• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI A. Laba

Laba menurut Supriyono (1994), pengertian laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua penghasilan dengan biaya dalam periode yang sama. Secara umum, laba mengandung arti sebagai selisih pendapatan dengan biaya dalam periode tertentu. Laba merupakan salah satu pos besar laporan keuangan. Informasi laba sangat membantu di dalam pembuatan keputusan investasi. Selain itu, laba juga digunakan sebagai dasar perpajakan, kebijakan pembayaran dividen dan unsur prediksi.

Terdapat 2 unsur yang menjadi bagian pembentukan laba yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan (revenue) merupakan peningkatan aktiva perusahaan atau menurunnya kewajiban selama satu periode tertentu, terutama dari hasil kegiatan operasi perusahaan. Contoh pendapatan antara lain ; penjualan produk (penjualan), jasa (pelayanan), keuntungan dari bunga dividen, pendapatan sewa, dan royalty.

1. Jenis-jenis Laba a. Laba Kotor

Laba kotor (gross profit) atau laba bruto merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha (Soemarso, 2002: 226)

Menurut Soemarso (2002 : 227), laba operasi (operating income) atau laba usaha (income from operation) merupakan selisih antara laba kotor dengan biaya usaha. Laba operasi adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.

c. Laba sebelum Pajak

Laba sebelum pajak (income before taxes) merupakan selisih antara laba operasi dikurangi pendapatan atau keuntungan lain dan biaya atau kerugian lain.

d. Laba setelah Pajak

Laba setelah pajak (income after taxes) atau laba bersih (net profit) merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian, maka mejadi rugi bersih (net loss). 2. Konsep Laba

Ada dua konsep laba yang digunakan untuk menentukan elemen laba perusahaan (Charir dan Gonzali, 2001)

a. Konsep Laba Periode (earnings)

Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh sebab itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau keputusan-keputusan periode berjalan.

Laba komprehensif adalah perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber yang berasal dari publik.

3. Konsep Prilaku Laba

Konsep prilaku laba berkaitan dengan proses keputusan para investor dan kreditor. Dengan konsep prilaku laba adalah:

a. Laba sebagai pengukur efisiensi

Efisiensi mempunyai arti yang nyata, paling tidak dalam konsep salah satu interpretasi dari efisiensi adalah kemampuan menghasilkan output secara maksimal relatif terhadap sejumlah resourses tertentu, atau suatu output yang konstan dengan pemakaian resourses yang minimal atau kombinasi dari resourses secara optimal untuk memenuhi permintaan tertentu dengan harga tertentu sehingga menghasilkan maksimal return bagi pemilik perusahaan.

b. Laba sebagai alat prediksi

FASB (Statesment of Financial Accounting Concepts No. 1) menyatakan bahwa:

Para investor, kreditor dan pemilik pihak lain-lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan tetapi mereka saling menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba (earning power), meramalkan laba di masa yang akan datang, atau menaksir resiko berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan.

B. Kas dan setara Kas

Dalam akuntansi, istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi uang kertas, uang logam, check, pos wesel, simpanan di bank dan segala sesuatu yang dapat disamakan dengan uang. Segala sesuatu yang sangat lancar yang dapat disamakan dengan kas harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat

c. Kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga

Segala jenis uang berlaku untuk digunakan sebagai alat pembayaran dapat dikategorikan sebagai kas. Sedangkan check yang dimaksud di sini adalah check yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran, dimana check tersebut setiap saat dapat diuangkan di bank. Simpanan di Bank yang tergolong sebagai kas adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil atau dikeluarkan untuk pembayaran, contohnya giro. Hal-hal lain yang dapat disamakan dengan uang terdiri atas surat-surat yang dapat diuangkan setiap saat di Bank, dimana pihak Bank akan membayar sebesar nilai nominal yang tercantum dalam surat tersebut.

Kas dalam neraca dilaporkan sebesar nilai nominalnya dan dikelompokkan ke dalam aktiva lancar. Kas merupakan aktiva yang paling likuid. Untuk menentukan apakah suatu aktiva akan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak, tergantung pada jangka waktu yang di

perlukan untuk merubah aktiva menjadi kas. Kriteria yang penting agar dapat di kelompokkan sebagai kas adalah bahwa pos tersebut dapat digunakan untuk segala macam tujuan pembayaran dan dapat digunakan setiap saat.

