• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Kesenian Raja Dogar merupakan salah satu seni kreasi dari Kabupaten Garut yang diciptakan oleh seorang kader seniman yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni yang bernama Entis Sutisna. Raja Dogar dapat diartikan Rajanya Domba Garut, dengan idiom hewan khas bagi masyarakat Garut, yakni Domba Garut. Kesenian Raja Dogar merupakan kesenian berbentuk helaran, di mana dalam pertunjukan khasnya adalah adanya Raja Dogar yakni Rajanya Domba Garut yang diwujudkan dengan bentuk seperti barongan yang berkostum Domba yang sangat besar yang dimainkan oleh 2 (dua) orang untuk setiap Domba. Di mana 1 (satu) orang bermain di depan (bagian kepala) dan 1 (satu) orang di belakang (bagian ekor). Secara dramatik seni ini menggambarkan suasana perhelatan adu domba (pertandingan domba) sebagai idiom khas daerah Garut dengan penambahan unsur-unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran-peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertandingan adu domba. Kreasi seni Raja Dogar ini merupakan sebuah replika atau tiruan dari seni ngadu domba yang sudah memasyarakat di lingkungan Jawa Barat, khususnya Kabupaten Garut.

Farid Ridwan Paz, 2013

Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Namun di dalam Kesenian Raja Dogar lebih banyak mengandung unsur-unsur komedi yang sangat menghibur, sehingga kesenian ini dapat dinikmati oleh semua kalangan baik anak-anak maupun orang tua.

Di dalam pertunjukan Kesenian Raja Dogar, tidak terlepas dari peran seni pendukung lainnya diantaranya seni tari dan seni musik. Tarian yang terdapat dalam Kesenian Raja Dogar yaitu tari umbul-umbul, tari tradisional masyarakat, dan tari pencak. Sedangkan musik pendukung yakni musik kendang pencak yang dibawakan oleh 10 (sepuluh) orang nayaga. Bentuk struktur pertunjukan terdiri dari 4 (empat) bagian yakni, bagian pertama atau pembuka yaitu tari umbul-umbul, kemudaian bagian kedua adalah bagian tari tradisional, bagian ketiga tari pencak, dan bagian keempat adalah bagian adu domba (Raja Dogar).

Musik yang dibawakan di dalam Kesenian Raja Dogar adalah sejenis kendang pencak dan ditambah oleh unsur-unsur pola musik dramatikal yang mendukung jalannya pertunjukan. Adapun pola-pola tabuhan yang sering dibawakan adalah pola tabuhan golempang dan padungdung. Alat-alat musik yang digunakan antara lain kendang pencak, tarompet pencak, tambur, kempul, jes, kecrek, dog-dog, dan tarantam. Lagu-lagu yang sering dibawakan diantaranya lagu Sabilulungan, Teu Honcewang (Karatagan Pahlawan), Oray-orayan, serta lagu Halo-Halo Bandung.

Farid Ridwan Paz, 2013

Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Rekomendasi

Rekomendasi ini penulis ajukan kepada pihak:

1. Masayarakat Lingkung Seni Raja Dogar, untuk membuat kreatifitas baru yang lebih menarik di dalam penyajian Kesenian Raja Dogar supaya lebih banyak diminati oleh warga Garut khususnya, umumnya oleh masyarakat luar.

2. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, untuk lebih meningkatkan lagi perhatian terhadap kesenian-kesenian daerah Garut khususnya Kesenian Raja Dogar supaya kesenian tersebut bisa mendapatkan posisi yang layak di dalam masyarakat atau dengan kata lain yaitu adanya sebuah sanggar yang bisa menampung aspirasi, inspirasi, dan kreatifitas warga setempat terhadap kesenian tersebut. Serta dukungan perkembangan ke depannya supaya Kesenian Raja Dogar tidak hanya diminati oleh warga Garut saja tetapi oleh masyarakat dunia secara universal.

Farid Ridwan Paz, 2013

Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Wulan F. Fungsi Kesenian Gembyung Pusaka Mekar Desa Sekarwangi Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang dari Sajian Upacara ke

Hiburan. Skripsi [online]. Tersedia

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c1051_055614_chapter2 [9 September 2011]

Indra. (2010). Ngadu Domba (Jawa Barat). [online]. Tersedia : http://t-indonesia.com/kolom/wforum.cgi?no=2962&reno=no&oya=2962&mode= msgview&page=0[28 April 2011].

Irawan, Hendra. Kesenian Studi Deskriptif Ragam Pola Tabuh Dog-dog Seni

Reog ”Tumaritis Grup” di Kota Banjar-Jawa Barat. Skripsi [online].

Tersedia :

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c1051_044864_chapter2 [9 September 2011]

Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung : CV Bintang Warli Artukan.

Koentjaraningrat. (1997). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia.

Meygawati, Hanna. Latar Belakang, Struktur Koreografi, Rias dan Busana dari Tari Jaga Regol yang ada di Sanggar Seni Sekar Pandan Komplek Keraton Kacirebonan Kota Cirebon. Skripsi [online]. Tersedia : http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0951_060074_chapter2 [9 September 2011]

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda. Noergina, Dewi. (2009). Motivasi Belajar Siswa Tuna Netra Dalam

Pembelajaran Violin di SMALB-A (Kejuruan Musik) Wyataguna Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI. Tidak diterbitkan. Putra, Irno Sukarno. (2007). Katalog Kesenian Tradisional Kab. Garut - Jawa

Farid Ridwan Paz, 2013

Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia.

Rusdiana, Robi. (2010). Lagu Deungdeung Jawa Pada Pertunjukan Seni Terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI. Tidak diterbitkan.

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Djaya Virusi. Shalihah, Sumayyah. Teknik Pengolahan Data Deskriptif. [online]. Tersedia :

http://cahayalaili.blogspot.com/2011/05/teknik-pengolahan-data-deskriptif.html[ 9 September 2011]

Suhardiman, Budi. Darpan. (2008). Seputar Garut. Garut : Srimanganti.

Sulastari, Anis. (2010). Sajian Kesenian Kuda Lumping Grup Margaluyu di Kampung Cijaksa Desa Padajaya Kecamatan Jampangkulon Kabupaten Sukabumi. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sutisna. Studi Pelaksanaan Metode Karyawisata ke Industri Spare-Part Sepeda Motor Untuk Menumbuhkan Minat Berwirausaha. Skripsi [online].

Tersedia :

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0551_022371_chapter3 [9 September 2011]

Syawir. (2010). Pengertian Seni Secara Umum dan Sejarahnya. [online]. Tersedia : http://ichwannudt.wordpress.com/2010/06/22/pengertian-seni-secara-umum-dan-sejarahnya-oleh-syawir/[29 April 2010].

W. Nurrespati. Seni Genjring Buroq Grup Lingkung Seni Gita Remajadi Desa Pakusamben Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon Pada Acara

Khitanan. Skripsi [online]. Tersedia :

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c1051_055630_chapter2 [9 September 2011]

Yuwono, Trisno. Abdullah, Pius. (1994). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya : Arkola.

Dokumen terkait