• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbin Gas 2.1.1 Umum

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor,ruang bakar dan turbin gas[1].

Menurut Dr. J. T. Retaliatta[2], sistim turbin gas ternyata sudah dikenal pada jaman Hero of Alexanderia. Disain pertama turbin gas dibuat oleh John Barber seorang Inggris pada tahun 1791[3]. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau minyak , kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan r antai roda gigi.

Pada tahun 1872,[4] Dr.F. Stolze merancang sistem turbin gas yang menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908,[5] sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada

volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban.

Tahun 1904,[6] Societe desTurbomoteurs´ di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang instruksinya berdasarkan disain Armen gaud dan Lemate yang menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450 C dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin. Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun 1935 sistem turbin gas. Mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh efisiensi sebesar lebih kurang 15 %.

Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh British Thomson Houston Co´ pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (tahun 1930)[7]. Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya. Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga listrik.

Turbin gas merupakan Pesawat kalori yang tergolong dalam Internal

Combusition Engine ( ICE) atau sering disebut dengan mesin pembakar didalam.

Sebagai sumber energy dan turbin gas adalah fluida gas yang diperoleh, dan gas hasil pembakaran bahan bakar diruang bakar ( Combustion Chambers). Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas antar lain bahan bakar cair (Distilate) seperti HSD atau IDO juga dapat digunakan gas bumi atau gas alam ( LNG = Lequid Natural Gas).

Gambar 2.1 Turbin Gas

Untuk mendapat proses pembakaran yang baik pada combustion chambers diperlukan 3 ( tiga ) komponen utama, antara lain :

1. Udara pembakaran 2. Bahan bakar 3. Ignition/ busi

Udara pembakaran didapat dari kompresor utama yang seporos dengan turbin dan digerakkan oleh turbin. Bahan bakar yang dimasukkan kedalam ruang bakar yang jumlahnya diatur oleh governor agar dapat diperoleh putaran yang konstan atau tetap walaupun beban mesin berubah-ubah, naik atau pun turun.

Sedangkan untuk mendapatkan temperatur pembakaran yang pertama sekali adalah dari penyala busi yang akan menyala pada saat permulaan pembakaran atau periode firing.

2.1.2 Prinsip Kerja Turbin Gas

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses pembakaran. Gambar Skema dari suatu instalasi gas turbin untuk industry dapat dilihat seperti gambar berikut ; [9]

Gambar 2.2 Skema dari suatu instalasi gas turbin untuk industry

Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar han ya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang

berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas adalah sebagai berikut:

1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan

2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar.

3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle)

4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas(PLTG) yaitu ; JBE, AEG dan Alsthom jumlah busi yang digunakan hanyalah 2 (dua) buah untuk 10 ruang bakar, dan penyalaan ruang bakar (combustion Chamber) yang tidak memiliki busi akan dapat penyebaran api yang menyebarkan melalui cross (X) fire turbin. Untuk turbin, Wescan (Westhing Hause Canada) yang memilki enam buah

combustion chamber dimana tiap combustion chamber diperlengkapi dengan satu

buah busi.

Ruang bakar untuk PLTG Wescan tidak dihubungkan dengan cross (X)

fire tube. Berarti bila ada salah satu busi yang pada combustion chamber maka pada saat start ada combustion chamber yang tidak terbakar ( padam ).

Sedangkan untuk PLTG yang memiliki cross (X) fire tube hal ini jarang terjadi, karena walaupun salah satu busi ada yang padam tetapi pembakaran masih dapat terjadi pada seluruh ruang bakar. Gambar Skematic Diagram dari Turbin dapat dilihat seperti gambar berikut : [10]

Gambar 2.3. Skematic Diagram dari Turbin

Fluida kerja yang digunakan pada proses ini adalah gas. Udara dimampatkan dengan cara dihisap dan ditekan oleh kompresor kemudian dimasukkan ke ruang bakar untuk bersama - sama dibakar dengan bahan bakar, dari hasil pembakaran diteruskan ke turbin, dimana dalam ruang bakar terjadi proses politropik.

Udara hasil kompresor dicampur dengan bahan bakar, sehingga terjadi pembakaran dimana penyalaannya berasal dari sistem penyalaan busi. Turbin turbin gas, kompresor dan generator dibuat seporos sehingga ketika turbin berputar, maka turbin juga memutar kompresor dan generator yang menghasilkan listrik. Pada turbin gas media pendingin berupa udara guna menjaga keamanan material atau sudu - sudu turbin.

