• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR INSENTIF RISET SINAS (Halaman 42-46)

1. Berdasarkan hasil identifikasi sekuensing 16 S rRNA, isolat penyebab busuk umbi porang terdiri atas dua isolat jamur yaitu: Fusarium oxysporum strain Ppf15 ;

Sclerotium delphinii isolate CBS221 dan dua isolat bakteri yaitu Cedecea neteri

NBRC 105707 dan Serratia namatodiphila strain DZ0503SBS1.

2. Semua isolat Pseudomonas fluorescens yang diuji tidak merupakan patogen tanaman dan bersifat bakteriostatik serta toksik, sehingga bisa digunakan sebagai calon agens hayati penyebab penyakit busuk umbi porang. P. fluorescens Pf 11 yang paling antagonis secara in vitro.

3. P. fluorecens Pf 11 yang diaplikasikan melalui penyelaputan umbi katak dengan konsentrasi tinggi (109 cfu/ml) berpengaruh positif dalam menekan S. delphinii . 4. P. fluorescens Pf 11 memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai alternatif

pengendalian ramah lingkungan terhadap umbi katak di tempat penyimpanan.

1.2. Saran

Kegiatan identifikasi penyebab penyakit busuk umbi porang dilakukan dalam upaya pengendalian terhadap penebab penyakit tersebut. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan agens hayati dari tanaman porang sehat dengan cara isolasi dan skreening di daerah endemis penyakit busuk umbi porang.

Sifat-sifat fenotipik dari Pseudomonas fluorescens dilakukan sebagai upaya untuk dapat menggunakan efektifitas dari agens hayati tersebut. Meskipun masih perlu diteliti secara molekular untuk memastikan hubungan kekerabatan dengan kelompok Pseudomonas spp yang lain.

Pemanfaatan mikroba tanah sebagai biopestisida untuk mengendalikan penyakit busuk umbi porang secara in Planta akan dijumpai kesulitan. Oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut formulator yang tepat, sehingga isolat P. fluorescens Pf 11 mempunyai efikasi.

37

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed IH, N Labuschagne, & L. Korsten.2007. Screening rhizobacteria for biological control of Fusarium root and crown rot of sorghum in Ethiopia. Biol Control. 40 (1): 97−106. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.biocontrol .2006.07.017.

Andayanie WR. 2014. Kajian penyakit busuk umbi dan pangkal batang pada tanaman porang. Laporan penelitian hibah internal. Universitas Merdeka Madiun.

Barnet HL & BB Hunter. 1998. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. 4 th Ed.APS Press, Minnesota.

Barras F, F Van Gijsegem, & AK Chatterjee. 1994. Extracellular enzymes and pathogenesis of soft rot Erwinia. Annu Rev. Phytopathol. 32: 201-234.

Chandrashekhara. 2007. Endophytic bacteria from different plant origin enhance growth and induce Downy mildew resistence in pearl millet. J. Plant Pathology. 1 (1): 1-11.

CMI.1981. Description of pathogenic fungi and bacteria. Commonwealth Mycology Institute, England.

Cool RJ & KF Baker. 1996. The nature and practice of biological control of plant pathogens. APS Press. The American Phytopatological Society. St. Paul. Minnesota, USA. 539 p.

Diniyah S. 2010. Potensi isolat bakteri Endofit sebagai penghambat pertumbuhan bakteri (Ralstonia solanacearum) dan jamur (Fusarium sp. dan Phytopthora

infestans) penyebab penyakit layu pada tanaman. Skripsi Fak. Sains dan

Teknologi UIN Maulana Ibrahim Malang.

Fahy PC & AC Hayward. 1983. Media and methods for isolation and diagnostics test. In Fahy PC & GJ Persley (Eds) Plant bacterial diseases a diagnostics guide: 337−378. Australia Academic Press.

Habazar T, Nasrun, Jamsari, & I N Rusli. 2007. Pola penyebaran penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas axonopodis pv. allii) pada bawang merah dan upaya pengendaliannya melalui imunisasi menggunakan rizobakteria. Laporan hasil penelitian Universitas Andalas Padang dengan Litbang Pertanian Proyek KKP3T.

Ignjatov M, M Milosevic, M Nikolic, Z Vujakovic, & D Petrovic. 2007. Characterization of

Pseudomonas savastanoi pv. glycinea isolates from Vojvodina.

Phytopathol.45:43-54.

Joseph B, Ranjan PR, & R Lawrence. 2007. Characterization of plant growth promoting rhizobacteria associated with chickpea (Cicerarietinum L.). J. Plant Production 1(2): 141-151.

38 Jutono J, Soedarsono, S Hartadi, S Kabirun, Soehadi, Susanto. 1973. Pedoman praktikum mikrobiologi umum untuk perguruan tinggi. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada , Yogyakarta. 227 hal.

Kazempour MN. 2004. Biological control of Rhizoctonia solani, the causal agent of rice sheath blight by antagonis bacteria in green house and field conditions. J. Plant Pathol. 3: 88−96.

Klement Z, K Rudolph, DC Sand. L990. Methods in Phytobacteriology. Budapest Academia Kiado.

