• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian

dan saran-saran kepada pihak perusahaan disertai

pernyataan penulis dan keterbatasan penelitian yang

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perusahaan

karena pemasaran merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan

perusahaan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan

untuk mendapatkan laba. Ada beberapa ahli yang mengemukakan

pendapatnya mengenai pemasaran, antara lain :

1. Menurut Philip Kotler ( 1997 : 8 ) pemasaran adalah proses sosial dan

manejerial yang didalamya individu dan kelompok untuk mendapatkan

apa yang mereka butuhkan, dinginkan dan menciptakan, menawarkan

dan mempertahankan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2. Menurut William J. Stanton ( 1985 : 14 ) pemasaran adalah proses

sistem secara keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

kepada pembeli yang ada, maupun kepada pembeli potensial.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat diketahui bahwa ada 2

pihak yang terlibat dalam proses pemasaran, yaitu produsen dan

konsumen. Dari kedua definisi tadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa

7

konsumen menginginkan tingkat kepuasan yang maksimal dari barang dan

jasa yang diperoleh

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam suatu kegiatan pemasaran, perusahaan berusaha untuk

menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk

memenuhi keinginan konsumen. Agar target penjualan tercapai, maka manajer

harus dapat memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat yang

dapat membantu dalam mencapai tujuan perusahaan serta menyesuaikan diri

dengan perubahan lingkungan. Karena itu diperlukan suatu manajemen untuk

mengakomodasi dan mengelola pemasaran atau disebut dengan manajemen

pemasaran. Ada beberapa pengertian manjemen pemasaran menurut para ahli,

yaitu :

1. Menurut Philip Kotler ( 1997 : 13 ), manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemilihan, penetapan harga, promosi, serta

pengakuan gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

2. Menurut Harper et.al ( 2000 : 18 ), manajemen pemasaran adalah proses

menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga dan

distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk

menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan

8

Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa apa yang dimaksud

dengan manajemen pemasaran adalah suatu proses yang melibatkan analisis,

perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian, juga mencakup pengoperasian

barang dan jasa yang dilandasi oleh gagasan pertukaran dengan tujuan untuk

menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.

C. Pengertian Konsep Pemasaran

Salah satu konsep dalam manajemen pemasaran yang dijadikan dasar

untuk mencapai tujuan perusahaan adalah konsep pemasaran. Konsep pemasaran

berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen demi terciptanya kepuasan

kepada pelanggan. Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko ( 1997 : 5 ), konsep

pemasaran merupakan suatu filsafah bisnisnya mengatakan bahwa kebutuhan

konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

Perusahaan dapat menggunakan konsep tersebut untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan cara memaksimalkan kepuasan konsumen dan atas pelayanan

perusahaan tersebut dengan sendirinya perusahaan akan memperoleh keuntungan.

Sedangkan Philip Kotler dan Gary Armstrong ( Kotler 1995 : 15 ) mendifinisikan

konsep pemasaran sebagai usaha pemasaran dimana suatu perusahaan harus

meneliti suatu kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang telah ditetapkan

dengan baik dan memberikan kepuasan kepada pasar sasaran tersebut.

Ada 5 konsep yang dapat dipilih perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran ( Philip Kotler dan Gary Amstrong ( 2001 : 19 ), yaitu :

9

Konsep produksi beranggapan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang gampang diperoleh dan sangat terjangkau, oleh karena itu

manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi produksi dan

distribusi.

2. Konsep Produk

Konsep produk beranggapan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik dan bersifat paling

inovatif. Oleh karena itu suatu organisasi harus mencurahkan tenaganya

untk melakukan perbaikan produk secara terus-menerus.

3. Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen tidak akan

membeli cukup banyak produk perusahaan, kecuali jika perusahaan

tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan

organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran ( target market ) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif

dan efisien dari pada yang dilakukan oleh pesaing.

5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa

organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar

10

dan efisien dari pada pesaing dengan satu cara yang dapat menjaga dan

meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat.

