Hj.Mimin Kusminar, 2014
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Citarip Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam
Bidang Bimbingan dan Konseling
Oleh
MIMIN KUSMINAR 1103421
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
MELALUI MEDIA PERMAINAN
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Citarip Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh :
MIMIN KUSMINAR
NIM. 1103421
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan Konseling
©
MIMIN KUSMINAR
. 2013Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Hj.Mimin Kusminar, 2014
PROGRAM BIMBINGAN PPRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN EMPATI ANAK MELALUI PERMAINAN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B 1 Di TK N Pembina Citarip
Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd. NIP. 195708301981012001
Pembimbing II
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 197708282003121002
Mengetahui
Ketua Jurusan Bimbingan dan konseling Sekolah Pascasarjana UPI
Mimin Kusminar (2013). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Empati Anak melalui Media Permainan (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Bandung Tahun Ajaran 2012-2013). Program Studi Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil sikap empati anak taman kanak-kanak atau anak usia dini, yaitu kerjasama,toleransi,mengendalikan emosi,memahami aturan,peduli teman,dan menghargai orang lain,yang pada umumnya masih kurang dimiliki oleh anak-anak khususnya para murid-murid Taman Kanak-kanak yang diteliti. Maka dari itu peneliti ingin memperoleh program bimbingan pribadi sosial dengan menggunakan media permainan untuk meningkatkan Empati anak taman kanak-kanak. Peneliti menggunakan murid sebagai subyek penelitian sebanyak 20 anak pada murid kelompok B1 di TK N Pembina Citarip Bandung pada Tahun Ajaran 2012-2013. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan tiga siklus,dengan langkah –langkah (1)identifikasi masalah,(2) penyusunan rencana tindakan,(3) pelaksanaan tindakan,(4)observasi pelaksanaan tindakan,(5) refleksi .Instrumen yang dipergunakan, pedoman observasi , catatan anekdot dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) profil sikap empati anak di TK N Pembina Citarip Bandung tahun ajaran 2012-2013. a.sebelum menggunakan media permainan atau prasiklus sebagai berikut: kerjasama31,6%,toleransi 33,3%,mengendalikan emosi 42%,memahami aturan 37,5%,peduli teman 24,3%, dan menghargai orang lain 36,8%.b.Hasil siklus pertama setelah menggunakan media permainan sebagai berikut: kerjasama 60%,toleransi 64%,mengendalikan emosi 58%,memahami aturan65%,peduli teman 70,5%,dan menghargai orang lain 54%.c. Hasil siklus kedua setelah menggunakan media permainan sebagai berikut: kerjasama 85%,toleransi 98,2%,mengendalikan emosi 96,%,memahami aturan100%,peduli teman 100%,dan menghargai orang lain 98,6%.d. Hasil siklus ketiga setelah menggunakan media permainan sebagai berikut: kerjasama 100%,toleransi 80%,mengendalikan emosi 85%,memahami aturan80%,peduli teman 94,4%,dan menghargai orang lain 88%. (2) program bimbingan pribadi sosial dengan menggunakan media permainan untuk meningkatkan Empati anak sudah sangat sesuai untuk anak taman kanak-kanak atau anak usia Dini.Nampak terjadi peningkatan perubahan tingkah laku menggembirakan. Peneliti merekomendasikan agar, pihak sekolah hendaknya memfasilitasi dan mengintensifkan keterlaksanaan program bimbingan pribadi sosial menggunakan media permainan, dan menerapkan program layanan bimbingan pribadi sosial melalui media permainandisesuaikan dengan usia serta perkembangan anak, bagi peneliti selanjutnya dalam menerapkan program bimbingan pribadi sosial melalui media permainan diupayakan lebih variatif dan inovatif agar dapat dipergunakan disetiap jenjang yang berkepentingan secara lebih luas.
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Mimin Kusminar (2013). Personal-Social Guidance Program to Increase The Emphaty of Children Through Games (Classroom Action Research of B1’s Children Group in State Kindergarten Citarip Bandung Academic Year 2012-2013). Guidance and Counseling, Post Graduate School, Indonesia University of Education Bandung.
The purpose of the study is to gain empathy profile of kindergarten children or early childhood period, that is cooperation, tolerance, controlling emotions, understand the rules, caring friends, and appreciate others, which generally are less owned by the children, especially the kindergarten children which is examined. Thus, the researcher want to develop personal-social guidance program that using games to increase the empathy of kindergarten children. Researcher use 20 childrens as research subjects from B1 group Kindergarten student Citarip Bandung academic year 2012-2013. The research method is classroom action research. With the following steps: (1) identification of the problem, (2) preparation of a plan of action, (3) the implementation of the action, (4) observation of action, (5) reflection. Instruments that used are observation, anecdotal records and field notes. The results shows: (1) emphaty profile of children in state kindergarten Citarip Bandung academic year 2012-2013. a. before using games as follows: cooperation 31, 6%, tolerance 33.3%, controlling emotions 42%, understand the rules of 37.5%, caring friend 24.3%, and appreciate others 36.8%. b. Result of the first cycle after using games as follows: 60% cooperation, 64% tolerance, 58% controlling emotions, 65% understand the rules, 70.5% caring friend, and 54% appreciate others. c. Result of the second cycle after using games as follows: 85% cooperation, 98.2% tolerance, 96% controlling emotions, 100% understand the rules, 100% caring friend, and 98.6% appreciate others. D. Result of the third cycle after using games as follows: 100% cooperation, 80% tolerance, 85% controlling emotions, 80% understand the rules, 94.4% caring friend, and appreciate others 88%. Personal-Social Guidance Program to increase child emphaty trough games is very suitable for kindergarten children or early childhood period. There is an increasing in children emphaty. The researcher recommends that, the school should facilitate and intensify the implementation of personal-social guidance program through games, and adjust it to development level of the child, for further research, the implementation of personal-social guidance program through games should be more varied and innovative in order to be used in each level more broadly.