Adapun keuntungan - keuntungan dari turbin gas adalah :

a. Jumlah komponen jauh lebih sedikit dan tidak memerlukan daerah luas, sehingga. menguntungkan.

b. Getaran halus.

c. Dapat dioperasikan pada jarak dekat. d. Mudah dan cepat diopersikan.

e. Biaya investasi rendah.

f. Fleksibel dalam memenuhi kebutuhan instalasi.

Adapun kelemahan dari tubin gas :

a. Effisiensi turbin gas sangat rendah ( 20-30 % ).

b. Suaranya sangat bising, sehinnga menimbulkan lingkungan kerja yang kurang baik. Gambar Diagram alir Turbin gas dapat dilihat seperti gambar berikut :[11]

Dimana : K = Kompresor TG = Turbin Gas

Gambar 2.4. Diagram alir Turbin Gas

2.2 PLTG dengan menggunakan Water Wash

Operation dan maintenence pembangkit listrik bertujuan untuk menjaga

banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan operation dan maintenence

pembangkit listrik, mulai dari kegiatan yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan.

Salah satu kegiatan bulanan yang rutin dilakukan dalam upaya menjaga performa turbine ialah water wash atau jika kita terjemahkan bebas kedalam bahasa indonesia kurang lebih berarti mencuci turbine, pengertian water wash sendiri dapat kita sederhanakan yaitu mencuci turbine khususnya blade - blade

pada compressor dan turbine. untuk menjaga performance turbin gas, juga untuk mengurangi tingkat pertambahan fouling pada sudu-sudu kompresor turbin gas [12] Kebersihan Compressor dapat dipertahankan dengan menggunakan program rutin mencuci air. Ada dua macam tipe water wash yang dapat dilakukan yaitu online dan offline water wash . Sebuah manuver offline dilakukan dengan turbin gas dalam keadaan didinginkan menggunakan kecepatan cranking

kecepatan 2000-3000 rpm, pada pembersihan model ini juga digunakan campuran soap (sabun).

sementara manuver secara online dilakukan dengan mesin pada suhu operasi ( maksimal beban digeneratornya itu 5 MW) dan menggunakan air saja tanpa soap (sabun). Kedua operasi menggunakan pola semprotan air dari nozzle yang sangat dikabutkan dirancang untuk benar-benar masuk ke inti kompresor. Proses secara offline membersihkan inti seluruh pulih dan kinerja hilang, sedangkan online membersihkan tahap awal dan memaksimalkan periode waktu antara diperlukan antara mencuci offline untuk menyediakan ketersediaan puncak. Gambar Diagram Pencucian dengan system On-line / Off – line dapat dilihat sebagai berikut :[13]

Gambar 2.5 Diagram Pencucian dengan system On-line / Off – line

Penentuan model pembersihan mana yang lebih baik tentunya sesuai dengan kebutuhan, jikalau kita tetap ingin turbine dalam kondisi berbeban, maka dapat digunakan online water wash. dan jika kita menginginkan hasil permbersihan yang lebih bersih, kita gunakan offline water wash. Gambar grafik perbanding Grafik Perbandingan Output performance On-line dan Off – line dapat dilihat seperti gambar berikut ; [14]

Gambar 2.6 Grafik Perbandingan Output performance On-line dan Off - Line

Tujuan dasar dari pembersihan secara online adalah untuk menjaga kebersihan kompresor setelah mencuci offline, untuk mempertahankan daya dan efisiensi dengan meminimalkan kerugian yang sedang berlangsung, dan untuk memperpanjang periode beroperasi antara shut downs diperlukan untuk offline

(Engkol) mencuci.

Mencuci online untuk kontrol fouling telah menjadi semakin penting dengan tanaman beban dasar siklus gabungan dan gabungan panas dan daya produksi (CHP) tanaman. Hal ini juga penting untuk turbin gas di layanan drive

mekanis, di mana sedikit atau redundansi diinstal dan dimana downtime yang terkait dengan mencuci engkol harus diminimalkan. Gambar Skema Perpipaan

Gambar 2.7 Instalasi Pipa Water Wash Pada PLTG

Gambar 2.8 Pipa Water Wash Tampak Depan

Water wash yang dilakukan secara On-line dengan menggunakan air demineralisasi. Prosesnya sebagai berikut :

a. Persiapan Water Wash

Yang perlu diperhatikan sebelum water wash antara lain sebagai berikut : 1. Pengecekan peralatan.

2. Pengurasan tanki water wash.

3. Flushing pipa air dari water washing skid ke turbin gas. 4. Pengisian air demin.

5. Pemanasan air. 1. Pengecekan peralatan

Ada beberapa peralatan yang harus dipastikan bekerja dengan baik sebelum water wash dilakukan antara lain : motor pompa transfer water 88WT , motor pompa dosing 88DM dan tanki heater. Peralatan tersebut berada seluruhnya di dalam water washing skid, suplay daya untuk water washing skid akan otomatis tersalurkan dengan melakukan change over suplay dari 10,5 kV back feeding ke 20 kV. (Gambar motor pompa transfer water 88WT , motor pompa dosing 88DM dapat dilihat pada gambar 3.5)

2. Pembersihan tanki water wash

Ketika manhole dibuka, ditemukan tanki dalam keadaan kotor dan memerlukan pembersihan langsung. Tanki water wash kemudian di drain dan dibersihkan (hand cleaned).

3. Flushing pipa.

Segmen pipa dari water washing skid telah terendam, sehingga dilakukan

flusing dengan menggunakan air dari sumur bor.

4. Pengisian Air Demin.

Pengisian air di tanki water wash dilakukan dengan menggunakan air demin.

5. Pemanasan Air.

Setelah tanki terisi oleh air demin sebanyak 15 kL, kemudian air dipanaskan dengan menggunakan heater yang sudah terpasang di tanki hingga mencapai temperatur diatas 80 ºC. Pemanasan air diperlukan untuk menghindari thermal

shock karena perbedaan temperature yang sangat jauh antara material panas

dengan air. Dengan menggunakan air yang dipanaskan hingga 80 ºC, maka temperatur wheelspace maksimum untuk water wash ( Water Wash Permitive ) adalah 149 ºC.

b. Pelaksanaan Water Wash.

Pelaksanan water wash dimulai dengan pembukaan beberapa valve dan menutup beberapa valve lainnya. Valve yang dibuka adalah drain valve yang membuang air limbah water wash dari compressor casing, inlet plenum dan combustion chamber. Valve yang ditutup adalah valve udara pendingin dari kompresor (compressor extraction) dan valve udara sealing dari kompresor ke baring. Valve flame detector juga ditutup sedangkan bleed valve akan menutup otomatis dengan pengaturan dari control system.

Pada dasarnya water wash turbin gas dilakukan dengan menyemprot air ke kompresor bersamaan dengan proses cranking. Injeksi air ke kompresor

dilakukan dengan menyalakan motor-pompa 88TW di water washing skid

setelah turbin terlebih dahulu di crank. Cranking speed wash adalah 1195 rpm. Pada awal penyemprotan air yang keluar dari drain combustion chamber sangat kotor. Beberapa saat setelah penyemprotan air dilakukan chemical dicampur ke dalam air menuju kompresor. Injeksi chemical dilakukan dengan menyalakan pompa dosing 88DM. Setelah injeksi air + chemical dihentikan kompresor dibiarkandalam keadaan basah oleh air + chemical .

Proses rising dilakukan dengan menyemprotkan air ke kompresor hingga air drain dari kompresor bersih secara visual. Penyemprotan air terus dilakukan hingga crank di stop dan turbin gas pada kondisi 0 rpm.

c. Proses Pengeringan.

Proses pengeringan kompresor dan ruang bakar dilakukan 2 (dua) tahap. Proses tahap pertama pengeringan dilakukan dengan cara cranking turbin gas setelah proses rising. Proses cranking dilakukan mengeluarkan sisa - sisa yang masih terdapat pada inlet plenum, kompresor dan ruang bakar.

Sebelum tahap kedua pengeringan dilakukan, Seluruh valve yang sebelumnya dikondisikan untuk water wash di kembalikan seperti semula.Proses pengeringan tahap ke dua adalah dengan mengoperasikan turbin hingga mencapai kondisi full speed (5163 rpm). Pada proses ini harus diperhatikan temperature wheel spaceuntuk memastikan seluruh valve telah di kembalikann ke operasi semula dan turbin beroperasi dengan normal.

