• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 3.1. Analisis Data Model Interaktif

B. Gambaran Umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kota Bandar Lampung

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Implementasi Program

Keluarga Berencana Bagi Pria di Kota Bandar Lampung (Analisis Peraturan Kepala BKKBN Nomor 145/HK.010/B5/2009 tentang Peningkatan Partisipasi Pria), maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Para pelaksana program peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB sudah memahami tujuan dari program ini. Program ini telah diimplementasikan, tetapi belum seluruh indikator program terpenuhi dan terlaksana dengan baik. b. Sumber Daya

Ketersediaan konselor saat ini belum mencapai jumlah ideal. Sementara untuk ketersediaan dana, belum cukup memadai untuk melaksanakan program secara maksimal.

c. Karakteristik Agen Pelaksana

Karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap agen pelaksana peningkatan partisipasi pria dalam KB di Kota Bandar Lampung yaitu karakter responsif dan antusias dalam mensosialisasikan program KB. Berdasarkan hasil penelitian, para pelaksana program sudah memiliki karakter itu. Sementara itu untuk agen pelaksananya yaitu, BKKBN Provinsi Lampung, BKKBPP Kota

Bandar Lampung, PLKB, Konselor, puskesmas, klinik dan dokter ahli MOP. d. Sikap Pelaksana

Sikap para pelaksana terhadap peningkatan partisipasi pria dalam KB, yaitu pada awalnya banyak PLKB yang menolak. Namun saat ini PLKB sudah menerima dan mau menjalankan program setelah diberikan pemahaman oleh BKKBPP Kota Bandar Lampung, walaupun belum seluruhnya dapat menerima.

e. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Bentuk komunikasi yang pertama yaitu sosialisasi. Sosialisasi telah dilakukan oleh para pelaksana program. Sayangnya, sosialisasi yang dilakukan belum maksimal, sehingga masih banyak masyarakat di Kota Bandar Lampung yang belum mengetahui mengenai adanya KB bagi pria. Bentuk komunikasi lain yaitu koordinasi antara BKKBN Provinsi, BKKBPP Kota Bandar Lampung dan PLKB melalui rapat koordinasi dan evaluasi bulanan.

f. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Lingkungan ekonomi, sosial dan politik mempengaruhi jalannya program peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB.

1. Lingkungan ekonomi dapat dilihat dari masyarakat dengan golongan ekonomi menengah keatas kurang mendukung pelaksanaan program peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB ini karena mereka menganggap KB bukan urusan pria dan merasa sanggup untuk membiayai kehidupan anak mereka.

2. Lingkungan sosial erat kaitannya dengan budaya dan anggapan yang berkembang di masyarakat. Budaya masyarakat seperti budaya banyak

anak banyak rejeki, anak laki-laki adalah raja, serta rumor yang berkembang tentang MOP merupakan penghambat dari jalannya program ini.

3. Lingkungan politik dapat dilihat dari dukungan pemerintah berupa pemberian uang pengganti tiga hari kerja sebesar seratus ribu rupiah bagi peserta vasektomi yang dapat digunakan selama pria tersebut tidak bekerja selama beberapa hari.

2. Dalam pengimplementasian program peningkatan partisipasi pria dalam

praktik KB ditemukan beberapa hambatan internal, yaitu kurangnya konselor di Kota Bandar Lampung, dana atau anggaran yang disediakan oleh Pemerintah belum mencukupi serta adanya penolakan dari beberapa PLKB untuk menjalankan program ini. Selain itu juga ditemukan ditemukan hambatan eksternal yang berasal dari lingkungan sosial, agama, ekonomi dan budaya masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Perlunya penambahan jumlah konselor dan jumlah anggaran untuk menjalankan program peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB agar program ini dapat berjalan lebih maksimal mengingat konselor yang ada saat ini belum mencapai jumlah ideal serta pelayanan KB pria di tempat kerja belum tersedia karena anggaran yang ada saat ini belum cukup memadai.

Selain itu PLKB yang masih menolak program juga perlu diberikan sosialisasi dan pemahaman mengenai manfaat KB pria agar seluruh PLKB mau menerima dan menjalankan program ini.

