• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek memiliki orang tua yang mengalami konflik pernikahan yang relatif biasa terjadi pada kehidupan rumah tangga pada umumnya. Konflik dalam bentuk pertengkaran yang didasari oleh kemarahan. Konflik ini muncul dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Di samping itu, konflik ini memberikan dampak negatif bagi beberapa subjek dan keluarganya.

Untuk menghadapi kondisi konflik pernikahan orang tua dan lingkungan sekitar, dapat terlihat subjek yang memiliki resiliensi dan subjek yang memiliki resiko. Subjek yang memiliki resiliensi dapat ditunjukkan dengan subjek yang memiliki orang-orang yang turut mengambil peran dalam kehidupan mereka sehingga subjek dapat mengetahui batasan-batasan dalam bertindak, bentuk-bentuk perilaku yang baik dan benar, dorongan untuk melakukan suatu tindakan, dan kesadaran terhadap kebutuhan diri sendiri, serta mendapatkan bantuan. Dengan demikian, subjek dapat melihat bahwa diri subjek merupakan orang yang penting dalam hidup sehingga subjek dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan yakin bahwa situasi yang dihadapinya dapat dilalui dengan baik, serta mampu menagmbil makna tentang kehidupan yang dijalaninya.

Sedangkan, subjek yang memiliki resiko karena tidak memiliki orang-orang yang dapat menjalankan perannya secara baik dan penuh sehingga subjek menjadi kurang mampu mengetahui batasan-batasan atas suatu tindakan, bentuk perilaku baik dan benar, dorongan terhadap suatu tindakan, dan tidak mendapatkan bantuan. Dengan demikian, subjek tidak dapat melihat secara baik bahwa dirinya penting dalam hidup. Ini menyebabkan subjek tidak dapat menjalankan tugas dengan baik, kurang bertanggung jawab, dan tidak yakin terhadap situasi yang dihadapinya.

B. SARAN

1. Bagi anak jalanan

Mengupayakan untuk melahirkan kemampuan resilien pada diri sendiri dengan belajar memaknai hidup dan mengambil nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman sebagai suatu pembelajaran.

2. Bagi orang tua anak jalanan

Membangun kesadaran diri untuk menjalankan peran dengan sedemikian rupa sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Selain itu, orang tua dapat mendorong dan membuat anak mampu untuk menjadi resilien dalam menghadapi kondisi, baik di dalam keluarga maupun di tengah masyarakat.

Tidak hanya memberikan pendampingan kepada anak-anak jalanan, tetapi juga memberikan pendampingan kepada para orang tua anak jalanan agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan maksimal, serta memiliki kemampuan resilien dalam menghadapi kondisi lingkungan yang ada di sekitar mereka.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Dalam penelitian ini, peneliti kurang mampu menggali secara mendalam kondisi pernikahan orang tua subjek. Oleh karena itu, diharapkan agar pada penelitian serupa, juga perlu melakukan penggalian data secara mendalam sehingga dapat ditinjau pengaruh konflik pernikahan terhadap kemampuan anak yang resilien dan tidak resilien. Selain itu, peneliti perlu melakukan pendekatan secara rutin kepada keluarga dan orang lain yang mengenal subjek. Jika peneliti mengambil subjek adalah anak, perlu dibuat pertanyaan wawancara yang mampu dipahami oleh anak.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti kurang mampu melakukan penggalian data mengenai kondisi konflik pernikahan salah satu subjek secara mendalam. Ini disebabkan karena peneliti mengalami kesulitan dalam mengetahui keberadaan narasumber pendukung sehingga tidak terjadi komunikasi. Selain itu, terdapat beberapa orang tua subjek yang kurang berkenan untuk berbagi cerita dan pengalaman mengenai konflik pernikahan yang dialami. Untuk

memperoleh data mengenai konflik tersebut, pada akhirnya peneliti melakukan wawancara kepada anak.

