• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KIPAS PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB KASIH IBU KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KIPAS PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB KASIH IBU KOTA BANDUNG."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KIPAS PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB KASIH IBU KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Marisyanti Indahsari

0909507

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Keterampilan

Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui

Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada

Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu

Kota Bandung

Oleh

Marisyanti Indahsari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Khsus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

MARISYANTI INDAHSARI 0909507

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KIPAS PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB KASIH IBU KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Dr. H, Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 19621121 198403 1 002

Pembimbing II

Dr. Nia Sutisna, M.Si NIP. 19570131 198603 1 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

i

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KIPAS PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB KASIH IBU KOTA BANDUNG

Oleh: Marisyanti Indahsari (0909507)

ABSTRAK

Pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran yang dapat membantu anak dalam mencapai perkembangan potensi anak seperti : pembentukan fisik, emosional, sosialisasi, perubahan tingkah laku, dan daya fikir, sehingga diharapkan anak mampu berfikir kreatif, dengan kata lain belajar aktif untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pembelajaran seni tari pada anak tunarungu memerlukan suatu pendekatan yang dilakukan oleh pendidik, guna mengembangkan kreativitas gerak anak tunarungu, dalam penelitian ini mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu. Untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu dibutuhkan pembelajaran yang menyenangkan,salah satunya melalui pembelajaran seni tari kipas, karena pembelajaran seni tari kipas ini mengarahkan anak untuk aktif bergerak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Single Subjek Reserch (SSR) dengan desain A-B-A yang mana pada baseline-1 (A-1) dilakukan empat sesi, pada intervensi (B) delapan sesi, sedangkan pada baseline-2 (A-2) dilakukan empat sesi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada baseline-1, nilai presentase subjek berinisial RPS 37%. Kemudian subjek diberi intervensi (B) dengan peningkatan persentase menjadi 56%. Setelah diberikan intervensi pada baseline-2 mengalami peningkatan yaitu 73%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari kipas dapat dijadikan salah satu cara untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu.

(5)

i

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu SKILL DEVELOPMENT OF MOTION

MOTOR LEARNING THROUGH THE ARTS DANCE RUDE FAN

ON DEAF CHILD IN MOTHER LOVE BANDUNG SLB

By: Marisyanti Indahsari (0909507)

ABSTRACT

Learning the art of dance is a lesson that can assist the child in achieving developmental potential of children such as: the establishment of the physical, emotional, socialization, behavior change, and power fikir, so expect the children are able to think creatively, in other words, active learning for activity in daily life . Application of learning the art of dance in deaf children requires an approach taken by educators, in order to develop the creativity of children with hearing motion, in this study developed a basic gross motor movement deaf children. To develop fundamental gross motor movement deaf children a fun learning needs, one of them through learning the art of dance fans, because this fan dance lessons encouraging children to actively move. The method used in this research is the Single Subject Reserch (SSR) with the ABA design where the baseline-1 (A-1) conducted four sessions, the intervention (B) eight sessions, while the baseline-2 (A-2) conducted four sessions. From the research that has been done, the baseline-1, the percentage of subjects with initial value of 37% RPS. Then the subjects were given the intervention (B) by increasing the percentage to 56%. Having given intervention on baseline-2 has risen 73%. It can be concluded that learning the art of dance fans can be one way to develop basic gross motor movement deaf children.

(6)

v Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Ketunarunguan ... 7

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 7

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ... 8

3. Karakteristik Anak Tunarungu ... 9

B. Keterampilan Motorik Kasar ... 10

1. Konsep Keterampilan Gerak Dasar Fundamental ... 10

2. Jenis-jenis Keterampilan Gerak Dasar ... 12

3. Pengembangan Gerak Dasar ... 15

4. Perkembangan Motorik Anak Tunarungu ... 15

(7)

vi Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Pembelajaran Seni Tari ... 17

2. Seni Tari Kipas ... 20

3. Tari Kipas Untuk Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Anak Tunarungu... 23

D. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 27

1. Variabel Bebas ... 27

2. Variabel Terikat ... 27

B. Metode Penelitian ... 28

C. Prosedur Penelitian ... 32

1. Tahap Pralapangan ... 32

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 33

3. Tahap Pasca Penelitian ... 36

D. Subjek Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 37

1. Teknik Pengumpulan Data ... 37

2. Instrumen ... 38

F. Teknik Pengolahan/Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

1. Hasil Penelitian Baseline-1 (A-1) ... 47

2. Hasil Penelitian Intervensi (B) ... 48

3. Hasil Penelitian Baseline-2 (A-2) ... 49

B. Analisis Data... 53

1. Analisis Dalam Kondisi ... 53

2. Analisis Antar Kondisi ... 63

(8)

vii Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 69

B. Rekomendasi ... 70

1. Bagi Pendidik ... 70

2. Bagi Lembaga Sekolah ... 71

3. Bagi Peneliti ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72 DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah luar biasa sebagai suatu lembaga pendidikan formal bagi anak berkebutuhan khusus yang mempunyai tugas pokok, yaitu membantu siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat dan jenis kebutuhannya. Seorang siswa dikatakan berhasil mencapai perkembangan yang optimal apabila ia dapat menggunakan kemampuannya secara optimal sesuai derajat ketunaannya.

