• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen KENDALI JARAK JAUH PADA MODEL KAPAL (Halaman 21-160)

Bab yang berisi tentang spesifikasi alat, kesimpulan akhir dan saran-saran penulis tentang alat yang dibuat.

DASAR TEORI

2.1 Mikrokontroler AT89S51

2.1.1 Diagram Blok AT89S51

Diagram blok arsitektur AT89S51 ditunjukkan pada gambar 2.1. Pada diagram blok tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk aplikasi yang tidak membutuhkan adanya RAM dan/atau ROM dengan skala besar, maka AT89S51 telah dapat dipergunakan dalam konfigurasi single chip. Fasilitas Parallel Port

yang dimiliki dapat dipergunakan untuk mengendalikan peralatan eksternal atau meng-input-kan data yang diperlukan. Port Serial dapat dipergunakan untuk mengakses sistem komunikasi data dengan dunia luar, misalnya dengan komputer IBM PC, atau peralatan lainnya baik langsung lewat kabel ataupun melalui modem dengan saluran telepon, radio, atau bahkan serat optik.

Timer/counter yang ada dapat dipergunakan untuk mencacah pulsa, menghitung

lama pulsa, atau sebagai pewaktu umum. Sedangkan sistem interrupt membuat AT89S51 dapat dipakai pada aplikasi-aplikasi yang mendekati sistem dengan proses real-time. Rangkaian clock internal yang dimiliki AT89S51 menjadikan cukup hanya ditambahkan sebuah kristal osilator dan dua buah kapasitor untuk menghasilkan clock bagi seluruh sistem rangkaian.

2.1.2 Fungsi Kaki-kaki (Pin Out) AT89S51

Gambar pin out AT89S51 ditunjukkan pada gambar 2.2. Fungsi kaki AT89S51 :

VSS: dihubungkan ke ground rangkaian

VCC: dihubungkan dengan tegangan catu +5 volt

Port 0: merupakan Port I/O 8 bit dua arah. Port ini digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama pengaksesan ke eksternal memori. Setiap pin-nya dapat mengendalikan langsung 4

beban TTL. Port 0 juga menerima dan mengeluarkan code byte selama proses pemrograman dan verifikasi ROM/EPROM internal.

Gambar 2.1. Diagram blok MCS-51

Port 1 : merupakan Port I/O 8 bit dua arah, yang dapat mengendalikan beban 4 TTL secara langsung. Setiap pin dapat diakses secara operasi tiap bit atau byte bergantung pemrogram. Port 1 juga menerima address

rendah selama proses pemrograman dan verifikasi ROM/EPROM internal.

Port 2 : merupakan Port I/O 8 bit dua arah, yang dapat mengendalikan beban 4 TTL secara langsung. Port ini digunakan sebagai bus alamat tinggi selama pengaksesan ke eksternal memori. Port 2 juga menerima address tinggi selama proses pemrograman dan verifikasi ROM/EPROM internal.

Gambar 2.2. Pin-Out AT89S51

Port 3 : merupakan Port I/O 8 bit dua arah, yang dapat mengendalikan beban 4 TTL secara langsung. Setiap pin dapat diakses secara operasi tiap bit atau byte bergantung pemrograman. Masing-masing pin pada Port ini memiliki fungsi khusus yang ditunjukkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Fungsi pin-pin Port 3

Port Pin Fungsi alternatif P3.0 RXD (serial input port) P3.1 TXD (serial output port) P3.2 INT0 (external interrupt 0) P3.3 INT1 (external interrupt 1)

P3.4 T0 (timer/counter 0 external input) P3.5 T1 (timer/counter 1 external input) P3.6 WR (external data memory write strobe) P3.7 RD (external data memory read strobe)

RST : merupakan input untuk RESET

ALE : Address Latch Enable, digunakan untuk memberikan sinyal latch

pada alamat rendah pada multipleks bus address dan data. PSEN : merupakan sinyal read strobe untuk eksternal program memori

EA/VPP: merupakan input untuk mode program memori. Jika dihubungakan ke

ground, program memori adalah eksternal, jika dihubungkan ke VCC,

program memori adalah internal, jika dihubungkan ke VPP, diperlukan untuk proses pemrograman ROM.

