• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian ini berisi kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian, rekomendasi yang mungkin dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan berbagai pihak terkait serta keterbatasan penelitian sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

A. Kesimpulan

Perkembangan penelitian ilmiah modern menyebabkan statistic tidak hanya dapat digunakan pada ilmu alamiah saja, tetapi dapat diterapkan pada ilmu sosial yang mengukur perilaku sosial, karena penelitian dalam bidang sosial menempatkan manusia sebagai subjek penelitian yang bisa diukur perilaku, aktivitas atau partisipasi aktif siswa, termasuk dalam mengukur motivasi belajar siswa dalam pembelajarn IPS. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dimana terdapat satu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan berupa teknik icebreaker dan satu kelompok control yang tidak diberikan perlakuan teknik icebreaker.

Penelitian eksperimen ini terdiri dari variable bebas yaitu teknik icebreaker dan variable terikat yaitu motivasi belajar. Salah satu unsure penting dalam penelitian eksperimen adalah pengendalian. Karena penelitian pendidikan sosial ini berhubungan dengan manusia, maka selalu terdapat banyak variable lainnya. Banyak aspek yang menyebabkan perbedaan situasi yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penyelidikan, sehingga dapat diabaikan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen yang

90

90 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan teknik icebreaker dengan kelas control yang tidak menggunakan teknik icebreaker. hipotesis kedua menunjukkan terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan teknik icebreaker dengan kelas control yang tidak menggunakan teknik icebreaker.

Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar pada saat pretest dan post-test pada kelas control. Selanjutnya hipotesis kelima menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan pada saat pretest dan post-test pada kelas eksperimen. Hipotesis keenam menunjukkan terdapat perbedaan gain yang signifikan antara kelas control dan kelas eksperimen, dan hasiil angket menunjukkkan teknik icebreaker dapat memberikan tanggapan positif dalam memberikan motivasi belajar bagi siswa terutama setelah jeda strategis.

Penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS hasil yang positif dalam meningkatakan motivasi belajar siswa, tetapi pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran, sangat penting diperhatikan pada jenis icebreaker yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diberikan. Hal tersebut sangat bergantung pada kemauan guru untuk lebih kreatif dalam memilih icebreaker yang digunakan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik icebreaker pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Negeri 1 Bandung. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil tes motivasi belajar yang yang mengalami peningkatan skor rata-rata dari tahap sebelum diberikan perlakuan (pre-test) sampai tahap setelah diberikan perlakuan (post-test). Walaupun pada kelas control yang menggunakan metode konvensional juga mengalami peningkatan hasil tes motivasi belajar, tetapi tidak menunjukkan aktivitas-aktivitas yang mendukung yang memperlihatkan semangat belajar siswa seperti pada kelas eksperimen

91

91 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Icebreaker pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat mengurangi rasa jenuh siswa sehingga pembelajaran IPS lebih menyenangkan dan member motivasi lebih bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa siswa dan guru masih asing mendengar kata icebreaker Icebreaker merupakan salah satu teknik yang memiliki tujuan masing-masing dalam pemilihan dan penggunaannya. Selain sebagai peningkatan motivasi, icebreaker dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam pelaksanaannya, yang harus diperhatikan oleh guru adalah kondisi siswa selama proses pembelajaran. Pada saat siswa terlihat mulai jenuh menerima materi pembelajaran, maka disinilah icebreaker dapat memberikan peranan penting bagi kondisi siswa supaya dapat menumbuhkan kembali motivasi belajar siswa dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu pemilihan icebreaker dan waktu yang digunakan pada saat menerapkan icebreaker.

Pemilihan icebreaker yang tepat dapat menggairahkan, mengurangi kejenuhan, memicu dan memacu prestasi , dan salin menghibur. Adapun kelebihan dari icebreaker permainan yang diberikan yaitu dapat mendorong interaksim membangkitkan semangat, dan menghilangkan rasa jenuh pada siswa, sedangkan kekurangan dari teknik icebreaker permainan yaitu bila dilakukan dengan permainan yang itu-itu saja maka akan mengakibatkan kebosanan bagi siswa, dan apabila guru kurang kreatif dalam meramu permainan, maka akan sedikit sekali nilai yang bisa digali pada permainan tersebut.

Pengaruh penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari perolehan persentase rata-rata post test adalah sebesar 84%, artinya H0 ditolak berarti teknik icebreaker mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS, sedangkan sisanya sebesar 16% merupakan pengaruh

92

92 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS terhadap motivasi belajar, maka hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai berikut:

1. Pihak sekolah dan MGMP

a. Mengembangkan kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas dengan melakukan sosialisasi penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran.

b. Dalam pertemuan MGMP, teknik icebreaker ini sudah sering digunakan, tetapi masih banyak guru yang belum menyadari teknik ini juga bisa diterapkan dalam pembelajaran, untuk itu guru perlu diberikan pelatihan-pelatihan untuk memberikan teknik icebreaker dalam pada saat dikelas atau memberikan pelajaran.

2. Guru bidang studi IPS

a. Kepada guru bidang studi IPS untuk terus berkreatifitas dalam menggunakan dan memilih teknik icebreaker yang tepat.

b. Guru yang menggunakan teknik icebreaker harus mampu mengatur dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.

c. Learning point dari icebreaker yang diberikan harus jelas dan usahakan berkaitan dengan materi pembelajaran.

3. Peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini hanya terbatas pada pembelajaran IPS, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan informasi apakah

93

93 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dengan teknik icebreaker dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran yang lainnya.

b. Penelitian penggunaan teknik icebreaker masih terbatas oleh waktu. untuk selanjutnya, hendaknya penelitian dilakukan melalui metode eksperimen dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga motivasi belajar siswa lebih jelas terlihat peningkatannya.