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II PROGRAM BIMBINGAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ANAK USIA DINI DAN PERMAINAN A.Program Bimbingan dan Konseling ... 9
B.Konsep Bimbingan Pribadi Sosial ... 18
C.Konsep Empati ... 30
D.Konsep Permainan ... 41
E. Bermain Sebagai Salah Satu Model Investasi ... 45
F. Jenis Kegiatan Permainan Tikar Pintar ... 50
G.Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk meningkatkan Empati Anak Melalui Media Permaianan Tikar Pintar ... 61
Hj.Mimin Kusminar, 2014
A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 69
B.Desain Penelitian ... 72
C.Metode Penelitian ... 73
D.Definisi Operasional ... 74
E. Prosedur Penelitian ... 75
F. Instrumen Penelitian ... 78
G.Proses Pengembangan Instrumen Penelitian... 82
H.Teknik Pengumpulan Data... ... 88
I. Pengolahan Data ... 89
J. Analisis Data ... 91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 93
B. Pembahasan ... 135
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 144
B.Rekomendasi ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 145
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 149
3.1 Kisi-kisi Instrumen Empati Anak 82 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 88 3.3 Kategori Tafsiran IPK Keterlaksanaan Kegiatan Permainan Tikar
Pintar dalam Meningkatkan Empati anak... 90 4.1 Profil Program Bimbingan Pribadi Sosial Melalui Permainan Tikar
Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Positif)... ... 97 4.2 Profil Program Bimbingan Pribadi Sosial Melalui Permainan Tikar
Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Negatif)... ... 98 4.3 Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Program Bimbingan Pribadi Sosial
Melalui Permainan Tikar Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Positif)... ... 104 4.4 Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Program Bimbingan Pribadi Sosial
Melalui Permainan Tikar Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Negatif)... ... 106 4.5 Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Program Bimbingan Pribadi Sosial
Melalui Permainan Tikar Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Positif)... ... 111 4.6 Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Program Bimbingan Pribadi Sosial
Melalui Permainan Tikar Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Negatif)... ... 112 4.7 Langkah-langkah Pembelajaran... ... 117 4.8 Hasil Pelaksanaan Siklus 3 Program Bimbingan Pribadi Sosial
Melalui Permainan Tikar Pintar di TK Negeri Pembina Citarip Bandung (Pernyataan Positif)... ... 119 4.9 Hasil Pelaksanaan Siklus 3 Program Bimbingan Pribadi Sosial
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Bagan Halaman
3.1 Desain Penelitian... ... 73
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Kerjasama
(Pernyataan Positif) ... 124 4.2 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Toleransi
(Pernyataan Positif) ... 125 4.3 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Mengendalikan
(Pernyataan Positif)... ... 126 4.4 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Memahami Aturan
(Pernyataan Positif)... ... 127 4.5 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Peduli Teman
(Pernyataan Positif)... ... 128 4.6 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Menghargai Orang Lain
(Pernyataan Positif)... ... 129 4.7 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Kerjasama
(Pernyataan Negatif)... ... 130 4.8 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Tolerasi
(Pernyataan Negatif)... ... 131 4.9 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Mengendalikan Emosi
(Pernyataan Negatif)... ... 132 4.10 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Memahami Aturan
(Pernyataan Negatif)... ... 133 4.11 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Peduli Teman
(Pernyataan Negatif)... ... 133 4.12 Peningkatan Empati Anak pada Aspek Menghargai Orang lain
Hj.Mimin Kusminar, 2014
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Empati pada anak taman kanak-kanak atau anak Usia Dini sangatlah
penting karena empati merupakan kemampuan memahami dan merasakan
kekhawatiran orang lain.Ini merupakan hal yang dapat mencegah perbuatan
kejam dan mendorong kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik. Empati
muncul secara alamiah dan sejak usia dini,anak-anak lahir dengan membawa sifat
yang besar manfaatnya bagi perkembangan moral . (Michele Borba, 2008-16).
Di samping itu empati merupakan kemampuan untuk mengetahui perasaan
orang lain seperti halnya membiasakan untuk mendengarkan pendapat orang lain
atau mendengarkan saat orang lain mengajak berbicara atau saat berbicara dan
menerima sudut pandang orang lain (Wiwi Rosmawati, 2013: 34).
Empati merupakan sikap seseorang untuk membantu anak-anak
memahami dan mendukung teman-temannya disaat mereka memiliki kesulitan
(Thomas Lickona, 2012-229).
Empati dipengaruhi pula oleh 5 faktor yaitu faktor ketidak hadiran orang
tua secara emosional,ketiadaan keterlibatan ayah,kekerasan di media,ketabuan
mengungkapkan perasaan pada anak laki-laki,kekerasaan di usia
balita.(Borba,2008).
Dalam kurikulum Taman kanak-kanak kemampuan empati yang harus
dimiliki anak yaitu kerjasama,toleransi,mengendalikan emosi,memahami
aturan,peduli teman,dan menghargai orang lain.
Berdasarkan hasil observasi fakta sosial menunjukkan di Taman
Kanak-Kanak Negeri Pembina Citarip,masih ada anak yang memprihatinkan sikapnya
seperti halnya ada anak yang menyembunyikan sepatu temannya di tempat
sampah depan kelasnya, perkelahian berebut mainan sepedah, menyembunyikan
maianan temannya, kekerasan terhadap anak dari orangtua ketika anak menangis
mogok tidak mau masuk kelas,atau pun kekerasan dari teman sebaya, ada
mainan, dan akhirnya menyebabkan anak-anak menangis, saling pukul
memukul,marah,menyebabkan tidak mau bermain lagi, masih ada anak-anak yang
tidak mau bergiliran memainkan media permaian, masih ada anak yang belum
mau membereskan alat-alat permainan sehingga masih harus dibereskan oleh
guru, masih ada anak yang belum paham cara bermain bersama, masih mau
menang sendiri, belum mau diberitahu, dan masih ada anak yang tidak mau
berbagi mainan,tidak mau berbagi makanan, Tidak mau antri saat baris mencuci
tangan, berebut saling mendahului sehingga menyebabkan macet di koridor
(Catatan Anekdot TK)
Ada pula beberapa contoh perilaku yang kerap menghiasi media massa
dan media elektronik seperti halnya tingkah laku yang tidak baik diperankan oleh
para artis baik artis anak-anak maupun orang dewasa seperti mara-marah pada
orang tua ,bertengkar,tidak mau diberi nasihat, cemberut bersikap tak
ramah,mencuri barang orang lain, ini tidak patut dicontoh anak-anak.
Realitas ini tentu memperkuat pemahaman tentang pentingnya
penerapan empati pada diri seseorang. Perilaku yang sering terlihat dan terdengar
sekarang ini dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan perilaku
yang tidak baik.
Pada lingkungan sekolah dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan
rasa empati yang dimiliki anak sehingga anak dapat menghindarkan diri dari
berbuat sesuatu yang negatif.
Dari fakta tersebut perlu ada upaya yang dilakukan agar ada peningkatan
empati anak diantaranya melalui ,membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan
ungkapan emosi,meningkatkan kepekan terhadap perasaan orang
lain,mengembangkan empati terhadap sudut pandang orang lain.(Borba 2008).
Berdasarkan gambaran di atas maka perlu adanya upaya bimbingan yaitu
bimbingan pribadi sosial .Bimbingan pribadi sosial di Taman kanak-kanak untuk
membantu anak mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial yang
mantap sehingga mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Begitupun yang diungkapkan oleh pakar menyatakan bahwa bimbingan pribadi
sosial yaitu bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah seperti
dalam pergaulan,penyeleseain konplik,dan penyesuaian diri(surya:1988).
Demikian pula bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan yang diberikan
oleh petugas bimbingan kepada individu agar dapat mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan secara baik(Depdikbud:1994).
Selain itu dalam meningkatkan empati anak di taman kanak –kanak harus
disesuaikan dengan usia dan perkembangan masing-masing individu maka dari itu
kegiatannya dilakukan melalui permainan yang menyenangkan sesuai dengan
prinsip belajar yang dianut di taman kanak-kanak atau pendidikan anak usia dini
yaitu belajar melalui bermain .
