• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian kemelimpahan dan keanekaragaman Artropoda pada dua tipe agroekosistem tanaman cabai di Kabupaten Tanggamus memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemelimpahan Artropoda permukaan tanah pada pertanaman cabai mencapai 17.943 individu dari 108 pitfall trap, sedangkan kemelimpahan Artropoda tajuk pertanaman cabai mencapai 6.786 individu dari 180 pucuk.

2. Keanekaragaman Artropoda permukaan tanah terdiri dari 13 ordo dan 35 famili, sedangkan Keanekaragaman Artropoda tajuk terdiri dari 5 ordo dan 5 famili.

3. Kemelimpahan Artropoda permukaan tanah lebih tinggi terjadi di hutan kawasan sedangkan keragamannya lebih tinggi di persawahan.

Kemelimpahan Artropoda tajuk dan indeks Shannon nya lebih tinggi di hutan kawasan, tetapi indeks kemerataan dan indeks kekayaan jenisnya lebih tinggi di persawahan.

40

5.2 Saran

Karena setiap areal pertanaman dimiliki oleh setiap petani yang berbeda- beda, maka setiap areal pertanaman memiliki keadaan dan kondisi pertanaman yang beragam. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain untuk pengamatan Artropoda tajuk.

DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S. 1998. Kemungkinan penggunaan serangga sebagai indikator pengelolaan keanekaragaman hayati. Biota. III (1): 25-33.

Agustinawati, Toana M., Hibban & Wahid. A. 2016. Keanekaragaman

Arthropoda Permukaan Tanah pada Tanaman Cabai ( Capsicum annum L.) dengan Sistem Pertanaman yang Berbeda di Kabupaten Sigi. J. Agrotekbis 4(1) : 8-15.

Amir, M. 2002. Kumbang lembing pemangsa Coccinelidae di Indonesia. Biologi LIPI.

Borror, D.J., Triplehorn, C.A. & Jonhson, N.F. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi ke enam. Terjemahan S. Partosoejono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Cabai Nasional.

http://www.pertanian.go.id/Data5tahun/HortiASEM2015/Produksi%20Ca bai%20Besar.pdf. Diakses tanggal 12 Agustus 2016.

Dibiyantoro, A.L.H. 1994. Management of Thrips tabaci lind with special reference on garlic (A. sativum L.). PhD. 3 rd-Year Report. Univ. Newcastle. UK. 23-25 hlm.

Ghabn, E.S. 1948. Contribution to the knowledge of the biology of Thrips tabaci Lind. in Egypt (Thysanoptera). Bull. Soc. Fuad. 1 er. Entomo. XXXII (123): 123-173.

Greenslade, P., Deharveng, L., Bedos, A. & Suhardjono. Y.R. 2000. Handbook to Collembola of Indonesia. Advisor Willem N. Ellis. Museum Zoologicum Bogoriense. Bogor.

Gunaeni, N. & Wulandari, A. W. 2010. Cara Pengendalian Nonkimiawi terhadap Serangga Vektor Kutu Daun dan Intensitas Serangan Penyakit Virus Mosaic pada Tanaman Cabai Merah. J. Hort. 20(4):368-376.

Hadi, U.K. 2012. Fenomena tomcat atau Dermatitis paederus. http://upikke.

42 Harpenas, A. & Dermawan, R. 2010. Budidaya Cabai Unggul (Cabai Besar,

Cabai Keriting, Cabai Rawit, dan Paprika). Penebar Swadaya. Jakarta. 108 hlm.

Jorgensen, S.E., Constanza, R. & Xu, F.L. 2005. Handbook of Ecological Indicators for Assesment of Ecosystem Health. CRC Press.

www.crepress.com.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised and translated by P.A. Van der Laan. PT Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. 701 hlm. Kanal, A. 2004. Effects of fertilisation and edaphic properties on soil-assosiated

Collembola in crop rotation. Agronomy Research. 2 (2): 153- 168. Krebs, C. J. 1985. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and

Abundance. Harper and Row Publisher. New York.

Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius. Yogyakarta.

