• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. Kesimpulan

1.(a) Kurva permintaan lahan tambak di Desa Tanjung Pasir mengikuti persamaan Q = 1.956029Px-0.0679 , dengan nilai elastisitas permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Pasir sebesar – 0,0679. Berarti permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Pasir tidak elastis. Permintaan terhadap lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir adalah sebesar 66,56 ha per petambak atau seluruh responden adalah 2.795,52 ha. Nilai ekonomi pemanfaatan lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir sebesar Rp163.862.746,11.

(b) Kurva permintaan lahan tambak di Desa Tanjung Baru mengikuti persamaan Q = 2.497413 Px -0.51532, dengan nilai elastisitas permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Baru sebesar –0,51532. Berarti Permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Baru elastis. Permintaan terhadap lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Baru adalah sebesar 4,96 per petambak atau seluruh responden adalah 163,68 ha. Nilai ekonomi pemanfaatan lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Baru sebesar Rp6.191.627,23.

2. (a) Tingkat produktivitas rata-rata lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir adalah 133,16 kg per ha dengan luas lahan rata-rata 2,2 ha dan produksi rata-rata sebesar 266,83 kg. Sementara Tingkat produktivitas rata-rata lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Baru adalah 87,76 kg per ha dengan luas lahan rata-rata 2,3 ha dan produksi rata-rata sebesar 198 kg.

(b) Total biaya tenaga kerja di Desa Tanjung Pasir untuk mengolah per ha luasan lahan tambak udang windu yaitu Rp2.615.119,00, dan Total biaya tenaga kerja di Desa Tanjung Baru untuk mengolah per ha luasan lahan tambak udang windu yaitu Rp2.419.974,00.

(c) Total biaya sarana produksi per ha budidaya tambak di Desa Tanjung Pasir yaitu Rp3.337.889,20. sementara di Desa Tanjung Baru total biaya sarana produksi mencapai Rp1.085.202,00 per ha per siklus produksi.

(d) Biaya transportasi untuk membawa hasil produksi udang ke pedagang pengumpul dari Desa Tanjung Pasir adalah Rp 40,24 per kg per km. Sementara dari Desa Tanjung Baru sebesar Rp 48,56 per kg per km. (e) Nilai land rent lahan tambak yang dimanfaatkan untuk kegiatan produksi

budidaya udang windu berdasarkan factor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar di Desa Tanjung Pasir adalah Rp 1.065.431,00 per ha dan di Desa Tanjung Baru sebesar Rp 1.560.182,00 per ha.

3. Analisis optimalisasi nilai land rent memberikan gambaran bahwa dengan karakteristik usaha di masing-masing unit analisis, kegiatan aktual budidaya udang windu di Desa Tanjung Baru lebih mendekati kondisi optimal.

4. (a) Pengaruh perubahan faktor eksogen terjadi dengan adanya kenaikan harga BBM 19% dan harga pupuk 9% terhadap perubahan nilai land rent di Desa Tanjung Pasir mengakibatkan berubahnya biaya transportasi menjadi Rp 106,71 per kg per km dan biaya sarana produksi Rp8.086.648,00. Nilai land rent yang disebabkan oleh perubahan biaya transportasi dan biaya sarana produksi akibat kenaikan harga BBM dan kenaikan harga pupuk urea mengalami penurunan sebesar 2010% atau Rp1.014.938 per ha dengan nilai land rent sebesar Rp50.492,00 per ha.

(b) Pengaruh perubahan faktor eksogen terjadi dengan adanya kenaikan harga BBM 19% dan harga pupuk 9% terhadap perubahan nilai land rent di Desa Tanjung Baru mengakibatkan berubahnya biaya transportasi menjadi Rp 59,54 per kg per km dan biaya sarana produksi Rp3.227.746,00. Nilai land rent yang disebabkan oleh perubahan biaya transportasi dan biaya sarana produksi akibat kenaikan harga BBM dan kenaikan harga pupuk urea mengalami penurunan sebesar 1,47% atau Rp 22.666,28 per ha dengan nilai land rent sebesar Rp 1.537.515 per ha.

7.2. Saran

1). Perlunya dukungan pemerintah daerah dan instansi terkait, khususnya dalam penyediaan modal usaha, sarana produksi, pemasaran serta pembangunan infrastruktur pendukung lainnya (jalan, air bersih, penerangan dan pelabuhan).

2). Guna mempercepat proses pengembangan usaha budidaya udang windu, diharapkan agar pemerintah daerah dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada usaha tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui promosi potensi daerah serta kemudahan dalam proses perizinan

3). Perlu penelitian lanjutan mengenai kemungkinan adanya peningkatan teknologi intensif pada kegiatan budidaya udang windu di Kecamatan Tanah Merah dalam rangka meningkatkan nilai pemanfaatan lahan tambak di lokasi penelitian dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwidjaya D, I K Ariawan, Supito dan E Sutikno. 2004. Pengembangan Budidaya Udang di Indonesia. Makalah pada Lintas Teknis UPT di Bandung tanggal 4-7 Oktober 2004. Jepara. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (Tidak Diterbitkan).

Adrianto L. 2006. Sinopsis Pengenalan Konsep dan Metodelogi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Bogor: Pusat Kajian sumberdaya Pesisir dan Laut – Institut Pertanian Bogor.

Anonimous. 2007. Harga BBM Tahun 2003-2007. http://www.pertamina.com/ index.php?option=comcontent&task=view&id=1617&Itemid=33 [tanggal 6 Maret 2008].

