• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, diperoleh kesimpulan mengenai makna, persamaan, perbedaan verba tetsudau, tasukeru, dan sukuu, serta bagaimana posisi ketiga verba dalam konteks kalimat bahasa Jepang sebagai berikut.

1. Makna Verba Tetsudau, Tasukeru, dan Sukuu

Tetsudau

a. Melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan secara bersama-sama (orang yang dibantu dan yang membantu) untuk meringankan beban pelaku inti kegiatan.

b. Sesuatu yang membantu mempengaruhi terjadinya suatu hal.

Tasukeru

a. Mengeluarkan tenaga sendiri untuk menolong makhluk hidup lain agar ia terbebas dari bahaya.

b. Membantu pekerjaan atau hal yang sedang dilakukan orang lain yang kebingungan agar beban yang bersangkutan berkurang.

c. Membantu proses berlangsungnya suatu hal.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menyelamatkan nyawa manusia/ hewan dari kondisi berbahaya/ kritis. b. Menyelamatkan suatu hal/ benda dari kondisi berbahaya/ kritis.

c. Menyelamatkan kondisi kejiwaan/ psikologis seseorang.

d. Menolong orang dari kemiskinan, kesengsaraan, dan kelaparan. e. Menyelamatkan dari dosa.

f. Mengubah kondisi atau suasana yang tidak menyenangkan menjadi lebih baik.

2. Persamaan Makna Verba Tetsudau, Tasukeru, dan Sukuu

Secara umum, persamaan ketiga verba ini adalah mengeluarkan tenaga sendiri untuk meringankan beban atau penderitaan makhluk/benda lain.

Kemudian persamaannya dibuat lebih spesifik dengan membandingkan verba tetsudau dengan tasukeru, dan verba tasukeru dengan sukuu.

Persamaan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru

a. Membantu pekerjaan orang lain agar beban orang tersebut berkurang dan pekerjaan bisa berjalan dengan baik.

b. Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan pelaku utama kegiatan. c. Selain membantu hal-hal yang bermakna positif, bisa juga digunakan

untuk membantu suatu hal yang cenderung ke arah negatif.

Persamaan Makna Verba Tasukeru dan Sukuu

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menyelamatkan suatu benda/ instansi dari keadaan genting/ kritis. c. Menolong orang lain yang menderita kemiskinan/ keterbatasan materi. d. Bermakna positif, yang menunjang keberlangsungan hidup sesuatu.

3. Perbedaan Makna Verba Tetsudau, Tasukeru, dan Sukuu

Analisis dilakukan dengan membandingkan verba tetsudau dengan

tasukeru, dan verba tasukeru dengan sukuu. Hasilnya sebagai berikut.

Perbedaan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru

a. Tetsudau, posisinya hanya sebatas asisten pembantu. Dengan kata lain,

porsi pekerjaannya hanya sebagian kecil saja bila dibandingkan dengan si empunya pekerjaan.

Tasukeru, porsi kerjanya bisa dikatakan 50:50.

b. Tetsudau, orang yang dibantu memiliki tenaga/kemampuan yang cukup

untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Tasukeru, orang yang dibantu merasa kebingungan dan tidak mampu

menyelesaikan pekerjaannya seorang diri.

c. Tetsudau, tidak digunakan dalam kalimat yang bernuansa membahayakan

nyawa atau keadaan darurat lainnya.

Tasukeru, bisa juga digunakan dalam kalimat yang bernuansa bahaya.

d. Tasukeru, digunakan pula dalam kalimat yang berkaitan dengan

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Tetsudau, pekerjaan harus selalu dilakukan bersama-sama dengan pelaku

utama pekerjaan.

Tasukeru, pekerjaan bisa dilakukan bersama, bisa juga tidak.

Perbedaan Makna Verba Tasukeru dan Sukuu

a. Tasukeru, yang ditolong masih memiliki sedikit kekuatan untuk

menyelamatkan dirinya.

Sukuu, yang ditolong sudah tidak memiliki kekuatan.

b. Tasukeru, porsi kerja yang menolong lebih sedikit daripada sukuu.

Sukuu, karena yang ditolong sudah tidak mampu melakukan apapun

(muryoku), maka otomatis peran orang yang menolong ini bisa dikatakan mendekati 100%.

4. Perbandingan Makna Verba Tetsudau, Tasukeru, dan Sukuu

Ketiga verba ini dapat saling menggantikan dalam kalimat tertentu, tergantung pada subjek, predikat, dan objek yang digunakan. Akan tetapi meskipun bisa saling menggantikan, makna kalimatnya akan berubah, berbeda dengan makna sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa verba tetsudau bisa digantikan dengan verba sukuu dengan pilihan subjek, predikat, dan objek yang sangat terbatas, tetapi penggantian tersebut dapat mempengaruhi perubahan makna sangat besar. Verba tetsudau juga bisa digantikan dengan verba tasukeru.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggantian ini mempengaruhi perubahan makna kalimat menjadi adanya kesan kebingungan atau rasa tidak mampu pada orang yang dibantu.

Kemudian, diketahui pula bahwa verba tasukeru bisa digantikan dengan verba tetsudau maupun dengan verba sukuu dalam kalimat-kalimat tertentu. Penggantian verba dapat mempengaruhi makna kalimat asal. Jika tasukeru diganti dengan tetsudau, maka kesannya pekerjaan yang dilakukan terasa lebih ringan dan tak ada kesan rasa putus asa atau kebingungan. Dan jika tasukeru diganti dengan

sukuu, tanggung jawab yang menolong terasa lebih besar dan pekerjaan yang

dilakukan memiliki tingkat bahaya yang tinggi.