Anak berkebutuhan khusus atau yang biasa disebut dengan ABK adalah anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan berbeda dengan anak normal lainnya. Mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus sesuai dengan kondisi yang dimilikinya, baik kondisi fisik, mental, sosial, ataupun kondisi emosi. Sebagai bagian dari warga negara, anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama memperoleh pendidikan. Dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya mereka memerlukan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhannya. Aturan mengenai hal ini dituangkan dalam pasal 32 ayat 1 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 “Bahwa Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”

Salah satu anak luar biasa yang memiliki kelainan fisik khususnya pendengaran adalah anak tunarungu. Anak tunarungu adalah mereka yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya, dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak dalam kehidupannya.

(10)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menangkap pembicaraan orang lain atau lawan bicaranya dengan melihat gerak bibir (lips reading). Matalah yang mengalihfungsikan atau menutupi hal-hal yang kurang dapat ditangkap melalui pendengarannya. Hal ini memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan anak tunarungu secara keseluruhan baik di dalam berbahasa maupun hambatan dalam berkomunikasi. Kemiskinan bahasa yang dimaksud adalah keterbatasan dalam berbicara, kurang dapat memahami bacaan, penguasaaan kosakata yang terbatas dan kurang memahami struktur bahasanya itu sendiri, sehingga mereka kurang dapat menyampaikan dan menangkap pesan secara lisan maupun melalui tulisan.

Menurut Mufti Salim dalam Sutjihati Somantri (2005:93) “Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar”. Dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu yaitu anak yang mengalami gangguan pendengaran, baik kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya disebabkan ketidakberfungsian sebagian atau seluruh indera pendengaran yang mengakibatkan perkembangan bahasanya terhambat serta membutuhkan layanan pendidikan khusus.

Pembelajaran seni budaya dan keterampilan di sekolah, khususnya pelajaran seni tari dapat jadi alternatif bagi guru untuk mengembangkan aspek perkembangan pribadi anak tunarungu, terutama aspek perkembangan gerak kasar ataupun gerak halus anak tunarungu. Dengan demikian pengembangan gerak perlu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bervariasi, baik yang bersifat permainan, kesibukan kerja ataupun dalam apresiasi seni.

(11)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karena gerakannya telah memiliki keselarasan, keteraturan, antara gerak dengan irama dan tempo.

Tari Kipas merupakan ekspresi kesenian masyarakat Gowa yang

sering dipentaskan untuk mempromosi pariwisata Sulawesi Selatan.

Di dalam pengajaran seni tari pada siswa sebaiknya disesuaikan dengan keadaan siswa, kemampuan siswa, tahap perkembangan jiwa siswa, serta lingkungan hidup mereka sehari-hari. Pada pelajaran tahap awal tari aktivitasnya menitik beratkan pada : 1) Belajar bagaimana menggerakan setiap bagian anggota tubuh sampai seluruh tubuhnya berirama, 2) belajar bagaimana memanfaatkan gerakan-gerakannya sebagai hasil pengungkapan imajinasi mereka, 3). Belajar bagaimana memanfaatkan gerakan-gerakannya sebagai media untuk mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari dalam dunia bermain dan sejenisnya.

Agar aspek-aspek tadi dapat terwujud maka sebagai langkah awal diberikan latihan-latihan penguasaan gerak. Artinya kegiatan ini merupakan latihan untuk belajar melatih koordinasi motorik dan untuk belajar memberanikan diri menggerakan tubuh dalam ruang secara teratur.

Menurut Lani Bunawan dan Cecilia Susila Yuwati (2000;57) bahwa :

“Perkembangan motorik akan dipengaruhi secara tidak langsung oleh kemiskinan bahasa. Bahasa dalam hal ini berfungsi sebagai pengatur atau pengontrol gerakan. Banyak gerakan dapat diajarkan melalui peniruan namun lebih memperhalus gerakan tertentu diperlukan instruksi verbal seperti dalam aspek tekanan, percepatan, gerak berirama, koordinasi dua tangan, ketepatan dan sebagainya. Pada anak mendengar yang masih kecil komponen verbal ini sudah sangat berperan memperhalus motoriknya.”

Motorik atau gerak adalah suatu proses yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh dalam satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak

statis ditempat dan dinamis berpindah tempat.” Menurut Muslim dan

(12)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterampilan motorik dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk menguasai gerakan yang lebih kompleks yang digunakan atau dimanfaatkan anak guna meningkatkan kualitas hidupnya.

Seringkali motorik dibedakan antara motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan sedikit otot dan memerlukan ketelitian, sedangkan motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan banyak otot pada seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar seperti dalam kegiatan berpindah tempat.

Dari sekian banyak anak tunarungu tidak sedikit mereka yang mengalami gangguan dalam aspek perkembangan perilaku motorik kasarnya, seperti contoh kasus seorang anak tunarungu berusia 4-6 tahun dan duduk di bangku TKLB-B SLB Kasih Ibu mengalami cara berjalan yang kurang lincah dan seimbang, ketika anak sedang dalam pembelajaran olahraga anak tidak mampu melakukan gerakan-gerakan kasar seperti meloncat dengan benar, latihan keseimbangan, menekuk secara benar dan lincah sehingga anak kadang meminta bantuan gurunya untuk melakukan sesuatu yang sekiranya anak tidak mampu melakukan sendiri.

Oleh karena itu sangat diperlukannya suatu pembelajaran untuk anak agar dapat lebih mengembangkan keterampilan gerak dasar dalam motorik kasar anak sehingga gerakan yang dihasilkan pun akan lebih stabil dan dinamis. Salah satu pembelajaran yang berdampak pada pengembangan keterampilan gerak salah satunya dengan mengadakan pembelajaran seni tari kipas pada anak, dengan dilakukannya pembelajaran secara berkesinambungan dan terus menerus akan dapat berpengaruh pada pola gerakan anak tersebut.

(13)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Salah satu kegiatan yang menunjang di sekolah dalam memberikan kesempatan untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak-anak tunarungu yaitu pengajaran seni budaya khususnya pembelajaran seni tari.

Penerapan pembelajaran melalui tari kipas pada anak tunarungu dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak tunarungu diantaranya : (1) koordinasi gerak anak, (2) kelincahan gerak anak, (3) keseimbangan gerak anak, (4) bentuk gerak tubuh, (6) melatih daya ingat anak, (7) ketepatan gerak, dan (8) melatih sosial emosional anak.

Peneliti memilih teknik pengajaran seni tari karena seni tari merupakan teknik pengajaran untuk melatih keterampilan motorik kasar anak tunarungu. Seni tari kipas merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan salah satu bakat anak tunarungu. Dengan memberikan pembelajaran tari kipas ini diharapkan dapat merangsang anak untuk bergerak dengan seimbang dan meningkatkan keterampilan motorik kasar anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud untuk membuktikan apakah dengan penggunaan teknik seni tari dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar pada anak tunarungu yang mengalami hambatan perilaku motorik di SLB Kasih Ibu Kota Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Hambatan motorik anak tunarungu cenderung pada motorik kasar 2. Hambatan motorik kasar menyebabkan ketidakharmonisan gerak 3. Pembelajaran seni tari kipas dapat mengembangkan keterampilan

gerak dasar motorik kasar anak tunarungu

4. Gerak tari kipas melibatkan seluruh gerak anggota tubuh seperti kepala, badan, tangan dan kaki.

(14)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari sekian banyak identifikasi masalah yang telah diuraikan, yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan keterampilan gerak dasar motorik kasar melalui pembelajaran kesenian khususnya pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah. Dapat dikemukakan permasalahan pokok yang menjadi dasar perumusan masalah

penelitian yaitu “Apakah pembelajaran seni tari kipas dapat mengembangkan

keterampilan gerak dasar motorik kasar pada anak tunarungu?”

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan keterampilan gerak dasar motorik kasar melalui pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perkembangan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu sebelum diberikan pembelajaran seni tari kipas

2. Untuk mengetahui perkembangan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu sesudah diberikan pembelajaran seni tari kipas.

2. Kegunaan Penelitian

(15)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(16)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian yaitu : ”Pengembangan keterampilan gerak dasar motorik kasar melalui pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu di SLB Kasih Ibu Kota Bandung” maka variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu, sedangkan variabel terikat adalah keterampilan gerak dasar motorik kasar. Di bawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai variabel bebas dan dan variabel terikat dalam penelitian ini, antara lain :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya (mempengaruhi) variabel terikat menurut Sugiyono (2007:3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu sebagai teknik pembelajaran. Pembelajaran dalam arti pengajaran adalah usaha guru membentuk perilaku siswa sesuai tujuan yang diinginkan dengan cara menyediakan lingkungan agar terjadinya interaksi dengan siswa. Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Pembelajaran seni tari kipas merupakan salah satu upaya guru dalam usaha menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui gerakan tari yang halus serta enerjik.

2. Variabel Terikat

(17)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

keterampilan gerak dasar motorik kasar, adapun kemampuan gerak dasar motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :

a. Persentase kemampuan anak tunarungu dalam melakukan gerakan lokomotor seperti berjalan atau melangkahkan kaki. Dari beberapa keterampilan gerak lokomotor tersebut, akan dibahas lebih mendalam diantaranya :1) berjalan merupakan perpindahan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain, salah satu kaki tetap fokus terhadap tempat yang jadi tumpuan atau pijakan. 2) melangkah yaitu melangkahkan kaki dengan berbagai variasi.

b. Persentase kemampuan anak tunarungu dalam melakukan gerakan non lokomotor seperti melakukan gerakan keseimbangan atau membungkuk. Ada beberapa gerakan non lokomotor yang akan dibahas pada penelitian ini, diantaranya : 1) Mengayunkan dan menngoyangkan tangan yang biasanya variasi gerakannya diikuti dengan sikap posisi badan ditekuk, 2) mengatur keseimbangan tubuh dan kaki, keseimbangan dapat dilakukan dengan berbagai sikap dan posisi tertentu, 3) menekuk bagian badan atau menekuk badan.

c. Persentase kemampuan anak tunarungu dalam melakukan gerakan manipulatif yaitu menggerakkan tangan untuk memegang dan mengibas benda yang diperlukan dalam menunjang tari kipas (kipas), meloncat dengan gerakan lembut sambil mengibaskan kipas seakan menimbulkan gerakan sedang terbang.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian mempunyai fungsi yang penting, oleh sebab itu Abdillah Hanafi (115) dalam Eva Novianti (2011:34)

(18)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran suatu pemecahan masalah dari suatu masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan. Sesuai pendapat Suriasumantri (2003:320) bahwa “Setiap Penelitian pada hakekatnya memiliki metode penelitian masing-masing dan

metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian”. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran pengembangan keterampilan gerak dasar motorik kasar melalui pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dan melihat persentase peningkatan dari suatu perlakuan.

Dalam hal penelitian ini untuk mengetahui apakah benar pembelajaran seni tari kipas dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu.

Penelitian berbasis eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan menggunakan Single Subject Research (SSR) yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek, sedangkan menurut Rosnow dan Rosenthal dalam Juang Sunanto, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata (2006:41) bahwa Single Subject Research (SSR) memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian.

(19)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

10%

Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui apakah gerak tari kipas dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar motorik kasar RPS.

Dalam penelitian dengan metode eksperimen dengan subjek tunggal, desain yang digunakan adalah desain A-B-A, yaitu suatu desain penelitian yang memiliki tiga fase. Desain A-B-A merupakan penelitian yang pengolahan datanya dipergunakan untuk penyelidikan perubahan perilaku, dalam hal ini persentase pembelajaran seni tari kipas guna mengembangkan keterampilan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu. Digunakan desain A-B-A karena akan lebih mudah melihat hubungan sebab akibat antara variable terikat dengan variable bebas, seperti yang dikemukakan oleh Juang Sunanto, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata . (2006:44) yaitu :

Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain A-B. Mula-mula perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinu pada kondisi baseline (A-1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B). Berbeda dengan desain A-B, pada desain A-B-A setelah pengukuran pada kondisi intervensi(B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A-2) diberikan penambahan kondisi baseline yang kedua (A-2) ini dimaksudkan sebagai control intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variable bebas dan variable terikat lebih kuat.

Agar lebih jelas desain penelitian single subjek research (penelitian subjek tunggal) dengan desain A-B-A digambarkan pada grafik sebagai berikut :

(20)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Baseline (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

Keterangan :

a. Baseline (A-1) adalah suatu kondisi dasar kemampuan motorik kasar b. Intervensi (B) adalah kemampuan gerak dasar motorik kasar setelah

mendapatkan perlakuan

c. Baseline (A-2) adalah pengulangan kondisi sebagai evaluasi pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap kemampuan gerak dasar motorik kasar.

Berikut ini akan dijabarkan rencana penelitian melalui desain A-B-A ini, mulai dari baseline 1, intervensi, dan baseline 2.

1. Baseline (A-1)

Adalah suatu gambaran murni sebelum diberikan perlakuan. Gambaran murni tersebut adalah kondisi awal kemampuan gerak dasar motorik kasar RPS (subjek penelitian) pada saat melakukan gerakan-gerakan motorik kasar. Untuk mengukur pengembangan gerak dasar motorik kasar RPS (subjek penelitian) menggunakan persentase yang dilakukan sebanyak 4 sesi.

2. Intervensi (B)

(21)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

setelah jam istirahat berlangsung. Fase ini dilaksanakan sebanyak 8 sesi.

3. Baseline (A-2)

Yaitu pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sampai sejauh mana intervensi yang dilakukan berpengaruh pada RPS (subjek penelitian), dengan kembali memberikan tes akhir yang berbentuk sama pada baseline (A) sebagai kontrol yang dilakukan oleh peneliti. Dilakukan sebanyak 4 sesi.

C. Prosedur Penelitian

Supaya penelitian dapat berjalan dengan baik, maka disusunlah suatu prosedur penelitian untuk memudahkan pelaksanaan penelitian itu sendiri, pelaksanaanya sebagai berikut :

1. Tahap Pralapangan

a. Menyusun rencana penelitian

Kegiatan ini merupakan awal dari serangkaian proses penelitian. Intinya berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan ke Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Khusus. Setelah disetujui kemudian melakukan seminar proposal. Dalam hal ini peneliti mengajukan judul skripsi yang berjudul Pengembangan keterampilan gerak dasar motorik kasar melalui pembelajaran seni tari kipas pada anak tunarungu.

b. Memilih latar penelitian

(22)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendemonstrasikan gerakan-gerakan tari kipas dan subjek langsung mengikutinya.

c. Mengurus perijinan

Prosedur dalam pengurusan perijinan penelitian ini ditempuh peneliti dimulai dari membuat surat ijin di Jurusan Pendidikan Khusus yang diberikan kebagian Fakultas Ilmu Pendidikan, selanjutnya dari fakultas surat perijinan diberikan kebagian BAAK, lalu ke Badan Kesatuan Bangsa dan ke Dinas Pendidikan propinsi. Yang berakhir pada permohonan ijin penelitian ke SLB Kasih Ibu Kota Bandung. d. Menyiapkan instrument penelitian

Instrumen penelitian mempunyai peran penting dalam penelitian. Jika instrument sudah ada, data diperoleh dengan mudah dan cepat. Instrumen penelitian ini, dibuat dalam bentuk tes untuk mengetahui perkembangan gerak dasar motorik kasar. Instrumen yang digunakan yaitu gerakan-gerakan yang mengacu pada gerakan tari kipas yang dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu.