2. Bentuk dukungan pemerintah berupa uang sebesar seratus ribu rupiah bagi peserta vasektomi sebaiknya ditambahkan, mengingat jumlah tersebut sangat sedikit untuk biaya keperluan hidup dan biaya pemulihan peserta selama beberapa hari. Sebaiknya besaran uang kompensasi yang diberikan sebesar limapuluh ribu rupiah perhari atau sebesar duaratus ribu rupiah per peserta. Selain itu obat-obat pemulihan pasca operasi sebaiknya juga diberikan secara gratis agar masyarakat tidak harus membeli lagi dengan menggunakan uang kompensasi tersebut.

3. Untuk mengatasi respon masyarakat yang masih rendah, BKKBPP Kota Bandar Lampung dan PLKB perlu mengembangkan materi sosialisasi program KB pria dengan lebih intensif. Sosialisasi dapat dilakukan dengan membentuk kelompok KB pria yang dikoordinir oleh tokoh masyarakat atau suami yang sudah melakukan KB pria. Hal ini lebih memudahkan PLKB untuk mensosialisasikan KB pria dan meluruskan anggapan yang berkembang di masyarakat mengenai KB pria mengingat sosialisasi dapat langsung dilakukan ke kelompok sasaran, bukan hanya melalui kegiatan PKK ataupun Posyandu yang justru jarang didatangi oleh para suami/pria.

4. Untuk mensosialisasikan KB pria sebaiknya BKKBN Provinsi maupun BKKBPP Kota Bandar Lampung perlu bekerjasama dengan media. Kerjasama tersebut dapat berupa inisiatif BKKBPP untuk memuat tajuk berita utama mengenai KB pria di media cetak, pemasangan banner yang berisi

ajakan untuk melakukan KB pria serta pengenalan KB Pria melalui media online agar masyarakat dengan golongan ekonomi menengah keatas juga mengetahui adanya KB pria beserta manfaatnya, mengingat sosialisasi KB di media saat ini lebih terfokus kepada KB wanita.

5. Untuk mengatasi permasalahan terkait faktor agama, sosial dan budaya yang menghambat pelaksanaan peningkatan partisipasi pria bisa dilakukan dengan beberapa cara. Berkaitan dengan faktor agama, BKKBN dan BKKBPP bisa bekerjasama dengan tokoh agama untuk meyakinkan masyarakat tentang KB pria, para ulama dapat menyelipkan pesan untuk ber-KB pria dalam setiap ceramahnya. Berkaitan dengan faktor sosial budaya perlu adanya sosialisasi intensif oleh para pelaksana untuk membuat para suami mengerti bahwa KB tidak hanya urusan wanita saja dan meluruskan rumor yang berkembang di masyarakat.

Referensi Buku:

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

BKKBN. 2003. Pedoman Pembinaan Peran PLKB dalam Program KB Nasional. Jakarta: BKKBN.

BKKBN. 2010. Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan Partisipasi Pria. Jakarta: BKKBN.

BKKBN. 2010.Kedudukan dan Peran Pendidikan Kependudukan Dalam Mendukung Program KB Nasional.Jakarta:BKKBN

Dunn, William N. 2003.Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Islamy, Irfan. 2001. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda karya Offset.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Parsons, Wayne. 2011. Public Policy Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Santoso, Pandji. 2009. Administrasi Publik, Teori dan Aplikasi Good Governance.Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus ) .

Yogyakarta: PT.Buku Seru. Referensi Dokumen:

Rencana Strategis (Renstra) Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung Tahun 2010 - 2015 Referensi Peraturan :

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007

Referensi Skripsi dan Tesis :

Zaeni, Akhmad . 2006. Implementasi Kebijakan Program Keluarga Berencana di

Kabupaten Batang Studi Kasus peningkatan kesertaan KB Pria di Kecamatan Gringsing .[Tesis]. Semarang: Program Magister Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Diponogoro

Referensi website :

http://bps.go.id diakses pada 15 Mei 2014.14.30 WIB

a_berencana_khususnya_penggunaan_alat_kontrasepsi, diakses pada 15 Agustus 2014, pukul 06.15 WIB

http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerah/kabupaten/id/18/name/lampung/ detail/1871/kota-bandar-lampung, diakses pada 12 Desember 2014, pukul 19.03

Dokumen terkait