• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi meliputi pengkajian yang dikaji dalam pengkajian yaitu, pengkajian khusus seperti riwayat keperawatan dan diet, faktor yang mempengaruhi diet, dan pengkajian fisik secara umum. Setelah pengkajian analisa data berupa data subyektif dan obyktif. Selanjutnya adalah rumusan masalah dalam nutrisi adalah perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake (masukan nutrisi) tidak adekuat ditandai dengan nafsu makan berkurang dan Nyeri pada luka. Dan yang terakhir dalam asuhan keperawatan adalah perencanaannya.

Dalam pengelolaan kasus terdapat tiga masalah keperawatan yaitu: masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Gangguan Integritas Kulit, Gangguan Rasa Nyaman Nyeri. dengan diagnosa proiritas adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake (masukan nutrisi) yang tidak adekuat ditandai dengan nafsu makan berkurang dan nyeri pada luka.

2. SARAN

a. Bagi pendidikan keperawatan

Sebaiknya pendidikan keperawatan lebih meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, khususnya sebelum praktik di rumah sakit. Sebaiknya diadakan ujian praktik kembali sebelum praktik ke rumah sakit. b. Bagi praktek keperawatan

Sebaiknya peran perawat lebih dioptimalkan dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dasar nutrisi, sehingga dapat mencegah masalah nutrisi yang lebih buruk lagi.

c. Bagi penulis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi penulis tentang kebutuhan nutrisi, sehingga penulis dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap masalah kebutuhan nutrisi

BAB II

PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar

1. Defenisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yng bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2006).

Nutrisi merupakan zat kimia organi maupun anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein (Asmadi, 2008).

2. Anatomi dan Fisiologi a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit, yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, di bantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa (Hidayat, 2006).

Proses mengunyah ini merupakan kegiatan koordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khusunya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah di telan, menetralkan serta mengencerkan bolus (Hidayat, 2006).

b. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vetebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang

kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang terakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung (Hidayat, 2006).

c. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal. Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardina dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak dibawah diafragma dan didepan pankreas (Hidayat, 2006).

d. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung terlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilikus dan di kelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika (Hidayat, 2006).

e. Usus Besar

Usus besar merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air, elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. kapasitas abrospsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yanng terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan (Hidayat, 2006).

3. Masalah-masalah Kebutuhan Nutrisi

Berikut ini adalah beberapa Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan, yaitu :

a. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa(normal) atau resiko penurunan berat badan akibat

ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Hidayat, 2006)

b. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih (Hidayat, 2006).

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori (Hidayat, 2006).

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh (Hidayat, 2006)

e. Diabetes melitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunan karbohidrat secara brlebihan (Hidayat,2006).

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga di sebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan (Hidayat, 2006).

g. Penyakit Jantung Koroner

merupakan gangguan nutrisi yang sering di sebabkan oleh adanya peningkatan kolestrol darah dan merokok (Hidayat, 2006).

h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan (Hidayat, 2006).

i. Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konsatipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, dan kelebihan energi (Hidayat, 2006).

4. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Beberapa Faktor yang mempengaruhi Gangguan Kebutuhan Nutrisi menurut (Hidayat, 2006) adalah sebagai berikut :

a. Pengetahun

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.

b. Prasangka

Prasangka buuruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

e. Ekonomi

Status ekomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu

mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

f. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun

energy basal relative konstan.

g. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

h. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.

i. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

j. Faktor Psikologi seperti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang.(misalnya susu menyimbolkan kelemahan dan daginng menyimbolkan kekuatan).

k. Alcohol dan obat

Penggunann alcohol dan obat yang berlebihan member kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alcohol daripada

makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ

5. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian

Menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2010) Pengkajian yang dilakukan pada Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan adalah :

1) Riwayat Keperawatan

Pengkajian pada Riwayat Keperawatan merupakan pengkajian anggaran makanan, makan kesukaan, waktu makan. apakah ada diet yang dilakukan secara khusus dan adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya. Kemudiaan adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka dan demam.