__________. 2007. Harga Pupuk Urea Tahun 2003-2007. http://www. tempointeraktif.com/hg/ekbis/2005/10/22/brk,20051022-68389,id.html

[tanggal 13 Maret 2008].

[BPS] Badan Pusat Statistik Indragiri Hilir. 2005. Kecamatan Tanah Merah Dalam Angka Tahun 2005. Tidak Diterbitkan.

Bappeda Indragiri Hilir. 2006. Indragiri Hilir Dalam Angka Tahun 2006. Tidak Diterbitkan.

Barlowe R. 1978. Land Resource Economy. 3rd Edition. New Jersey. Prentice Hall Inc.

Benu FL. 1996. Analisis Struktur Produksi, Konsumsi dan Perdagangan Beras di Provinsi Nusa Tenggara Timur [Tesis]. Bogor. Program Pasca Sarjana IPB. 161 hal.

Bishop CE dan WD Toussaint. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Penterjemah: Wisnuadji, Harsojono dan Suparmoko. Jakarta. Mutiara. 315 hal

[BPPT] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 1995. Pengembangan Prototipe Wilayah Pesisir dan Marin: Laporan Akhir Pelaksanaan Proyek MREP Jawa Timur dan Lombok Tahun 1994/1995 (Tidak Diterbitkan). Jakarta. BPPT.

Budiharsono S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta. PT Pradnya Paramita. 159 hal.

Casler DS. 1988. Ateoritical Contex for Shift and Share Analysis. Meadville. Departement of Economics. Allegheny College.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indragiri Hilir. 2001. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indragiri Hilir (Tidak Diterbitkan). Tembilahan. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indragiri Hilir.

Djojodidipuro M. 1991. Teori Lokasi. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. 239 hal.

Effendi I. 1998. Faktor-faktor Eksternal yang Mengancam Kelestarian Produktivitas Tambak. [Makalah] Bogor. PKSPL-IPB (Tidak Diterbitkan).

Ely dan Wehrwein. 1964. Land Economics. Madison. The University of Wiconsin Press. 496 hal.

Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Gohong G. 1993. Tingkat Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Petani serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya pada Daerah Opsus Simpei Karuhei di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah [Tesis]. Bogor. Program Pascasarjana IPB. 179 hal.

Greenhut ML. 1956. Plant Location in Theory and Practise the Economic of Space. North Carolina . The University of North Carolina Press.

Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perncanaan Tataguna Tanah. [Makalah] Bogor. Fakultas Pertanian IPB (Tidak Diterbitkan). 381 hal.

Hartwic JM and ND Olewiler. 1986. The Economic of Natural Resource Use. New York. Harper & Row Publishers.

Harris E.1997. Perencanaan dan Pengelolaan Pembangunan Budidaya Pesisir Berwawasan Lingkungan yang Berkelanjutan. Makalah pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisisr Secara Terpadu, 23 Juni-2 Agustus 1997. Bogor. PKSPL-IPB (Tidak Diterbitkan).

Jhingan ML. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta. Rajawali Press.

Krause JH and WB Brorsen. 1995. The Effect of Risk on The Rental Value of Agricultural Land. Review of Agricultural Economiecs 17 (1995): 71-76. North Central Administrative Committee.

Kusumastanto, T. 2002. Reposisi “Ocean Policy” dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia di era Otonomi Daerah. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kebijakan Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 134 hal.

Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2003. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indragiri Hilir. Tembilahan.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Odnum EP. 1959. Fundamental of Ecology. Philadelphia. WB Sounders.

Onchan T. 1993. Land Use, Conservation and Sustainable Land Management in Asia. Di dalam: Rural Land Use in Asia and the Pacific. Report of an APO Symposium 29th September – 6th October, 1992. Tokyo, Japan. Asian Productivity Organization.

Prijosoebroto S. 1991. Efisiensi Ekonomis dan Pendapatan Pengusaha Peserta Intensifikasi Tambak Studi Kasus di Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo [Tesis]. Bogor. Program Pascasarjana IPB. 106 hal.

Rabanal HR, Esquerra RS, Nopomuceno MN. 1976. Studies on The Rate of Growth of Milkist or Bangos (Chanos chanos Forskal) under Cultivation I. Rate of Growth ofthe Fry and Fingerlings in Fish Pond Nurseries. Proc. Indo-Pasific. Fish. Coun 3(II).

Renkow M. 1993. Land Prices, Land Rents, and Technological Change: Evidence From Pakistan. World Development Vol.21. Pergamon Press Ltd. Great Britain.

Rustiadi et al. 2003. Perencanaan Pengembangan Wilayah (Konsep Dasar dan Teori). [Makalah] Bogor. Program Pasca Sarjana IPB.

Sevilla CG, JA Ochave, TG Punsalan, BP Regala dan GG Uriate. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Penterjemah: Tuwu A, A Syah. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.

Sobari MP, T Kusumastanto, SDE Kaunang. 2006. Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Pesisir Kabupaten Serang Propinsi Banten. Jurnal Mangrove dan Pesisir Vol.VI No.3. Hal 40-51.

Soekartiwi 1990. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta. UI Press. 253 hal.

Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis). Yogyakarta. BPFE. 568 hal.

Supranto J. 1983. Linear Programming. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 350 hal.

Suryadi K dan MA Ramdhani. 2000. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 195 hal.

Tohir KA. 1982. Ekonomi Selayan Pandang. Bandung. Sumur.

Yotopoulus PA and JL Lawrence. 1974. On Modeling The Agriculture Sector in Developing Economies an Intereated Approach of Micro and Macro Economics. California. Stanford University, Stanford.

Dokumen terkait