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Persiapan perlengkapan kegiatan penelitian menyangkut segala sesuatu yang bersifat perlengkapan yang dibutuhkan untuk mempermudah dan melancarkan pengumpulan data di lapangan. Peneliti menyiapkan perlengkapan untuk menari, misalnya :musik pengiring tari kipas, kipas, dvd dan tempat.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Memotret Kondisi Objek

(23)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang mendukung. Dalam hai ini peneliti mengamati perkembangan kemampuan motorik kasar anak tunarungu.

b. Hubungan Peneliti dengan Subjek Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti berupaya terus untuk membina dan menciptakan hubungan harmonis dengan subjek yang merupakan sumber data, sehingga data yang berkaitan dengan fokus penelitian dapat diperoleh secara akurat. Dalam penelitian ini hubungan peneliti dengan objek penelitian adalah peneliti sebagai guru, sedangkan objek sebagai siswanya. Dalam hal ini peneliti langsung mendemonstrasikan gerakan-gerakan tari kipas dan subjek langsung mengikutinya.

c. Peranan Peneliti

Dalam penelitian ini kedudukan peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data dari keseluruhan proses penelitian. Merencanakan penelitian dimulai dari menyusun instrument dan menyusun jadwal pelaksanaan penelitian, serta mencatat hasil penelitian setiap melaksanakan penelitian.

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1 Kamis/

21-03-2013

11.00-12.00 Melakukan tes kemampuan awal gerak dasar

motorik kasar untuk mengambil data disesi 1

untuk baseline pertama tanpa perlakuan.

2 Senin/

25-03-2013

11.00-12.00 Melakukan tes kemampuan awal gerak dasar

(24)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk baseline pertama tanpa perlakuan.

3 Kamis/

28-03-2013

11.00-12.00 Melakukan tes kemampuan awal gerak dasar

motorik kasar untuk mengambil data disesi 3

untuk baseline pertama tanpa perlakuan

4 Senin/

01-04-2013

11.00-12.00 Melakukan tes kemampuan awal gerak dasar

motorik kasar untuk mengambil data disesi 4

untuk baseline pertama tanpa perlakuan.

5 Senin/

22-04-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 1 pada

intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

6 Selasa/

23-04-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 2 pada

intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

7 Rabu/

24-04-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 3 pada intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik kasar.

8 Kamis/

25-04-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 4 pada

intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

9 Senin/

29-04-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 5 pada

intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

10 Selasa/

30-04-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 6 pada

intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

(25)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

01-05-2013 intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

12 Kamis/

02-05-2013

11.00-12.00 Memberikan treatmen pada sesi ke 8 pada

intervensi sambil mengamati gerak anak.

Melakukan tes kemampuan gerak dasar motorik

kasar.

13 Senin/

06-05-2013

11.00-12.00 Melakukan scoring kembali untuk baseline 2 sesi

ke 1 dengan memberikan tes kemampuan gerak

dasar motorik kasar tanpa perlakuan.

14 Selasa/

07-05-2013

11.00-12.00 Melakukan scoring kembali untuk baseline 2 sesi

ke 2 dengan memberikan tes kemampuan gerak

dasar motorik kasar tanpa perlakuan.

15 Rabu/

08-05-2013

11.00-12.00 Melakukan scoring kembali untuk baseline 2 sesi

ke 3 dengan memberikan tes kemampuan gerak

dasar motorik kasar tanpa perlakuan.

16 Sabtu/

11-05-2013

11.00-12.00 Melakukan scoring kembali untuk baseline 2 sesi

ke 4 dengan memberikan tes kemampuan gerak

dasar motorik kasar tanpa perlakuan.

3. Tahap Pasca Penelitian

a. Melakukan pengolahan data yang didapat dari baseline-1, intervensi, dan baseline-2.

b. Membuat grafik berdasarkan hasil pengolahan persentase data agar pengaruh pembelajaran seni tari kipas dapat lebih dianalisis dengan mudah.

D. Subjek Penelitian

(26)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1) Identitas Anak

Nama : RPS

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22-04-2007

Usia : 6 tahun

Kelas : TKLB-B

2) Riwayat Perkembangan Anak a) Masa Kehamilan

Tidak mengalami kesulitan pada masa kehamilan Pernah minum obat maag

Pernah minum obat antimo b) Masa Kelahiran

Usia kandungan kurang dari 9 bulan yaitu 8 bulan 1 minggu Kelahiran normal

Bayi lahir Prematur

Berat badan bayi 2 kg 6 ons Tinggu badan 30 cm

c) Masa Setelah Kelahiran Bayi menderita sakit kuning

Bayi disinari ultra violet selama 15 hari Bayi tidak dapat menghisap ASI dengan kuat

Lama pemberian ASI hanya 3 hari, karena tidak ada ASInya Ada kelainan pada paru-paru (terdapat Flek)