2) Faktor yang mempengaruhi diet

Faktor-faktor yang mempengaruhi diet merupakan status kesehatan, kultur dan kepercayaan, status sosial ekonomi, faktor psikologis, dan informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan fisik : apatis, lesu. b) Berat badan : obesitas, kurus.

c) Otot : Lemah, tonus kurang, tidak mampu bekerja. d) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, refleks menurun.

e) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare,

pembesaran liver.

f) Kardiovaskular : Denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan darah rendah atau tinggi.

g) Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis atau patah-patah.

h) Kulit : kering, pucat, iritasi.

i) Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, membran mukosa lembab.

j) Gusi : pendarahan, peradangan. k) Lidah : edema, hiperemis.

l) Gigi : karies, nyeri, kotor.

m) Mata : konjungtiva pucat, kering, tanda-tanda infeksi.

n) Kuku : mudah patah.

o) pengkuran antropometri yaitu pengukuran berat badan ideal, lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan atas.

4) Laboratorium

a) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)

b) Transferin (N:170-25 mg/100ml)

c) Hb (N:12 mg%)

d) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita 0,5-1,0 mg/100 ml)

b. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi yang dilakukan pada gangguan Nutrisi kurang dari kebutahan menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), yaitu sebagai berikut:

1) Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Kemungkinan berhubungan dengan:

a) Efek dan pengobatan

b) Mual atau Muntah

c) Gangguan Intake makanan

d) Radiasi atau kemoterapi e) penyakit kronis

Kemungkinan data yang di temukan:

a) Berat badan menurun

b) Kelemahan

c) Kesulitan Makan

d) Nafsu makan berkurang

e) hipotensi f) kulit kering

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada a) Anoreksia nervosa. b) Kanker. c) Anemia. d) Deabetes melitus. e) Marasmus.

Tujuan yang diharapkan

a) Terjadi Peningkatan berat badan sesuai batasan waktu. b) Peningkatan status nutrisi.

Kriteria Hasil

a) Masalah Nutrisi Teratasi

b) Menunjukkan Peningkatan nafsu makan

Tabel 2.1 Intervensi/Rasional

INTERVENSI RASIONAL

1. Tingkatkan intake makanan melalui

: mengurangi gangguan dari lingkungan seperti berisik.

2. Jaga kebersihan mulut pasien.

3. Bantu pasien makan jika tidak

mampu.

4. sajikan makanan yang mudah di

cerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikit tetapi sering.

5. Selingi makanan dan minuman.

6. Hindari makanan yang banyak

mengandung gas.

7. Ukur intake makanan dan timbang

berat badan.

8. Lakukan latihan pasif dan aktif.

1. Cara untuk meningkatkan nafsu

makan.

2. Mulut yang bersih meningkatkan

nafsu makan.

3. Membantu pasien makan.

4. Meningkatkan selera makan dan

intake makan.

5. Memudahkan makanan masuk.

6. Mengurangi rasa nyaman.

9. Kaji tanda vital, sensori, bisin usus.

10.Atur posisi semifowler saat

memberikan makanan 11.Cek kepatenan tube.

12.Cek temperatur makanan agar tidak

terlalu panas/dingin.

8. Menambah nafsu makan.

9. Membantu mengkaji keadaan pasien.

10.Mengurangi reguritasi.

11.Menghindari aspirasi

12.Mengurangi kram dan rasa terbakar

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Biodata

Seorang laki-laki Tn.M, berusia 55 tahun dan telah menikah, Tn.M menganut agama Islam. Tn.M adalah seorang Wiraswasta dengan pendidikan terakhir adalah SMP, tinggal di Jln dahlia raya No.1, Medan Helvetia. Pada tanggal 18 Juni 2013 dirawat di ruangan RA2, kamar III-4, dengan nomor rekam medik 00.56.32.95. dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus type II dengan ganggren pada kaki kanan.

2. Keluhan Utama

Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh badan terasa sangat lemas.. Terdapat Luka pada telapak kaki kanan pasien. hal ini dialami pasien sejak sebulan yang lalu. awalnya luka timbul akibat digigit binatang. lukanya awalnya berukuran kecil dan semakin lama semakin melebar, nanah (+).