Terakhir, dapat ditarik kesimpulan bahwa verba sukuu bisa digantikan dengan verba tetsudau dengan pilihan subjek, predikat, dan objek yang sangat terbatas, tetapi penggantian tersebut dapat mempengaruhi perubahan makna sangat besar. Verba sukuu juga bisa digantikan dengan verba tasukeru. Penggantian ini pun mempengaruhi makna kalimat menjadi nuansa bahaya yang lebih tipis.

B. Saran

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian terdahulu karya Nenin Sawiah (2009). Dengan dilakukannya analisis ini, diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan semakin memperkaya wawasan serta menambah pemahaman mengenai ketiga verba bersinonim ini.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baru yang bisa dijadikan tema penelitian yang akan datang.

Kendala yang ditemukan penulis antara lain, hanya sedikit sakurei yang digunakan dalam penelitian karena keterbatasan kemampuan penulis dalam membuat sakurei. Selain itu, ketiga verba bersinonim ini sangat kental perbedaan nuansanya sehingga perlu dibahas lebih jauh mengenai perbedaan nuansa dalam penggunaan verba tetsudau, tasukeru, dan sukuu ini.

Karena bahasa ibu kita adalah bahasa Indonesia, perlu dilakukan analisis kontrastif verba bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia agar persamaan dan perbedaan maknanya lebih jelas dan lebih mudah dipahami jika telah dibandingkan dengan bahasa ibu.

Kemudian, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pembelajar bahasa Jepang di Indonesia, khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI, penulis juga merasa perlu dilakukan penelitian mengenai analisis kesalahan penggunaan verba tetsudau, tasukeru, dan sukuu. Saran ini ditujukan bagi:

a. Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang atau Sastra Jepang yang akan melakukan penelitian.

b. Dosen yang berkecimpung dalam dunia penelitian bahasa Jepang di Indonesia pada umumnya, dan di Universitas Pendidikan Indonesia khususnya.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Muthi. (2013). Analisis Makna Fukugodoushi ~Komu dalam Kalimat

Bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Asano, Tsuruko. (1990). Gaikokujin no Tame no Kihongo Yoorei Jiten. Tokyo: Bunkacho.

Ba`dulu, Abdul Muis & Herman. (2005). Morfosintaksis. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djajasudarma, T. Fatimah. (2006). Metode Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama.

Hirose, Masayoshi. (1994). Effective Japanese Usage Guide. Tokyo: Kodansha. Honda, Takeru. (2006). Yudaya-jin no Daifugoo no Oshie II. Tokyo: Daiwa Shobo.

Koizumi, Tamotsu dkk. (1989). Nihongo Kihon Dooshi Yoohoo Jiten. Tokyo: Taishuukan Shoten.

Kokuyo, Rin. (2013). Netto Jun no Susume. Komik Digital dalam Aplikasi Comico: tidak diterbitkan.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Miyauchi, Junko & Inoue Masaji. (2010). Aoi Fuusen. Tokyo: Kumon Shuppan. Muslich, Masnur. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia.

Bandung: PT Refika Aditama.

Noor, Juliansyah. (2013). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Oyanagi, Noboru. (2005). New Approach Chuujookyuu Nihongo Kansei-hen. Tokyo: Nihongo Kenkyuusha.

Permana, Ikhsan Satya. (2010). Analisis Makna Verba Afureru dan Koboreru

Sebagai Sinonim. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahardi, Kunjana. (2009). Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sanpachi. (2013). QUEEN. Komik Digital dalam Aplikasi Comico: tidak diterbitkan.

Sawiah, Nenin. (2009). Analisis Makna Verba Tasukeru dan Tetsudau sebagai

Sinonim. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sei. (2013). Pastel Kazoku. Komik Digital dalam Aplikasi Comico: tidak diterbitkan.

Shibata, Takeshi & Yamada Susumu. (2002). Ruigo Daijiten. Tokyo: Kodansha. Sudjianto, & Ahmad Dahidi. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.

Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. (2010). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang Edisi Revisi. Bandung: Humaniora.

Tachibana, Yu. (2013). Goto-ke Burazaa Konpurekkusu. Komik Digital dalam Aplikasi Comico: tidak diterbitkan.

Tarigan, Henry Guntur. (1985). Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FPBS IKIP Bandung.

Tian, Zhongkui, dkk. (1998). Nihongo Ruihyoogen no Nyuansu no Chigai o

Reishoosuru Ruigigo Tsukaiwake Jiten. Tokyo: Kenkyuusha Shuppan.

Sumber dari situs internet: http://www.aozora.gr.jp/ http://indojoho.ciao.jp/ http://lang-8.com

Sumber dari dorama dan anime:

Nemoto, Toshizo. (2012). Inu to Boku. Tokyo: David Production.

Okudera, Satoko & Mamoru, Hosoda. (2012). Ookami Kodomo no Ame to Yuki. Tokyo: Toho.

Shirodaira, Kyo. (2012). Zetsuen no Tempest. Tokyo: Bones.

Takamatsu, Shinji. (2012). Danshi Kookoosei no Nichijoo. Tokyo: Sunrise. Watanabe, Chiho. (2014). First Class. Tokyo: Fuji TV.

Adzania Ayu Nelanda, 2014

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang

Dokumen terkait