3) Kemampuan Anak

Anak mampu berjalan dengan pelan-pelan Anak mampu melempar bola tetapi masih lemah

(27)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Cara berjalan anak kurang lincah

Keseimbangan badan kurang stabil

Anak belum mampu meloncat dengan benar Anak belum mampu menangkap bola Anak belum mampu berjalan di papan titian Motorik anak masih kaku

Anak belum mampu berjinjit

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui test dan observasi. Observasi yang digunakan menggunakan penelitian dengan subjek tunggal, dimana peneliti dapat melihat persentase kemampuan subjek yaitu kemampuan gerak dasar motorik kasar. Oleh karena itu peneliti mengumpulkan data dengan mengamati objek pada saat mengikuti pembelajaran seni tari kipas. Dalam penelitian ini data yang ingin diungkapkan adalah kemampuan gerak dasar motorik kasar baik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pembelajaran seni tari kipas. Untuk mengungkap data tersebut disusunlah instrument tes, karena penilaiannya dengan menggunakan tes kemampuan motorik anak. Dari instrument tersebut akan dapat mengungkapkan kemampuan motorik kasar yang dimiliki anak.

2. Instrumen

(28)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Kisi-kisi Gerak Dasar Motorik Kasar

SK KD Indikator Nomor Item variasi tangan dan kaki

13 dengan variasi tangan dan

(29)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dan sejenisnya

dalam permainan sederhana/tarian. (Gerak Dasar Manipulatif)

kaki

8. Mengangkat, menurunkan tangan dengan variasi mengibas kipas dan

menggerakan kaki ditempt

23, 24, 25, 26

9. Mengayunkan kaki dan menggiring objek dengan tangan divariasi dengan kaki

27, 28, 29, 30

Tabel 3.3

Instrumen Gerak Dasar Motorik Kasar

(30)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Usia :

Tanggal : Kelas :

No Aspek Kemampuan Mampu Tidak Mampu

A Gerak Lokomotor

1 Melangkahkan kaki ke kanan sebanyak empat langkah

2 Melangkahkan kaki ke kiri sebanyak empat langkah

3 Melangkahkan kaki kiri ke arah kiri dengan kedua tangan digerakan ke bawah dan kembali ke awal 4 Melangkahkan kaki kanan ke arah kanan dengan

kedua tangan digerakan ke bawah dan kembali keawal

5 Melangkah ke kiri sambil merentangkan tangan kiri diatas dan tangan kanan dibawah

6 Melangkah ke kanan sambil merentangkan tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah

B Gerak Non lokomotor

7 Menggerakan tangan keatas kemudian kebawah 8 Menggerakan tangan kembali ke atas seperti posisi

awal

9 Merentangkan tangan kiri kea rah atas

10 Merentangkan tangan kanan kearah bawah

(31)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 12 Merentangkan tangan kiri kearah bawah

13 Menggoyang-goyangkan kepala dengan badan merendah, tangan di depan dada sambil jalan di tempat

14 Merentangkan tangan kiri keatas dan tangan kanan kebawah sambil tetap jalan ditempat

15 Merentangkan tangan kanan keatas dan tangan kiri kebawah sambil tetap jalan ditempat

16 Jalan ditempat dengan kedua tangan mengarah ke dada dan tubuh lurus ke depan agak merendah 17 Menyilangkan kaki kanan di belakang kaki kiri

dengan kedua tangan kedepan dada

18 Menyilangkan kaki kiri di belakang kaki kanan dengan kedua tangan kedepan dada

19 Menyilangkan kaki kanan dibelakang kaki kiri dengan kedua tangan diatas

20 Menyilangkan kaki kiri dibelakang kaki kanan dengan kedua tangan diatas

C Gerak Manipulatif

21 Melenturkan gerakan tangan dengan posisi tangan kiri melempar selendang dan tangan kanan mengayun keatas sambil tetap mengibas-ngibaskan kipas

22 Melenturkan gerakan tangan dengan posisi tangan kiri menangkap selendang dan tangan kanan mengayun keatas sambil tetap mengibas-ngibaskan kipas

(32)

mengibas-Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ngibaskan kipas dan jalan ditempat

24 Menggerakan tangan kiri di samping kepala dan tangan kanan di depan perut sambil mengibas-ngibaskan kipas dan jalan di tempat

25 Menggerakan tangan kanan di samping kepala dan tangan kiri lurus ke samping sambil mengibas-ngibaskan kipas dan jalan di tempat

26 Menggerakan tangan kiri di samping kepala dan tangan kanan lurus ke samping sambil mengibas-ngibaskan kipas dan jalan di tempat