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku

Bandura. (1997). Self-Efficacy (The Exercise Of Control). New York: W. H. Freeman and Company

Chatib, Munif. (2011). Gurunya manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Cooper, R.K., dan Sawaf, A. (1999). Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalamKepemimpinan dan Organisasi. Alih Bahasa: Widodo. Jakarta: Gramedia

Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications Inc

DePorter, Bobbi dan Hernacki Mike. (1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Dryden, Gordon & Jeanette Vos. (2000). The Learning Revolution: To Change way the Words Learns “Revolusu Cara Belajar, Belajar akan efektif kalau anda dalam keadaan fun. Diterjemahkan oleh Ahmad Baiquni. Bandung: Kaifa

Furchan, Arief. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gross, Richard E, et.al., (1978), Social Studies for Our Times, New York: John Wiley & Sons

94

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pintrich, R. Paul. Et al. (1991). A manual for the Use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Ann Arbor, Mich: National Center for Research to Improve Postsecondary Teaching and Learning

Preziosi, C, Robert. (2006). Icebreakers: Info Line Tips, tools, snd Intelligences for trainers. California: ASTD Press

Said, M. (2010). 80+ Ice breaker Games: Kumpulan Permainan Penggugah Semangat. Yogyakarta: Andi Publisher

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada

Satya, Wira Indra. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain, Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan

Shapiro, L.E. (1997). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Silbermen, Melvin. 2010). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani’Sudjana, Nana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Dedi Supriadi dan Rohmat Mulyana (ed). Bandung: PPS-FPIPS UPI dan PT. Remadja Rosda Karya

Sumaatmadja (1984). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni

95

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunarto. (2012). Ice Breaker dalam Pembelajaran IPS. Surakarta: Cakrawalan Media

Supriyadi, Dedi. (2005). Membangun Bangsa melalui Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tedjasaputra, Mayke S. (2005). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Gramedia

Tim pengembangan ilmu pengetahuan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 1 Ilmu Pendidikan teoritis. Bandung: IMTIMA

Uno, B. Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Amani

Winkel, W.S. (1983). Psikoklogi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

____________(1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Wlodkowski, RJ & Jaynes, J. H. (2004). Motivasi Belajar cet 1. Depok: Cerdas Pustaka

96

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber dari Makalah dan Jurnal

Nikmah, Sahibun. (2012). “Penggunaan Metode permainan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa”. Makalah Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura, Pontianak

Penggunaan metode permainan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Artikel penelitian. Sahibun Nikmah. Program studi pendidikan guru sekolah dasar jurusan pendidikan dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas tanjung pura Pontianak 2012.

Roviatin, Budi., Caswita dan M. Coesmin. (2012). “pengaruh Pembelajaran Inkuiri dengan Selingn Icebreaker terhadap Pemahaman Konsep Matematis”. Jurnal Pendidikan Matematika. 1, 4, 164-168

Suciati. (2009). “Pengaruh latar belakang pendidikan, iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kreativitas guru SMP dalam mengembangan pembelajaran di kelas”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 17, 32, 53-67

Sumber dari Internet

Dover, K. H. (2004). Break the ice in classrooms and meetings. Icebreakers. [online].

Tersedia:http://adulted.about.com/cs/icebreakers/a/icebreaker.htm [10 Februari 2013].

97

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayatullah, Nanda. (2012). “Penerapan Penerapan Ice Breaking Pada Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas X TPM SMK Negeri 7 Surabaya Pada Mata

Pelajaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)”. dalam Jurnal

Pendidikan Teknik Mesin. Vol 1, (2).

Tersedia:http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-pendidikan-teknik- mesin/abstrak/764/penerapan-ice-breaking-pada-proses-belajar-mengajar- siswa-kelas-x-tpm-smk-negeri-7-surabaya-pada-mata-pelajaran-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja[10 Februari 2013].

Iswara. Kumpulan Metode Pembelajaran/Pendampingan.

http://file.upi.edu/Direktori/KD-Sumedang/197212262005011002-PRANA_DWIJA_ISWARA/[2 Agustus 2013].

Kelly, M. (2004). Warming up the classroom climate. The Ice Breaker. [online]. Tersedia: http://712educators.about.com/cs/icebreakers/a/icebreakers.htm [10 Februari 2013].

Kementerian pendidikan dan kebudayaan 29 november 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum2013.Tersedia:http://118.98.1662.62/application/media/file/lam an%201012[10 Februari 2013].

Mulyana, Agus. Model Pembelajaran IPS Terpadu berbasi TIK. [online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196 608081991031_AGUS_MULYANA/ [2 Agustus 2013].

Naskah akademik kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, departemen pendidikan nasional, badan penelitian dan

98

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://puskurbuk.net/web/download/prod2007/52_Kajian%20kebijakan%2 0Kurikulum%20IPS.pdf[10 Februari 2013].

National Curricullum Standards for Social Studies: Executive Summary. [online]. Tersedia: http://www.socialstudies.org/standards/execsummary [2Agustus 2013].

Noormayasanti. (2010). Meningkatkan Motivasi belajar Siswa dengan Model Pembelajaran “Take and Give Learning with Quiz, Ice Breaking, and

Bonus” serta Demonstrasi Sederhana Pada Pembelajaran Fisika kelas X

SMU Negeri 1 Kandangan. Artikel. [online].

Tersedia:http://kemahasiswaan.um.ac.id/wpcontent/uploads/2010/04/PKM -AI 10-UM-Noormayasanti-Meningkatkan-Motivasi-Belajar-.pdf [10 Februari 2013].

Dokumen terkait