• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Gambaran umum kinerja Guru bimbingan dan konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi menurut evaluasi diri guru bimbingan dan konseling dalam aspek perencanaan layanan program bimbingan dan konseling rata-rata responden sudah dapat merancang program bimbingan dan konseling dan responden mengaku belum dapat menyusun atau memilih instrumen, menganalisis data, mengaplikasikan dan mengadministrasikan, serta menggunakan hasil asesmen untuk kebutuhan peserta didik secara optimal. Aspek pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling rata-rata responden sudah dapat mengaplikasikan tujuan, prinsip, azas, dan fungsi dalam pelayanan bimbingan dan konseling, dapat memfasilitasi pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar dan perencanaan karir, dan dapat melaksanakan pendekatan kolaboratif dengan pihak terkait dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sedangkan responden belum dapat menerapkan pendekatan/model konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling dan dapat mengelola sarana dan biaya unutk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Aspek evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling responden rata-rata sudah dapat menyusun laporan pelaksanaan program (Lapelprog) berdasarkan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling dan dapat menentukan arah profesi (peran dan fungsi guru bimbingan dan konseling). Responden belum dapat merancang, melaksanakan, dan memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling. Gambaran umum kinerja Guru bimbingan dan konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi menurut pengawas enam orang responden satu orang diantaranya berada pada kategori amat baik, tiga pada kategori baik, satu pada kategori cukup dan satu

dan konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi menurut koordinator bimbingan dan konseling masing-masing sekolahnya responden semua berada pada kategori amat baik.

Gambaran umum kinerja Guru bimbingan dan konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi dilihat pada perbedaan penilaian yang paling besar dalah perbedaan penilaian antara pengawas dan koordinator bimbingan dan konseling terlihat pada aspek perencanaan layanan bimbingan dan konseling adalah indikator yang masih dalam kategori rendah adalah guru bimbingan dan konseling dapat menyusun atau memilih instrumen, menganalisis data, mengaplikasikan dan mengadministrasikan, serta menggunakan hasil asesmen. Aspek pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah indikator guru bimbingan dan konseling dapat menerapkan pendekatan/model konseling dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, direkomendasi kepada pihak sebagai berikut.

1. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling yang berkategori sedang dan cukup disarankan untuk secara terus menerus meningkatkan pengetahuan tentang instrumentasi, manajemen dan upaya pemberian bantuan kepada siswa dalam bimbingan dan konseling dengan membaca atau menelaah buku-buku atau jurnal-jurnal yang relevan dan menghadiri seminar dan diskusi yang terkait dengan profesi konseling.

2. Pengawas Dinas Pendidikan Kota Cimahi

Perlu dilakukan pembinaan secara berkala oleh pengawas dinas pendidikan kota cimahi, mulai dari perencanaan bimbingan konseling, pelaksanaan layanan bimbingan konseling, dan evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling.

Perlu lebih banyak mengadakan/mefasilitasi calon guru dan guru bimbingan dan konseling dengan seminar, workshop, pelatihan-pelatihan, observasi dan diskusi dengan mengundang/berkunjung pengawas bimbingan dan konseling atau pihak Dinas Pendidikan dan mengundang/berkunjung ke sekolah.

4. Penelitian Selanjutnya

a. Sampel guru bimbingan dan konseling yang diteliti saat ini baru berjumlah 6 dari 36 guru bimbingan dan konseling yang sudah disertifikasi di SMA Negeri Kota Cimahi. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan sampel/populasi guru bimbingan dan konseling yang sudah tersertifikasi.

b. Meneliti semua guru bimbingan dan konseling dengan latar belakang S1 Jurusan bimbingan dan konseling maupun bukan berlatar bimbingan dan konseling (mismatch), untuk yang sudah terserifikasi maupun yang belum tersertifikasi.

c. Mengembangkan penelitian ini dengan melakukan triangulasi data dengan menambahkan/melibatkan peserta didik untuk mengungkap lebih lanjut tentang aspek-aspek kinerja guru bimbingan dan konseling dengan memlilih enam orang peserta didik dari kelas X, XI, dan XII yang terdiri dari peserta didik dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta melakukan penelitian/wawancara kepada sesama guru bimbingan dan konseling untuk mengungkap kinerja guru bimbingan dan konseling secara rinci dan mendalam.