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
berkesinambungan antara keluarga dan lingkungan sekolah serta lingkungan
masyarakat , maka perlu ada kerjasama dalam mendidik anak antara orang tua,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam memberikan layanan pada
anak usia dini diharapkan sekolah mampu memberikan layanan pembinaan
kepada orang tua untuk melanjutkan stimulasi pendidikan yang dapat
diselenggarakan sendiri di lingkungan sekitar maupun di rumah.(Direktorat TK)
Lembaga pendidikan sebagai agen pembelajaran bertanggungjawab
dalam mengembangkan berbagai aspek karakter bangsa. Sehingga setiap kegiatan
pembelajaran yang di lakukan pada tatanan Pendidikan Anak Usia Dini sebaiknya
mengacu pada Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasioanal No. 58 tahun
2009.Dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Standar Pendidikan
Nasional psl 1 ayat 14 tercantum ,bahwa” Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
enam tahun yg dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan & perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” (Direktorat Pembinaan TK)
Pendidikan Anak Usia Dini yang di kembangkan dalam setiap tahapan
pendidikan anak usia dini pendidikan karakter dikembangkan pada setiap kegiatan
belajar (bermain). Semua anak usia dini tanpa memandang usia mereka belajar
dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005: v:1). Dalam bermain, anak
membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bernegosiasi.
Mereka menciptakan peristiwa khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial, dan
kognitif. Saat bermain anak dapat mengekspresikan dan melatih emosi dari
pengalaman dan kejadian yang mereka temui setiap hari.
Melalui bermain bersama dan mengambil peran berbeda, anak
mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan
terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut perilaku yang akan diperlukannya
saat bergaul ketika dewasa. Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu
yang tak tertandingi dalam mendukung perkembangan dan belajar anak. Hal Ini
juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan waktu main lebih banyak dalam
sepanjang harinya. Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki
ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar seperti
biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan pengelolaan
terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannya adalah agar kegiatan
bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan kemampuan anak. Menurut
Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi
seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra,1994: 9).
Selama ini bimbingan sudah ada di sekolah seperti bimbingan dan
konseling, tetapi itu bervariasi. Di sekolah, guru bimbingan dan konseling tidak
bisa meraih semua karena dalam kenyataanya guru bimbingan dan konseling
hanya membimbing anak yang terkena masalah dan anak yang lain seolah
terbebas dari masalah. Penyelenggaraan pendidikan karakter banyak memerlukan
pendekatan personal, baik dalam arti guru pembimbing harus kompeten dan layak
untuk dicontoh, disamping itu juga pada umumnya para siswa akan ‘respek’
kepada mereka yang memiliki kedekatan secara pribadi sehingga memudahkan
terjadinya penyampaian pesan-pesan atau informasi tentang pengembangan. Maka
Hj.Mimin Kusminar, 2014
mengembangkan kekuatan karakter siswa melalui layanan bimbingan dan
konseling.
Terdapat beberapa konselor menyatakan bahwa permainan merupakan
arena berekspresi bagi anak (konseli) yang keluar secara natural dan spontan
dalam mengeluarkan sosial emosi dan fikirannya. Salah satu permainan yang
dapat mengembangkan perilaku empati anak usia dini adalah permainan tikar
pintar. Permaian tikar pintar merupakan alat permaian yang terbuat dari bahan
spanduk yang didesain menarik yang berisikan gambar-gambar, angka dan
perintah yang harus dilakukan oleh anak. Permainan ini dapat digunakan oleh
kelompok bermain kelompok A dan kelompok B namun masing-masing berbeda
satu sama lain, perbedaannya terletak dari jumlah angka dan gambar serta perihal
perintah yang harus dilakukan oleh anak.
Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir
semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain anak
belajar suatu objek, secara sadar atau tidak sadar ia belajar dari sifat-sifat objek
tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu sangat penting untuk belajar
pada anak usia dini. Anak memperoleh informasi demi informasi melalui
interaksinya dengan objek dan kelak informasi tersebut disusun menjadi struktur
pengetahuan. Bermain merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh
pengetahuan, sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh
dan aktivitas yang dilakukan.
Permaianan tikar pintar adalah salah satu media permainan yang dapat
dipergunakan di taman kanak-kanak atau pendidikan anak usia dini. Dalam
permainan tikar pintar ini banyak sekali yang dapat dicapai dari kemampuan anak
yang dapat dikembangkan. Dari Permainan tikar pintar terdapat ,kemampuan
motorik kasar dan halus,kemampuan mengendalikan sosial, emosi,dan moral,
kemampuan berbahasa,kemampuan kognitif dan seni.Sehingga menuntut anak
dapat memiliki empati,yaitu bekerjasama, toleransi,mengendalikan
emosi,mematuhi aturan,peduli teman,dan menghargai orang lain. Dengan
demikian anak mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya (Kusminar
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini akan memfokuskan pada
program bimbingan untuk meningkatkan empati anak melalui media permainan
di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Citarip Bandung tahun pelajaran
2012-2013.
B.Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Pada umumnya sikap prilaku anak usia dini atau usia taman kanak-kanak
khususnya di taman kanak-kanak negeri pembina Citarip pada tahun ajaran
2012-2013 belum mampu bekerjasama,belum memiliki toleransi,belum dapat
mengendalikan emosi,mematuhi peraturan,kurangnya peduli pada teman,dan
menghargai orang lain,masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan karena
diwarnai dengan adanya fakta masih ada anak-anak yang berebut mainan
sehingga terjadi permasalahan saling tarik menarik mainan, menyebabkan
anak-anak menangis, saling pukul memukul, marah, menyebabkan tidak mau bermain
lagi,masih ada anak-anak yang tidak mau bergiliran memainkan media
perrmainan,masih ada anak yang belum mau membereskan alat-alat permainan
sehingga masih harus dibereskan oleh guru,masih ada anak yang belum paham
cara bermain bersama,masih ada anak yang mau menang sendiri dan belum mau
diberitahu.,masih ada anak yang tidak mau berbagi alat permainan.
Uraian fakta di atas merupakan indikasi perlunya dikembangkan rasa
empati pada anak.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah program
bimbingan pribadi sosial melalui permainan dapat meningkatkan empati anak di TK N Pembina Citarip Kota Bandung?”
Lebih lanjut,rumusan masalah dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Seperti apa profil kemampuan empati anak di TK Negeri Pembina Citarip
Hj.Mimin Kusminar, 2014
2. Bagaimana gambaran perencanaan kegiatan pembelajaran program
bimbingan pribadi sosial melalui permaianan dapat meningkatkan empati
anak di TK N Pembina Citarip Kota Bandung ?
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran program bimbingan pribadi
sosial melalui permaianan dapat meningkatkan empati anak di TK N
Pembina Citarip Kota Bandung ?
4. Seberapa besar peningkatan empati anak setelah diterapkan permaianan di
TK N Pembina Citarip Kota Bandung ?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui program bimbingan
pribadi sosial dalam meningkatkan empati anak melalui media permainan di
Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Bandung.tahun pelajaran
2012-2013.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui profil kemampuan empati anak di TK Negeri Pembina Citarip
Bandung tahun pelajaran 2012-2013.
2. Mengetahui gambaran perencanaan kegiatan pembelajaran program
bimbingan pribadi sosial melalui permaianan dapat meningkatkan empati
anak di TK N Pembina Citarip Kota Bandung.
3. Mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran program bimbingan pribadi
sosial melalui permaianan dapat meningkatkan empati anak di TK N
Pembina Citarip Kota Bandung.