D. Jasa

1. Pengertian Jasa

Jasa tidak dapat dilihat penggunaanya, tetapi dapat dirasakan manfaatnya.

Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran produk yang berbentuk barang. Dalam

bidang pemasarannya, jasa juga bisa diartikan dengan suatu kegiatan yang bisa

dipertukarkan mengenai suatu yang akan dibeli dan dijual di pasar atau lebih

dikenal dengan sebutan jasa pertukaran ( exchange service ).

Menurut Philip Kotler ( 1995 : 382 ), jasa adalah setiap kegiatan atau

manfaat yang dapat diberikan kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak pula berakibat kepemilikan sesuatu, produksinya dapat atau

tidak dipertahankan dengan produk fisik, sedangkan menurut Basu Swastha (

1984 : 318 ), pengertian dari jasa pertukaran adalah barang yang tidak kentara (

intangible products ) yang dibeli dan dijual dipasar melalui suatu transaksi

pertukaran yang saling memuaskan.

Jasa secara umum juga dapat digolongkan ke dalam 2 golongan ( Basu

Swastha 1984 : 319 ) :

1.1 Jasa Industri ( Industrial Service )

Jasa industri ini disediakan untuk organisasi dalam betuk yang luas

termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi non laba dan

11

1.2Jasa konsumen ( Customer Service )

Jasa ini banyak digunakan secara luas dalam masyarakat. Jasa

konsumen ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu :

1.2.1 Jasa konvinien

Jasa konvinien adalah jasa konsumsi yang pembeliannya

sering dan masyarakat membelinya dengan melakukan usaha yang

minimal. Dalam jasa konvinien, lokasi merupakan unsur variabel

pemasaran yang penting bagi konsumen. Dalam hal ini, harga

bukan faktor yang penting dalam pembelian jasa konvinien.

1.2.2 Jasa Shopping

Jasa shopping adalah jasa konsumsi yang dipilih atau dibeli

oleh masyarakat sesudah mengadakan pembandingan kualitas,

harga, dan reputasi. Dalam jasa ini, konsumen membutuhkan

informasi untuk membandingkan jasa shopping sehingga

komunikasi lebih penting dari pada lokasi sebagai variabel

pemasaran.

1.2.3 Jasa Special

Jasa spesial adalah jasa konsumsi dimana dalam

pembeliannya, pembeli harus melakukan usaha pembelian khusus

dengan cara tersebut atau dengan pembayaran lebih besar. Titik

berat usaha pemasaran ini diletakkan pada pengembangan produksi

dan pemuasan konsumen. Pengembangan produk untuk jasa-jasa

12

Harga dan lokasi secara relatif hanya merupakan faktor faktor

sekunder dalam pemasaran jasa-jasa spesial. Walaupun lokasinya

jauh dan harganya tinggi, namun orang tetap mencarinya karena

pada perusahaan pemasaran seperti ini, yang paling penting adalah

dapat memberikan kepuasan bagi konsumen dan perusahaan itu

sendiri dan standar dari hasil kerja yang tinggi.

Penawaran suatu perusahaan pada konsumen dapat berupa barang atau

jasa, atau kombinasi keduanya.

Kotler ( 1984 : 37 ) membagi penawaran menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Barang yang sepenuhnya berwujud

Penawaran utama terdiri dari barang berwujud, contohnya :

sabun, gula, dan garam.

2. Barang berwujud dengan jasa pelayanan

Penawaran pada kelompok ini, terdiri dari baranng

berwujud, yang diikuti oleh satu atau beberapa jasa untuk

meningkatkan daya tarik konsumen. Contohnya : penjualan sepeda

motor, biasanya disertai jaminan, buku petunjuk pemakaian atau

pemeliharaan dan perbaikan.

3. Jasa pelayanan pokokyang disertai barang dan jasa tambahan

Penawaran utama, terdiri dari pelayanan utama disertai

dengan beberapa pelayanan tambahan tertentu dan atau barang

penunjang baru. Contohnya : pelanggan yang membeli barang.