27 Mengayun-ayunkan kaki kanan dan tangan kanan di atas sambil mengibas-ngibaskan kipas

28 Mengayun-ayunkan kaki kiri dan tangan kiri diatas sambil mengibas-ngibaskan kipas

29 Melenturkan gerakan membungkukkan badan dengan posisi menggiring selendang kearah kanan sambil berputar ditempat

30 Melenturkan gerakan membungkukkan badan dengan posisi menggiring selendang kearah kiri sambil berputar ditempat

JUMLAH

Keterangan

(33)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengolahan/Analisis Data

Setelah semua data terkumpul melalui proses pengumpulan data, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai hasil intervensi pembelajaran seni tari kipas dalam jangka waktu 4sesi pada Baseline-1, 8 sesi pada intervensi, dan 4 sesi pada baseline-2 dengan total seluruhnya 16 sesi. Penggunaan analisis grafik diharapkan akan lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan keterampilan gerak dasar motorik kasar anak, sebelum diberikan perlakuan (baseline) maupun pada saat setelah diberikan perlakuan(treatmen) dan pelaksanaan pengukuran data dilakukan selama beberapa kurun waktu sebagaimana yang dikemukakan oleh Juang Sunanto, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata (2006:56) dalam pengantar

penelitian dengan subjek tunggal berpendapat bahwa “Pengukuran berulang-ulang adalah suatu ciri-ciri dari desain subjek tunggal dan analisis data pada

penelitian subjek tunggal melibatkan analisis visual dan analisis grafik”.

Penyajian data dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk grafik atau diagram. Penggunaan analisis grafik ini diharapkan dapat menggambarkan secara jelas pelaksanaan eksperimen sebelum subjek menerima perlakuan pada kondisi baseline dan setelah subjek memperoleh perlakuan (intervensi selama 16 sesi).

Desain subjek tunggal ini menggunakan tipe garis sederhana (type simple line graph) menurut Tawney dan Gast dalam Juang Sunanto, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata (2006:43) terdapat komponen penting yang harus dipenuhi antara lain :

1. Absis, adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (missal:sesi, hari dan tanggal)

2. Ordinat, adalah sumbu Y yang merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variable terikat atau perilaku sasaran (missal: persen, frekuensi dan durasi)

(34)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Skala, adalah garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran

5. Tabel kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi

6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi lainnya

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data dengan mengacu pada teori Juang Sunanto, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata (2006:68) sebagai berikut :

a. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline dari hasil perkembangan motorik anak

b. Menskor hasil pengukuran pada fase treatmen dari hasil perkembangan motorik anak

c. Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline dan fase treatmen dari perkembangan motorik anak

d. Membuat tabel perhitungan skor-skor pada fase baseline dan fase treatmen dari hasil perkembangan motorik anak

e. Membuat analisis bentuk grafik sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan perkembangan motorik anak yang terjadi dari kedua fase tersebut.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis visual yang meliputi analisis visual dalam kondisi dan analisis visual antar kondisi.

1) Analisis dalam kondisi

Yang dimaksud dengan analisis perubahan dalam kondisi adalah menganalisis perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi komponen seperti tingkat stabilitas, kecenderungan arah, dan tingkat perubahan (level change). Analisis dalam kondisi meliputi:

a) Menghitung panjang interval untuk setiap fase, yaitu menghitung jumlah sesi pada setiap fase dalam penelitian perkembangan motorik anak.

(35)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

- Membagi data pada fase baseline atau intervensi menjadi dua bagian

- Bagian kanan dan kiti juga masing-masing dibagi menjadi dua bagian

- Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara grafik dengan garis belahan kanan dan kiri, garisnya naik, mendataf atau turun.

c) Menghitung kecenderungan stabilitas untuk setiap fase, yaitu menghitung banyaknya data sesi yang berada dalam rentang batas atas dan batas bawah, dibagi banyaknya sesi. Jika persentase mencapai 85%-90% dinyatakan stabil sedangkan dibawah itu dinyatakan tidak stabil(variabel).

d) Menentukan kecenderungan jejak untuk setiap fase, yaitu memasukan hasil dari kecenderungan arah.

e) Menghitung level stabilitas dan rentang untuk setiap fase, yaitu dengan cara memasukkan angka terkecil dan angka terbesar dari masing-masing fase pada proses penelitian.

f) Menghitung level perubahan untuk masing fase, yaitu dengan cara menandai data pertama dan terakhir untuk masing fase, hitung selisih kedua data tersebut (data terakhir dikurung pada pertama) dan tentukan arahnya naik (+) atau turun (-).

2) Analisis antar kondisi

Untuk memulai menganalisis perubahan antar kondisi, data yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisis, meliputi :

a) Menghitung jumlah variable yang diubah baseline (A) ke intervensi

(B) dan dari intervensi (B) ke baseline 2(A’).

b) Menentukan perubahan kecenderungan dari baseline (A) ke intervensi

(36)

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c) Menentukan kecenderungan perubahan stabilitas dari baseline (A) ke

intervensi (B) dan dari intervensi (B) ke baseline 2(A’)

d) Menghitung perubahan level dari baseline (A) ke intervensi (B) dan

intervensi (B) ke baseline 2(A’)

e) Menghitung presentase overlap pada fase baseline (A) dan intervensi

(37)

69

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran seni tari kipas dapat mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak dalam aspek gerak lokomotor, non lokomor, dan manipulatif di SLB Kasih Ibu Bandung, yang artinya ada perkembangan gerak dasar motorik kasar dalam aspek gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif pada RPS(subjek) melalui pembelajaran seni tari kipas.