4. Mengetahui seberapa besar peningkatan empati anak setelah diterapkan
D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis:
a. Bagi akademik dapat memberikan informasi dan kajian tentang
permaianan dapat meningkatkan empati anak di TK.
b. Bagi ilmu pengetahuan, bermanfaat terutama dalam peningkatan
empati anak usia dini yang diperoleh melalui kegiatan belajar melalui
bermain yang menyenangkan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi lembaga TK dan guru-guru TK dapat dijadikan sebagai wawasan
pengetahuan bahan masukan dalam mencari alternatife model
pembelajaran untuk menciptakan kegiatan belajar yang dapat
meningkatkan empati anak. Selain itu sebagai masukan bagi guru untuk
lebih memperhatikan atau memilih permainan bagi anak di TK.
b. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai wawasan pengetahuan yang
berharga dalam memahami anak usia dini sehingga dapat membimbing
anak-anak disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter yang
berbeda,sehingga dapat melayani anak usia dini dengan pembelajaran
yang menyenangkan dengan prinsif belajar melalui bermain,dalam
meningkatkan empati anak.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengangkat kembali
permasalahan yang ada tetapi dengan metode, teknik, strategi, dan
media yang lain serta tindakan yang berbeda agar dapat memberi
masukan atau temuan-temuan baru khususnya dalam meningkatkan
Hj.Mimin Kusminar, 2014
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Citarip Bandung, yang
terletak di jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa TK Negeri Pembina
Citarip Kelompok B yang berjumlah 60 anak.
3. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B-1 sebanyak 20 anak.
Alasan pengambilan tempat penelitian, hal ini merujuk kepada
gambaran/profil sekolah tersebut. Taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip
sebagai salah satu TK yang dijadikan percontohan dalam penyelenggaraan TK
lainnya dalam wilayah yang sama memiliki karakteristik yang berbeda karena
menerima anak-anak yang membutuhkan bimbingan khusus dan menjaga
kepercayaan masyarakat yang begitu besar terhadap TK Negeri Pembina Citarip.
Oleh karenanya dibutuhkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan
karakteristik sekolah tersebut. Begitupun TK Negeri Pembina Citarip telah
melaksanakan program bimbingan dan konseling sejak tahun 2007 sampai
sekarang dapat terlihat pada visi dan misinya yang sudah menganut pada visi misi
bimbingan dan konseling taman kanak-kanak yang diintegrasikan dengan visi
misi Taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip.Terdapat kata membimbing
sebagai salah satu indikator yang dijabarkan dalam strategi dan program.
a. Visi dan misi
Visi:
“Menyiapkan dan membimbing peserta didik yang berahlak mulia, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, kreatif, cerdas, mandiri, dan cinta tanah air
Misi:
1) Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini yang dapat memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara utuh dan menyeluruh (holistik)
yang dilandasi kasih sayang.
2) Mengembangkan kemampuan dasar anak untuk dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan berikutnya (pendidikan dasar).
3) Mengembangkan moral keagamaan.
4) Mengembangkan potensi anak secara optimal dalam mengenal kehidupan
sosial dan lingkungannya.
5) Mengembangkan kemandirian dan kreativitas.
6) Menanamkan nilai religius, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, mandiri,
kreatif, peduli sosial, rasa ingin tahu, dan peduli lingkungan
7) Pengembangan kemampuan berbahasa melalui strategi pembelajaran joyfull
learning pendekatan whole language (kemampuan berbahasa secara utuh )
dan language game (permainan bahasa).
8) Meningkatkan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan dengan
mengikuti pendidikan formal jenjang strata satu PAUD.
9) Menata lingkungan yang hijau dengan udara yang sejuk
b. Tujuan
Tujuan didirikannya Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip adalah
mengembangkan seluruh potensi anak dilandasi dengan nilai-nilai budaya dan
karakter serta landasan iman dan takwa sebagai persiapan memasuki jenjang
sekolah dasar,melalui bimbingan yang terarah.
c. Strategi
1) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan
prinsip PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif ,efektif dan
menyenangkan)
2) Mengintegrasikan pendidikan budaya dan karakter dalam keseluruhan
Hj.Mimin Kusminar, 2014
3) Menerapakan berbagai kiat agar anak mencapai kematangan dan
mengaplikasikan nilai-nilai yang diharapkan.
4) Berkesinambungan , kontinu dan bekerjasama.
d. Bidang Bimbingan
1) Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan membantu
peserta didik menemukan dan memahami serta mengembangkan pribadi
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri,
aktif dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.
2) Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan membantu peserta
didik dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur.
e. Pelayanan bimbingan di TK
1) Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam setiap tahap
perkembangannya.
2) Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan
bimbingan mendorong peserta didik mengenal diri dan lingkungan dalam
upaya mencapai kemandirian.
3) Kegiatan bimbingan meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.
f. Sejarah TK Negeri Pembina Citarip
TK Negeri Pembina Propinsi (TK Negeri Pembina Citarip) berdiri tahun
1979, berlokasi di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat di Kota
Bandung yaitu di Kecamatan Bojongloa Kaler Rt.05 Rw. 09 Kelurahan Kopo
dekat dengan Terminal Leuwi Panjang dan kompleks industri rumahan. Eksistensi
TK selama ini didukung oleh berbagai kekuatan (kemampuan) namun tidak lepas
pula dari berbagai hambatan dan kendala. Dalam hal ini, TK berusaha untuk
menghadapi berbagai kendala tersebut dengan terus memanfaatkan kesempatan
kepada masyarakat. Berikut ini disajikan data identitas TK Negeri Pembina
Citarip.
g. Identitas TK
Nama TK : TK Negeri Pembina Citarip Kota Bandung
Alamat : Jl. Komp. BTN Citarip Barat No. 2 (Jl. Kopo)
Desa/Kelurahan : Kopo
Kecamatan : Bojongloa Kaler
Kota : Bandung
Provinsi : Jawa Barat
No Tlp/HP : 022-6041722 /08112293368
Tahun Didiriakan : 1979
NIS/NSS/NPSN : 0002210030/ 20254952
Ijin Operasional : 0188/9/1979 tgl 3 September 1979
Luas Tanah : 1415 m2
Luas Bangunan : 500 m2
Berdasarkan kondisi riil di tempat penelitian maka yang menjadi subyek
penelitian yaitu murid-murid kelompok B1dengan jumlah Murid sebanyak 20
anak terdiri atas anak perempuan sebanyak sepuluh orang dan anak laki-laki
sebanyak sepuluh orang .Dengan dua orang guru satu orang guru kelas satu lagi
guru pendamping lulusan S1 AUD UT dan S1 UPI. Peneliti terlibat dalam
pembelajaran pada siklus ke satu dua dan tiga agar dapat merefleksi dan langsung
membuat tindakan untuk perbaikan. Tidak lain untuk mengamati melalui
observasi saat guru mengajar serta persiapan sebelum mengajar juga pada
murid-murid untuk mengetahui kemampuan empati sebelum dan sesudah diterapakannya
program bimbingan pribadi sosial melalui media permainan tikar pintar. Diantara
nilai-nilai yang diharapakan muncul diantaranya bekerjasama toleransi
mengendalikan emosi memahami aturan peduli teman menghargai orang lain.