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan dan akan semakin terasa saat klien bergerak atau melakukan aktivitas. Klien juga mengatakan tidak selara makan di karenakan nyeri yang dirasakan nya. untuk memperbaiki keadaan klien biasanya beristirahat di tempat tidur. Yang dirasakan klien saat ini adalah nyeri pada daerah luka seperti rasa terbakar disertai dengan gatal pada daerah tersebut. kondisi klien terlihat menahan nyeri dan lemas. Lokasi luka yang dirasakan klien di punggung kaki sebelah kanan, dan lukanya menyebar sampai ke jari jari. Karena sakit yang diderita klien saat ini, sebagian besar aktivitas pasien menjadi terganggu.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan menderita DM sejak 4 tahun yang lalu dan 2 tahun yang lalu pernah mengalami luka pada kaki kiri, tetapi tidak di bawa kerumah sakit. Pengobatan yang dilakukan pada Klien hanya di beri pengobatan Herbal dan dioleskan pada kaki yang luka, kemudian dalam beberapa bulan lua sembuh. Sebelumnya klien tidak pernah di rawat dirumah sakit, klien mengatakan ini yang peratama ia dirawat dirumah sakit. tidak ada riwayat alergi pada pasien.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat melakukan pengkajian Klien mengatakan ayah Klien mengalami penyakit yang sama yaitu diabetes melitus. ayah Klien telah meninggal dunia karena sakit yang di deritanya. Klien memiliki 1 kakak dan 3 adik, kakak klien juga menderita sakit yang sama yaitu diabetes melitus. diabetes melitus merupakann penyakit keturunan yang ada dalam keluarganya.

6. Riawayat Keadaan Psikossosial

klien mengetahui proses penyakitnya dan klien mengatakan lemas, nafsu makan berkurang dan tidak nyaman dengan kondisinya saat ini karena Klien tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri. Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarganya kembali. Klien merasa sedih dengan kondisi yang di alami sekarang, klien merasa sekarang tidak mampu lagi melakukan peran sebagai seorang suami dan ayah bagi anaknya karena tidak mampu bekerja lagi.

7. Pemeriksaan Fisik

Secara umum Klien sadar namun tampak lemas dan Klien mengatakan nafsu makan berkurang dikarenakan nyeri yang masih bisa ditahankan pada daerah kaki yang luka. Klien tidak dapat jalan sendiri, semua aktivitas yang dilakukan klien di bantu oleh keluarga. Suhu tubuh 36,5 C, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 100x/menit, pernafasan 20x/ menit, skala nyeri 5 (0-10), TB 160 cm dan BB 56 Kg. Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan pada ubun-ubun, kulit kepala besih. Rambut tumbuh merata, dengan bau rambut yang tidak enak, dan rambut mulai berwarnah putih.

Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak Hitam dengan struktur wajah oval dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah, lembab, konjungtiva merah, sklera coklat muda, pupil merah dan coklat muda, kornea bulat merata, iris simetris berbatas jelas, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik.

Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi simetris, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasa cuping hidung. Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir tidak kering, keadaan gusi baik, gigi sehat, keadaan lidah bersih tidak ada jamur, pita suara baik. Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen kurang terjaga dengan baik karena pasien tidak bisa mandi seperti biasa. terlihat pucat, terdapat luka pada kaki kanan (ganggren), kondisi luka setengah kering. Akral hangat, warna kulit normal, tidak ada cianosis, turgor kurang, kelembaban kulit baik, kelainan pada kulit merupakan luka ganggren pada kaki kanan klien.

Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris, pernafasan (frekuensi,irama) 20kali/ menit dan tidak ada tanda kesulitan saat bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler.

Pada pemeriksaan jantung tidak didapati cianosis, ta pulsasi teraba, suara dullnes saat perkusi, bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Abdomen terlihat normal,simetris, tidak ditemukan benjolan, ada nyeri saat di tekan.Pada pemeriksaan muskoloskeletal/ekstremitas(kesimetrisan, kekuatan otot,edema), otot tampak simetris,tidak ada edema, namun Klien mengalami penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah karena luka pada kaki klien.

8. Pola Kebersihan Sehari-hari

Klien biasa makan 3xsehari tetapi makanan klien tidak pernah habis karena selera makan berkurang karena sakit yang di deritanya dan klien mengatakan tidak suka dengan masakan rumah sakit. Tidak ada nyeri ulu hati, riwayat alergi klien tidak ada. Waktu pemberian makan sesuai dengan rumah sakit dan jenis makanan yang dimakan pasien lembek. biasanya pasien minum sehabis makan dan setiap kali haus. Masalah makan dan minum Klien tidak nafsu makan karena nyeri pada luka dikakinya.

9. Perawatan diri/personal hygiene

Tubuh klien bersih, klien di lap 2x seharidengan air hangat oleh keluarganya. Mulut dn gigi bersih, kuku tangan tampak panjang dan jorok.