XTAL1, XTAL2 : merupakan input untuk kristal clock.

2.1.3 Organisasi Memori

Pada keluarga MCS-51 pengalamatan memori dibedakan atas dua yaitu untuk program memori dan untuk data memori. Pemisahan antara program memori dan data memori merupakan ciri khas MCS-51. Masing-masing program memori dan data memori dapat mengalamati sampai 64 Kilobyte, dengan masing-masing byte lebar datanya 8 bit.

• Program Memori

Program memori hanya dapat dibaca dan ditunjukkan pada gambar 2.3. Di sini tersimpan program yang akan dijalankan oleh AT89S51 dan data-data konstanta. Sinyal pembacaan EPROM eksternal. Pengaksesan program memori yang semuanya dari eksternal EPROM.

Gambar 2.3. Organisasi program memori

• Pemetaan Program Memori

Pemetaan program memori ditunjukkan sebagai berikut:

¾ Alamat 0000H merupakan awal program. Setelah reset, CPU akan loncat pada alamat ini dan mengerjakan instruksi di dalamnya.

¾ Pada fungsi khusus alamat 3H dan seterusnya dengan interval 8 byte digunakan sebagai alamat dari vektor interupsi. Bila interupsi tidak digunakan, maka alamat tersebut dapat digunakan untuk program biasa.

• Data Memori

Data memori menempati alamat yang terpisah dari program memori dan ditunjukkan pada gambar 2.4. Data memori merupakan tempat penyimpan data variabel, operasi stack dan sebagainya. Data memori dapat dibaca dan ditulis. Sinyal pembacaan untuk eksternal RAM berasal dari pin–RD dan untuk penulisan berasal dari pin –WR.

Gambar 2.4. Organisasi data memori

Alamat 00H-FFh (untuk 8051) merupakan alamat dari internal RAM yang dapat dialamati dalam dua mode. Pada alamat 00H-7FH dapat dialamati dalam mode direct maupun indirect addressing. Alamat 80H – FFH hanya dapat dialamati dalam mode direct addressing. Di luar alamat tersebut merupakan alamat eksternal RAM.

32 byte terendah data memori terbagi atas 4 buah bank yang masing-masing terdiri atas 8 buah register. Kombinasi dari bank ini ditentukan oleh register PSW. Register-register tersebut adalah R0 sampai R7 yang menempati alamat 00H – 1FH. Diatasnya merupakan segmen bit

addressable yang besarnya 16 byte, menempati alamat 20H sampai 2FH.

Alamat berikutnya yaitu mulai 30H sampai 7FH dapat dibagi sebagai data RAM.

Setelah kondisi reset, kondisi baku register SP (stack Pointer) akan menuju alamat 07H dan begitu program dijalankan isi register SP akan ditambah 1 (menunjuk ke alamat 08h). Dan ini merupakan register bank 1

register R0. Bila memakai lebih dari satu bank register maka SP harus diinisialisasi ke lokasi yang lain.

2.1.4 Informasi Cepat Instruksi AT89S51

Pada tabel 2.2 ditunjukkan daftar instruksi transfer data yang mengakses ruang memori data internal serta mode pengalamatan yang terkait untuk pemindahan data antar lokasi di dalam ruang memori internal.

Tabel 2.2 Daftar instruksi transfer data yang mengakses ruang memori data internal

Mode-mode pengalamatan Mnemonic Operasi

Dir Ind Reg Imm

Waktu Eksekusi (ud) MOV A,<sumber> A=<sumber> X X X X 1 MOV <tujuan>,A <tujuan> = A X X X 1 MOV <tjn>,<smbr> <tujuan> = <smbr> X X X X 2 MOV DPTR,#data16 DPTR =konstanta 16-bit X 2 PUSH <sumber> INC SP MOV “@SP”,<sumber > X 2

POP <tujuan> MOV

<tujuan>,”@SP” DEC SP

X 2

Pada tabel 2.3 ditunjukkan instruksi yang dapat digunakan untuk membaca tabel tengok yang tersimpan dalam memori program.