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian
tindakan kelas Kemis & Taggart ( Yudistira, 2012) Desain tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut :
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Bagan 3.1 Desain Penelitian
C.Metode Penelitian Kesimpulan
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Melalui Permainan Tikar Pintar
Observasi Pelaksanan Tindakan REFLEKSI I
Penyusunan Rencana Tindakan
Observasi Pelaksanan Tindakan
REFLEKSI II Pelaksanaan Tindakan Melalui
Permainan Tikar Pintar
Penyusunan Rencana Tindakan
Observasi Pelaksanan Tindakan
REFLEKSI III Pelaksanaan Tindakan Melalui
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (classroom action research) yang mengacu kepada apa yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
menjadi tanggungjawabnya dengan melakukan perubahan-perubahan dari proses
pembelajaran sebelumnya yang dirasakan akan diperbaiki karena terkandung
kekurangan-kekurangan sebagai akibat dari hasil mengajar yang reflektif
(Yudistira, 2012).
Penelitian tindakan kelas (classroom action research), merupakan
penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas
pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-...”, yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan (Yudhistira, 2012).
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan memiliki beberapa siklus.
Hasil dari setiap siklus kemudian direfleksi pada siklus berikutnya, sehingga
adanya perbedaan yang signifikan empati anak sebelum dan sesudah pembelajaran
melalui media permainan tikar pintar. Instrumen yang digunakan diantaranya
adalah catatan lapangan,dan wawancara terhadap guru kelas. Sebagai tambahan
mempergunakan studi dokumen berupa foto-foto kegiatan dan vidio dari
pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan empati anak
melalui media permainan tikar pintar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrumen yang telah dijudgemen oleh tiga orang ahli yang dilakukan satu kali
perbaikan untuk lebih disempurnakan bahasanya disesuaikan untuk anak
TK,adapun format tidak ada perubahan(instrumen ada dilampirkan pada
lampiran-lampiran). Media permainannya pun sudah diuji cobakan kepada mahasiswa S2
Prodi PAUD sebanyak 19 orang dan guru-guru TK diluar TK Pembina Citarip
sebanyak 24 orang yang sedang melaksanakan program magang selama 5 hari di
TK N Pembina Citarip Bandung. Dari pernyataan tersebut maka peneliti
menetapkan media permainan tikar pintar sesuai dapat dipergunakan untuk
meningkatkan Empati anak Taman Kanak-kanak negeri Pembina Citarip. Sebagai
Hj.Mimin Kusminar, 2014
D.Definisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Bimbingan Konseling Pribadi Sosial di Taman Kanak-kanak merupakan
suatu proses kegiatan yang diberikan oleh guru atau konselor sekolah kepada
anak didik dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
tahap dan tugas perkembangannya.
2. Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain
supaya bisa memahami dan mengerti kebutuhan dan perasaannya.
3. Permainan merupakan suatu alat yang digunakan dalam memotivasi anak.
4. Tikar pintar merupakan sebuah nama media alat belajar melalui bermain di
Taman Kanak-Kanak
E.Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi Awal
Mengadakan observasi awal, peneliti mengidentifikasi prioritas masalah yang
sedang dihadapi sekolah TK N Citarip Kota Bandung. Observasi awal juga
ditujukan untuk mendapatkan data tentang kondisi awal keadaan anak dengan
berpegang pada pedoman pengamatan atau alat pengumpul data (pretest).
Aspek yang menjadi perhatian dari pengamatan langsung ini adalah pribadi
sosial anak, atau kurangnya rasa empati anak terhadap teman. Peneliti
mencatat pada catatan lapangan sebagai catatan pelaksanaan kegiatan
prasiklus,dan dicatat pada catatan anekdot,bila tingkahlaku anak yang tidak
sesuai karakter pada aspek sosial emosi anak Taman Kanak-kanak.Catatan
anekdot ini terdiri atas identitas anak,dan mencatat peristiwa yang
sebenarnya,bersifat insidental,ucapan maupun perbuatan,tidak berbentuk
interpretasi,dicatat secara runtut,dicatat setelah peristiwa terjadi.
Selanjutnya setelah tahapan observasi awal selesai dilanjutkan ke tahapan
perencanaan, dalam tahapan perencanaan tersebut meliputi:
a. Melakukan diskusi mengenai rencana penelitian dengan pihak sekolah
terutama dengan guru kelompok B sebagai upaya meningkatkan empati
anak. Dalam diskusi ini diterangkan tentang penelitian tindakan kelas
(PTK) bagi guru, media dan jenis permainan yang akan digunakan serta
waktu pelaksanaannya.
b. Mendiskusikan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan empati anak dan
media permainan tikar pintar,dengan cara memberikan workshop cara
bermain dengan media tikar pintar,dan memberikan buku pedoman Belajar
melalui bermain dengan media tikar pintar agar dapat dipelajari oleh
guru-guru.
c. Membicarakan rencana tindakan pembelajaran dengan menggunakan
media permainan tikar pintar untuk mengetahui sejauhmana rasa empati
anak. Kegiatan ini akan dilakukan dengan 3 siklus dan setiap telah selesai
pelaksanaan siklus peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk
melakukan tindakan selanjutnya agar ada perubahan dalam menyampaikan
proses belajar mengajar dan penggunaan medianya,sehingga anak lebih
paham dan terjadi sikap empati yang baik.
d. Menyiapkan instrument/ alat tes dalam penelitian berupa lembar pedoman
Observasi kemampuan Berempati Anak Taman Kanak-kanak yang terdiri
atas 6 Indikator dan 60 aspek dengan pernyataan positif sebanyak 29
Pernyataan negatif 31 yang masing-masing indikator berbeda jumlahnya.
Bekerjasama 4 aspek pernyataan positif 1 aspek dan pernyataan negatif 3
aspek.Toleransi 8 aspek pernyataan positif 5 aspek dan pernyataan negatif
3 aspek.Mengendalikan Emosi 12 aspek pernyataan positif 5 aspek,aspek
negatif 7 aspek.Memahami aturan terdiri atas 6 aspek pernyataan positif 4
aspek pernyatan negatif 2
Aspek.Peduli teman terdiri atas 17 aspek pernyataan positif 9 aspek
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Pernyataan positif 5 aspek pernyataan negatif 8 aspek.
e. Mempersiapkan fasilitas dan pendukung yang diperlukan dalam
pembelajarandiantaranya membuat rencana kegiatan harian(RKH) sesuai
tema yang sedang dipergunakan,mempersiapkan semua media
pembelajaran yaitu tikar pintar,kartu angka 1sd 25,dadu planel 2
buah,kartu lagu,kartu warna,cap bintang,kertas gambar dan spidol,reword
berupa makanan kecil.
f. Mempersiapkan observasi dan alat yang diperlukan dalam melakukan
observasi diantaranya membagikan format observasi pada guru
kelas,tustel,kamera,buku catatan,
g. Mempersiapkan lembar wawancara beserta dengan indikator
pertanyaannya serta lembar observasi ketika guru sedang melakukan
proses belajar mengajar sebelum dan sesudah mempergunakan media
permainan tikar pintar untuk meningkatkan empati anak.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini (peneliti) guru melakukan tindakan yang berupa intervensi
terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari- hari
sehingga dengan demikian setelah disepakati rencana kegiatan harian yang
berhasil dirumuskan oleh peneliti dicobakan untuk dilaksanakan di dalam
kelas karena pada hakekatnya tahapan ini adalah pelaksanaan dari rencana
tindakan yang dikembangkan pada tahap perencanaan.
