dalam
belajar dengan menerima metode maupun teknik pembelajaran
baru yang digunakan oleh guru sehingga dapat mendorong
terciptanya proses pembelajaran PKn yang lebih menyenangkan,
aktif dan kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Kepala sekolah sebagai pemegang otoritas kebijakan pendidikan
di sekolah perlu mengambil langkah-langkah taktis seperti
mendorong guru mata pelajaran untuk berpartisipasi aktif dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn dan
memberikan pelatihan internal untuk semua guru mata pelajaran
melalui In House Training (IHT) secara berkala.
b. Penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang memadai sangat
diperlukan bagi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif di
kelas, sehingga memungkinkan guru untuk memanfaatkan
media audio visual yang dapat mendukung terhadap upaya
pengembangan pembelajaran peta konsep dan VCT yang
berbasis teknologi informasi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penulis merekomendasikan agar subjek pada penelitian sejenis
118
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
medium atau atas yang berasal dari kelas VIII maupun kelas IX
sehingga peluang kemunculan faktor pengganggu lain yang
dapat mempengaruhi pengetahuan atau sikap siswa dapat
diketahui dan ditemukan solusinya.
b. Penelitian dengan variabel serupa dapat dilakukan melalui PTK
sehingga diharapkan dapat menghasilkan tindakan atau
perlakuan berbeda yang lebih baik untuk menanggulangi
permasalahan serupa, mengingat jenis penelitian PTK dianggap
sebagai salah satu jenis penelitian penting yang perlu dilakukan
118
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai – Karakter. Konstruktivisme Dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Amin, M. (1983). Peranan Kreatifitas dalam Pendidikan. Dimuat dalam analiis pendidikan tahun IV Nomor 3-1993 Depdikpbud.
Arends, L Richard. (2008). Learning To Teach, Belajar untuk Mengajar, Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bloom. (1956). Taxonomy of Educatinal Objectives. The Classification of Educatinal Goals. Handbook 1: The Cognitive Domain. New York: Longman.
Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Branson. (1998). The Role of Civic Education. Calabassas: CCE.
Bruner, J. (1977). The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.
Budimansyah, Dasim & Suryadi karim. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikn Indonesia.
Creswell, J.W. (2008). Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. (Third Edition). USA: Pearson Merrill Prentice Hall.
119
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Dayakisni dan Husnaidah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Emilia, Emi. (2009). Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.
Frindiyani, Vivin. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir pada Mata Pelajaran IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
Hakam, Abdul kama. (2000). Pendidikan Nilai. Bandung: MKDU Press.
Hakam, Abdul Kama. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hall, B. (1973). Value Carification as Learning Process. New York: Paulist Press.
Hermann. (1972). “Value Theory (Axiology)”. The Journal of Value Inquiry. Vol. VI, No.3, hlm. 163-164
Jones, D. Brett. (2012). The Effects of Mind Mapping Activities on Students’ Motivation. International Journal for the Scholarship of
Teaching and Learning Vol. 6, No. 1 (January 2012) ISSN 1931- 4744 @ Georgia Southern University, USA.
Joyce, Bruce. (1992). Models of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
120
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komalasari. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Martiyono. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran VCT (Value
Clarification Technique) terhadap Kepribadian Peserta Didik. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Munthe, Bermawy. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito
Natajaya, I Nyoman. (1997). Teknik Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Singajaraja: Aneka Widya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Poespoprodjo, W. (1998). Filsafat Moral. Bandung: Pustaka Grafika.
Purbasari, Imaniar. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran VCT
(Value Clarification Technique) terhadap Pemahaman Nilai. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret.
Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.
121
Vidia Tri Astuti, 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraa