5.1 Kesimpulan
Sebagai perusahaan yang memiliki risiko kegiatan yang cukup tinggi, PT X sangat berfokus pada pemenuhan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). PT X juga telah memenuhi beberapa kewajibannya yaitu melakukan pengukuran kinerja K3. Pengukuran kinerja K3 dilakukan dengan mencatat setiap insiden kecelakaan kerja yang terjadi untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi tindakan pencegahan kedepannya. Kecelakaan kerja yang terjadi di beberapa Anak Perusahaan PT X dicatat, diidentifikasi dan dievaluasi untuk mengetahui penyebab kejadian kecelakaan kerja. Dalam mengidentifikasi penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di Anak Perusahaan PT X digunakan metode SCAT (Systematic Causal Analysis Technique). Metode tersebut berguna untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari suatu insiden kecelakaan kerja. Hasil identifikasi dari kasus kecelakaan kerja ditemukan bahwa penyebab kejadian kecelakaan kerja dibagi menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yang berasal dari perilaku tidak aman sebanyak 33 temuan sementara penyebab langsung yang berasal dari kondisi tidak aman sebanyak 9 temuan. Penyebab tidak langsung kecelakaan kerja, ditemukan sebanyak 27 temuan yang berasal dari faktor pribadi dan 21 temuan berasal dari faktor pekerjaan ataupun sistem. Dari kejadian kecelakaan kerja disebutkan bahwa penyebab langsung kecelakaan kerja sebagian besar bermula dari perilaku dan kondisi tidak aman yang dilakukan oleh pekerja seperti perilaku yang tidak sesuai, kegagalan menggunakan APD sebagaimana mestinya, kegagalan mendeteksi atau mengambil tindakan, peralatan yang tidak sesuai, dan lain lain. Sementara untuk penyebab tidak langsung atau dasar sebagian besar terjadi karena faktor pribadi dan faktor pekerjaan seperti kurangnya pengetahuan, motivasi yang tidak tepat, kurangnya faktor kepemimpinan/supervisi, pengawasan/coaching yang tidak memadai dan lain-lain.
19
5.2 Saran
Dari kejadian kecelakaan kerja yang terjadi terdapat beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan sebagai upaya pengendalian kecelakaan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang sama terulang kembali yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.1 Rekomendasi Perbaikan dari Insiden Kecelakaan Kerja
No. Faktor Penyebab Perihal Rekomendasi
1. Perilaku tidak aman
• Kegagalan mengikuti prosedur kerja
• Kegagalan mengidentifikasi bahaya
• Kegagalan menggunakan APD sebagaimana mestinya • Gagal memberikan peringatan • Perilaku yang tidak sesuai
• Membuat program pelatihan dasar kepada para pekerja di kurun waktu tertentu, agar para pekerja dapat mengingat kembali dampak dan risiko dari pekerjaan yang dilakukan.
• Memberikan arahan kepada pekerja sebelum melakukan pekerjaan.
• Memberikan penghargaan untuk pekerja yang melakukan pekerjaan dengan baik dan aman.
• Memberikan konsekuensi atau teguran kepada pekerja yang melakukan pelanggaran kerja.
• Menanamkan budaya K3 kepada seluruh pekerja
• Mengganti peralatan kerja yang tidak sesuai
2. Kondisi tidak aman
• Kegagalan
mendeteksi/mengambil tindakan
• Peralatan yang rusak • Pengaman/pelindung yang
tidak memadai
• Peralatan yang tidak sesuai • Integritas peralatan yang tidak
sesuai
3 Faktor personal
• Kurang pengetahuan • Motivasi yang tidak tepat • Kemampuan
mental/psikologis tidak memadai
• Tekanan psikologi atau mental
• Memberikan arahan kepada pekerja sebelum melakukan pekerjaan.
• Melakukan pengawasan terhadap pekerja yang melakukan kerja yang memiliki risiko kecelakaan yang tinggi • Melakukan audit peralatan untuk
mengganti peralatan yang kurang memadai
• Melakukan audit SMK3 dalam kurun waktu tertentu 4. Faktor pekerjaan • Kurangnya faktor Kepemimpinan/supervisi • Pengawasan/coaching tidak memadai
• Perlengkapan / Mesin yang tidak memadai
• Pengelolaan proyek dan engineering yang tidak memadai
• Perencanaan bisnis yang tidak memadai
20
DAFTAR PUSTAKA
Alrasyid, Harun. 2018. Laporan Analisis Investigasi Kecelakaan Kerja (SCAT Method). Diakses dari https://www.academia.edu/3223958/Laporan_Analisis_Investigasi_Kecelakaan_Kerja_SCA T_Method_
Anonim. 2015. Fakta Mengejutkan Teori Domino Heinrich Tentang Kecelakaan Kerja . Diakses dari
https://www.safetysign.co.id/news/159/Fakta-Mengejutkan-Teori-Domino-Heinrich-Tentang-Kecelakaan-Kerja.
Anonim. 2017. Piramida Safety, Hal Dasar Yang Harus Diketahui Safety Officer Dan Supervisor. Diakses dari https://pelatihank3terbaru.wordpress.com/2017/01/25/piramida-safety-hal-dasar-yang-harus-di-ketahui-safety-officer-dan-supervisor/.
Bernadagda, Fidelis Abid. 2018. Laporan Kerja Praktik Di PT. Intan Sejati Klaten Keamanan Kesehatan Keselamatan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
ConocoPhillips Marine: Safety Pyramid based on a study, April 2003
Gunawan, F.A., dan Waluyo. 2015. Risk Based Behavioral Safety. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Heinrich, H. W. (1950). Industrial Accident Prevention (3rd ed.). New York: McGraw Hill.
Hutasoit, Eva Olivia. 2016. Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Pembangunan Jembatan THP Kenjeran Surabaya. ITS.
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 3 Tahun 1998. tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
Pranestiwi, Kunti. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Kerja Di PT Pertamina (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap. Universitas Sebelas Maret.
PT Pertamina (Persero). (2018). Laporan Tahunan Pertamina 2018. Diakses dari https://www.pertamina.com/Media/File/20190814-AR-Pertamina-18-IN.pdf
PT Pertamina (Persero). (2018). Sustainability Report 2018. Diakses dari https://www.pertamina.com/Media/File/SR_PERTAMINA_2018_ENG_FINAL.pdf
PT Pertamina (Persero). (2018). Pedoman Pengelolaan Kinerja HSSE di Lingkungan Direktorat Hulu.
Sumandoyo, Arbi. 2013. Kronologi 5 Pekerja Tewas di Proyek Gedung Manhattan. Diakses dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/kronologi-5-pekerja-tewas-di-proyek-gedung-manhattan.html
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Widianto, Satrio. 2019. Kecelakaan Kerja 2018 Mencapai 173.105 Kasus. Diakses dari https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2019/01/15/kecelakaan-kerja-2018-mencapai-173105-kasus.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Penyebab Kecelakaan Kerja Yang Berasal dari Periaku Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman
Kegagalan mengikuti prosedur/instruksi kerja 3 Posisi kerja yang tidak layak 1 Kegagalan mengidentifikasi bahaya 4 Kegagalan melakukan pengamanan 1 Kegagalan menggunakan APD sebagaimana mestinya 5
Gagal memberikan peringatan 3
Memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi 0 Pengangkatan yang tidak sesuai 2 Mengoperasikan peralatan tidak semestinya 2 Menggunakan peralatan yang cacat 2
Penempatan yang tidak layak 2
Perilaku yang tidak sesuai 6
Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang 0 Membuat peralatan keselamatan tidak berfungsi 0 Menggunakan material yang tidak tepat 1 Beroperasi pada kecepatan yang tidak semestinya 1 Pembebanan yang tidak semestinya 0 Dalam pengaruh alkohol/obat/Narkoba 0
Perilaku substandard yang dilakukan pihak ekternal (diluar kendali internal)0 Gagal melakukan pemeriksaan / monitoring 0
Lainnya 0
Prilaku Tidak Aman
Housekeeping yang tidak baik 0 Ruang gerak yang terbatas 0