Kas dalam laporan arus kas ini tidak terbatas hanya pada kas itu sendiri tetapi mencakup investasi jangka pendek yang sangat likuid. Dengan demikian istilah kas yang dimaksud dalam laporan arus kas ini adalah kas dan setara kas. Yang dimaksud dalam pengertian kas yaitu terdiri atas saldo kas dan rekening giro. Sedangkan yang dimaksud dengan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang berarti. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.

Investasi dapat disebut sebagai setara kas jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Pinjaman Bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun cerukan merupakan bagian dari perolehan kas perusahaan. Dalam keadaan ini, cerukan termasuk sebagai komponen kas dan setara kas. Contoh setara kas yaitu saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

C. Manfaat Laporan Arus Kas

Informasi dalam laporan arus kas akan membantu investor, kreditor dan pihak lain dalam menilai: ( Kieso & Weygandt, 1995: 228)

1. Kemampuan kesatuan menghasilkan arus kas masa depan.

Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang mungkin untuk meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Dengan memeriksa hubungan antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari aktivasi operasi, dan kenaikan dan penurunan kas adalah mungkin untuk membuat ramalan yang lebih baik mengenai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan dibangingkan dengan menggunakan data berdasarkan akrual.

2. Kemampuan kesatuan melunasi kewajibannya dan membayar dividen Informasi arus kas histories berguna untuk memprediksi dividen, disamping itu jumlah kas dari aktivasi operasi khususnya merupakan indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi. ( Parawiyati & Baridwan, 1998:3)

3. Alasan untuk perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Angka laba bersih penting, karena memberikan informasi mengenai keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis dari satu periode ke periode lain. Tetapi beberapa orang mengkritik laba bersih berdasarkan akrual karena taksiran harus dibuat untuk menghitungnya. Akibatnya, keandalan dari angaka itu sering diragukan. Tidak demikian halnya dengan kas. Jadi, banyak pengguna laporan keuangan ingin mengetahui alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivasi operasi.

Kemudian mereka dapat menilai bagi mereka sendiri keandalan dari angka laba.

4. Aspek kas dan non kas dari transaksi investasi dan pendanaan selama periode itu.

Pemeriksaan terhadap aktivitas investasi suatu perusahaan ( pembelian dan penjualan aktiva selain dari produknya) dan transaksi pendanaannya (peminjaman dan pelunasan pinjaman investasi oleh pemilik dan distribusi ke pemilik). Pembaca laporan keuangan dapat memahami lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban meningkat atau menurun selama priode itu. 5. Laporan arus kas sebagai alat untuk menilai likuiditas perusahaan.

Menurut Keown, David, Jhon, dan Wlliam (1999:2) masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo, yaitu apakah perusahaan mempunyai sumber daya yang mencukupi untuk membayar kreditur saat kewajiban jatuh tempo.

Pengukuran likuiditas dengan arus kas akan diperoleh hasil pengukuran yang lebih baik karena pengukuran ini hanya terbatas pada kas. Pengukuran likuiditas tidak diketahui dari analisa perubahan modal kerja seperti current ratio atau acid test ratio, dimana pengukuran ini meliputi unsur-unsur di luar kas. (Widya, 2001:52)

6. Laporan arus kas memberikan informasi tentang fleksibilitas keuangan. Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan untuk mengadakan serangkaiaan tindakan yang efektif guna mengubah jumlah dan penetapan

waktu dari arus kas di masa depan sehingga perusahaan dapat menanggapi kebutuhan dana dan peluang yang tak terduga. (woelfel, 1995:146)

7. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai kecukupan arus kas perusahaan.

Kecukupan arus kas mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan kas untuk membayar hutang jangka panjang, pembayaran dividen dan pembelian aktiva tetap. Suatu nilai 1 yang dicapai perusahaan hingga beberapa tahun menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan kas utama. (Woelfel, 1995:158)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah penelitian.

Hipotesis yang dirumusakan adalah:

1. H0 : Laba suatu tahun tidak dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya. Ha : Laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.

2. H0 : Arus kas suatu tahun tidak dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya. Ha : Arus kas suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.

3. H0 : Laba suatu tahun tidak dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.

Ha : Laba suatu tahun dapat memprediksi arus kassatu tahun berikutnya. 4. H0 : Arus kas suatu tahun tidak dapat memprediksi arus kas satu tahun

berikutnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis peneitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang difokuskan terbatas pada objek tertentu yaitu laporan-laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public di BEJ. Kesimpulaan yang diperoleh hanya terbatas pada objek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di pojok BEJ Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan bulan Pebruari-September 2006.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar dan aktif di BEJ selama periode 2001-2005.