Foto Guru sedang mengamati persiapan
Pada pelaksanaannya tahap observasi adalah bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi secara lebih operasional adalah semua
kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari
proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan itu ataupun
sampingannya.
Foto guru sedang mengamati tingkah laku dan ucapan anak
5. Tahap Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan analisis sintesis,
interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh. Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan melalui alat
pengumpul data yang berhasil tercatat maupun yang tidak tercatat tetapi
sempat terdeteksi dan terekam oleh peneliti dan guru kelas akan
dikonfirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi untuk diberikan makna supaya
dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut telah
dapat tercapai atau belum agar peneliti dan guru kelas mendapat kejelasan
tindakan baru yang akan dilakukannya kemudian. Lebih lanjut kegiatan
refleksi merupakan kegiatan untuk menemukan hal-hal tertentu untuk
dilanjutkan membuat perencanaan baru untuk melakukan tindakan baru.
F.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus
divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
Hj.Mimin Kusminar, 2014
mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan dua instrumen untuk
menjawab pertanyaan penelitian yaitu lembar wawancara untuk menetahui
empati anak dan lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan kegiatan
permainan tikar pintar. Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrumen:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan permainan
tikar pintar dalam meningkatkan empati anak. Bertindak sebagai pengamat
yaitu rekan (guru) yang telah sepakat untuk berkolaborasi dalam
mengobservasi penelitian ini. Lembar observasi ini dilakukan pada setiap
siklusnya (pretes dan postes).Pelaksanaan di TamanKanak-kanak dengan
pengamatan melalui lembar observasi.
LEMBAR CATATAN ANEKDOT
NAMA ANAK : L/P :
KELOMOK /USIA : HARI/TGL:
GURU PENDAMPING:
NO URAIAN KEJADIAN TAFSIRAN
PEMECAHAN
MASALAH
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
Pembina Citarip dalam meningkatkan empati anak, baik dalam program
bimbingan maupun dari metoda pembelajaran, media dan evaluasi yang
digunakan atau kendala yang dihadapi oleh guru-guru dalam meningkatkan
empati terhadap anak.
Kegiatan peneliti mewawancarai guru kelas
Aspek Yang ditanyakan adalah:
1. Bagaimanakah caranya untuk menentukan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai oleh anak?
2. Materi pembelajaran seperti apa yang cocok diterapkan di TK?
3. Bagaimana proses penyusunan materi pembelajaran di TK?
4. Apakah ada standar baku dalam proses penyusunan materi pembelajaran di
TK?
5. Jika ada, acuannya seperti apa?
6. Bagaimana cara membuat media pembelajaran di TK?
7. Adakah kendala-kendala dalam pembuatan media tersebut? Jika ada,
Seperti apa?
8. Metode pembelajaran seperti apa saja yang biasa digunakan untuk
meningkatkan empati anak TK?
9. Menurut Ibu pentingkah melaksanakan evaluasi pembelajaran? Jika
penting, apa alasannya?
10.Aspek-aspek apa saja yang dievaluasi dan bagaimana cara
mengevaluasinya?
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Catatan lapangan yang dipergunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data tentang aktivitas anak pada pelaksanaan bermain melalui
media tikar pintar.Adapun yang harus dilakukan dalam pencatatan di lapangan
yaitu:
1.Pada pelaksanaan proses belajar mengajar kegiatan prasiklus sebelum
menggunakan media permainan tikar pintar.
2.Pada pelaksanaan siklus pertama menggunakan media permainan dengan
tehnik kartu angka dan melaksanakan refleksi.
3.Pada pelaksanaan proses belajar mengajar kegiatan siklus ke 2 menggunakan
media permainan tikar Pintar .dengan tehnik kartu angka dan dadu planel.
4.Pada pelaksanaan proses belajar mengajar kegiatan siklus ke 3 menggunakan
media permainan tikar Pintar .dengan tehnik siapa cepat dan dadu planel.
Model pencatatannya menggunakan catatan langsung dideskripsikan
sesuai yang diamati dan yang terlaksana.
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I/II/III
Permainan Tikar Pintar Tehnik Kartu Angka
Hari/Tgl :
Waktu :
Tempat ;
Responden ;
Observer :
A.Deskripsi Hasil Pengamatan
B.Repleksi
4. Pedoman Studi Dokumentasi
Pedoman studi dokumentasi yang dipergunakan dalam penelitian ini terekam
dengan kumpulan foto-foto kegiatan belajar sebelum menggunakan media
permainan tikar pintar dan sedang menggunakan media permainan tikar pintar
dari medianya sampai proses interaksi dari awal sampai akhir dari siklus 1 sd
siklus 3 juga dokumen yang lainnya tertulis sesuai yang dibutuhkan seperti
halnya profil TK, yang terdiri atas gambaran guru, murid-murid, kurikulum
sekolah, program mingguan, program harian (RKH) yang berisi tentang
kegiatan bimbingan pribadi sosial dalam pembelajaran menggunakan media
permainan tikar pintar untuk meningkatkan empati anak kelompok B di TKN
Pembina Citarip.
Kegiatan pendahuluan sebelum melaksanakan PBM dengan media permainan
Tikar pintar
G.Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Berdasarkan hasil rumusan permasalahan penelitian, diperoleh beberapa
instrumen penelitian, dianataranya adalah lembar observasi, yaitu instrumen untuk
mengukur empati anak, dan program bimbingan pribadi sosial.
Tahap-tahap dalam pengembangan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Instrumen penelitian
Instrumen empati anak melalui media permainan merupakan alat untuk
mengukur empati anak. Berdasarkan hasil studi pustaka dan studi pendahuluan
dirumuskan definisi konseptual dan operasional dan dilanjutkan dengan
penyusunan instrumen empati anak. Kisi-kisi empati anak dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Format Observasi Kemampuan Berempati Anak Taman Kanak-kanak
terlampir adapun Indikatornya sebagai berikut:
NO INDIKATOR ASPEK
PERNYATAAN
+ _
1 Bekerjasama 46.Anak mengajak teman untuk bermain
bersama,bila melihat temannya mau
bila ada teman yang kesulitan
menyelesaikannya
15.Anak membuat temannya tambah
menangis ketika mengetahui
temannya itu sedang bersedih
45. Anak meminjamkan mainan
kepada temannya
52. Anak mengganggu temannya,
apabila temannya itu belum
menyelesaikan tugas dengan hasil yang
baik.
22. Anak membiarkan teman bekerja
sendiri untuk menyelesaikan tugasnya.
31. Anak menginginkan temannya
meminta maaf terlebih dahulu.
35. Anak menginginkan agar teman yang
melakukan kesalahan meminta maaf
Hj.Mimin Kusminar, 2014
41. Anak bersabar, ketika mempunyai
suatu keinginan.
42. Anak mampu menunggu dengan
sabar apabila keinginan yang belum
terlaksana.
43. Anak menginginkan paling dulu
untuk dipenuhi semua keinginannya.
44. Anak menunjukkan sikap marah, bila
keinginannya belum terlaksana Anak
menendang teman bila ada kesempatan.
57. Anak menendang teman bila ada
5 Anak memberikan pujian,ketika
temannya mendapatkan “bintang”
6.. Anak memberikan pujian ,ketika ada
temannya yang mampu menyelesikan
tugas dengan baik.
21. Anak mampu berbaris dengan rapih
dan tertib ketika akan masuk kelas.
23. Anak menyelinap mendahului teman
ketika baris untuk memasuki kelas.
24. Anak saling berebut untuk mendapat
sesuatu dari gurunya tanpa mengantri.
38, Anak menjawab salam yang
temannya mendapat kejadian buruk,
misalnya : jatuh ke lantai.
11. Anak tidak menghiraukan temannya, V
bila melihat temannya tersebut mendapat
kejadian buruk.
12. Anak membiarkan teman bekerja
sendiri untuk menyelesaikan tugasnya.
13.Anak menyemangati, temannya yang
sedang menangis, misalnya: “Jangan
nangis lagi yaa..nanti juga sembuh”
14. Anak menghibur temannya yang
sedang menangis.
16. Anak bersikap biasa saja ketika
melihat temannya sedang menangis.
25. Anak mampu menolong, bila melihat
temannya sedang mengalami kesusahan
26. Anak mampu menolong, bila melihat
temannya belum menyelesaikan tugas
dari guru karena kesusahan.
27. Anak bersikap biasa-biasa saja ketika
melihat teman yang sedang mengalami
kesusahan.
ada teman yang melakukan kesalahan
Hj.Mimin Kusminar, 2014
51. Anak menginginkan agar dia paling
dulu untuk menyele saikan tugas.
58.Anak menyembunyikan barang milik
temannya .
7. Anak menunjukkan sikap biasa-biasa
saja ketika temannya mendapatkan
bintang dari guru
17. Anak memberikan pujian ketika hasil
karya temannya mendapat bintang dari
guru.
18. Anak mampu menghargai hasil karya
temannya.
19. Anak mengejek, ketika melihat hasil
karya temannya
20. Hasil karya teman-temannya
dikatakan oleh anak sebagai karya yang
jelek
32.Anak menunjukan sikap seolah-olah
tidak bersalah apabila bertengkar dengan
temannya.
36. Anak menunjukkan sikap acuh bila
bertemu dengan teman yang merebut
mainannya
37. Anak mendengarkan temannya yang
menyapa
50 Anak menyemangati teman yang
belum menyelesaikan tugas.
59. Anak memperhatikan nasihat guru
V
V
2. Uji Coba Instrumen
Dalam mengahasilkan pengukuran yang akurat dan objektif diperlukan
kualitas alat ukur yang valid dan reliabel. Instrumen penelitian sebelum di
treatmentkan di kelas, sebelumnya peneliti melakukan judment kepada 3 orang
ahli. Setelah itu peneliti melakukan uji coba kepada kelompok kelas lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik kelompok anak yang akan
dijadikan treatment.
Uji coba instrumen ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudnya, menghilangkan kata-kata
yang ambigu, serta memperbaiki pernyataan yang hanya menimbulkan jawaban
dangkal.
Setelah instrumen diujicobakan, langkah selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan terhadap ketepatan skala dari setiap pernyataan. Kemudian penelitimelakukan penghitungan validitas dan reliabilitas instrument. JUDGEMENT/PERTIMBANGAN INSTRUMEN EMPATI ANAK berisikan Konstruk,isi materi,redaksional dandatanganioleh penjudgementi sampai 2x
H.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data (Kunandar, 2008). Teknik menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat
Hj.Mimin Kusminar, 2014
dokumentasi dan sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 3.2. Teknik Pengumpulan Data No Sumber
selama ini dilakukan
di TK N Pembina
Observasi Pedoman observasi
tentang aktivitas
diskusi antara peneliti
dan observer dan
Ketiga teknik pengumpulan data tersebut dipandang dapat digunakan dan
mencukupi untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua
data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan catatan lapangan. Data
yang diperoleh pada setiap tindakan penelitian dianalisis dengan merujuk pada
kerangkan analisis penelitian .
1. Penskoran
Pada penskoran, butir item pada lembar observasi terlebih dahulu ditentukan
standar penilaiannya, tujuannya agar unsur subjektivitas penilaian dapat
dihindari.
2. Rata-rata
Rata-rata hitung tes pada tiap siklus dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
x= ∑x
N
Keterangan :
x = Rata-rata hitung
x = Skor Total
N = Banyak data
3. Menganalisis Keterlaksanaan Rencana Kegiatan Permainan Tikar Pintar (Aktivitas Guru dan Siswa) dan Ketercapaian Empati Anak
Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama penelitian maka
digunakan pedoman observasi selama kegiatan permainan tikar pintar untuk
meningkatkan empati anak diolah dengan menggunakan rumus:
IPK = M x 100 %
SMI
Keterangan :
IPK = Indeks prestasi kumulatif
M = Skor perolehan
Hj.Mimin Kusminar, 2014
Kemudian hasil perhitungan IPK tersebut dikonversikan ke dalam bentuk
penskoran kuantitatif, seperti tercantum pada tabel di bawah ini :
Tabel. 3.3. Kategori Tafsiran IPK Keterlaksanaan Kegiatan Permainan Tiakar Pintar dalam Meningkatkan Empati anak
IPK (%) Kriteria
0-30 Kurang
31-54 Rendah
55-74 Sedang
75-89 Tinggi
90-100 Sangat tinggi
J.Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.Tahap ini
berlangsung dari awal sampai akhir penelitian.( Kunandar 2008) mengungkapkan
bahwa dalam penelitian kualitatif,analisis data dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah,sebelum terjun ke lapangan,selama berlangsungnya
penelitian, terus berlangsung sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984).
Untuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian,
maka hasil dari nalisis data penelitian divalidasi:
1. Dengan melakukan member check, yaitu memeriksa kembali keterangan
atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
nara sumber yang relevan dengan PTK. Selain kepada nara sumber
tersebut peneliti mengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli yaitu
kepada pembimbing untuk mendapatkan pengarahan dalam penyususnan
2. Dengan trianggulasi yaitu memeriksa kebenaran analisis dari peneliti
dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Trianggulasi dilakukan
berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti,
sudut pandng mitra peneliti yang dilakukan pengamatan atau observasi dan
sudut pandang para ahli (dosen pembimbing).
Kunandar (2008:101-102) mengemukakan bahwa analisis interaktif
terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya,
komponen tersebut yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam
catatan lapangan.
b. Beberan (Display) Data
Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan
tertata rapih dengan narasi dan grafik.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada
akhir siklus satu kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan pada kesimpulan
terakhir siklus terakhir atau siklus ke tiga.