13

relative bersaing dan pelayanan tambahannya adalah pengantaran

barang sampai tujuan.

4. Hanya jasa saja

Penawaran utama terdiri dari suatu jasa pelayanan murni.

Contohnya : tukang pijit, pelayanan mereka adalah tenaga memijit

saja.

E. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami keinginan dan

kebutuhan konsumen untuk keberhasilan sistem pemasaran perusahaan. Tujuan

kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli

barang dan jasa perusahaan pada saat membutuhkan.

Perilaku konsumen merupakan sebagian dari kegiatan manusia yang akan

mengungkapkan sebab-sebab sekarang membeli jasa / barang tertentu untuk

mengetahui definisi perilaku konsumen. Beberapa penelitian mengemukakan

bahwa perilaku konsumen adalah mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghasilkan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini ( Engel : 353 ).

Sedangkan menurut Basu Swastha dan Tani Handoko ( 1982 : 9 ) adalah

sebagai berikut :

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu

14

jasa termasuk didalamnya posisi pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan

yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu kegiatan fisik dan proses pengambilan

keputusaan. Kedua faktorr tersebut melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa ekonomis. Perilaku konsumen

merupakan sebagian dari perilaku manusia dalam lingkup yang terbatas, yaitu

dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen.

F. Kualitas Jasa

Pengertian kualitas jasa menurut Lovelock (2002:18): “ service

quality, as defined by customer, is essential for product diffentiation and

for building customer royalty ”. kualitas pelayanan yang didefinisikan sesungguhnya adalah perbedaaan produk dan untuk membangun

konsumen yang royal. Salah satu faktor yang menentukan tingkat

keberhasilan kualitas perusahaan menurut John Sviokla ( Rambat

L,2001;147-148 ) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang

bermutu kepada para pelanggannya dapat memberikan pencapaian pangsa

pasar yang tinggi serta dapat pula meningkatkan profit perusahaan. Sebuah

15

secara konsisten layanan yang bermutu lebih tinggu dibandingkan para

pesaing dan yang lebih tinggi daripada harapan pelanggan.

Harapan-harapan itu dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu,

pembicaraan dari mulut ke mulut, dan iklan perusahaan jasa. Setelah

menerima jasa itu, pelanggan membandingkan jasa yang dialami dengan

jasa yang diharapkan, pelanggan, tidak berminat lagi terhadap penyelia itu

dan begitu juga sebaliknya.

Barry Render dan Jay Heizer dalam bukunya prinsip-prinsip

manajemen operasi (2001;111). Faktor-faktor yang menentukan mutu jasa

adalah :

1. Tangibles, termasuk bukti nyata fisik dari jasa.

2. Reability, meliputi konsistensi dari kinerja dan dapat dipercaya.

3. Responsiviness, berkaitan dengan kemauan atau kesiapan dari

karyawan untuk memberikan pelayanan.

4. Keamanan adalah bebas dari bahaya, resiko dan keraguan.

5. Empathy, adalah meliputi sikap peduli karyawan, perhatian

mereka, profesionalisme, efisiensi dari karyawan dalam bekerja

dan sikap ramah karyawan.

G. Kepuasan Pelanggan

Menurut Supranto ( 1997 : 233 ), kepuasan pelanggan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kenerja/hasil yang

16

perbedaan antara kinerja yang dirasakan sesuai dengan harapan. Apabila

kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja

sesuai dengan harapan pelanggan akan puas. Sedang bila kinerja melebihi

harapan, pelanggan akan sangat puas. Kotler ( 1994 ) mengemukakan 4

metode mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan ( cusctomer

orieted ) perlu memberikan kesempatan luas kepada pelanggan untuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan. Misalnya dengan

menggunakan media saran, menyediakan kartu korektor, atau

menyediakan saluran telpon khusus ( customer hotline ).