APD yang tidak sesuai 0
Kondisi/lingkungan kerja yang berbahaya 0 Kegagalan mendeteksi/mengambil tindakan 2 Kondisi lantai kerja yang tidak sesuai 0 Mode/system operasi yang tidak memadai 0 Cuaca buruk, Terpapar kondisi cuaca buruk 0
Peralatan yang rusak 1
Pengaman/pelindung yang tidak memadai 1
Informasi tidak memadai 0
Peralatan yang tidak sesuai 2 Integritas peralatan yang tidak sesuai 1 Pencahayaan yang kurang/berlebih 0 Ventilasi yang tidak memadai 0 Bahaya dari sumber external 0 Pengukuran/konversi sinyal yang tidak tepat 0 Material yang tidak tepat 0 Komposisi material/gas yang tidak tepat 0 Sistem peringatan yang tidak memadai 1 Munculnya gas mudah terbakar/meledak 1 Munculnya bahan berbahaya yang tidak dikehendaki 0
Terpapar suara bising 0
Terpapar bahaya radiasi 0
Terpapar bahaya getaran 0
Terpapar temperature ekstrim 0
Terpapar tekanan ekstrim 0
Lainnya 0
Lampiran 2. Daftar Penyebab Kecelakaan Kerja Yang Berasal dari Faktor Personal dan Faktor Pekerjaan
Kurang pengetahuan 12
Motivasi yang tidak tepat 5
Kurang terampil 4
Tekanan fisik 0
Kemampuan mental/psikologis tidak memadai. 3
Kemampuan fisik/fisiologis tidak memadai 0
Tekanan psikologi atau mental 3
Personal Factor
Kurangnya faktor Kepemimpinan/supervisi 5 Pengawasan/coaching tidak memadai 5 Perlengkapan / Mesin yang tidak memadai 5 Pemakaian yang berlebihan 0 Inspeksi dan pemeliharaan tidak memadai 0 Pengelolaan proyek dan engineering yang tidak memadai 3 Perubahan yang tidak tepat /tidak memadai 0 Perencanaan bisnis yang tidak memadai 2
Produk yang tidak memadai 0
Struktur Organisasi yang tidak jelas 0 Sistem pembelian tidak memadai 0
Lampiran 3. Contoh Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Metode SCAT
Merdeka.com - Diduga kehabisan oksigen, lima orang pekerja tewas di lubang septictank proyek pembangunan gedung The Manhattan Square di
Jalan TB Simatupang Kav I.S, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selain lima pekerja tewas, dua orang pekerja juga kritis dan saat
ini sedang menjalani perawatan di RS Mintohardjo. Berikut kronologi kecelakaan kerja tersebut yang dihimpun merdeka.com dari saksi mata di
lokasi kejadian :
• Pukul 10.00 WIB
Salah seorang pekerja sedang membersihkan basement di lokasi kejadian. Namun saat sedang membersihkan, pekerja tersebut tiba-tiba saja
pingsan dan jatuh terjeblok ke dalam tanki septik. Melihat hal tersebut, satu pekerja lain mencoba menolong korban, namun malah juga
ikut pingsan. Disusul kemudian pekerja lainnya melakukan pertolongan, namun hingga ikut terjebak di dalam lubang nahas tersebut, hingga
akhirnya sebanyak enam orang pekerja terjebak di dalam lubang tanki septik dengan kondisi pingsan
• Pukul 10.20 WIB
Melihat enam orang terjebak, kemudian pekerja lainnya mencoba menolong. Namun satu orang dijetahui juga ikut terjebak.
• Pukul 10.30 WIB
Melihat kejadian itu, tim penolong dari Waskita Karya yang menangani proyek tersebut langsung menolong dengan
bantuan masker oksigen untuk dievakuasi dari dalam lubang. Selanjutnya satu-persatu korban dibawa ke RS Marinir Cilandak dengan
menggunakan mobil pribadi dan dikeluarkan lewat pintu yang ada di samping kanan.
Berdasarkan kronologi kejadian diatas, kemudian kita lakukan analisis SCAT menggunakan tabel berikut untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Description of Incident
Terjadi peristiwa keracunan gas yang dihasilkan dari septictank
Category of contact that could have lead
to the incident
Kontak dengan gas beracun yang berasal dari septictank
Immediate Cause Perilaku Tidak Aman: Gagal untuk
mengidentifikasi bahaya, gagal menggunakan pengaman Kondisi Tidak Aman:
Kondisi lingkungan yang berbahaya Basic Cause Faktor Personal: Kurangnya pengetahuan pekerja Faktor Pekerjaan: Kurangnya pengawasan Activity for a successful lost control
program Membawa gas detector, menggunakan
blower yang sesuai, menggunakan body