• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Ada perbedaan penggunaan model mental pada siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah. Perbedaan terjadi pada model ilmiah dan simbolik. Ada peningkatan penggunaan model ilmiah dan simbolik seiring dengan tingginya kemampuan siswa. Tidak ada perbedaan penggunaan model submikroskopik dan kesimpulan pada siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

2. Ada perbedaan penggunaan model mental untuk setiap kelompok siswa antar klaster sekolah. Perbedaan terjadi pada penggunaan:

a. model ilmiah dan simbolik pada siswa kelompok tinggi.

b. model ilmiah, submikroskopik, simbolik, dan kesimpulan pada siswa kelompok sedang.

c. model ilmiah pada siswa kelompok rendah.

3. Hampir separuh model mental siswa di setiap kelompok dipengaruhi oleh faktor penjelasan guru pada semua konsep. Hampir separuh model mental siswa di setiap kelompok dipengaruhi oleh faktor penjelasan dalam buku teks pada semua konsep, kecuali untuk konsep Pengertian Larutan Penyangga. Sebagian kecil model mental siswa di setiap kelompok dipengaruhi oleh faktor media pembelajaran dan kegiatan praktikum kecuali konsep Aplikasi

Larutan Penyangga. Hampir separuh model mental siswa di setiap kelompok dipengaruhi oleh faktor lain pada konsep Aplikasi Larutan Penyangga.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat temuan yang dapat dijadikan masukan dalam rangka pengembangan pengajaran kimia di sekolah menengah, terutama pada topik Larutan Penyangga. Saran yang dianjurkan adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya dalam pembelajaran kimia khususnya larutan dikembangkan

penjelasan guru, penyajian materi dalam buku teks, dan penggunaan multimedia yang menggunakan model ilmiah, submikroskopik, dan simbolik secara kesatuan.

2. Kegiatan praktikum dan pembahasan aplikasi larutan penyangga sebaiknya mendukung siswa untuk memahami sistem penyangga mempertahankan pH. 3. Dalam soal-soal tes sekolah dan ujian nasional sebaiknya disisipkan butir soal yang melibatkan kemampuan siswa untuk memberikan penjelasan dengan model submikroskopik.

4. Sebaiknya sebelum melakukan penelitian model mental siswa dan faktor- faktor yang mempengaruhinya dengan sampel yang banyak dan berasal dari beberapa sekolah, peneliti memberikan petunjuk kepada guru-guru kimia terkait mengenai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

5. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan membuat suatu model pembelajaran larutan penyangga yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan model submikroskopik.

DAFTAR PUSTAKA

Ardac, D., dan Akaygun, S. (2004). Effectiveness of Multimedia Based- Instruction That Emphasizes Molecular Representations on Students’ Understanding of Chemical Change. Journal of Research in Science

Teaching. 43(4). 317-337.

Andhini, R. (2010). Profil Model Mental Siswa Pada Pokok Bahasan Senyawa Hidrokarbon. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan. Arisman, N. (2007). Analisis Representasi Siswa SMA Pada Pembelajaran Materi

Larutan Penyangga Berbasis Intertekstualitas Dalam Ilmu Kimia. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Barke, H. D., Hazari, A., dan Yitbarek, S. (2009). Misconception in Chemistry.

Addressing Perception in Chemical Education. 9th Edition. Berlin: Springer.

Bhattacharyya, G. (2006). “Practitioner development in organic chemistry: how graduate students conceptualize organic acids”. Journal Education Research

and Practice. 7(4). 240-247.

Chang, R. (1996). General Chemistry. New York City: McGraw-Hill, Inc.

Chittleborough, G., dan Treagust, D. F. (2007). “The Modelling Ability of Non Major Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-Microscopic Level. Chemistry Education Research and Practice”. 8(3). 274-292.

Chiu, M. H., Chou, C. C., dan Liu, C. J. (2002). “Dynamic Processes of Conceptual Change: Analysis of Constructing Mental Models of Chemical Equiriblium”. Journal of Research in Science Teaching. 39(8). 688-712. Cokelaz, A. (2010). “A Comparative Study of French and Turkish Student’s Idea

on Acid-Base Reaction”. Journal of Chemical Education. 87(1). 102-106. Coll, R. K. dan Treagust, D. F. (2003). “Investigation of Secondary School,

Undergraduate and Graduate Learne’s Mental Models of Ionic Bonding”.

Journal of Research in Science Teaching. 40(5). 464-486.

Coştu, B., Ayas, dan A. Niaz, M. (2009).”Promoting Conceptual Change in First Year Students’ Understanding of Evaporation”. Chemistry Education

Research and Practice. 11. 5-16.

Dikti. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di

Perguruan Tinggi. Jakarta: Diknas.

Finatri, D. (2007). Analisis Konsepsi Guru-Guru Kimia SMA Terhadap Level Mikroskopik dalam Konsep Larutan. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Henze, I.,Driel J. H. v., dan Verloop, N. (2006) “Science Teacher’s Knowledge about Teaching Models and Modelling in The context of a New Syllabus on Public Understanding of Science”. Research in Science Education. 37. 99- 122.

Jansoon, N., Coll, R. K., dan Somsook, E. (2009). “Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students”. International Journal of Environmental &

Science Education. 4(2). 147-168.

Johari, J.M.C, dan Rachmawati, M. (2009). Kimia 2. Jakarta: Esis.

Justi, R. dan Driel, J. H. v. (2005). “A Case Study of the Development of a Beginning Chemistry Teachers’ Knowledge about Model and Modelling”.

Research in ScienceEducation. 35. 197-219.

Kalsum, S. et al. (2009). Kimia 2. Bandung: Remaja Rosdakarya

Koentjaraningrat. (1997). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Liliasari. (1996). KIMIA 3. Jakarta: Balai Pustaka

Lin, J. W. dan Chiu, M. H. (2007). “Exploring the Characteristics and Diverse Sources of Students’ Mental Models of Acids and Base”. International

Journal of Science Education. 29(6). 771-803.

Manan, M. H. A. (2002). Ilmu Kimia 3: Untuk SMU/MA Kelas 3. Edisi II. Bandung: Arcaya Media Utama.

Meisya, M. D. (2010). Profil Model Mental Siswa Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Park, E. J., dan Light, G. (2009). “Identifying Atomic Structure as a Threshold Concept Student Mental Models and Troublesomeness”. International

Journal of Science Teaching. 31(2). 233-258.

Sarwono, J.(2006). Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Soesanto, H. (2009). Pembelajaran Sistem Koloid dengan Multiple Representasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Solehudin, D. (2009). Penggunaan Animasi Komputer untuk Meningkatkan Pemahaman Level Mikroskopik dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sunarya, Y. (2000). Kimia Dasar 2 Prinsip-prinsip Kimia Terkini. Bandung. Edisi Perdana. Alkemi Grafisindo Press.

Tasker, R. dan Dalton, R. (2009). Research into Practice: Visualisation of The

Molecular World for a Deep Understanding of Chemistry. Makalah yang

disajikan pada The Third International Seminar on Science Education UPI, Bandung

Turyani, I. (2008). Analisis Level Mikroskopik Dalam Buku Teks Kimia SMA, Pembelajaran dan Pemahaman Siswa Pada Materi Larutan Penyangga. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Tüysüz, C. (2009). “Development of Two Tier Diagnostic Instrument and Assess Student’s Understanding in Chemistry”. Scientific Research and Essay. 4(6). 626-631.

Venkataraman, B. (2009).”Visualization and interactivity in the teaching of chemistry to science and non-science students”. Royal Society of Chemistry

Dokumen terkait