• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap reksa dana campuran dan reksa dana saham untuk mengetahui perbandingan kinerja masing-masing reksa dana tersebut dengan menggunakan metode indeks Sharpe sebagai alat ukurnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap nilai aktiva bersih (NAB)

seluruh reksa dana campuran yang dijadikan tolak ukur awal kinerjanya, dapat disimpulkan bahwa gambaran reksa dana campuran di Indonesia mencatatkan kinerja yang fluktuatif di sepanjang tahun 2011 hingga tahun 2013. Total NAB di tahun 2013 tercatat lebih rendah yaitu 2.848.758,87 dibandingkanpada tahun 2011 sebesar 2.985.506,51 dan jauh menurun dari tahun 2012 dengan total 3.002.932,84. Namun reksa dana campuran ini tetap menghasilkan NAB yang cukup tinggi. Sehingga reksa dana campuran dapat dijadikan sarana investasi yang baik bagi para calon investor.

2. Gambaran kinerja reksa dana saham di Indonesia berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut dihasilkan atas kepiawaian manajer investasi dalam

mendiversifikasikan dana kelolaannya. Sehingga kinerja reksa dana saham mendapatkan hasil yang optimal meskipun kinerja pasar sedang cenderung tertekan. Beberapa manajer investasi reksa dana saham mendapat predikat outstanding dan membuat NAB reksa dana saham pada akhir 2013 menjadi lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 5.007.710,29.

3. Gambaran kinerja reksa dana saham berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode indeks sharpe, dari 20 reksa dana campuran yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya terdapat 3 reksa dana yang menghasilkan nilai sharpe yang negatif. Ketiga reksa dana tersebut adalah RD PNM Syariah 0,033837123), Prospera Balance (-0,139335947), dan AAA Balance Fund (-1,644362289). Sedangkan 17 reksa dana lainnya mendapatkan nilai sharpe yang positif. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, rata-rata kinerja reksa dana campuran ini memiliki kinerja yang baik dengan perolehan nilai Sharpe yang sebagian besar mendapatkan hasil positif. Sehingga reksa dana campuran merupakan instrumen investasi yang layak digunakan sebagai sarana investasi bagi calon investor pemula.

4. Gambaran kinerja reksa dana saham berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode indeks sharpe, dari 20 reksa dana saham yang diteliti, hanya terdapat 1 reksa dana yang menghasilkan nilai sharpe yang negatif, yaitu Reksa Dana Bahana Dana Prima yaitu -0,85141279. Sedangkan sebagian besar reksa dana lainnya mendapatkan nilai sharpe

103

yang positif. Sehingga instrumen investasi pada jenis reksa dana saham ini layak untuk dijadikan salah satu alternatif investasi bagi para investor pemula.

5. Berdasarkan hasil pengujian pada hasil perhitungan metode indeks Sharpe dengan menggunakan Independent Sample t-test ini, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kinerja reksa dana campuran dan reksa dana saham dengan menggunakan metode indeks Sharpe. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan ini, reksa dana jenis apa pun dapat dijadikan pilihan investasi bagi para investor pemula karena sama-sama memiliki keuntungan dan juga risiko yang tinggi. Karena hal tersebut, maka para calon investor pemula dapat melihat peringkat yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan metode indeks sharpe sebagai bahan pertimbangan untuk memilih dimana investasinya akan disimpan. Peringkat indeks sharpe ini menggambarkan kinerja yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana. Semakin tinggi nilai sharpe yang dihasilkan, maka semakin baik pula kinerjanya.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan mengenai perbandingan kinerja reksa dana campuran dan kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode indeks Sharpe sebagai alat hitungnya, peneliti mengajukan beberapa pertimbangan bagi pemecahan masalah dan dapat dijadikan masukan bagi pihak terkait dalam pemilihan investasi pada intrumen reksa dana.

1. Bagi calon investor, kinerja reksa dana campuran dan reksa dana saham secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Meskipun jumlah reksa dana campuran yang mendapatkan nilai sharpe negatif lebih banyak dibandingkan nilai sharpe reksa dana saham, namun kedua jenis reksa dana tersebut sama-sama memiliki prospek investasi yang menguntungkan, khususnya bagi calon investor pemula yang ingin menempatkan dananya dalam sektor pasar modal dan berorientasi pada

return tinggi serta bertujuan untuk investasi jangka panjang. Maka para

calon investor dapat melihat hasil pemeringkatan yang dihitung dengan metode indeks sebagai bahan pertimbangan untuk memilih dimana investasinya akan disimpan.

2. Bagi Pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai

pengawas dan regulator manajer investasi dan reksa dana di Indonesia, perlu memberikan pengenalan dan pembelajaran yang lebih luas terhadap calon investor di segala kalangan masyarakat bahwa investor reksa dana dapat berinvestasi di pasar modal tanpa perlu memiliki modal yang besar dan memikirkan kerumitan dalam mengelola portofolio dengan melalui investasi di reksa dana. Sehingga dapat meningkatkan jumlah investor reksa dana dalam negeri.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan topik yang diangkat

dalam penelitian ini, agar selanjutnya dapat mengambil jumlah sampel yang lebih banyak lagi dan membandingkannya dengan semua jenis reksa dana (reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana pendapatan

105

tetap, dan reksa dana pasar uang) dengan rentang waktu periode penelitian yang lebih panjang dan menggunakan metode pengukuran lainnya (metode indeks treynor dan metode indeks jensen), guna mendapatkan hasil yang lebih tergeneralisasi dan dapat memberikan informasi bagi para calon investor secara lengkap mengenai investasi pada instrumen reksa dana.

Annya Tri Andina S etiarsih, 2014

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA CAMPURAN DAN REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN

METODE INDEKS SHARPE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku (Text Book):

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta

Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Salemba Empat: Jakarta

Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi (Edisi

Pertama). Kanisius: Yogyakarta

Jurnal dan Penelitian Terdahulu:

Ambarwati. (2007). Analisis Perbandingan Kinerja Reksa dana Saham dengan Kinerja Pasar (IHSG) Melalui Pendekatan Sharpe dan Treynor Periode 2004-2006. Tesis pada Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro: http://eprints.undip.ac.id

Muzdalifa, Eva. (2009). Analisis Kinerja Reksa dana Syariah Pendapatan Tetap

dan Campuran dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen di tahun 2009. Skripsi pada Prodi Keuangan Islam Universitas Islam

107

Pasaribu, Iin Qarina. (2011). Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah

dengan Reksa Dana Konvensional. Skripsi pada Program Studi

Manajemen Universitas Sumatera Utara: repository.usu.ac.id

Setyarini, Indah. (2007). Analisis Kinerja Reksa dana Pendapatan Tetap dengan

Metode Sharpe Sebagai Dasar Keputusan Investasi di tahun 2007.

Skripsi pada Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Malang:

lib.uin-malang.ac.id/

Wahdah, Rafiqah. (2012). Analisis Pengukuran Kinerja Reksa dana Saham. Jurnal pada Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia Banjarmasin.

Undang-undang pendukung:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Artikel dan website:

www.aria.bapepam.go.id Diakses pada tanggal 5 Januari 2014. Statistik NAB Reksa dana

www.tempo.co Diakses pada tanggal 5 Januari 2014. Bisnis NAB Reksa dana

www.bi.go.id Diakses pada tanggal 5 Januari 2014. Suku Bunga SBI

www.danareksaonline.com Diakses pada tanggal 8 Januari 2014. Keuntungan dan Risiko Investasi di Reksa dana

Admin. (2013). Hanya‎21,84%‎Warga‎yang‎“Ngeh”‎Soal‎Keuangan.‎[Online]. Melalui:

http://pialangindonesia.com/2013/11/19/hanya-2184-warga-yang-ngeh-soal-keuangan/ Diakses pada tanggal 9 Maret

2014

Admin. (2013). OJK Pacu Penjaringan Investor Reksa dana di Daerah. [Online]. Melalui:

http://www.beritasatu.com/investasi-portofolio/144183-ojk-pacu-penjaringan-investor-reksa dana-di-daerah.html Diakses

pada tanggal 5 Maret 2014

Indhriyani, Ria. (2013). APRDI Gandeng OJK Sosialisasi Peluang Investasi

Reksa Dana. [Online].

http://www.bisnis- jabar.com/index.php/berita/aprdi-gandeng-ojk-sosialisasi-peluang-investasi-reksa-dana Diakses pada tanggal 5 Maret 2014

Satyagraha. (2013). OJK: Investor Reksa dana Masih Rendah. [Online]. Melalui:

http://www.antaranews.com/berita/364279/ojk-investor-reksa-dana-masih-rendah Diakses pada tanggal 5 Maret 2014

Danareksa Investment Management. (2010). Prospektus Pembaharuan Reksa Dana Danareksa Syariah Berimbang.

Annya Tri Andina S etiarsih, 2014

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA CAMPURAN DAN REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN

METODE INDEKS SHARPE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen terkait