Untuk memperjelas tentang empati yang dimiliki oleh anak TK sebelum
dan sesudah dilaksanakannya PTK, maka pada penelitian ini diperkuat oleh
presentase. Hasil presentase tersebut lebih dipertegas oleh visualisasi grafik yang
Hj.Mimin Kusminar, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
empati anak melalui media permainan tikar pintar menghasilkan beberapa
kesimpulan,yaitu
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa profil kemampuan
empati anak di TK Negeri Pembina Citarip Bandung tahun pelajaran 2012-2013
masih rendah. Hasil temuan awal dilapangan menunjukan kemampuan rasa
empati yang muncul pada anak di TKN Pembina Citarip dianataranya adalah (1)
bekerjasama, dari 20 orang yang hadir yang memiliki sifat tersebut hanya tiga
orang yang menghibur temannya ketika jatuh ke lantai dan menghibur temannya
yang sedang menangis. Dan tiga orang anak yang mau berbagi makanan ketika
acara makan bersama, tiga orang yang memuji hasil karya teman yang bagus.dan
sepuluh anak sabar menunggu giliran. (2) Toleransi, dari 19 orang yang hadir ada
dua orang yang meminta maaf, yang menghormati oranglain, menghormati
guru,mendengarkan penjelasan guru ada delapan orang kemudian memberi maaf
ketika temannya minta maaf ada dua belas orang yang meminta izin ada 10
orang.
2. Sebelum penelitian di mulai peneliti melakukan diskusi dengan para praktisi
PAUD, untuk melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran program
bimbingan pribadi sosial melalui media permaianan tikar pintar meningkatkan
empati anak di TK N Pembina Citarip Kota Bandung. Peneliti mengidentifikasi
permasalahn yng terjadi dan mempelajari Kurikulum TK, kemudian eneliti
mendiskusiakan masalah yang akan diteliti dengan pihak observer, serta
memperkenalakan metode PTK yang akan digunakan. Selanjutnya peneliti
pada guru-guru TK N Pembina Citarip Bandung. Berdasarkan hasil orientasi dan
identifikasi masalah, penelti dan observer menyepakati bahwa, PTK
dilaksanakan dalam dua tindakan pembelajaran atau tiga siklus. Menetapakan
fokus tindakan, topik (materi) pembelajaran beserta instrumen dan administrasi
persiapan mengajar yang akan digunakan. Tahap selanjutnya peneliti
mendiskusiakan serta menetapakan aspek-aspek yang harus diobservasi oleh
observer, dan mendiskusiakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan instrumen
lain yang telah disusun oleh peneliti setelah refleksi awal.
3. Pelaksanaan pembelajaran program bimbingan pribadi sosial melalui permaianan
tikar pintar di TK N Pembina Citarip Kota Bandung pada mulai hari Kamis
tanggal 16 April sampai dengan Mei 2013 dari pukul 8.00 sampai pukul 10.30
wib Sebelum penelitian dilakukan dalam bentuk pembelajaran, peneliti
melakukan persiapan awal. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga
siklus.kegiatan dengan menyiapkan media-media yang akan dipergunakan pada
permainan dengan media tikar pintar.
4. Seberapa besar peningkatan empati anak setelah diterapkan media permainan
tikar pintar di TK N Pembina Citarip Kota Bandung ?
Dalam pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial melalui media permainan
Tikar pintar ternyata lebih menyenangkan bagi anak-anak dan lebih mudah
dipahami dan diikuti oleh anak sehingga dapat meningkatkan empati anak secara
cepat serta dapat menghindarkan prilaku yang tidak baik yang asalnya tidak mau
ikut bermain menjadi mau bermain,yang suka memukul teman menjadi sayang
teman yang tadinya suka mengambil barang teman jadi pemberi,
penolong,terutama pada aspek sabar menunggu giliran,mentaati peraturan,saling
berbagi,dapat berbagi,menghargai orang lain,saling tolong menolong,dapat
mengucapkan terima kasih,dapat menghargai hasil karya orang
lain,bekerjasama,mengendalikan emosi,mau mendengarkan ketika oranglain
Hj.Mimin Kusminar, 2014
kembali dan menyimpannya pada tempatnya dan membersihkannya secara
bergiliran yang biasanya dilakukan hanya oleh guru.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini,maka peneliti memberikan rekomendasi
kepada fihak sekolah,guru kelas dan guru pembimbing serta peneliti selanjutnya.
Adapun pemaparannya sebagai berikut :
1. Sekolah
Pada dasarnya program bimbingan pribadi sosial sudah berjalan secara
terintegrasi namun sering kali terlupakan dalam pendokumentasiannya dan masih ada
hambatan. Oleh karena itu kepada pihak sekolah hendaknya memberikan perhatian
dengan mempasilitasi program kerjanya sehingga sesuai dengan standar kegiatan
bimbingan dan konseling,diantaranya mempersiapkan instrumen observasi yang
sesuai.Dan lebih sering melakukan refleksi setelah PBM selesai dilaksanakan agar
guru dapat melaksanakan tindakan selanjutnya yang lebih baik dan lebih tepat untuk
peningkatan perkembangan anak didik.
2. Guru kelas dan guru pembimbing
Sangat penting sekali apabila guru kelas dan guru pembimbing memberikan
layanan bimbingan pribadi sosial dengan kontinyu dan spontan ketika anak
melakukan kesalahan dari sikap untuk segera diberikan arahan dan dibenahi agar
lebih meningkatkan rasa empatinya,dengan melaksanakan kegiatan yang
menyenangkan dan terintegrasi dengan bidang pengembangan yang lain.seperti
kegiatan ekstrakulikuler atau outbond.
Karena di TK belum ada guru bimbingan dan konseling secara khusus maka
lebih mengoptimalkan peningkatan kompetensi dan karakter guru dan guru
pembimbing dengan lebih sabar menahan emosinya dan harus mau mempelajari
penanganan bagi anak yang membutuhkan bimbingan, melalui buku sumber atau
a. Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini tidak hanya diarahkan pada
kegiatan yang bersifat individu atau pembelajaran yang bersifat klasikal dan
guru sebagai pusat belajar akan tetapi sebagai fasilitator pembelajaran, metode
bermain dengan tikar pintar merupakan salah satu alternatif dalam
meningkatkan aktivitas anak.
b. Keberhasilan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan
individu secara utuh melainkan melalui perolehan belajar melalui kelompok,
keberhasilan pembelajaran juga bukan semata-mata harus diperoleh dari guru
melainkan bisa juga dari teman sebaya.
c. Pembelajaran melalui media permainan tikar pintar menjadi alternatif yang
dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan empati
anak .
d. Guru harus dapat memformulasikan variasi pembelajaran agar menghindarkan
dari kejenuhan dan membosankan.
e. Guru harus selalu siap menerima inovasi moddel pembelajaran untuk
meningkatkan potesi anak.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Melihat hasil penelitian bisa dijadikan bahan kajian dan perbandingan
untukpenelitian selanjutnya
b. Penelitian ini secara deskriptif dijabarkan sesuai temuan dilapangan.
c. Penelitian dengan tindakan kelas sangat tepat untuk dilakukan oleh guru dan
guru pembimbing agar dapat terjadi perubahan yang signifikan dan sesuai
harapan.
d. Media permainan tikar pintar bisa dipakai untuk meneliti kemampuan yang