114

Ajisukmo, Clara R.P.2012.Faktor-Faktor Penting dalam Merancang Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Anak Jalanan dan Pekerja Anak.Makara, Sosial Humaniora, Vol. 16. No.1. Juli 2012 :36-48. Diperoleh dari : www.google.co.id

Anak Jalanan Berusia Dibawah, 12 Tahun Kebanyakan Perempuan (Agama dan Pendidikan).2014.Harian Umum Pelita (Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa) Edisi 23 Juni 2014. Diperoleh dari : http://www.pelita.or.id/baca.php?id=16203

Amato, Paul R., Keith, Bruce.1991.Parental divorce and the well-being of children: A meta-analysis. Psychological Bulletin, Vol 110(1), 26-46.Diperoleh dari : http://psycnet.apa.org/journals/bul/110/1/26/

Basrowi, Dr., M.Pd. & Suwandi, Dr., M.Si.2008.Memahami Penelitian Kualitatif.Rineka Cipta : Jakarta.

Baumgardner, Steve R.,Crothers,&Marie K.2009.Positive Psychology.New Jersey : Prentice Hall.

Being Resilient.2012.News and Research.Diperoleh dari : http://www.kidshelp.com.au/grownups/news-research/hot-topics/being-resilient.php Benard, Bonnie.1991.Fostering Resiliency in Kids : Protective Factors in the Family, School,

and Community. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Boyden, Jo & Mann, Gillian.2005.Children’s Risk, Resilience, and Coping in Extreme

Situations.page 3. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Buss, David M.1991.Conflict in Maried Couples : Personality Predictors of Anger and Upset.Journal of Personality,59,4. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Creswell, John W.2007.Second Edition Qualitative Inquiry & Research Design : Choosing Among Five Approaches.Sage Publications : United States of America.

Creswell, John. W.2012.Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Cui, Ming, Donnellan, M. Barent, & Conger, Rand D.2007.Reciprocal Influences Between Parents’ Marital Problems and Adolescent Internalizing and Externalizing Behavior.Developmental Psychology,2007,Vol.43, No. 6,1544-1552. Diperoleh dari : www.google.co.id

Davies, Patrick T., Cummings, E. Mark.1994.Marital Conflict and Child Adjustment : An Emotional Security Hypothesis. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Diah, Apsari Afirtha & Saputra Condro.2010.Anak Jalanan di Jogjakarta.Jogja TV. Diperoleh dari : http://www.jogjatv.tv/berita/22/11/2010/anak-jalanan-di-jogjakarta

Emery, Robert.E.1982. Interparental conflict and the children of discord and divorce. Psychological Bulletin, Vol 92(2), 310-330. Diperoleh dari : http://psycnet.apa.org/journals/bul/92/2/310/

Evans, Gary W.2004.The Environment of Childhood Poverty.American Psychologist,2004,Vol.59, No. 2, 77-92. Diperoleh dari : Journal of the American Psychological Association : 112th Annual Convention, July 28 – August 1, 2004, Honolulu Hawaii.

Fincham, Frank D.2003.Marital Conflict : Correlates, Structure, and Context. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Fincham, Frank D. & Beach, Steven R. H.1999.Conflict in Marriage : Implications for working with couples.Annual Review Psychology,1999, 50,47-77. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Goldstein, Sam & Brooks, Robert B.2005.Handbook of Resilience in Children.Springer Science. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Gunawan, Imam, S. Pd., M.Pd.2013.Metode Penelitian Kualitatif : Teori & Praktik.Bumi Aksara : Jakarta.

Ibrahim, Abdelfatah.2012.Characteristics of Street Children : Critically Discuss The Specific Nature of Street Children. Explain How Their Characteristics are Different from

Urban Poor in General. Diperoleh dari :

http://www.eir.info/2012/12/11/characteristics-of-street-children/

Kouros, Chrystyna D.,Merilees, Christine E., Cummings, E. Mark.2008.Marital Conflict and

Children’s Emotional Security In The Context of Parental Depression. Diperoleh dari : www.google.co.id

Lien, Tam Cai & Geok, Lim Siew.2008.A Study of Marital Conflict on Measures of Social Support and Mental Health.Sunway Academic Journal 5. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Mallers, Melanie Horn.Marital Conflict. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Merriam, Sharan B.2009.Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation.Jossey-Bass : United States of America.

Mihaela, Robila dan Krishnakumar, Ambika.2005. Effects of Economic pressure on Marital Conflict in Romania.Journal of Family Psychology, 2005,Vol 19, No. 2,246-251. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Moloeng, Prof. Dr. Lexy J.2012.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.PT. ROSDAKARYA: Bandung.