Setelah water wash selesai dilaksanakan, pengoperasian dilaksanakan dan ditandai dengan perubahan pada beberapa parameter seperti Temperature

menjadi 10,48 kg/cm 2 , CTD (compressor temperature discharge) turun menjadi 363 ºC dan turbin gas mampu beroperasi dengan daya keluaran generator lebih dari set point 34,1 MW.

2.2.1. Pr insip Ker ja PLTG sebelum Water Wash

Temperatur udara masuk kompresor 30 ºC dimampatkan oleh kompresor hingga udara tersebut bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi. Setelah itu masuk ke ruang bakar, pada saat beban telah mencapai 38 MW temperatur gas buang turbin 581 ºC dan ini telah menyentuh TLC (temperature Limit Control). Sehingga beban tidak dapat dinaikkan lagi

Penurunan peformansi dari turbin gas disebabkan oleh penurunan peforma pada sudu - sudu kompresornya yang ditandai dengan perubahan pada beberapa parameter seperti CPD (Compresor pressure Discharge) menjadi 9,3 kg / cm 2 dan CTD (Compressor Temperature Discharge) yang naik hingga 380 ºC.

2.2.2. Pr insip Ker ja PLTG setelah Water Wash

Temperatur udara masuk kompresor udara atmosfir dengan temperature ambient 30 ºC dimampatkan oleh kompresor hingga udara tersebut bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi. Setelah itu masuk ke ruang bakar ,pada saat beban mencapai 38 MW temperatur gas buang turbin naik 581 ºC. Sehingga di ruang bakar ditambah terus bahan bakar agar temperatur gas buang turbin turun menjadi 533 ºC di kontrol oleh temperatur control system, Disini berupaya untuk menjaga temperatur karena temperatur gas buang turbin sudah terlampau tinggi sehingga dilakukan water wash agar performansi kerja

kompresor tidak deposit, yang ditandai dengan perubahan pada parameter seperti CPD (Compressor Pressure Discharge) naik menjadi 10 kg / cm 2 dan CTD (Compressor Temperatur Discharge) turun menjadi 363 ºC. menyebabkan beban dapat naik menjadi 42 MW. Gambar proses Penyemprotan air dimineralisasi dari nozel ke Kompresor dapat dilihat seperti gambar berikut : [16]

Gambar.2.9 : Proses Pembersihan Kompresor

2.3 Komponen Utama PLTG

Adapun yang menjadi komponen - komponen utama dalam PLTG antara lain sebagai berikut:

2.3.1. Air Inlet Section

Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Gambar Air Inlet Section dapat dilihat seperti gambar berikut : [17]

Gambar 2.10. Air Inlet Section

Bagian ini terdiri dari:

2.3.1.1 Air Inlet Housing,

Air Inlet Housing merupakan tempat udara masuk dimana

didalamnya terdapat peralatan pembersih udara. Gambar Air Inlet Housing

dapat dilihat seperti gambar berikut : [18]

Gambar 2.11 Air inlet housing

2.3.1.2. Inertia Separator,

Inertia Separator berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel

yang terbawa bersama udara masuk. Gambar Inertia separator dapat dilihat seperti gambar berikut; [19]

Pre-Filter merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house. Gambar Pre-Filter dapat dilihat seperti gambar berikut ; [20]

Gambar 2.13 Pre-filter

2.3.1.4 Main Filter,

Main Filter merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam

inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial. Gambar Main Filter dapat dilihat seperti gambar berikut ; [21]

Gambar 2.14 Main Filter

2.3.1.5Inlet Bellmouth,

Inlet Bellmouth berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat

memasukiruang kompresor. Gambar Inlet Bellmouth dapat dilihat seperti gambar berikut ; [22]

Gambar 2.15 Inlet Bellmouth

2.3.1.6 Inlet Guide Vane,

Inlet Guide Vane merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur

jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan. Gambar Inlet Guide Vane dapat dilihat seperti gambar berikut : [23]

Gambar.2.16 Inlet Guide Vane

2.3.2. Kompresor

Kompresor adalah suatu alat atau mesin yang berfungsi untuk menaikkan tekanan dengan proses kompresi isentropis. Sebelum memasuki kompresor, udara harus melewati saringan, agar partikel - partikel kasar tidak masuk sehingga sudu - sudu kompresor dan turbin tidak cepat aus dan rusak.