ABKIN. (2008). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Jakarta: pengurus Besar ABKIN

ASCA. 2003. National Model. A Framework for School Counseling Programs. ______.2005. National Model. A Framework for School Counseling Programs. ______.2012. National Model.A Framework for School Counseling Programs;

Third Edition.

Depdiknas (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : ABKIN

Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional., Jakarta : Depdiknas.

______. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung: UPI.

______. 2007. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Dini, A (2010) Profil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Bandung (Studi Deskriptif Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling padaTahun Ajaran 2010/2011)

Eraut, Michael. (1994). Developing Professional Knowledge And Competence. Philadelphia : Routledge

Furqon, et al. (2001). “Peningkatan Kinerja Professional Guru Pembimbing Melalui tindakan Kolaboratif Guru-Dosen”. Bandung. Penelitian PPB FIP UPI.

Gysbers, N. C dan Henderson. P. (2006). Developing & Managing Your School Guidance & Counseling Program. (4th edition). Alexandria, VA:ACA. Hakim, Ibrahim Al (2011) Program Supervisi Untuk Meningkatkan Kinerja

Guru Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (Studi Deskriptif ke Arah Pengembangan Program Supervisi pada Beberapa Sekolah di Kota Bandung). Bandung : Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI.

Ilfiandra, et al. (2006) “Peningkatan Mutu Tata Kelola Layanan Bimbingan dan Konseling Pada Sekolah Menengah Atas Di Provinsi Jawa Barat”. Bandung. Penelitian PPB FIP UPI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Pembinaan Dan Pengembangan Profesi Guru (Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru):

Buku 2

Muqodas, (2011). Tesis. Efektivitas Model Service Quality Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan Bimbingan Dan Konseling : (Penelitian Quasi Experiment di SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Bandung : Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI.

Murad, Abdul (2005) Standar Kualitas Kompetensi Konselor Profesional (Studi Pengembangan Standar Kompetensi Di Lingkungan Pakar Konseling

National Centre for Guidance in Education (2004) Planning the School Guidance Programme.Dublin

Nilsson, Staffan. (2007) From higher Education to professional practice a comparative study of physicians and engineers learning and competence use . Linköping : Linköping University Department of Behavioural Sciences and Learning

Ningsih, Emin (2009) Peigembangan Prograrn Supervisi Bimbingan Konseling Untuk Meninskatkai Kompetensi Konselor (Studi Deskriptif terhadap Konselor SMA di kabupaten Cirebon). Bandung : Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI.

Nova Scotia Teacher Union. (2007). Comprehensive Guidance and Counselling Program. Nova Scotia: crown

Nurihsan, Juntika. (2008). Kualitas Hubungan Guru Bimbingan dan konseling dengan Siswa dalam Konseling dan Hubungannya dengan Perilaku Efektif Siswa (Konsep Aplikasi Bimbingan dan Konseling). Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI

Panitia Sertifikasi Guru Rayon XII, (2008). Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Universitas Negeri Semarang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2008) : standar kualifikasi dan kompetensi konselor

_______. 2010. Nomor 35 : petunjuk teknis pelaksanaanjabatan fungsional guru dan angka kreditnya

Spencer, L.M., Spencer, S.M, (1993), Competence at Work: Model for Superior Performance. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Suherman, AS., U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung : Madani Karya

_______. (2008). Pengembangan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling. Makalah, disajikan dalam PLPG 2008, Bandung: Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 10 Jawa Barat.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Taufik, Agus. (2008). Desertasi. Kompetensi Profesional Konselor Dan Peningkatannya Melalui Supervisi Yang Efektif

The Idaho School Counseling Model. A Framework for Comprehensive

Programs. [online]. Tersedia di:

http://www.pte.idaho.gov/pdf/Career_Guidance/School_Counseling_Mo del/Professional_School_Counselor_Performance_Standards.pdf.

The South Carolina Department of Education. (2008) Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model. Columbia, South Carolina.

UNESCO. (2000) Guidance and Counselling Programme Development. UNESCO, France

Dokumen terkait