Tabel 2.3 Instruksi membaca tabel-tengok

Instruksi Fungsi Waktu

eksekusi (ud) MOVC A,@A+DPTR Baca memori program di

lokasi (A+DPTR)

2

Keterangan : Smbr sumber Tjn tujuan

DPTR Data Pointer

SP Stack Pointer

2.1.5 SFR (REGISTER FUNGSI KHUSUS) PADA KELUARGA 51

Sekumpulan SFR atau Special Function Register yang terdapat pada Mikrokontroler Atmel Keluarga 51 ditunjukkan pada gambar 2.5, pada bagian sisi kiri dan kanan dituliskan alamat-alamatnya dalam format heksadesimal.

Tidak semua alamat pada SFR digunakan, alamat-alamat yang tidak digunakan tidak diimplementasikan pada chip. Jika dilakukan usaha pembacaan pada alamat-alamat yang tidak terpakai tersebut akan menghasilkan data acak dan penulisannya tidak menimbulkan efek sama sekali. Pengguna perangkat lunak sebaiknya jangan menuliskan ‘1’ pada lokasi-lokasi ‘tak bertuan’ tersebut, karena dapat digunakan untuk mikrokontroler generasi selanjutnya. Dengan demikian, nilai-nilai reset atau non-aktif dari bit-bit baru ini akan selalu ‘0’ dan nilai aktifnya adalah ‘1’. Berikut akan dijelaskan secara singkat SFR-SFR beserta fungsinya:

Akumulator

ACC atau akumulator yang menempati lokasi E0h digunakan sebagai register untuk penyimpanan data sementara, dalam program, instruksi mengacunya sebagai register A (bukan ACC).

Register B

Register B (lokasi F0h) digunakan selama operasi perkalian dan pembagian, untuk instruksi lain dapat diperlakukan sebagai register scratch pad (“papan coret-coret”) lainnya.

Program Status Word (PSW)

Register PSW (lokasi D0h) berisikan informasi status program. Register PSW ini dapat dialamati per bit. Bit-bit pada register ini ditunjukkan pada gambar 2.6 dan fungsinya dapat dilihat pada tabel 2.4 serta pemilihan bank register ditunjukkan pada tabel 2.5.

Gambar 2.5 Peta Register Fungsi Khusus–SFR (Special Function Register )

CY AC F0 RS1 RS0 OV - P (MSB) (LSB)

Gambar 2.6. Bit-bit pada Program Status Word (PSW)

Stack Pointer

Register SP atau Stack Pointer (lokasi 81h) merupakan register dengan panjang 8-bit, digunakan dalam proses simpan dan ambil dari/ke stack. Nilainya akan dinaikkan sebelum data disimpan menggunakan instruksi PUSH dan

CALL. Walau stack bisa menempati lokasi di mana saja dalam RAM, register

SP akan selalu diinisialisasi ke 07h setelah adanya reset, hal ini menyebabkan

stack berawal di lokasi 08h.

Data Pointer

Register Data Pointer atau DPTR berupa DPTR untuk byte tinggi (DPH)

dan byte rendah (DPL) yang masing-masing berada di lokasi 83h dan 82h, bersama-sama membentuk register yang mampu menyimpan alamat 16-bit.

Dapat dimanipulasi sebagai register 16-bit atau sebagai dua register 8-bit yang terpisah.

