• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Kesimpulan

Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan empati anak melalui media permainan tikar pintar menghasilkan beberapa kesimpulan,yaitu

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa profil kemampuan empati anak di TK Negeri Pembina Citarip Bandung tahun pelajaran 2012-2013 masih rendah. Hasil temuan awal dilapangan menunjukan kemampuan rasa empati yang muncul pada anak di TKN Pembina Citarip dianataranya adalah (1) bekerjasama, dari 20 orang yang hadir yang memiliki sifat tersebut hanya tiga orang yang menghibur temannya ketika jatuh ke lantai dan menghibur temannya yang sedang menangis. Dan tiga orang anak yang mau berbagi makanan ketika acara makan bersama, tiga orang yang memuji hasil karya teman yang bagus.dan sepuluh anak sabar menunggu giliran. (2) Toleransi, dari 19 orang yang hadir ada dua orang yang meminta maaf, yang menghormati oranglain, menghormati guru,mendengarkan penjelasan guru ada delapan orang kemudian memberi maaf ketika temannya minta maaf ada dua belas orang yang meminta izin ada 10 orang.

2. Sebelum penelitian di mulai peneliti melakukan diskusi dengan para praktisi PAUD, untuk melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran program bimbingan pribadi sosial melalui media permaianan tikar pintar meningkatkan empati anak di TK N Pembina Citarip Kota Bandung. Peneliti mengidentifikasi permasalahn yng terjadi dan mempelajari Kurikulum TK, kemudian eneliti mendiskusiakan masalah yang akan diteliti dengan pihak observer, serta memperkenalakan metode PTK yang akan digunakan. Selanjutnya peneliti memperkenalkan permaianan tikar pintar dalam mengembangkan empati anak

pada guru-guru TK N Pembina Citarip Bandung. Berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah, penelti dan observer menyepakati bahwa, PTK dilaksanakan dalam dua tindakan pembelajaran atau tiga siklus. Menetapakan fokus tindakan, topik (materi) pembelajaran beserta instrumen dan administrasi persiapan mengajar yang akan digunakan. Tahap selanjutnya peneliti mendiskusiakan serta menetapakan aspek-aspek yang harus diobservasi oleh observer, dan mendiskusiakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan instrumen lain yang telah disusun oleh peneliti setelah refleksi awal.

3. Pelaksanaan pembelajaran program bimbingan pribadi sosial melalui permaianan tikar pintar di TK N Pembina Citarip Kota Bandung pada mulai hari Kamis tanggal 16 April sampai dengan Mei 2013 dari pukul 8.00 sampai pukul 10.30 wib Sebelum penelitian dilakukan dalam bentuk pembelajaran, peneliti melakukan persiapan awal. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus.kegiatan dengan menyiapkan media-media yang akan dipergunakan pada permainan dengan media tikar pintar.

4. Seberapa besar peningkatan empati anak setelah diterapkan media permainan tikar pintar di TK N Pembina Citarip Kota Bandung ?

Dalam pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial melalui media permainan Tikar pintar ternyata lebih menyenangkan bagi anak-anak dan lebih mudah dipahami dan diikuti oleh anak sehingga dapat meningkatkan empati anak secara cepat serta dapat menghindarkan prilaku yang tidak baik yang asalnya tidak mau ikut bermain menjadi mau bermain,yang suka memukul teman menjadi sayang teman yang tadinya suka mengambil barang teman jadi pemberi, penolong,terutama pada aspek sabar menunggu giliran,mentaati peraturan,saling berbagi,dapat berbagi,menghargai orang lain,saling tolong menolong,dapat mengucapkan terima kasih,dapat menghargai hasil karya orang lain,bekerjasama,mengendalikan emosi,mau mendengarkan ketika oranglain berbicara,yang pada ahirnya setiap selesai permainan dapat membereskan

Hj.Mimin Kusminar, 2014

kembali dan menyimpannya pada tempatnya dan membersihkannya secara bergiliran yang biasanya dilakukan hanya oleh guru.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini,maka peneliti memberikan rekomendasi kepada fihak sekolah,guru kelas dan guru pembimbing serta peneliti selanjutnya. Adapun pemaparannya sebagai berikut :

1. Sekolah

Pada dasarnya program bimbingan pribadi sosial sudah berjalan secara terintegrasi namun sering kali terlupakan dalam pendokumentasiannya dan masih ada hambatan. Oleh karena itu kepada pihak sekolah hendaknya memberikan perhatian dengan mempasilitasi program kerjanya sehingga sesuai dengan standar kegiatan bimbingan dan konseling,diantaranya mempersiapkan instrumen observasi yang sesuai.Dan lebih sering melakukan refleksi setelah PBM selesai dilaksanakan agar guru dapat melaksanakan tindakan selanjutnya yang lebih baik dan lebih tepat untuk peningkatan perkembangan anak didik.

2. Guru kelas dan guru pembimbing

Sangat penting sekali apabila guru kelas dan guru pembimbing memberikan layanan bimbingan pribadi sosial dengan kontinyu dan spontan ketika anak melakukan kesalahan dari sikap untuk segera diberikan arahan dan dibenahi agar lebih meningkatkan rasa empatinya,dengan melaksanakan kegiatan yang menyenangkan dan terintegrasi dengan bidang pengembangan yang lain.seperti kegiatan ekstrakulikuler atau outbond.

Karena di TK belum ada guru bimbingan dan konseling secara khusus maka lebih mengoptimalkan peningkatan kompetensi dan karakter guru dan guru pembimbing dengan lebih sabar menahan emosinya dan harus mau mempelajari penanganan bagi anak yang membutuhkan bimbingan, melalui buku sumber atau TOT. sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

a. Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini tidak hanya diarahkan pada kegiatan yang bersifat individu atau pembelajaran yang bersifat klasikal dan guru sebagai pusat belajar akan tetapi sebagai fasilitator pembelajaran, metode bermain dengan tikar pintar merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas anak.

b. Keberhasilan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh melainkan melalui perolehan belajar melalui kelompok, keberhasilan pembelajaran juga bukan semata-mata harus diperoleh dari guru melainkan bisa juga dari teman sebaya.

c. Pembelajaran melalui media permainan tikar pintar menjadi alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan empati anak .

d. Guru harus dapat memformulasikan variasi pembelajaran agar menghindarkan dari kejenuhan dan membosankan.

e. Guru harus selalu siap menerima inovasi moddel pembelajaran untuk meningkatkan potesi anak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Melihat hasil penelitian bisa dijadikan bahan kajian dan perbandingan untukpenelitian selanjutnya

b. Penelitian ini secara deskriptif dijabarkan sesuai temuan dilapangan.

c. Penelitian dengan tindakan kelas sangat tepat untuk dilakukan oleh guru dan guru pembimbing agar dapat terjadi perubahan yang signifikan dan sesuai harapan.

d. Media permainan tikar pintar bisa dipakai untuk meneliti kemampuan yang lainnya bukan saja peningkatan empati.

Hj.Mimin Kusminar, 2014

Dokumen terkait