• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran seni tari kipas dapat mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak dalam aspek gerak lokomotor, non lokomor, dan manipulatif di SLB Kasih Ibu Bandung, yang artinya ada perkembangan gerak dasar motorik kasar dalam aspek gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif pada RPS(subjek) melalui pembelajaran seni tari kipas.

2. Gerak dasar motorik kasar pada RPS (subjek) sebelum dilakukan intervensi melalui pembelajarann seni tari kipas sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada baseline – 1 (A-1) selama 4 sesi. Persentase tertinggi dari skor pekembangan gerak dasar motorik kasar RPS(subjek) pada A-1 adalah sebesar 40%, sedangkan persentase terendahnya adalah 33,3%. Adapun mean level pada baseline-1 (A-1) adalah sebesar 37%. 3. Selama dilakukan intervensi (B) melalui pembelajaran seni tari kipas

yang dilakukan selama 8 sesi, kemampuan gerak dasar motorik kasar anak mengalami peningkatan yang cukup baik. Persentase tertinggi diperoleh sebesar 63,3% dan terendah 40%sehingga didapat mean level pada fase intervensi yaitu 56%.

4. Gerak dasar motorik kasar RPS(subjek) setelah dilakukan intervensi melalui pembelajarann seni tari kipas mengalami peningkatan dalam aspek gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif dibandingkan dengan sebelum dilakukan intervensi. Hal ini dapat dilihat pada baseline-2 (A-2) selama 4 sesi. Persentase tertinggi dari skor perkembangan gerak dasar motorik kasar RPS(subjek) pada A-2

70

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adalah sebesar 76,7%, sedangkan persentase terendahnya adalah 66,7%. Adapun mean level pada baseline-2 (A-2) adalah sebesar 73%.

Pembelajaran yang menarik dan meningkatkan minat dalam belajar salah satunya melalui pembelajaran seni tari. Dengan pembelajaran ini anak tunarungu akan lebih tertarik untuk bergerak bebas menggerakkan anggota badannya dengan sempurna.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari kipas dalam kegiatan belajar mengajar seni tari dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhhadap perkembangan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu dalam aspek gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan kesimpulann yang telah dikemukakan, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai rekomendasi yaitu :

1. Bagi Pendidik

Para pendidik bukanlah guru saja, melainkan orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar. Guru atau pendidik memiliki beban, tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan pendidikan anak didiknya. Perkembangan motorik anak pun perlu diperhatikan untuk menunjang lancarnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya penelitian ini, peneliti harap dapat dimanfaatkan guru-guru sebagai salah satu pembelajaran seni tari.

2. Bagi Lembaga Sekolah

Hendaklah dorongan dan motifasi guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran sesuai dengan kemampuan guru serta kondisi dan kebutuhan siswa sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu sekolah

71

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hendaknya terus mengikuti perkembangan dunia pendidikan dengan berusaha mencari tahu ilmu yang baru ataupun suatu pembelajaran yang bisa diajarkan kepada anak tunarungu, sehingga pembelajaran di kelas tidak monoton, namun dengan adanya pembelajaran yang baru dan memudahkan anak tunarungu, anak biasanya akan lebih merasa tertarik dan senang ketika proses pembelajaran.

Berdasaran pada hasil penelitian, pembelajaran seni tari kipas diharapkan dapat memberi kontribusi dan inovasi dalam rangka mengembangkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa terutama dalam hal seni tari walaupun dengan hambatan pendengaran yang dialami anak. Maka dari itu, sekolah hendaknya dapat menggunakan pembelajaran seni tari kipas untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu.

3. Bagi Peneliti

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran seni tari diketahui mampu meningkatkan kemampuan gerak dasar motorik kasar pada anak tunarungu. Selanjutnya untuk memperoleh gambaran hasil yang lebih meyakinkan, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian sejenis, misalnya dengan jumlah sempel yang lebih banyak.

72

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Atmadibrata, E. (2003). Seni Tari dalam Pendidikan. Buletin Kebudayaan Jawa Barat.Bandung: Duta Baru.

Delphie, B. (2006). Gerak Irama. Bandung : Rizqi Press.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung : Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Lani, B, Cecilia, S. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Mahendra, A. (2007). Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : UPI Press.

Novianti, E. (2011). Pembelajaran Seni Tari Jaipong dalam Mengembangkan Gerak Dasar Motorik Kasar Anak Tunarungu. PLB UPI. Skripsi. Bandung : Tidak diterbitkan.

Pangrazi, Robert, Victor,P,Dauer (1995) Dynamic Physical Education For Elementary School Children. America : Allyh and Bacon.

Somad, P & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sugiyono (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sunanto, J, Koji Takeuchi & Hideo Nakata. (2006) Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Bandung: : UPI Press.

Suriasumantri, J. (2003). Filsafat Ilmu (sebuah Pengantar Populer). Jakarta : Total Grafika Indonesia.

Somantri, T, Sutjihati.(2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Tim Bina Karya Guru. (2003). Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk SD Kelas 6. Jakarta : Erlangga

73

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tim Penyusun. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyu., G.(2012). Penggunaan Tari Gembala Sapi dalam Pembelajaran Anak Usia Dini untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar Anak di Kelompok A1 Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 06 Malang. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah Universitas Negeri Malang. Skripsi. Malang :Tidak diterbitkan

Dokumen terkait