Kompresor yang digunakan adalah kompresor rotary aliran aksial multisage yang terpasang satu poros dengan turbin dan generator. Daya untuk memutar kompresor diperoleh dari kerja turbin dengan perbandingan 60% - 70% kerja turbin digunakan untuk memutar kompresor. Gambar Axial compressor dapat dilihat seperti gambar berikut ; [24]

Gamabar 2.17 Axial compressor

Pada saat start awal daya untuk memutar kompresor diperoleh dari generator yang dioperasikan sebagai motor dengan prinsip membalikkan arus penguatnya. Pada saat putaran tertentu arus penguat akan lepas secara otomatis dan selanjutnya arus penguatan generator akan masuk sehingga generator mensuplai energi listrik.

Bagian - bagian utama kompresor :

2.3.2.1 Kompresor stator berfungsi untuk menjamin ring sudu - sudu tetap berada kokoh pada posisinya dan memindahkan gaya reaksi karena aliran dan tekanan ke casing (pelapis) luar. Gambar Stator dan Rotor dapat dilihat seperti gambar berikut; [25]

Gambar 2.18. Stator dan Rotor

2.3.2.2 Exhaust Difusor Compressor, berfungsi mengubah energi kinetik dari udara kompresor menjadi tekanan dengan efisiensi sebaik mungkin. Gambar Exhaust Diffuser dapat dilihat seperti gambar berikut; [26]

Gambar 2.19 : Exhaust Diffuser

2.3.2.3 Sudu putar kompresor, berfungsi untuk mengubah energi mekanik udara menjadi energi kinetik dan energi potensial secara bersamaan dengan sudu tetap menaikkan tekanan udara. Gambar sudu putar kompresor dapat dilihat seperti gambar berikut; [27]

Gambar 2.20. Sudu Putar Kompresor

2.3.2.4 Sudu tetap kompresor, berfungsi untuk merubah aliran udara melalui haluan sudu dalam arah yang berlawanan dengan putaran rotor. Akibat dari perlambatan disertai dengan naiknya tekanan udara. Gambar Sudu Tetap dan Sudu Gerak pada kompresor; [28]

Gambar 2.21. Sudu Tetap dan Sudu Gerak pada kompresor

2.3.3. Ruang Bakar (Combustion Chamber)

Ruang bakar (combustion chamber) adalah suatu tempat dimana bahan bakar baik gas atau minyak atau campuran keduanya melalui burner dibakar. Bahan bakar ini dibakar dengan menggunakan udara pembakar disuplai dari kompresor.

Gas panas hasil pembakaran kemudian dialirkan ke turbin. Pada turbin gas ini terdapat dua buah combustion chamber ruang bakar tipe silo yang dipasang di kanan dan di kiri unit. Udara dari kompresor memasuki ruang bakar melalui ruang antara pressure jacket dan inner liner atau mixing chamber mengalir sebagai udara primer ke burner.

Di bagian bawah flame tube ada beberapa lubang. Udara tertekan melalui lubang - lubang ini memasuki mixing chamber sebagain udara sekunder. Untuk memeriksa ke bagian dalam combustion chamber dan bagian inlet turbin di pasang manhole di bagian bawah. Gambar Combustion Chamber

Gambar 2.22. Combustion Chamber Components

Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen- komponen itu adalah :

Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran

antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.

Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.

Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam

combustion liner

Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam

combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.

Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran

gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.

Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.

Combustion chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow compressor dan disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari aksial flow compressor yang dialirkan langsung ke masing-masing chambers. Zona pembakaran pada combustion chamber ada tiga yaitu:

1. Primary Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi dengan

udara kompresor untuk membentuk campuran udara bahan bakar yang siap dibakar.

2. Secondary Zone, adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai

kelanjutan pembakaran pada primary zone.

3. Dilution Zone, merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil

pembakaran pada keadaan yang diinginkan pada saat masuk ke first stage nozzles.

Combustion liners didesain dengan satu seri lubang dan louvers yang

Dokumen terkait