Tabel 2.4 Bit-bit register PSW berserta fungsinya Simbol Posisi Nama dan Arti

CY PSW.7 Carry flag

AC PSW.6 Auxiliary carry flag, untuk operasi menggunakan bilangan BCD (binarycoded decimal)

F0 PSW.5 Flag 0, bisa digunakan untuk keperluan pemakai RS1 PSW.4 Bit 1 pemilih bank register *)

RS0 PSW.3 Bit 0 pemilih bank register *) OV PSW.2 Overflow flag

- PSW.1 Flag yang dapat didefinisikan oleh pemakai P PSW.0 Parity flag yang di-set atau di-clear oleh hardware

setiap siklus instruksi untuk memberikan kode

parity terhadap isi register Akumulator

*) RS1 dan RS0 menentukan pemilihan register bank sebagai berikut:

Tabel 2.5 Pemilihan bank register R0-R7

RS1 RS0 Bank Address Register R0-R7

0 0 0 00h-07h

0 1 1 08h-0fh

1 0 2 10h-17h

1 1 3 18h-1fh

Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3

P0, P1, P2 dan P3 masing-masing menempati lokasi 80h, 90h, A0h, dan

B0h merupakan pengunci-pengunci (latches), yang digunakan untuk menyimpan data yang akan dibaca atau ditulis dari/ke port, untuk masing-masing Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3.

Serial Data Buffer

SBUF atau Serial Data Buffer (lokasi 99h) sebenarnya terdiri dari dua register yang terpisah, yaitu register penyangga pengirim (transmit buffer) dan penyangga penerima (receive buffer). Pada saat data disalin ke SBUF, maka data sesungguhnya dikirim ke penyangga pengirim dan sekaligus mengawali transmisi data serial. Sedangkan pada saat data disalin dari SBUF, maka sebenarnya data tersebut berasal dari penyangga penerima.

Control Register

Control register pada keluarga 51 yaitu register-register IP, IE, TMOD,

TCON, T2CON, T2MOD, SCON dan PCON yang berisi bit-bit kontrol dan status untuk sistem interupsi, Pencacah/Pewaktu dan port serial.

Register TCON (Timer/Counter Control)

Register yang memiliki address 088h berfungsi untuk mengontrol fungsi

Timer 1 dan Timer 0, mengatur respons MCS-51 terhadap level tegangan pada

input external interupt, serta memberikan tanpa flag jika telah ada sinyal

interrupt external. Bit-bit pada register TCON ditunjukkan pada gambar 2.7

dan fungsi bit-bit pada register TCON ditunjukkan pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Fungsi bit-bit pada register TCON

Simbol Posisi Nama dan arti

TF1 TCON.7 Timer 1 overflow flag. Bit ini di-set oleh hardware

pada saat terjadi overflow di timer/counter 1. Bit tersebut akan otomatis di-clear oleh hardware pada saat mikrokontroler mengeksekusi program pelayanan interruptTimer 1

TR1 TCON.6 Timer 1 run control bit, untuk membuat ON/OFF

Timer/counter 1

TF0 TCON.5 Timer 0 overflow flag. Bit ini di-set oleh hardware

pada saat terjadi overflow di timer/counter 0. Bit tersebut akan otomatis di-clear oleh hardware pada saat mikrokontroler mengeksekuksi program pelayanan interrupt Timer 0

TR0 TCON.4 Timer 0 run control bit, untuk membuat ON/OFF

Timer/counter 0

IE1 TCON.3 Interrupt Edge 1 = 1 menunjukkan adanya sinyal

interrupt pada pin external interrupt 1

IT1 TCON.2 Type interrupt 1

IT1=1 : falling edge triggered interrupt

IT1=0 : low level triggered interrupt

IE0 TCON.1 Interrupt Edge 0 = 1 menunjukkan adanya sinyal

interrupt pada pin eksternal interrupt 0

IT0 TCON.0 Type interrupt 0

IT0 = 1 : falling edge triggered interrupt

IT0 = 0 : low level triggered interrupt

Register TMOD (Timer/Counter Mode)

Fungsi dari bit-bit register TMOD dapat ditunjukkan pada tabel 2.7 dan mode operasi timer/counter dapat ditunjukkan pada tabel 2.8.

TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0

(MSB) (LSB) Gambar 2.7. Bit-bit pada register TCON

GATE C/-T M1 M0 GATE C/-T M1 M0

(MSB) (LSB)

Timer 1 Timer 0 Gambar 2.8. Bit-bit pada register TMOD

Tabel 2.7 Fungsi bit-bit pada register TMOD

Bit Fungsi GATE Untuk menentukan apakah timer/counter dikontrol oleh hardware

atau software

GATE = 1 : hardware control : timer/counter x aktif jika pin INTx dalam kondisi high dan TRx pada register TCON diaktifkan GATE = 0 : software control : timer/counter x aktif jika TRx pada register TCON diaktifkan

C/-T Counter/timer mode

M1 Selector mode

M0 Selector mode

Tabel 2.8 Mode operasi timer/counter

M1 M0 Mode Operasi

0 0 13-bit timer

0 1 16-bit timer/counter

1 0 8-bit auto-reload timer/counter

1 1 (Timer 0) : TL0 berfungsi sebagai 8–bit timer/counter yang

dikontrol oleh control bit Timer 0 yang standard, sedangkan TH0 adalah 8-bit timer yang dikontrol oleh control bit

Timer 1. Pada mode ini Timer/counter 1 berhenti beroperasi

2.1.6 Timer/Counter

Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 buah timer/counter pada jenis 8051.

Timer/counter tersebut memiliki lebar data 16 bit. Perbedaan fungsi

clock internal, maka fungsi yang dijalankan adalah sebagai timer, sedangkan jika yang dicacah adalah pulsa eksternal, maka fungsinya adalah counter.

Mode Operasi

Timer/counter dapat dioperasikan dalam 4 mode. Pengaturan mode ini

melalui bit-bit M1 dan M0 pada register TMOD. Fungsi Timer mencacah pulsa

clock internal dengan frekuensi 1/12 frekuensi osilator, sedangkan fungsi

counter mencacah pulsa clock eksternal melalui pin T0, T1 atau T2. Untuk

lebih mudahnya, pada penjelasan berikutnya istilah timer/counter akan disingkat sebagai timer saja.

Mode 0:

Pada mode ini timer 1 bekerja dengan lebar data 13 bit, terdiri dari 8 bit tinggi pada register TH1 dan 5 bit rendah pada register TL1. Bit tertinggi sejumlah 3 pada register TL1 tidak dipergunakan dan isinya acak. Pada saat pencacahan mencapai data 07FFH (semua bit pada register timer 13 bit adalah 1) maka pada pencacahan berikutnya data pencacahan menjadi 0000h (terjadi

overflow). Di saat kondisi ini terjadi timer 1 men-set flag interrupt TF1 pada

register TCON. Untuk mengaktifkan pencacahan pada timer 1, ada dua metode yang bisa dilakukan yaitu:

Sinyal trigger start timer oleh hardware:

Bit GATE pada register TMOD di-set ‘1’ dan bit TR1 pada register TCON diaktifkan. Timer/counter 1 aktif jika pin INT 1 dalam kondisi high.

Sinyal trigger start timer oleh software:

Bit GATE pada register TMOD di-clear. Timer/counter 1 aktif jika TR1 pada register TCON diaktifkan.

Pengaturan yang dilakukan pada timer 0 adalah indentik dengan timer 1. Mode 1:

Pada mode 1 timer bekerja dengan lebar data 16 bit. Pengaturan dan metode kerjanya sama dengan mode 0.

Mode 2:

harga awal setelah terjadi overflow. Overflow sebagaimana pada mode 0 dan 1 akan men-set bit TF1 pada register TCON. Pengaturan yang dilakukan pada

timer 0 adalah identik dengan timer 1.

Mode 3:

Timer 1 pada mode 3 berada pada posisi hold (menggenggam) register

pencacahannya dan berhenti bekerja. Sedangkan timer 0 bekerja sebagai dua buah timer 8 bit, masing-masing adalah TH0 dan TL0. Pengaturan timer TL0 adalah melalui bit TR0, dan bit TF0 akan di-set jika terjadi overflow. Pada timer

TH0 pengaturannya adalah melalui bit TR1, dengan bit TF1 akan di-set jika

overflow.