Muhajir, Hubeb.2013.Mendidik Anak Jalanan. Diperoleh dari : http://trikusumabangsa/org/mendidik-anak-jalanan/#sthash.5cHZ04Ls.dpuf

Olson, David H. & Olson, Amy K.2000.Empowering Couples : Building on Your Strengths. Minneapolis, MNN : Life Innovations

Parke, Ross D., et al.2004.Economic Stress, Parenting, and Child Adjustment in Mexican American and European American Families.Child Development,Volume 7,Number 6,1632-1656. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Peterson, Christopher.2006.A Primer In : Positive Psychology.New York:Oxford University Press

Rak, Carl F. & Patterson, Lewis E.1996.Promoting Resilience in At-Risk Children.Journal of Counseling and Development:JCD,74,4,368. Diperoleh dari : http://scholar.google.co.id/

Risk and Resilience.For Professionals:YoungMinds in School.Diperoleh dari : www.goole.co.id

Shalahuddin, Odi.2013.Penanganan Anak Jalanan Berbasis Hak Anak. Diperoleh dari : http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/05/penanganan-anak-jalanan-berbasis-hak-anak-539459.html

Shaughnessy, John. J., Zechmeister, Eugene B., Zechmeister, Jeanne S. 2012.Metodologi Penelitian Psikologi.PUSTAKA PELAJAR:Yogyakarta.

Snyder, C. R., Lopez, Shane J., Pedrotti, Jennifer Teramoto.2011.Positive Psychology The Scientific and Practical Explorations of Human Strength Second Edition.United States of America: SAGE Publications

Street Children.2009.Regions Document 21 April 2009.Diperoleh dari : http://www.ilo.org/jakarta/areasofwork/WCMS_126134/lang--en/index.htm

Sujatmiko, Tomi.2013.IPSM Ikut Pantau Anjal.Kedaulatan Rakyat Online. Diperoleh dari : http://krjogja.com/read/170027/ipsm-ikut-pantau-anjal.kr

116

A. Wawancara Pertama (W1) : Verbatim R (S1)

No Verbatim Interpretasi Tema

1A I : Kesabarannya bagaimana? Kamu banyak sabar atau banyak tidak sabarnya? Kalau misalnya bercanda sama temanmu, ada temanmu yang jahil sama kamu terus terus agak mengganggu, kamu banyak sabarnya atau banyak tidak sabarnya? R : Banyak-banyak yang tidak sabar, mba I : Biasanya balasnya sama apa beda?

R : Apa… balasnya keras aku balasnya

keras, kalau seperti ini ya seperti ini, meskipun balas tangannya beda, jadinya tidak ketemu

I : Oh, pernah sampai bertengkar apa tidak? R : Tidak, mba, harus bercanda terus, sama

bercanda kan

I : Bercanda kan? Aku tanya

R : Kalau bertengkar, hanya smsan saja I : Oh, smsan bertengkarnya?

R : Heem.. bicara-bicara kotor seperti itu, mba

I : Nah, terus

R : Kadang bicara-bicara kotor

Sering bercanda dengan teman-teman Memiliki selera humor

2A I : Kalau misalnya ketemu itu, itu apa…?

R :Kadang-kadang berdiaman seperti harus diam kan terus kembalinya pasti seperti itu apa, yang cegatan

I : Berbaikan lagi kan? Tidak seperti bermusuhan berapa hari….

R : Tidak

I : Tidak ketemu, tidak mengobrol, tidak? R : Yang lebih dulu sana

I : Oh biasanya juga misalnya apa ributnya, ribut seperti berdiam-diaman seperti sama B sama Y juga?

R : Heem.. kalau itu mau mendatangi berarti seperti sama Y

I : Oh, sama Y?

R : Hee.. kalau dia memperlihatkan dirinya I : Oalah, kalau misalnya ketemu yang hari

senin itu Tidak konflik dengan teman Memiliki hubungan positif dengan orang lain

R : Dia yang ikut, kan aku tidak tahu, ku diamkan saja, ya kalau kamu bisa, tidak ada manfaatnya

3A I : Terus kalau misalnya kan temanmu apa tidak sama ibumu di rumah, kamu mengerti artinya menghargai apa tidak?

R : Menghormati

I : Menghormati kamu mengerti kan? R : Membantu

I : Membantu, nah kan, misalnya seperti temanmu sebelumnya, misalnya kamu kumpul sama B sama Y, siapa lagi temanmu? B, Y, lima kelihatannya kemarin, coba sebutkan

R : B, Y, D, N, F.

I : Nah, biasanya kalau kamu kumpul sama teman-temanmu. Nah, kamu seperti apa ya, menghargai teman-temanmu apa tidak? Misalnya mereka lagi belajar, apa lagi apa, mengerjakan sesuatu, kamu lebih menghormati mereka apa sering ganggu apa bagaimana?

R : Heem I : Biasanya

R : Ee.. ya kalau bisa kamu bodol seperti itulah, kalau misalnya keadaan memang seperti ini, ya hanya, ya meributkan ya terserah kamu

I : Kalau misalnya mereka, pernah tidak, pada saat mereka serius, terus kamu mengganggu B, Y.

R : Heem

I : Pernah? Berarti pada saat mereka sedang mengerjakan apa terus kamu nanti mengganggu?

R : Keadaan ngambek itu lho, mba, yang aku ganggu, kan jadinya kan ada yang pegang HP kan, sepertinya aku sedang pegang HP, nah, keadaan yang aku, terus aku kan jadinya ini lho, mba, ini HPmu,

Subjek 1 pernah mengganggu temannya

ini, ini. Jadinya orang yang tidak jadi ngambek. Ya kadang-kadang hanya seperti itu saja.

4A I : Nah, terus kalau misalnya sama aku, siapa, ibumu, apa sama temanku, apa, tutor yang damping, pernah apa tidak? Temanku yang mendampingi belajar untuk kejar paket yang kemarin kamu

or.. tidak jadi ikut itu…

R : Ya, mba De

I : Oh, mba De yang mendampingi? R : E h, bukan, mba Nov

I : Mba Nov, ya. Nah biasanya apa ya, kalau kamu sendiri lihat mereka apa lihat ibumu, kamu menghargai apa menghormati apa tidak, biasanya?

R : Belum tentu, mba

I : Belum tentu? Belum tentunya bagaimana?

R : Em.. ya seperti itu, mba

I : Oh, kamu dulu mba De, eh mba Nov saja R : Apa, mba?

I : Biasanya kamu seperti menghargai, menghormati mereka apa tidak? Menurutmu penting tidak sih menghargai orang, menghormati R : Ya penting, dan sungguhan itu,

kadang-kadang, mba, kadang-kadang menghargai Kadang menghargai tutor belajar Menghargai orang lain

5A I : Oh kadang-kadang menghargai? Kamu menghargainya bagaimana? Mereka menuruti keinginanmu apa wah, mereka menghargai aku dulu sebelum aku menghargai mereka, apa bagaimana? Biasanya seperti itu B? Oh, kadang-kadang hargai? Koe hargai ne ngopo? Mereka nuruti keinginanmu opo wah, mereka hargai aku dulu sebelum aku hargai mereka opo piye? Biasane ngono kui B

Membantu teman

R : Biasane kan B, Y sama temen –temen tak deketin apa B Y weh nek nganti kelewaten deketin tu sama Y tidak biasanya, kan tidak diberitahu, kan pantas saja. Tak kenal tak sayang, ku kejar. Nah abis itu kan ntar abis terus misalnya ku kesel kan. Biasanya aku ya terus pulang, udah tapi aku kan waktu kemarin kan minta tolong, kamu naik motor sama aku, tapi dianya nggak mau, ya udah.

I : Akhirnya tidak jadi mengikuti mereka? R : Tidak, kan

6A I : Kenapa?

R : Tidak, maksudnya itu aku nanti minta tolong sama dia. Heh kalau aku besok mau ketemu sama F, biasanya kan tidak tahu, kan. Terus kan aku kan kenal, F kan punya ketakutan kan, mba. Terus Y nya tidak mau kan, ya sudah. Yang satu cowok, yang satu cewek sendiri.

I : Masa itu sendiri? Nah, kamu takut, kenapa?

R : Itu, teringat ibu

I : Kamu takut kenapa, sama dia? R : Tidak takut, mba

I : Biasa teman-temanan itu? Nah, terus misalnya kalau, kalau menurutmu itu penting, misalya menghormati ibumu atau menghargai ee.. misalnya ada yang mengajarkan kamu selain mba, begitu kan, menurutmu pentingnya kenapa? Pentingnya apa?