2. Objek Penelitian adalah laporan-laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar dan aktif di BEJ selama periode 2001-2005.

D. Data yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan adalah laporan-laporan keuangan tahunan yang berisikan informasi laba rugi dan arus kas perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public terdaftar dan aktif di BEJ periode 2001-2005.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang berisi informasi laba dan arus kas perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public yang berakhir tahun buku 2001 sampai tahun 2005. Data laporan keuangan perusahaan merupakan data sekunder yang diperoleh dari web site jsx.co.id, web site bapepam.go.id dan buku Capital Market Dictionary serta informasi yang dapat mendukung penelitian.

F. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan lengkap mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Jumlah keseluruhan populasi adalah 141 perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar dan aktif di BEJ (Harian Kompas, 1 Pebruari 2006). Dan jumlah sampel yang akan diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 75% dari jumlah populasi. Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Jumlah sampel = 100

75

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 106 sampel ( pembulatan). Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.

G. Teknik Pengukuran Variabel

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yakni variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen diwakili oleh laba dan arus kas pada periode t sedangkan variabel independen diwakili oleh laba dan arus kas pada periode t-1. Variabel laba yang dipakai dalam penelitian ini merupakan laba bersih sebelum item luar biasa. Variabel arus kas operasi yang digunakan dalam penelitian ditentukan dengan cara :

Arus kas bersih dari aktivitas operasi=

Laba bersih sebelum pajak penghasilan

+/- penyesuaian laba sebelum modal kerja +/- penyesuaian perubahan aktiva lancar

Dalam penelitian ini variabel dependen dan variabel independen dideflasi. Indeks Harga Konsumen sebagai indikator yang menunjukkan perubahan harga relatif akibat pengaruh inflasi sehingga menunjukkan ukuran uang dengan tingkat harga yang berlaku pada tahun pengamatan.

Laba (arus kas) setelah memasukkan faktor deflator =

Laba (arus kas) pertahun amatan X

tan tan unama IHKawaltah hunama IHKakhirta

H. Teknik Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Model persamaan regresi linier yang digunakan untuk menguji kemampuan prediktor laba dan arus kas adalah :

Yt = a + ß Yt-1 + U Dimana :

Yt = merupakan laba atau arus kas pada periode t a = merupakan konstanta

ß = merupakan koefisien regresi

Yt-1 = merupakan laba atau arus kas periode satu tahun sebelumnya U = faktor gangguan

Persamaan regresi di atas digunakan untuk dua model yaitu pengujian variabel tanpa faktor deflator dan pengujian variabel dengan memasukkan variabel setelah disesuaikan dengan faktor deflator indeks harga konsumen.

Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara individu digunakan uji t dengan tingkat signifikan 5% dan untuk menghitung seberapa besar variabel Y dipengaruhi oleh perubahan variabel X dilakukan dengan pengukuran koefisien korelasi penentu (R2)

a. Analisis Masalah

Untuk analisis masalah pertama, kedua, ketiga dan keempat digunakan alat analisis yang sama yaitu analisis regresi linear sedehana. Dalam analisis variabel X dan variabel Y disesuaikan dengan masing-masing variabel X dan variabel Y untuk setiap masalah yang akan dianalisis. Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis setiap masalah sebagai berikut :

1. Data digambarkan ke dalam diagram sebaran untuk menentukan kemungkinan hubungan antara variable X dan variable Y.

Membuat tabel perhitungan koefisien regresi dan kekeliruan standar. Contoh tabel perhitungan koefisien regresi dan kekeliruan sebagai berikut :

No. X Y XY X2 Y2 1. X1 Y1 X1Y1 X12 Y12 2. X2 Y2 X2Y2 X22 Y22 3. X3 Y3 X3Y3 X32 Y32 4. X4 Y4 X4Y4 X42 Y42 5. X5 Y5 X5Y5 X52 Y52 6. X6 Y6 X6Y6 X62 Y62 7. X7 Y7 X7Y7 X72 Y72 8. X8 Y8 X8Y8 X82 Y82 9. X9 Y9 X9Y9 X92 Y92 10. X10 Y10 X10Y10 X102 Y102

Keterangan : X1 = Laba01 Y1 = Laba02 X2 = Laba02 Y2 = Laba03 X3 = Laba03 Y3 = Laba04 X4 = Laba04 Y4 = Laba05 X5 = Laba01 Y5 = Laba02 X6 = Laba02 Y5 = Laba03 X7 = Laba03 Y7 = Laba04 X8 = Laba04 Y8 = Laba05 X9 = Laba01 Y9 = Laba02 X10 = Laba02 Y10 = Laba03

2. Mencari harga ∑xy, ∑x2 dan ∑y2 berdasarkan harga x dan y dengan menggunakan rumus :

xy=

XY -n Y X

∑ ∑

.

2 x =

2 X -

( )

n X 2

2 y =

2 Y -

( )

2 n Y

3. Berdasarkan harga-harga pada langkah ke-2 maka nilai a dan β dihitung dengan rumus : β =

2 x xy a = Y -β.X

4. Membuat persamaan regresi dengan mensubstitusikan nilai a dan β

5. Menghitung besarnya harga simpangan standar penaksiran dengan rumus : xy S = k n xy y − − −

∑ ∑

1 . 2 β

6. Menghitung harga kekeliruan standar penaksiran dari koefisien regresi(β) dengan rumus :

β S =Sxy

2 1 x b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis nihil (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) 2. Menghitung harga statistik pengujian dengan rumus :

t t = β β S Menentukan harga

3. t tabel berdasarkan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-1-k.

daerah penolakan daerah penolakan 2,5% daerah penerimaan 2,5% 95% -t ( 2 α ; n-1) t ( 2 α ; n-1) Menarik kesimpulan, yaitu tolak H

4. ah

laba suatu tahun tidak

bahwa laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.

c. Penguk

gukuran koefisien korelasi penentu (R2) dengan rumus debagai berikut :

2

0 jika harga th terletak di daer penolakan H0 dan diterima H0 jika th berada di daerah penerimaan H0. Jika H0 diterima artinya dapat dikatakan bahwa

dapat memprediksi laba satu tahun berikutanya. Jika H0 ditolak artinya dapat dikatakan

uran Koefisien Korelasi Penentu (R2)

Untuk menentukan berapa besar variabel Y dipengaruhi oleh perubahan variabel X dilakukan pen

R =

( )

∑ ∑

2 2

y x

Misal nilai koefisien determinasi (R

2

xy

ariabel lain yang tidak termasuk dalam model (faktor pengganggu = U).

2

) sebesar 0,8284 maka dapat diartikan bahwa 82,84% perubahan variabel Y dikarenakan oleh adanya perubahan variabel X, sedangkan 17,16% sisanya dikarenakan oleh adanya perubahan v

BAB IV

GAMBA ARTA

DAN PERUSAHAAN SAMPEL

A. . BEJ)

1. Sejarah

mber 1991 dengan 221 perusahaan efek sebaga

n dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992 di Jakarta

RAN UMUM BURSA EFEK JAK

PT. Bursa Efek Jakarta (PT Singkat PT. BEJ

Bursa Efek Jakarta (BEJ) didirikan pada awal abad ke-19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) didirikan berdasarkan Akte Pendirian No.27, dibuat didepan Ny. Titi Poerbaningsih Adiwarsito, SH notaris di Jakarta pada tanggal 4 Dese

i pemegang sahamnya.

Kedudukan Perseroan sebagai badan hokum telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-8146 HT.01.01, tanggal 26 Desember 1991 dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1355, tanggal 27 Maret 1992. Perseroan resmi mendapatkan ijin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor 323/KMK/010/1992, tanggal 18 Maret 1992. Penyerahan pengelolaan Bursa dari BAPEPAM dilaksanakan pada tanggal 16 April 1992 dengan Akte Notaris Ny. Poerbaningsih Adiwarsito, SH No.68 tanggal 16April 1992. Peresmian swastanisasi Perseroa

.

Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak era baru. Pada tanggal 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading

System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dengan sistem perdagangan manual. Pada Juli 2000, BEJ menerapkan perdagangan tanpa warkat (Scriplees Trading) dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta

proses penyelesaian transaksi. 2. Letak P

k Jakarta terletak di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 12190.

3. Visi PT

dal baik untuk donesia maupun masyarakat Internasional.