Jika timer 0 bekerja dengan mode 3, maka timer 1 dapat bekerja dengan mode 0, 1 atau 2 kecuali dengan kondisi TF1 tidak dapat di-set oleh timer 1 jika terjadi overflow, karena TF1 di-set oleh timer TH0.

2.2 Modul Transceiver 2,4 GHz (DX-24)

Mode pengiriman data untuk modul Transceiver 2,4 GHz adalah secara serial. Pada pengiriman data secara serial, data dikirim satu per satu, berganti per bit data. Pengiriman data serial modul ini menggunakan gelombang radio. Data yang akan dikirimkan ditumpangkan pada frekuensi pembawa dan dipancarkan di udara oleh pemancar. Pada penerima frekuensi pembawa yang mengandung data ditangkap dan dipisahkan dari data yang dibawa.

Modul tersebut dapat mengirimkan dan menerima data serial melalui media udara, dengan kecepatan 1 Mbps atau 250 Kbps dengan range frekuensi 2,4-2,52 GHz ISM band. Modul tersebut bekerja dengan supply 1,9-3 VDC. Dalam 1 modul terdapat sebuah pengiriman dan 2 buah penerima yang dapat digunakan secara simultan. Bentuk fisik dari modul TRF 2,4 GHz adalah seperti gambar 2.9. Data serial yang akan dipancarkan melalui RF diumpankan ke modul TRF-2,4 GHz oleh mikrokontroler secara syncronous serial. Begitu pula data yang diterima akan diambil oleh mikrokontroler secara syncronous serial.

Pada modul tersebut terdapat 2 macam mode proses pengiriman dan penerimaan data serial, yaitu mode Shockburst dan mode Direct. Mode

melalui jalur 2,4 GHz band tanpa memerlukan mikrokontroler berkecepatan tinggi untuk proses pengiriman data. Sedangkan mode Direct adalah mode pengiriman data secara konvensional, sehingga modul TRF 2,4 GHz bekerja seperti RF pada umumnya. Pada mode direct, data serial yang akan dikirimkan melalui RF haruslah berkecepatan 1 Mbps atau 250 Kbps, agar penerima dapat mendeteksi sinyalnya, sehingga memerlukan mikrokontroler yang berkecepatan tinggi pula. Agar dapat bekerja dengan mode yang diinginkan, modul TRF-2,4 GHz perlu dikonfigurasi. Proses konfigurasi ini dapat dilakukan hanya dengan menggunakan 3 kabel interface, dengan kecepatan transfer datanya diatur oleh mikrokontroler, karena menggunakan transmisi data syncronous serial.

Gambar 2.9 Bentuk fisik dari modul Transceiver 2,4 GHz

Ketika TRF 2,4GHz dikonfigurasikan pada mode shockburst, proses pengiriman data adalah seperti gambar 2.10 dan gambar 2.11, dengan kecepatan transfer sebagai contoh adalah 10 Kbps. Pada proses pengiriman data seperti terdapat pada gambar 2.10 dan 2.11, pengiriman data digital yang berasal dari mikokontroler berjalan dengan kecepatan rendah, sedangkan pengiriman data RF berjalan pada kecepatan tinggi. Sehingga dengan memaksimalkan kecepatan pengiriman data pada jalur RF, maka mode shockburst dapat mengurangi konsumsi daya rata-rata. Selain itu, karena mode ini semua proses pengolahan sinyal berkecepatan tinggi telah ditangani oleh protokol RF modul, maka tidak memerlukan mikrokontroler berkecepatan tinggi untuk pengolahan sinyal.