2. Gerak dasar motorik kasar pada RPS (subjek) sebelum dilakukan intervensi melalui pembelajarann seni tari kipas sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada baseline – 1 (A-1) selama 4 sesi. Persentase tertinggi dari skor pekembangan gerak dasar motorik kasar RPS(subjek) pada A-1 adalah sebesar 40%, sedangkan persentase terendahnya adalah 33,3%. Adapun mean level pada baseline-1 (A-1) adalah sebesar 37%. 3. Selama dilakukan intervensi (B) melalui pembelajaran seni tari kipas

yang dilakukan selama 8 sesi, kemampuan gerak dasar motorik kasar anak mengalami peningkatan yang cukup baik. Persentase tertinggi diperoleh sebesar 63,3% dan terendah 40%sehingga didapat mean level pada fase intervensi yaitu 56%.

(38)

70

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adalah sebesar 76,7%, sedangkan persentase terendahnya adalah 66,7%. Adapun mean level pada baseline-2 (A-2) adalah sebesar 73%.

Pembelajaran yang menarik dan meningkatkan minat dalam belajar salah satunya melalui pembelajaran seni tari. Dengan pembelajaran ini anak tunarungu akan lebih tertarik untuk bergerak bebas menggerakkan anggota badannya dengan sempurna.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari kipas dalam kegiatan belajar mengajar seni tari dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhhadap perkembangan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu dalam aspek gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan kesimpulann yang telah dikemukakan, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai rekomendasi yaitu :

1. Bagi Pendidik

Para pendidik bukanlah guru saja, melainkan orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar. Guru atau pendidik memiliki beban, tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan pendidikan anak didiknya. Perkembangan motorik anak pun perlu diperhatikan untuk menunjang lancarnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya penelitian ini, peneliti harap dapat dimanfaatkan guru-guru sebagai salah satu pembelajaran seni tari.

2. Bagi Lembaga Sekolah

(39)

71

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hendaknya terus mengikuti perkembangan dunia pendidikan dengan berusaha mencari tahu ilmu yang baru ataupun suatu pembelajaran yang bisa diajarkan kepada anak tunarungu, sehingga pembelajaran di kelas tidak monoton, namun dengan adanya pembelajaran yang baru dan memudahkan anak tunarungu, anak biasanya akan lebih merasa tertarik dan senang ketika proses pembelajaran.

Berdasaran pada hasil penelitian, pembelajaran seni tari kipas diharapkan dapat memberi kontribusi dan inovasi dalam rangka mengembangkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa terutama dalam hal seni tari walaupun dengan hambatan pendengaran yang dialami anak. Maka dari itu, sekolah hendaknya dapat menggunakan pembelajaran seni tari kipas untuk mengembangkan gerak dasar motorik kasar anak tunarungu.

3. Bagi Peneliti

(40)

72

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Atmadibrata, E. (2003). Seni Tari dalam Pendidikan. Buletin Kebudayaan Jawa Barat.Bandung: Duta Baru.

Delphie, B. (2006). Gerak Irama. Bandung : Rizqi Press.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung : Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Lani, B, Cecilia, S. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Mahendra, A. (2007). Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : UPI Press.

Novianti, E. (2011). Pembelajaran Seni Tari Jaipong dalam Mengembangkan Gerak Dasar Motorik Kasar Anak Tunarungu. PLB UPI. Skripsi. Bandung : Tidak diterbitkan.

Pangrazi, Robert, Victor,P,Dauer (1995) Dynamic Physical Education For Elementary School Children. America : Allyh and Bacon.

Somad, P & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sugiyono (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sunanto, J, Koji Takeuchi & Hideo Nakata. (2006) Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Bandung: : UPI Press.

Suriasumantri, J. (2003). Filsafat Ilmu (sebuah Pengantar Populer). Jakarta : Total Grafika Indonesia.

Somantri, T, Sutjihati.(2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

(41)

73

Marisyanti Indahsari, 2013

Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Seni Tari Kipas Pada Anak Tunarungu Di SLB Kasih Ibu Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tim Penyusun. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Grafik 3.1 Desain A-B-A
Gambaran murni tersebut adalah kondisi awal kemampuan gerak
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Gerak Dasar Motorik Kasar
+3

Referensi

Dokumen terkait

The member function consists of the operations necessary for the genetic algorithm processing, namely creating an initial population, calculating non attacking

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang mendapatkan pembelajaran

Warga Binangkit untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan tersebut dalam mengatasi masalah pengontrolan persediaan barang, pengontrolan transaksi penjualan dan

Cara pengerjaan kuis ini pun sangat sederhana kita hanya perlu memilih jawaban yang diberikan lalu semua jawaban akan di total dan kita akan mendapat kesimpulan dari pertanyaan

1) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang mendapat pembelajaran matematika berbantuan WinGeom lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

Tujuan dalam proses pengembangan perangkat lunak ini yaitu mengembangkan sebuah rancangan perangkat lunak agar dapat mengelola data-data makan karyawan menggunakan

Tabel 4.4 Hasil Uji ANACOVA DataPretest-PosttestTeknik Self-Monitoring dengan Teknik Stimulus Control dan Teknik Self-Contracting dengan Teknik Self-Reward

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Darma, yang merupakan ketua kelompok kesenian kuda lumping, menurut Darma pelaksanaan pertunjukan kesenian tradisional kuda