R : Tidak mengerti, mba

I : Maksudnya, misalnya ibumu kan, misalnya membantu itu kan, masak, nah, berarti kan, kamu kelihatan seperti menghormati ibu kan? Nah, menurutmu kok penting sekali, kenapa? Itu kok penting sekali membantu itu itu, kenapa?

R : Yang penting, ibu yang bisa itu, yang membesarkan aku sendiri dari kecil, tidak dikecelke, yang melahirkan otakku bisa digunakan seperti ini kan, nah, ibu punya sayang

I : Nah, terus perasaanmu bagaimana kalau

misalnya…

R : Tetapi kadang aku malas, mba. Kadang-kadang malas, mba

Membantu ibu adalah hal penting

Peduli

7A I : Tidak apa-apa kan terus belajar. Nah, tetapi kan kamu bicara kan aku anak

Kurang bertanggung

Kurang bertanggung

yang paling nakal, tetapi meskipun itu aku ingin membahagiakan orang tua. Itu baik kok. Nah, terus ini, apa misalnya

eee…. Temanmu bagaimana? Kalau

misalnya kamu menghargai sama menghormati itu apa yang... Nah terus misalnya itu kan kamu sama temanmu kan tadi? nah, Terus melakukan sesuatu ya entah itu mengobrol atau kamu misalnya merusak barang Y apa B tidak tahu

R : Ah, udah pernah I : Udah pernah?

R : Tetapi aku tidak pernah mengganti I : Tidak pernah mengganti?

R : Nah, sudah itu sudah pernah

I : Nah, tanya, kamu mengerti bertanggung jawab apa tidak? Nah, seperti biasanya itu banyak yang bertanggung jawabnya apa tidak?

R : Tidak I : Tidak?

R : Tidak sungguhan, mba. Kalau sama Y, B, itu misalnya besok punya uang sepuluh ribu apa tidak, nanti kadang-kadang tidak aku.. tidak aku kasih

I : Pikiranmu. Kenapa kok kamu tidak mau bertanggung jawab sama B, Y

R : Ya, dia diam saja, tidak minta, ya sudah I : Oalah, nah, kok yang lainnya selain B

sama Y, mungkin temanmu yang lainnya

selain yang…

R : Tidak ada, masih kecil nanti uang-uang, ya ada

I : Oh begitu, tetapi mereka marah apa tidak sama kamu? R : Ya, tidak jawab kepada teman dan orang tua jawab

I : Tidak, masalahnya kan.. R : Biasa saja

I : Nah, terus misalnya apa, ee… nah, berarti

pikiranmu ya sudah ya sana, begitu kan, apa tidak, kamu tidak memikirkan yang berat, kalau misalnya tidak bertanggung jawab, kalau merusak barang B sama Y? R : Ya, aku tetap tidak. Ya tidak segera

berkata seperti ini, mba. Umm.. mungkin misal, kadang aku sendiri diminta temannya, ya aku diminta tolong, ya aku tidak mau bicara. Oh ya sudah, kalau seperti itu, kalau sudah diamkan. Karena misalnya seperti disms, kan nanti ada yang mencari, kalau tidak seperti ini, apa tidak ada, hitung-hitungan tidak ada, seperti kakaknya itu. Kadang-kadang (nibakne) menjatuhkan pedagangnya, ya percuma kan, teman lupa teman, sudah ikut sana, kadang-kadang terus sudah pulang, terus ikut sini, wah

I : Nah, seperti misalnya sama ini, saudaramu apa, itu hoo.. kakakmu, sama ibumu, biasanya kalau kamu merusak barang apa misalnya agak misalnya malah situ, nah, seperti merasa bertanggung jawab apa tidak?

R : Ya tidak, ibu ku kan sudah ya, ibuku itu nanti aku seperti ini, mba. Ibuku kerja seperti ini digunakan untuk aku sendiri. untuk mencari makanan, tidur di sini. Kan ada tiga, mba, di sini, mba. Soal yang putri juga. Kadang ya nasinya apa, kadang-kadang kan ditinggalkan uang makan, sudah, seperti itu, ya sudah. Ya sudah, seperti itu aku hadapi, yang dimaksudkan ibu apa saja.