Flowchart proses pengiriman data dengan shockburst adalah pada gambar 2.12,

2.2.1 Konfigurasi Transceiver 2,4 GHz

Modul Transceiver 2,4 GHz mempunyai 2 mode kerja dan mempunyai 125 kanal operasi dengan bandwidth masing-masing kanal 1 Mbps. Mode konfigurasi hanya memerlukan 3 jalur data, yaitu CS, CLK1 dan DATA1. Pada mode konfigurasi, data sebanyak 144 bit dikirimkan ke modul Transceiver 2,4 GHz secara serial sinkron, dengan mengirimkan MSB terlebih dahulu (bit ke 143). Bentuk konfigurasi data secara keseluruhan adalah pada gambar 2.14.

Gambar 2.10. Proses pengiriman data dengan mode shockburst

Gambar 2.11. Proses pengiriman data dengan mode shockburst dengan kecepatan 10 Kbps

Penjelasan dari data konfigurasi tersebut adalah, bit ke 143 sampai bit 120 diabaikan, bit ke 119 sampai 16 adalah bit konfigurasi untuk penggunaan modul dengan mode kerja shockburst, sedangkan bit ke 15 sampai bit ke 0 adalah bit konfigurasi secara umum, baik untuk mode kerja shockburst maupun mode kerja direct.

Penjelasan untuk konfigurasi data untuk mode kerja shockburst adalah, bit ke 119 sampai bit ke 112 adalah DATA2_W, yaitu bit yang menyatakan panjang payload yang akan dikirimkan ke penerima pada kanal 2. Bit 111 sampai 104 adalah DATA1_W, yaitu bit yang menyatakan panjang payload

yang akan dikirimkan ke penerima pada kanal 1. Bit ke 103 sampai 64 adalah ADDR2, yaitu alamat penerima untuk kanal 2, dengan panjang alamat sampai

40 bit. Bit ke 63 sampai 24, adalah ADDR1, yaitu alamat penerima untuk kanal 1, dengan panjang alamat sampai 40 bit. Bit ke 23 sampai 18 adalah ADDR_W, yaitu panjang bit yang digunakan untuk bit alamat pada ADDR2 dan ADDR1. Bit ke 17 adalah bit CRC_L yaitu bit untuk menentukan panjang dari CRC yang akan dikalkulasi oleh modul Transceiver 2,4 GHz. Jika bit ke 17 diberi logika 1 maka modul Transceiver akan mengkalkulasi 16 bit CRC. Bit ke 16 adalah bit CRC_EN, yaitu bit untuk mengaktifkan sistem kalkulasi dan pengecekan CRC internal modul.

Gambar 2.12. Flowchart proses pengiriman data dengan shockburst

Bit ke 15 sampai 0 adalah bit konfigurasi modul secara umum, penjelasan dari bit-bit tersebut adalah, bit 15 adalah bit RX2_EN, yaitu bit untuk menentukan kanal penerima, apakah menggunakan kanal 1 atau kanal 2 sekaligus. Jika bit 15 diberi logika 1 maka modul Transceiver akan bekerja dengan 2 kanal penerima, jika diberi logika 0 maka modul Transceiver akan

bit untuk menentukan mode kerja modul, apakah bekerja dengan mode

shockburst atau direct. Jika bit ke 14 diberi logika 1 maka modul Transceiver

Gambar 2.13. Flowchart proses penerimaan data dengan shockburst

akan bekerja dengan mode shockburst, sebaliknya jika diberi logika 0 maka modul akan bekerja dengan mode direct. Bit ke 13 adalah bit untuk menentukan kecepatan data RF maksimum, jika diberi logika 1 maka kecepatan data adalah 1 Mbps, jika diberi logika 0 maka kecepatan data adalah 250 Kbps. Bit 12 sampai bit 10 adalah bit X0_F, yaitu bit untuk menentukan frekuensi kristal yang digunakan oleh modul Transceiver. Bit ke 9 dan 8 adalah bit untuk

Dalam dokumen KENDALI JARAK JAUH PADA MODEL KAPAL (Halaman 21-160)

Dokumen terkait