10.Pola Kegiatan/Aktivitas

selama dirawat klien hanya berbaring di tempat tidur karena klien merasa sangat lemas dan terdapat luka pada kaki kanan.

11.Pola eliminasi

Klien BAB 1x sehari dan karakter feses lembek, tidak ada riwayat perdarahan dan klien tidak mengalami diare. Klien BAK sering atau 6x sehari, karakter urine jernih, tidak ada kesulitan BAK dan nyeri pada saat bergerak.

C. Masalah Keperawatan

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dan data-data yang diperoleh maka diagnosa nya adalah sebagai berikut :

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan 2. Gangguan integritas kulit

3. Gangguan rasa nyaman nyeri

D. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidak

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tekanan perubahan status metabolik dan kerusakan sirkulasi di tandai dengan luka setengah kering dan terdapat nekrosis jaringan.

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kesulitan pasien tidur pada malam

hari ditandai dengan skla nyeri 5. E. Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASSIONAL Tabel 2.2 Perencnaan

Hari / tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

18 juni 2013

1. Tujuan dan Kriteria hasil:

- nutrisi terpenuhi

- pemasukan nutrisi adekuat

- nafsu makan bertambah

- nyeri teratasi

Rencana Tindakan

- tentukan program diet dan pola

makan pasien.

- Libatkan keluarga klien pada

perencanaan makan sesuai dengan indikasi.

- observasi tanda-tanda

hipoglikemia, seperti perubahan tingkat kesadaran,

kulit lembab/kering,lapar,

cemas, sakit kepala, pusing.

Rasional - Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik - Memberikan informasi

pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi klien.

- metabolisme karbohidrat

mulai terjdi (gulah darah akan berkurang) dan smentara tetap diberikan

insulin maka

terjadi.

2. Tujuan dan Kriteria hasil:

- Meningkatkan rasa nyaman

nyeri

- Tanda tanda vital normal

- Memperbaiki keadaan luka

- Tidak ada kerusakan kulit lebih lanjut pada beberapa lokasi. Rencana Tindakan:

- Kaji area luka setiap kali

mengganti balutan.

- Pijat area sekitar sisi luka.

- Balut luka dengan kasa kering

steril dan gunakan plester kertas.

- Pertahankan kulit tetap utuh

dan kering.

- Kaji tingkat kenyamanan

Rasional :

- Memberikan informasi

tenteng terapi dan mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan tambahan.

- Merangsang sirkulasi

dan mengalirakan sel darah putih dan nutrisi yang di butuhkan untuk penyembuhan dan membuang debris yang terfagositasi.

- Menjaga kebersihan

luka/meminimalkan kontaminasi silang dan plester adesif dapat membuat abrasi terhadap jaringan mudah

rusak.

- Kelembapan dapat

melunakkan kulit dan menyebabkan gangguan integritas kulit.

pasien menggunakan skala nyeri 0-10.

toleransi pada prosedur penggantian balutan jika nyeri terkontrol.

3. Tujuan dan Kriteria hasil :

- Meningkatkan rasa nyaman.

- Memperbaiki keadaan pasien.

- Menghindari terjadinya nyeri

- Melakukan tindakan untuk

mengurangi nyeri secara aman. Rencana dan Tindakan:

- Kaji karakteristik nyeri

berdasarkan deskripsi pasien.

- Anjurkan untuk menggunakan

pakaian yang longgar.

- Atur posisi yang nyaman.

Rasional:

- Menetapkan dasar untuk

mengkaji

perbaikan/perubahan-perubahan.

- Menghindari tekanan

langsung pada area luka

yang dapat mengakibatkan peningkatan nyeri. - Menghindari terjadinya nyeri f. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

Berdasarkan perencanaan keperawatan maka implementasi yang dapat dilakukan pada pada setiap diagnosa di atas adalah:

1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidak

cukupan insulin.

Implementasi yang diberikan merupakan: Menentukan program diet dan pola makan klien, mengkaji Intake dan aoutput makanan dan Mengkaji tanda tanda Vital pasien.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tekanan perubahan status

metabolik dan kerusakan sirkulasi di tandai dengan luka setengah kering dan terdapat nekrosis jaringan.

Imlementasi yang diberikan adalah Mengkaji area luka setiap kali mengganti balutan, Melakukan pemijatan di sekitar area luka, Membalut luka dengan kassa steril dan Mempertahankan kulit tetap utuh dan kering.

Dokumen terkait