• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN (Halaman 118-124)

Faktor 5: Kelompok Sosial

E. Faktor-faktor Penyebab Melakukan Seks Bebas

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdarkan hasil dari penelitian pada sejumlah responden mengenai perilaku yang menyebabkan anak jalanan melakukan seks bebas di Kota Bandar Lampung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Perilaku seks bebas di kalangan anak jalanan di Kota Bandar Lampung memprihatinkan karena hampir setengah dari sampel sudah melakukan hubungan badan. Cara mereka mendapatkan pasangan dalam melakukan seks bebas yaitu suka sama suka, karena faktor saling menguntungkan (minta perlindungan), atau dengan cara memaksa. Anak jalanan tidak begitu memperhatikan keamanan dalam melakukan seks bebas sehingga sebagian besar tidak menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi pada saat berhubungan badan. Anak jalanan pada penelitian ini tidak pandang tempat dalam melakukan seks bebas, kebanyakan dari mereka melakukan di rumah kosong (46,2%). Beberapa faktor penyebab mereka melakukan seks bebas, yaitu termotivasi dari pertemanan, memperoleh perlindungan, sekedar kesenangan, dan rasa ingin tahu. Faktor lainnya yaitu dari kondisi ekonomi keluarga, keutuhan keluarga, tingkat pendidikan dari anak jalanan itu sendiri, dan pendidikan orangtua mereka.

B. Saran

Sebaiknya anak jalanan tidak melakukan seks bebas dengan hanya berbekal pengetahuan seks yang hanya sekedarnya. Sebaiknya mereka mendapatkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang baik, karena kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Jika saja anak jalanan atau orang-orang yang melakukan seks bebas mengetahui bagaimana reproduksi yang baik, kemungkinan mereka tidak akan melakukan seks bebas secara sembarangan. Dengan begitu, kemungkinan anak jalanan untuk melakukan perilaku seks bebas dalam bentuk hubungan badan akan bisa ditahan, kalaupun mereka terpaksa harus melakukan seks bebas, sebaiknya mereka lebih memperhatikan keamanan dalam melakukan perbuatan tersebut seperti menggunakan alat pengaman atau alat kontrasepsi. Kemudian sebaiknya anak jalanan membekali diri mereka dengan keterampilan-keterampilan yang mungkin suatu saat bisa mereka gunakan untuk mencari uang selain dari mengamen, menyemir sepatu, dan lain-lain.

VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis faktor terdapat 12 indikator membentuk 5 faktor dengan total varian (kumulatif persentasi) sebesar 66,828%, dengan factor loading berkisar antara 0,618 sampai dengan 0,818. Dalam konteks Eksternal dan Internal kontribusi dari masing-masing faktor yang terbentuk faktor yang paling banyak dipertimbangkan aalah faktor internal, yakni dengan kontribuisi variance sebesar 41,171%. Sedangkan pada faktor eksternal kontribusi yang diperimbangkan konsumen adalah sebesar 25,658%. Namun pada konteks dimensi yang digunakan faktor yang paling dominan dipertimbangkan oleh konsumen yaitu faktor Kelas Sosial dan Keluarga. Adapun pembagiannya dapat dijelaskan pada kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang paling dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket Alfamart yaitu faktor Kelas Sosial dan Keluarga yang mana faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal. Faktor ini meliputi indikator: (1) indikator saya berbelanja di Alfamart tergantung dari jumlah pendapatan saya, (2) Saya berbelanja di Alfamart atas rekomendasi dari teman atau tetangga saya, (3) Saya berbelanja di

Alfamart karena adanya permintaan dari salah satu anggota keluarga. Kontribusi varian dari faktor ini adalah sebesar 14,659 % dengan eigen value 1,759.

2. Konsep diri, kepribadian dan sikap Merupakan Faktor ke 2 yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket Alfamart di Kecamatan Kotagajah. Indikatornya terdiri adalah sebagai berikut: Berbelanja di Alfamart merupakan hobi saya, (2) Berbelanja di Alfamart sesuai dengan konsep diri saya, (3) Secara keseluruhan saya senang berbelanja di Alfamart. Kontribusi varian dari faktor ini adalah sebesar 14.252 % dengan eigen value 1,710.