4. Misi PT untuk mempercepat erusahaan PT. Bursa Efe 52-53 Jakarta . BEJ

Visi PT. BEJ adalah menjadikan Bursa Efek Jakarta suatu tempat yang efisien untuk menghimpun dana bagi investasi dan sebagai tempat yang efisien untuk perdagangan instrument pasar mo

masyarakat In .BEJ

PT. BEJ bertekad mewujudkan bursa efek berskala internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. PT. BEJ bertekad mempunyai sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap, dan tepat waktu, serta mempunyai sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tingggi sehingga menjadikan Bursa Efek Jakarta sebagai bursa efek yang transparan, likuid, wajar dan efisien yang dapat membawa Bursa Efek Jakarta sejajar dengan bursa-bursa efek dunia. PT. BEJ aktif berpartisipasi didalam mengembangkan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator pasar modal Indonesia. BEJ

bertekad menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan pertumbuhan insrumen pasar modal yang semakin meningkat, sehingga Bursa Efek Jakarta dapat memberikan manfaat yang optimal, baik bagi

B. Sejara

perusahaan, alamat perusahaan dan

1. AMFG

Jakarta. Manajemen dipimpin oleh Komisaris Utama TAN pemodal domestik maupun asing.

h singkat perusahaan-perusahaan sample penelitian

Perusahaan-perusahaan yang listed di BEJ terdiri dari 9 sektor usaha yang terbagi atas 2 sektor usaha pokok, 3 sektor sekunder (industri pengolahan atau manufaktur) dan 4 sektor tersier. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan lengkap mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Jumlah keseluruhan populasi adalah 141 perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar dan aktif di BEJ (Harian Kompas, 1 Pebruari 2006). Dan jumlah sampel yang akan diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 75% dari jumlah populasi yaitu 106 perusahaan. Sejarah singkat perusahaan sampel penelitian memaparkan tentang nama perusahaan, tanggal bardirinya perusahaan, bidang usaha perusahaan, status perusahaan di BEJ, modal dasar

pimpinan manajemen perusahaan.

-ASAHIMAS FLAT GLASS TBK

Asahimas Flat Glass Tbk. berdiri pada tanggal 7 Oktober 1971. Asahimas Flat Glass Tbk. termasuk dalam klasifikasi industri Kramik Porselin dan Kaca. Status di BEJ adalah Company Listing dengan No. NPWP: 1.000.161.8-054 dengan modal dasar Rp. 300,000,000,000. Kantor pusat dan pabrik Asahimas Flat Glass terletak di JL Ancol IX/5, Ancol Barat,

2. ARNA

anten. Manajenen dipimpin oleh Komisaris Utama IRZAN TANDJUNG.

3. IKAI-INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI TBK

wung, Tangerang. Manajenen dipimpin oleh Komisaris Utama LIE IN IN.

4. MLIA-MULIA INDUSTRINDO TBK

-ARWANA CITRAMULIA TBK

Arwana Citramulia Tbk. berdiri pada tanggal 22 Februari 1993. Arwana Citramulia Tbk. termasuk dalam klasifikasi industri Keramik, Porselen dan Kaca. Status di BEJ adalah Company Listing dengan No. NPWP: 1.609.796.6-026 dengan modal dasar Rp. 150,000,000,000. Kantor pusat terletak di Sentra niaga Puri Indah Blok T2 No. 6 AND 7 Kembangan Selatan, Jakarta. Pabrik terletak di Jl. Raya Pasar Kemis Jatiuwung pasar doyong Desa Gembor, Tangerang B

Intikeramik Alamasri Tbk. berdiri pada tanggal 26 Juni 1991. Intikeramik Alamasri Tbk. termasuk dalam klasifikasi industri Keramik,

Porselen dan Kaca. Status di BEJ adalah Company Listing dengan No.

NPWP: 1.359.538.4-402 dengan modal dasar Rp. Rp. 459,000,000,000. Kantor pusat terletak di Jl. Pangeran Jayakarta No. 133, Jakarta. Pabrik terletak di Jl. Palm Manis IV RT.002 RW.005 Desa Gandasari, Kec. Jatiu

Mulia Industrindo Tbk. berdiri pada tanggal 5 November 1986. Mulia Industrindo Tbk. termasuk dalam klasifikasi industri Perdagangan

Besar Barang Konsumsi. Status di BEJ adalah Company Listing dengan No. NPWP: 1.332.773.9-054 dengan modal dasar Rp. 1,000,000,000,000. Kantor pusat terletak di Wisma Mulia Lt.53 Jl. Gatot Subroto 42., Jakarta. Manajenen dipimpin oleh Komisaris Utama TONY SURYANTO.

5. ALKA-ALAKASA INDUSTRINDO TBK

oleh Komisaris Utama (Independen) WIYOGO ATMODARMINTO.

6. ALMI-ALUMINDO LIGHT METAL INDTRY. TBK.

Dokumen terkait