• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1KESIMPULAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi empiris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan tingkat profesionalisme auditor berdasarkan tipe KAP dan hirarki jabatan pada 10 KAP di wilayah Bandung. Kriteria profesionalisme yang digunakan dalam penelitian ini yakni dedikasi terhadap profesi, kewajiban sosial, otonomi, standart profesi dan afiliasi. Dari pembahasan sebelumnya pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Tingkat profesionalisme auditor pada KAP yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (afiliasi) berbeda secara signifikan dengan tingkat profesionalisme auditor pada KAP yang tidak bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (non-afiliasi).

2. Tingkat profesionalisme auditor partner/rekan pada KAP yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (afiliasi) berbeda secara signifikan dengan tingkat profesionalisme auditor pada KAP yang tidak bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (non-afiliasi).

3. Tingkat profesionalisme auditor manajer pada KAP yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (afiliasi) tidak berbeda secara signifikan dengan

tingkat profesionalisme auditor pada KAP yang tidak bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (non-afiliasi).

4. Tingkat profesionalisme auditor senior pada KAP yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (afiliasi) berbeda secara signifikan dengan tingkat profesionalisme auditor senior pada KAP yang tidak bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (non-afiliasi).

5. Tingkat profesionalisme auditor junior pada KAP yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (afiliasi) tidak berbeda secara signifikan dengan tingkat profesionalisme auditor junior pada KAP yang tidak bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (non-afiliasi). Tidak adaya perbedaan tingkat profesionalisme yang signifikan antara auditor junior pada KAP afiliasi dengan auditor junior pada KAP non-afiliasi dikarenakan pengalaman bekerja serta pelatihan yang masih sedikit.

5.2SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat menyempurnakan beberapa kekurangan/keterbatasan yang ada. Beberapa saran diantaranya:

1. Adanya bukti bahwa perbedaan tipe KAP yaitu KAP yang bekerjasama dengan kantor akuntan asing (afiliasi) dan KAP yang tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing (non-afilisi) di Indonesia mengakibatkan perbedaan tingkat profesionalisme para auditornya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik pada KAP yang bersangkutan diantaranya lingkungan kerja, klien, gaji auditor, struktur organisasi, system pelatihan, dan pengakuan internasional maka harus dipahami dan dijadikan masukan bagi KAP yang tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing (non-afiliasi) dalam mengembangkan profesionalisme para auditornya, sehingga walaupun tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing mereka tetap menjaga standart dan memiliki tingkat profesionalisme yang sama. 2. Auditor partner telah memenuhi kelima dimensi profesionalisme auditor, akan

tetapi dalam pelaksanaan profesinya auditor partner KAP Afiliasi mempunyai tingkat profesionalisme yang lebih tinggi dari auditor partner KAP Non Afiliasi. Auditor Partner KAP Non afiliasi dalam melakukan peningkatan standar profesionalismenya dapat dilakukan dengan cara pemenuhan SPAP, melakukan pelatihan, dan bertukar pendapat dengan sesama rekan seprofesi.

3. Auditor manager KAP Non Afiliasi belum puas melihat hasil kerja dan pengabdian yang dilakukan oleh rekan sesama auditor KAP. Sebaiknya untuk

mengatasi kelemahan ini auditor manager KAP Non Afiliasi meningkatkan dedikasi auditor terhadap profesi yang dijalani melalui penyerahan dan pengabdian secara penuh kepada profesi dalam memberikan yang terbaik.

4. Auditor senior KAP Non Afiliasi harus meningkatkan profesionalismenya dalam menjalankan profesi terutama dalam keseluruhan dimensi profesionalisme auditor. Salah satunya dengan penerapan SPAP yang telah ditetapkan. Auditor senior KAP Afiliasi harus meningkatkan dimensi dedikasi terhadap profesi agar sesama anggota profesi dapat merasa puas melihat hasil kerja rekannya.

5. Secara keseluruhan baik auditor junior KAP Afiliasi maupun KAP Non afiliasi belum memenuhi dimensi profesionalisme auditor dalam menjalankan profesinya. Hal ini dikarenakan pengalaman auditor junior yang masih sedikit. Sebaiknya auditor junior harus mendapatkan semakin banyak jam kerja ke lapangan, mendapatkan pelatihan, serta pengajaran dan arahan dari auditor-auditor senior. 6. Bagi para pengguna jasa akuntan publik dapat menjadikan hasil penelitian ini

sebagai bahan pertimbangan dalam memilih KAP mana yang akan digunakan. Berdasarkan penelitian tampak bahwa ada perbedaan secara signifikan tingkat profesionalisme KAP afiliasi dengan KAP non-afiliasi.

7. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah KAP dan responden penelitian serta menggunakan instrument profesionalisme auditor yang lain dari penelitian ini untuk mengetahui konsistensi hasil penelitan mengenai tingkat profesionalisme auditor.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Agoes S. (2007). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Alamsyah J. (2011). Modul Etika Profesi Akuntansi. Banten: STIE Bina Bangsa Arens. AA, Elder. JR, Beasly SM. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan

Terintegrasi (Edisi Keduabelas). Jakarta: Erlangga

Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

---. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara ---. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. Auditor. (2002) Edisi Juni

Azwar S. (2003). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bedard J, Coulombe D, dan Courteau L. (2000). Demand and Supply of Auditing in

IPO’s: An Empirical Analysis of The Quebec Market”, International Journal

Of Auditng

Efferin S, Darmadji SH, dan Tan Y. (2008). Metode penelitian akuntansi pengungkapan fenomena dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta: Graha Illmun

Harahap SS. (2002). Akuntan Publik Di Indonesia dan Kasus Enron. Media Akuntansi. 25 April 2012

Hoesada J. (2002). Dampak Kasus Mega Skandal Akuntansi Bagi Perkembangan dan Masa Depan Profesi Akuntansi, Media Akuntansi. Edisi September

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

---. (2009). Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

Kalbers, Lawrence P dan Timothy J. Fogarty. Professionalism and It is Consequences: A Study of Internal Auditor, Auditing: A Journal of Practice A Theory, Vol. 14 No 1. 1995

Mayangsari. (2002). Bukti Empiris Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap

Earning Response Coefficient’, Proceeding Simposium Nasional Akuntasi ke V. Semarang

Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat ---. (2009). Auditing. Jakarta: Salemba Empat

Nazir M. (2005). Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia

Rahayu SK dan Suhayati E. (2010). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

---. (2010). Metode dan tehnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Sellyandit. (2010). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Auditor Pada KAP Wilayah Bandung. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Sontani UT, Sambah AM. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: KArya Adhika Utama

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta ---. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta ---. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta ---. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Syahrir. (2002). Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Akuntan Publik dengan Kinerja, Kepuasan Kerja, Komitmen, dan Kegiatan Berpindah. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

Internet

Antaranews.com. (2010). Delapan Auditor Kena Sanksi Pembekuan. [Online]. Tersedia:http://www.antaranews.com/berita/154996.html [29 Februari 2012] Ikhsan A. (2007). Profesionalisme Auditor Eksternal pada Kantor Akuntan Publik

dilihat dari Perbedaan Gender, Kantor Akuntan Publik, dan Hirarki Jabatan.[Online].Tersedia:http://www.google.co.id/search?hl=profesionalism e+akuntan+publik+dilihat+dari+tipe+kap. [14 Maret 2012]

Darmoko H. (2003). Profesionalisme Auditor Pada KAP Dilihat dari Perbedaan Gender, Tipe KAP, dan Hirarki Jabatan. Program Magister UNDIP. [Online]. Tersedia:http://www.google.co.id/search?hl=profesionalisme+akuntan+publik +dilihat+dari+tipr+kap. [14 Maret 2012]

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2011). Laporan Keuangan Rentan Manipulasi. [Online]. Tersedia:http://www.pikiran-rakyat.com/node/101562.html [20 Februari 2012]

Gozali I. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. [Online]. Tersedia:http://google.co.id/search?hl=syarat+pengambilan+kesimpulan+uji+ realibilitas+uji+validitas. [24 Mei 2012]

Dokumen terkait