Lu, F.M. & Lee, H.S. 1987. The life history and seasonal occurrence of onion Thrips, (Thrips tabaci Lindeman). J. Agric. Res. China. 36(1) : 118-124. Magurran, A.E. 1988. Ecologycal Diversity and Its Measurement. Pricenton

University Press. New Jersey.

McEwen, P. 1997. Sampling, Handling and Rearing Insect. In: D.R. Dent & M.P. Walton (eds.). Methods in Ecological pp: 5-26 & Agricultural

Entomology. University Press. Cambridge.

Mudjiono, G., Rahardjo, B.T. & Himawan, T. 1991. Hama-hama Penting

Tanaman Pangan. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Hal. 63 – 70.

Najima, K. & Yamane, A. 1991. The Effect of Reforestation on Soil Fauna in the Philippines. Philippines Journal of Science. 120 (1): 1-9.

Niemela, J.N., Halme, E. & Haila, Y. 1990. Balancing sampling effort in pitfall trapping of carabid beetles. Entomol. Fennica. 1: 233-238.

Nurindah & Dwi, A.S. 2008 Konservasi Musuh Alami Serangga Hama sebagai Kunci Keberhasilan PHT Kapas. Jurnal Perspektif. 7 (1)/:. 01-11.

Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. Saunders Company. Philadelphia and London.

Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

43 Ponge, J.F., Gillet, S., Dubs, F., Fedoroff, E., Haese, L., Sousa, J.P. & Lavelle, P.

2003. Collembolan communities as bioindicators of landuse intensification. Soil Biology and Biochemistry. 35: 813-826. Pracaya. 1999. Hama Penyakit Tanaman. Bogor: Niaga

Swadaya. https://id.wikipedia.org/wiki/Bactrocera. Diakses tanggal 15 Desember 2015

Pracaya. 2003. Hama Penyakit Tanaman. Jakarta. Penebar Swadaya.

Pracaya. 2011. Hama & Penyakit Tanaman. Jakarta. Penebar Swadaya.

Prajanata, F. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan. Penebar Swadaya. Cetakan ke XII. Jakarta. 64 hlm.

Price, J.F. & Shepard, M. 1980. Sampling Ground Predators in Soybean Fields. In: Kogan, M. & Herzog, D.C. (eds.). Sampling Methods pp: 530-543 in Soybean Entomology. Springer-Verlag. New York.

Riyanto. 1995. Ekologi Dasar. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.

Rusli, E.S., Sri, H.H., Suseno, R. & Tjahjono, B. 1999. Gemini Virus Asal Cabai : Kosaran Inang dan Cara Penularan. Bulletin HPT.

Sarief, E. S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. 157 hlm. Setiadi. 1992. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 188 hlm.

Singh, G. & Ali, S.Y. 2007. Paederus dermatitis. Indian J. Dermatol. Venereol. Leprol. 73(1): 13–5.

Sugianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi Komunitas. Usaha Nasional. Surabaya.

Suwiryo. 2006. Spesifikasi Serangga. Yogyakarta.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=147364&val=5153&t itle=INVENTARISASI%20ARTHROPODA%20PADA%20PERMUKA AN%20TANAH%20%20DI%20PERTANAMAN%20CABAI. Diakses tanggal 10 Desember 2015.

Takeda, H. 1981. Effect of Shiffing Cultivation on the Soil Meso-Fauna with Special References to Collembolan Population in North-East Thailand Memoir of College of Agriculture Kyoto University. 18: 44-60.

Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Cabai. CV. Yrama Widya, Bandung.

44 Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Tjahjadi, N. 1991. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Untung, K. 1996. Pengendalian Hayati dalam Kerangka Konvensi

Keanekaragaman Hayati. Pros. Makalah Utama Seminar Nasional Pengendalian Hayati. Pusat Studi Pengendalian Hayati. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Wardani, N. & Purwandi, J.H. 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. Agro Inovasi. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Whitcomb, W.H. 1980. Sampling Spiders in Soybean Fields. In: Kogan, M. & Herzog, D.C. (eds.). Sampling Methods pp: 544-558 in Soybean Entomology. Springer-Verlag. New York.

Dokumen terkait