Kowalska B, U Smolinska, M Oskiera. 2011. Serratia plymuthica causing bulb rot in Poland. Pol. J. Microbiol.60(1): 85-87.

Lay Wb. 1994. Analisis mikrobia di laboratorium. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Lelliot & Stead. 1987. Mehods for the diagnosis of bacterial diseases of plant. Oxford:

Blackwell. Sci. Publ.

Leeman M, JA Van Velt, MJ Hendrick, RJ Schiffer, PAHM Baker, & B Schippers. L995. Biocontol of Fusarium wilt of radish in commercial green house trials by seed treatment with Pseudomonas fluoresens 374. Phytopath.85: 1301-1305.

Mulya K, M Watanabe, M Goto, y Takikawa, & S Tsuyusumu. 1996. Suprpression of bacterial wilt disease in tomato by root dipping with Pseudomonas fluorescens PfG 32: The role of antibiotic substances and siderophore production. Ann. Phytopathol. Soc. Jap. 62; 132−140.

Navitasari L, L Soesanto, AY Rahayu. 2013. Pengaruh aplikasi Pseudomonas

fluorescens P60 terhadap mutu patologis, mutu fisiologis dan pertumbuhan bibit

padi IR 64. J. Hama Penyakit Tumbuhan Tropika 13 (2): 179−190.

Nawangsih AA, T Widjayanti, & Y.Anisa. 2014. Kelimpahan bakteri rizosfer pada sistem PHT biointensif serta kemampuan antagonismenya terhadap

Sclerotium rolfsii pada kedelai. J. HPT Tropika 14(2): 110-120.

Okereke V, & RC Wokocha. 2007. In vitro growth of four isolates of Sclerotium

rolfsii Sacc in the humid tropics. African Journal of Biotechnologi 6(16):

1879-1881.

Palleroni NJ. 1993. Introduction to the family Pseudomonasaceae. In: MP Starr, HG Troper, A Balows, and HG Schiegel (Eds.). The prokaryotes A Handbook on Habitat, Isolation and identification of bacteria. Springer-Verlag. New York. Punja ZK. 1988. Sclerotium (Athelia) rolfsii, a pathogen of many plant species.

39 Racmawati NY, & A Daroini. 2014. Strategi pengembangan komoditi tanaman porang (Amorphophallus oncophyllus) di Kabupaten Nganjuk. J. Manajemen Agribisnis. 14(1): 51-56.

Rahayu M. 2008. Efikasi isolat Pseudomonas fluorescens terhadap penyakit rebah semai pada kedelai. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 27(3): 179-184. Sands, DS.1990. Physiological criteria- determinative test. In: Klement, Z., K Rudolph,

and DC Sands. Methods in phytobacteriology. Academical Kado, Budapest: 133−143.

Schaad NW. 1988. Laboratory guide for identification of plant pathogenic bacteria. 2 nd Edition Minnesota: The American Phytopathological Society.

Schaad NW, JB Jones & W Chun, 2001. Laboratory guide for identification of plant pathogenic bacteria (third Edition), APS Press, The American Phytopathological Society. St. Paul Minnesota.

Setiasih I. 2008. Produktivitas tanaman iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) pada berbagai perlakuan dosis N dan K . Skripsi. Institut Pertaian Bogor.

Sumartini. 2011. Penyakit tular tanah (Sklerotium rolfsii dan Rhizoctonia solani) pada tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian serta cara pengendaliannya. J Litbang Pertanian 3(1):27-34.

Yanti Y & Z Resti. 2010. Induksi ketahanan tanaman bawang merah dengan bakteri

rhizoplan indigenus terhadap penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas axonopodis pv allii). Dalam Loekas Soesanto, Endang

Mugiastuti, Ruth Feti Rahayuniati dan Abdul Manan (Ed.). Prosiding seminar nasional pengelolaan opt ramah lingkungan Purwokerto, 10-11 November 2010.

Yanti Y, T Habazar, Z Resti, & D Suhalita. 2013. Penapisan isolat rizobakteri dari perakaran tanaman kedelai yang sehat untuk pengendalian penyakit pustul bakteri (Xanthomonas axonopodis PV. Glycines) . J HPT Tropika 12 (1); 24-34.

Yaqub F, & S. Shahzad.2005. Effect of fungicides in in vitro growth of

Sclerotium rolfsii Pak. J. Bot. 38(3): 881-883.

Yuzammi. 2000. A Taxonomic Revision of Terrestrial and Aquatic Araceae in Java. Unpublished Thesis. University of New South Wales, Sydney, Australia.

Van Loon LC. 2007. Plant response to plant growth promoting rhizobacteria. Eur. J.

Plant Pathol. 119:243-254.

Weller DM, JM Raaijmakers, GB Mc Spadden, LS Thomashow. 2002. Microbial populations responsible for specific soil suprressiveness to plant pathogens. Annu Rev Phytopathol. 40:309−348. DOI:http://dx.doi.org/ 10.1146/annurev. phyto.40.030402.110010.

40 Wiyono S, DF Schulz, & GA Wolf. 2008. Improvement of the formulation and antagonistic activity of Pseudomonas fluorescens B5 through selective additives in the pelleting process. Biol Contr 46:348-357.

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR INSENTIF RISET SINAS (Halaman 42-46)

Dokumen terkait