3. Persepsi merupakan faktor ke 3 yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket Alfamart kecamatan kotagajah. Indikatornya terdiri dari: (1) Keberadaan Alfamart memberikan tambahan alternatif tempat berbelanja bagi saya, (2) Saya berbelanja di Alfamart karena melihat citra Alfamart sebagai salah satu minimarket yang terkenal dan terkemuka. Kontribusi varian dari faktor ini adalah sebesar 13.605 % dengan eigen value 1,633.

4. Motifasi dan belajar merupakan faktor ke 4 yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket Alfamat kecamatan Kotagajah. Indikatornya meliputi: (1) Dengan kehadiran Alfamart membantu saya dalam mengatur keuangan, (2) pengalaman saya berbelanja di Alfamart membuat saya kembali berbelanja. Kontribusi varian dari faktor ini adalah sebesar 13.314 % dengan eigen value 1,598.

5. Kelompok Sosial merupakan faktor ke 5 yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket Alfamart kecamatan Kotagajah. Indikatornya meliputi: (1) Saya berbelanja di Alfamart setelah saya melihat teman atau tetangga saya berbelanja di sana/Alfamart, (2) Saya berbelanja setelah melihat banyak orang yang berbelanja di Alfamart. Kontribusi varian dari faktor ini adalah sebesar 10,999 % dengan eigen value 1,320.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya Alfamart melakukan promosi tepat pada waktunya, yakni lebih intensif melakukan promosi pada saat dipenghujung akhir bulan karena pangsa pasar konsumen Alfamart yang berada di kecamatan kotagajah mayoritas berprofesi sebagai PNS ataupun wirausahawan dimana konsumen banyak melakukan kegiatan berbelanja pada awal bulan. Sehingga memungkinkan konsumen tersebut untuk berbelanja.

2. Sebaiknya pihak Alfamart melengkapi produknya pada pemenuhan kebutuhan yang bersifat memenuhi kebutuhan keluarga, misalnya saja; Pada anak-anak yang mana kebutuhan dari anak-anak banyak mengacu pada produk snack atau makanan ringan, jika konteksnya pada ibu-ibu rumah tangga Alfamart perlu melengkapi produknya kepada produk- produk kebutuhan memasak, membuat kue, mencuci ataupun yang

memang dibutuhkan oleh ibu-ibu rumah tangga dalam kehidupan sehari- hari.

3. Ketersediaan Produk-produk di Alfamart juga harus terjamin. Konsumen yang sudah berlangganan tentunya akan merasa kecewa bila ternyata produk yang dicarinya tidak tersedia. Hal ini dapat memicu beralihnya konsumen tersebut ke minimarket atau toko lain.

4. Alfamart hendaknya mampu mempertahankan image yang sudah melekat. Yakni dari segi pencitraan Alfamart itu sendiri sebagai minimarket yang berkualitas, terkemuka dan banyak digemari konsumen. Oleh karenanya jangan sampai mengecewakan konsumen, karena dengan begitu konsumen akan selalu simpatik terhadap Alfamart.

5. Pelayanan hendaknya juga menjadi prioritas yang diutamakan Alfamart karena dari pelayanan yang baik konsumen akan merasa simpatik. Belajar dari pengalaman tersebut tentunya konsumen akan tertarik untuk kembali berbelanja.

6. Kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja menjadi salah satu alasan bagi konsumen dalam berbelanja terlebih bagi konsumen yang tingkat intensitas belanjanya tinggi, oleh karenanya failitas–fasilitas Alfamart harus terjamin. Dari segi fasilitas dapat dikatakan Alfamart sudah baik namun jika ditinjau kembali seperti fasilitas tempat parkir sebaiknya Alfamart menempatkan petugas khusus yang menjaga kendaraan konsumennya, sehingga konsumen merasa aman dan nyaman.

7. Diharapkan adanya penelitian-penelitian serupa di daerah/lokasi penelitian lain, hal ini bertujuan untuk lebih mengetahui segmentasi dari para

konsumenya. Masih banyak wilayah lain dengan segmentasi konsumen yang berbeda dari konsumen Alfaamart yang berada di kecamatan Kotagajah, sehingga diharapkan hasil yang ada dapat dibandingkan dan saling melengkapi.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN (Halaman 118-124)

Dokumen terkait