8A I : Tetapi perasaanmu enak kan? Kalau misalnya biasa bantu ibu

R : Kalau keadaan malesnya, kelihatannya agak jelek, mba. Kalau agak malas. I : Tetapi kalau misalnya tidak malas, bisa

bantu rasanya bagaimana? R : Ya, senang, mba.

Senang membantu orang tua Senang melakukan sesuatu untuk orang lain

9A I : Nah, terus ini, biasanya kamu kan kerja sama teman-temanmu kan? Apa tidak, di rumah. Ada ibu apa ada kakakmu apa siapa saudaramu bagaimana? Nah, memang ada apa ya? Yang membuatmu merasa, ada maknanya apa tidak?

R : Artinya

I : Kamu mengerti makna apa tidak? R : Tidak

I : Makna itu misalnya ee… membuat

pokoknya ada teman itu enak lho. Penting. Masalahnya aku tidak sendirian. R : Ku bisa diajak bercanda, soalnya seperti itu kan, mba. Kalau misalnya tidak ada temannya, tidak bisa, tidak ada yang diajak bercanda. Itu munafik, kalau seperti itu, memang iya, kalau misalnya kalau ada teman, sok sok musuh, sok sok baik, dulu tidak punya, ramai-ramai.

Memiliki teman yang humoris

Adaptif, fleksibel

10A I : Nah, terus kalau misalnya kamu punya pengalaman yang enak apa tidak? Di rumah apa sama teman-temanmu apa sama kakakmu apa bagaimana? Pernah apa tidak, pengalaman yang menyenangkan?

R : Ya sama teman-teman, mba.. sama teman-teman

I : Nah, itu yang kamu dapat pelajarannya apa? Hal menarik apa yang kamu dapat dari pengalamannya itu?

Bermain dan bekerja

bersama teman

R : Bisa diajak bercanda, bisa mencari uang bareng, ya terus apa itu, terus..

I : Itu saja?

R : Bisa diajak main

11A I : Nah, terus tadi kan pengalaman yang menyenangkan, kamu sering dapat pengalaman yang tidak menyenangkan apa tidak, dari temanmu apa pada saat

kamu….

R : Kan (keadohan) kejauhan dia marah-marah seperti itu, yang lho, tidak, terus kalau sms, terus kalau di depan marah-marah tidak apa-apa

I : Nah, terus apa namanya yang kamu dapat apa? Pelajaran apa yang kamu dapat pada saat mengalami kamu dimarah-marahi sama apa? Sama temanmu tadi

R : Nah, kan soalnya kan dia marah-marah, aku tidak marah-marah kan, mba. Dia marah-marah, aku.. aku diam. Terus di depan aku marah, dia marah-marah, tidak apa-apa. Nah, semua diam, semua tidak marah, dia marah-marah, ya kaget kan aku.

I : Nah, terus kalau yang kerja ada yang menyenangkan apa tidak menyenangkan biasanya? Apa karena sama teman-teman jadinya menyenangkan apa ada yang lainnya?

R : Hanya teman-teman I : Oh, hanya teman-teman?

R : Teman-teman kan bisa mencari uang, aku

tidak tahu, sama… Y itu lho, mba, kalau

kadang-kadang marah-marah, aku gentian yang marah-marah.

Subjek 1 pernah dimarahi oleh teman Pernah memiliki hubungan yang kurang positif dengan orang lain

12A I : Nah, terus misalnya kamu punya masalah ya, eh hoo.. sama teman-temanmu apa

Masalah tidak pasti dapat

Kurang mampu

tidak, di rumah sama ibu, nah, kamu merasa, terus kamu yakin apa tidak kalau misalnya masalah yang kamu hadapi itu, intinya ada penyelesaiannya? Biasanya perasaanmu

R : Ya, kalau salah saja, mba, tergantung aku saja.

I : Tergantung dari kamu? Tergantung R : Di rumah kan cari uang, ibunya mau

sekali, tidak apa-apa. Nah, intinya kan masih kebanyakan, kadang kan keadaan

rererenan, sudah seperti itu kan, tidak

bisa bantu-bantu apa bagaimana seperti

Dokumen terkait