• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

1. Tingkat partisipasi masyarakat, baik di Layana maupun Lambara, pada tahap perencanaan dan evaluasi GNRHL tergolong rendah, dan masuk dalam kategori partisipasi informasi (tingkat 1), sedangkan pada tahap pelaksanaan tergolong tinggi, dan masuk dalam kategori partisipasi partisipasi plakasi/konsiliasi (tingkat 4).

2. Faktor–faktor internal masyarakat yang memiliki hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan di Layana adalah: tingkat pendidikan, sifat kekosmopolitan, persepsi, dan motivasi intrinsik, sedangkan pada tahap pelaksanaan adalah: jumlah anggota keluarga, sifat kekosmopolitan, persepsi dan motivasi intrinsik. Adapun faktor eksternal masyarakat yang memiliki hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan adalah: intensitas sosialisasi program dan peran petugas lapangan.

3. Faktor–faktor internal masyarakat yang memiliki hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan di Lambara adalah: umur, tingkat pendapatan, sifat kekosmopolitan, persepsi, motivasi intrinsik dan ekstrinsik, sedangkan pada tahap pelaksanaan adalah: umur, sifat kekosmopolitan, persepsi dan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Adapun faktor eksternal masyarakat adalah: intensitas sosialisasi program dan peran petugas lapangan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan adalah: intensitas sosialisasi program,peran petugas lapangan dan kejelasan hak dan kewajiban.

4. Strategi pengembangan partisipasi: masyarakat dalam program GN-RHL sebaiknya difokuskan pada strategi WO (Weakness– Opportunitiess) diantaranya: Peningkatan persen tumbuh tanaman, pembangunan hutan rakyat dan hutan tanaman rakyat, penyiapan bibit tanaman GN-RHL sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan iklim setempat, dan peningkatan peran penyuluh kehutanan lapangan dalam kegiatan sosialisasi dan Bintek GN-RHL yang tepat sasaran.

Saran

1. Pelaksanaan kegiatan GN-RHL, khususnya di Kota Palu perlu memperhatikan pelibatan aktif masyarakat dan skateholder lainnya secara optimal, utamanya pada tahap perencanaan. Hal ini penting dalam menjamin terciptanya partisipasi yang sesungguhnya terhadap pelaksanaan kegiatan GN-RHL di masa mendatang. 2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan GN-RHL, perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut terkait dengan dengan analisis peran stakeholder dan evaluasi keberhasilan kegiatan GN-RHL khususnya di Kota Palu

DAFTAR PUSTAKA

Borrini-Feyerabend G, Farvar MT, Nguinguiri JC, Ndangang VA. 2000. Co- management of Natural Resources: Organising, Negotiating and Learning-by- Doing. Heidelberg Germany: GTZ and IUCN, Kasparek Verlag.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Kecamatan Palu Timur dan Palu Utara dalam Angka. Palu: Kantor BPS.

Cernea MM. 1985. Putting People First: Sociological Variables in Rural Development. World Bank, UK: Oxford University Press.

Cohen JM, Uphoff. 1977. Rural Development Participation. New York: Ithaca. Davis LS et.al. 2001. Forest Management To Sustain Ecological, Economic, and

Social Values. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Higher Education.

Darusman D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Bogor: Lab Politik Ekonomi Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2006. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kehutanan Tahun 2006 – 2025. Jakarta: Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan.

Hanafi A. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Usaha Nasional.

Hidayat N. 2003 Bahan Masukan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan

dan Lahan (GNRHL) Departemen. Jakarta: Sekjen Kehutanan.

http://www.dephut.go.id/email.asp, html [24 Oktober 2006].

Kartodihardjo H. 2006. Refleksi Kerangka Pikir Rimbawan: Menguak Masalah Institusi dan Politik Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Kartodiharjo H et al. 2001. Pengembangan Sistem Insentif Rehabilitasi Lahan/ Penghijauan. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Kartodihardjo H et al. 2000. Kajian Institusi Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. Bogor: K3SB.

Kementerian Kehutanan. 2004. Peraturan Menteri Kehutanan No. 03 tahun 2004: Tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Penghijauan Kota dan Hutan Rakyat

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL).

http://www.dephut.go.id/email.asp, html [22 Desember 2006].

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. 2003. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 18 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

http://www.menlh.go.id. html [22 Desember 2006].

[LDFEUI] Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Arti dan Tujuan Demografi. Di dalam Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mubyarto. 1984. Strategi Pembangunan Pedesaan: Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Nanang N, Devung GS. 2004. Panduan Pengembangan Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan. Center for Social Forestry (CSF), Universitas Mulawarman Institute for Global Environmental Strategies (IGES), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Nasir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Grahalia Indonesia

Ndraha T. 1987. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakatar: Rineka Cipta.

Oakley P et. al. 1991. Project with People. The Practice of Participation in Rural Development. Genewa: ILO.

Pujo. 2003. Partisipasi Masyarakat pada Program Kehutanan Sosial di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. (Kasus di Desa Cileuya, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan dan Desa Margamukti, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung). [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertranian Bogor. Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Safei LM. 2005. Kajian Partisipasi masyarakat terhadap Pelestarian Hutan Mangrove: Studi Kasus Desa Marobo Kecamatan Bone dan Desa Labulu-bulu Kecamatan Parigi Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Setyarso A. 2004. Aktualisasi Nilai dan Manfaat Sosial Ekonomi Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jurnal Hutan Rakyat. Pusat Kajian Hutan Rakyat. Jogyakarta. Fakultas Kehutana UGM.

Singarimbun M, Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Slamet M. 2003. Membentuk Pola Prilaku Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press Bogor.

Slamet M. 1980. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Slamet Y. 1989. Konsep-konsep Dasar Partisipasi Sosial. Pusat Antar Universitas Studi Sosial. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sugiyono. 2000. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Suharjito D, Sundawati L, Suyanto, Utami SR . 2003. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Agroforestry. Bahan Ajaran Agroforestry. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF): 5.

Sallatang A. 1986. Masyarakat Budaya dan Lingkungan. Makassar:Materi Diklat TMPP Angkatan XXI UNHAS. Makassar: Universitas hasanuddin.

Salusu J. 1999. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: Grasindo.

Suhendang E. 2004. Kemelut Dalam Pengurusan Hutan: Sejarah Panjang Kesenjangan antara Konsepsi Pemikiran dan Kenyataan. Bogor: Fakultas Kehutanan Intitut Pertanian.

Sunartana YEP. 2003. Partisipasi Anggota Dalam Kelompok Pengelolaan dan Pelestarian Hutan (KPPH). (Kasus di Kawasan Hutan Lindung Register 19 Gunung Betung Lampung). [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sutrisno L. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius

Tjokroamidjojo B. 1991. Pengantar Pembangunan dalam Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Pustaka Press.

Trison S. 2005. Pengembangan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Rehabilitasi Hutan (Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi). [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

[WALHI]. 2004. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) Butuh Perencanaan yang Matang dan Partisipatif serta Pengawasan Aktif Masyarakat: http://www.walhi.or.id/ . html [12 Agustus 2006].

Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Wijayanto N. 2001. Faktor Dominan dalam Sistem Pengelolaan HKM (Studi Kasus di Repong Damar, Pesisir Krui, Lampung). [Disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wilcox D. 1994. The Guide of Effective Participation.

http://www.partnership.org.uk/guide/index.html [22 Desember 2006].

[YBAHL] Yayasan Bina Agro Hutani Lestari. 2004. Rencana Pendampingan dan Pemberdayaan Kelompok Tani Peserta GN- RHL Palu. Palu: Sulawesi Tengah.

PENGEMBANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM