• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapat kesimpulan sebagai berikut.

1. Perlakuan kitosan secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap masa simpan buah belimbing dibandingkan dengan kontrol.

2. Penanganan pascapanen belimbing dengan penggunaan kemasan aktif

berpengaruh nyata secara statistik terhadap masa simpan dan penurunan susut bobot buah belimbing, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap mutu buah lainnya (asam bebas, kandungan padatan terlarut dan kekerasan buah). 3. Kombinasi perlakuan kitosan dan kemasan aktif tidak berpengaruh nyata

secara statistik terhadap masa simpan buah belimbing, tetapi kombinasi perlakuan kitosan 3% dan volume kemasan 1,5 liter dapat memperpanjang masa simpan hingga 29 hari.

5.2. Saran

Jika ingin dilakukan penelitian lanjutan sebaiknya ditambahkan bahan penjerap uap air untuk mengendalikan kelembapan di dalam kemasan sehingga dapat menghambat pertumbuhan jamur.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,U, Yulianingsih, dan M.Lintang. 2010. Aplikasi film edibel dan kemasan atmosfir termodifikasi untuk meningkatkan umur simpan buah salak terolah minimal. Jurnal llmu Pertanian Indonesia. 15 (3) : 163-171.

Ahmed, D.M., F. M. Ahmed, A. El-Mongkey, B. Abu-Aziz, dan A. R Youssef. 2007. Postharvest storage of Hass and Fuerte avocados under modified atmosphere conditions. Journal Application Science. 4 (3) : 267-274. Alwiyah. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Belimbing Dewa pada

Kondisi Risiko di Kota Depok (Skripsi). IPB. Bogor. 139 Hlm.

AOAC, 1984. Methodsof Analysis. Association of official Analytical Chemist, Washington D. C. 1130 PP.

El-Ghaouth A, R.Ponnampalan, F.Castaigne, and J.Arul. 1992. Chitosan coating to extend storage life of tomatoes. Journal HortScience. 27 : 1016-1018. El-Ghaouth A, R.Ponnampalan, F.Castaigne, and J.Arul. 1992.Antifugal activity

of chitosan on two postharvest pathogens of strawberry fruits. Journal Amer Phyto. Soc. 82(4) : 398-402.

Hawab H.M. 2006. Toksisitas dan kendala penggunaan kitin dan kitosan pada bahan makanan dan makanan. Prosiding Seminar Nasional Kitin Kitosan Bogor 16 Maret 2006. Hlm 65-73.

Herista, M.I.S. 2010. Aplikasi Kitosan pada Buah Pisang (Musa paradica L.) cv.

‘Muli’ dalam Kemasan Aktif pada Berbagai Volume Kemasan Untuk

Memperpanjang Masa Simpan dan Mempertahankan Mutu Buah. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. 33 Hlm.

Julianti, E dan M. Nurminah. 2006. Buku Ajar Teknologi pengemasan. Universitas Sumatra Utara. Medan. 157 Hlm.

Karina, A.R, S. Trisnowati dan D.Indradewa. 2011. Pengaruh macam dan kadar kitosan terhadap umur simpan dan mutu buah stroberi (Fragaria x ananassa Duch.). Jurnal Teknologi Pangan USU. 1 (3):1-7.

34 Kester JJ dan O.R.Fennema. 1996. Edible film and coatings: A view. Journal

Food Technology. 40(12) : 47-59.

Kumala, K.R. 2010. Identifikasi Polifenol pada Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Stenis).(Tesis). Unimus.72Hlm

Kurniawan, D, S.Trisnowati, dan S.Muhartini. 2013. Pengaruh macam dan kadar kitosan terhadap pematangan dan mutu buah sawo (Manilkara zapota (L.) Van Royen). Jurnal Vegetalika 2 (2) : 21-30.

Mardiana, K.2008. Pemanfaatan Gel Lidah Buaya Sebagai Edible Coating Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola L) (Skripsi). IPB. Bogor. 78 Hlm. Napitupulu. 2013. Kajian beberapa bahan penunda kematangan terhadap mutu

buah pisang barangan selama penyimpanan. Journal Horticulture. 23(3) :263- 275.

Novita, M., Satriana, Martunis , S. Rohaya, dan E. Hasmarita. 2012. Effects of chitosan coating on physico-chemical characteristics of fresh tomatoes (Lycopersicum pyriforme) in different maturity stages. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 4(3) : 1-8.

Nurrachman. 2010. Pelapisan chitosan mempengaruhi sifat fisiko kimia buah apel (Malus sylvestris L.). Jurnal Program Studi Hortikultura, Faperta UNRAM. 4(2) : 1-4.

Nurjanah, S. 2002. Kajian laju respirasi dan produksi etilen sebagai dasar penentuan waktu simpan sayuran dan buah-buahan. Jurnal Bionatura 4(3) : 148 – 156.

Prasetyo. B. 2011. Aplikasi Chitosan Pada Buah Jambu Biji (Psidium guava L.) cv. ‘Mutiara’ dalam kemasan Aktif Pada Berbagai Volume Kemasan untuk Memperpanjang Masa Simpan dan Mempertahankan Mutu Buah (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. 69 Hlm.

Rachmawati, M.2010.Pelapisan chitosan pada buah salak pondoh (Salacca Edulis Reinw.) sebagai upaya memperpanjang umur simpan dan kajian sifat

fisiknya selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman. 6(2) : 45-49.

Rosalina, Y. 2011. Analisis konsentrasi gas sesaat dalam kemasan melalui lubang berukuran micro untuk mengemas buah segar dengan sistim kemasan atmosfir termodifikasi. Jurnal Agrointek, 5(1) : 53-58.

Rothan, C., S. Duret, C. Chevalier, dan P. Raymond. 1997. Suppression of

ripening-associated gene expression in tomato fruits subjected to a high CO2 concentration. Journal Plant Physiol. 11 (4) : 255-263.

35 Rozana. 2013. Aplikasi penyerap oksigen (Oxygen Scavangers) dalam teknologi

pengemasan. Review Jurnal IPB Bogor. 3(1) : 1-10.

Shewfelt, R. L. 1986. Postharvest treatment for extending the shelf life of fruit and vegetable. Journal Food Technology. 40(5) : 70-78.

Sholihati. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Penyerap Etilen Kalium Permanganat untuk Memperpanjang Umur Simpan Pisang Raja (Musa paradisiaca var. Sapientum L.). (Tesis). IPB.. Bogor. 114 Hlm.

Sukadana, I.M. 2009. Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (Averrhoa Carambola Linn.). Jurnal Kimia 3 (2) : 109- 116.

Trisnawati,E , D. Andesti dan A.Saleh. 2013. Pembuatan kitosan dari limbah cangkang kepiting sebagai bahan pengawet buah duku dengan variasi lama pengawetan. Jurnal Teknik Kimia 19 (2) : 1-10.

Vermeiren, L. F. Devlieghere, M.Van Beest, N. De Kruijf, dan J. Debevere. 1999. Development in the active packaging of food. Journal Trends in Food Science and Technology. 10 : 77-86.

Widodo, S.E., M.Shiraisi dan S.Shiraisi. 1996. On the interpretation of obrix value for the juice of acid citrus extract. Journal Far Agr. Kyushu Univ 41(1-2) : 35-38.

Widodo, S.E. 2004. Asam L-Askorbat sebagai bahan aditif dalam pengemasan aktif buah duku ( Lansium domesticum Corr.). Journal Agrotropika 9 (1) : 13-18.

Widodo, S. E. 2005. Bahan penjerap KMnO4 dan Asam L-askorbat dalam pengemasan aktif (active packaging) untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah duku (Lansium domesticum Corr). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 16 (2) : 113-118.

Widodo, S. E., D. K. Abdullah, K. Setiawan, dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi modified atmosphere packaging buah duku berkitosan. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura. Universitas Nasional Sebelas Maret, Surakarta, 17 November. Hlm 639-644.

Widodo, S.E, Y.C.Ginting dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi pengemasan aktif (active packaging) buah duku: I.Asam L-Askorbat sebagai bahan aditif pada pengemasan aktif buah duku (Lansium domesticum Corr.). Seminar

Nasional Holtikultura Indonesia. Universitas sebelas Maret, Surakarta, 17 November. Hlm 86-91.

Widodo, S. E. dan Zulferiyenni. 2008. Aplikasi chitosan dalam teknologi pengemasan beratmosfir buah duku dalam pengemasan beratmosfir- termodifikasi buah duku. Prosiding Seminar Nasional Pangan 2008:

36 Peningkatan Keamanan Pangan Menuju Pasar Global. Perhimpunan ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM Yogyakarta, 17 Januari 2008. Hlm TP278-TP287.

Widodo, S.E, Zulferiyenni dan I. Maretha. 2012.Pengaruh penambahan Indole Acetic Acid (Iaa) pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah jambu biji (Psidium GuajavaL.) ‘Crystal’. Jurnal Agrotropika 17(1) : 14- 18.

Widjanarko S.B, C.Y. Trisnawati dan T. Susanto. 2000. Changes respiration, composition and sensory characteristic of rambutan packed with plastic films during storage at low temperature. Journal of Agricultural Technology vol 1 (3) : 1-8.

Dokumen terkait