2. Survey kepuasan pelanggan

Sistem kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan

metode survey, misalnya melalui pos, telepon, wawancara pribadi.

Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya,

yaitu :

a) Directly Reported Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan

seperti ungkapan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan

penyajian Rumah Makan Goat dengan skala berikut : Sangat tidak

puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.

17

Dimana pernyataan diajukan menyangkut 2 hal utama,

yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap akibat tertentu dan

besarnya kinerja yang meraka rasakan.

c) Problem Analysis.

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk

mengungkapkan 2 hal pokok, pertama : masalah yang meraka

hadapi berkaitan dengan peranan dari perusahaan, kedua,

saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d) Importance- Problem Analysis

Responden diminta untuk merangking berbagai elemen /

atribut dari perawatan bedasarkan derajat pentingnya setiap

elemen tersebut.

3. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa

orang ( ghost shopper ) untuk berperan / bersikap sebagai pelanggan /

pasien potensial perusahaan dan pesaing, lalu ghost shopper

menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan

produk ( dalam hal ini berupa pelayanan penyajian ) perusahaan dan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka.

4. Lost Customer Analysis

Dalam metode ini, perusahaan berusaha menghubungi para

18

pemasok. Harapannya adalah perolehan informasi mengenai penyebab

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

yaitu untuk menjelaskan Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Goat.

Penelitian deskriptif merupakan dasar semua penelitian. Penelitian

deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis

statistik (Sulistyo-Basuki,2006:110). Penelitian deskriptif pada penelitian

ini menggunakan pendekatan observasi,, kuisioner, dan wawancara.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pengunjung Rumah Makan Goat.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu data atau informasi yang menjadi perhatian

pokok dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah Kepuasan

Pelanggan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

20

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Makan Goat yang tepatnya

berlokasi di jalan A.M Sangaji No.65 Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dijadikan objek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti dalam penelitian.

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yaitu

kepuasan pelanggan. Sub Variabel dalam penelitian ini adalah antara lain :

1) Tangibles (fasilitas fisik) meliputi, persepsi mengenai dekorasi

ruang, tata letak kursi dan meja, pelayan menggunakan

seragam rapi, dan kebersihan Rumah Makan.

2) Reability (keandalan) yaitu kemampuan dalam memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu.

3) Responsiveness (daya tanggap) adalah kecepatan pelayanan,

efisiensi kerja, dan siap melayani kebutuhan konsumen jika

diperlukan.

4) Assurance (kenyamanan) adalah perhatian yang diberikan

kepada konsumen serta kenyamanan fasilitas yang disediakan

Rumah Makan.

5) Empathy (empati) meliputi sikap peduli karyawan,

21

E. Definisi Operasional Variabel

Pengertian Kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tingkat perasaan individu terhadap performansi suatu produk.

F. Pengukuran Variabel

Pengukuran kepuasan dilakukan secara langsung melalui persetujuan

terhadap pernyataan perasaan puas pada atribut jasa.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Skala Likert

dengan lima kategori penelitian dan bobot dari kemungkinan jawaban

responden mengenai variabel persepsi kepuasan pelanggan adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Tabel Skala Likert

KATEGORI NILAI

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

22

Skala Likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan

menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masing-masing

responden dapat dikelompokkan ke dalam kategori kelas interval.

Pengkategorian untuk kepuasan pelanggan

a. Langkah menentukan jumlah kategori

Persepsi konsumen pada kepuasan pelanggan dibagi menjadi 5 yaitu :

sangat tidak puas, tidak puas, kurang puas, puas dan sangat puas.

b. Menentukan interval setiap kategori

Kelas interval =

Interval =

= 0,8

c. Menyusun kategori berdasarkan penjelasan a dan b dengan rentang skala

0,8 maka numeriknya sebagai berikut :

1) Sangat Tidak Puas (STP) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang

menunjukan persepsi kepuasan pelanggan pada rumah makan

sangat tidak baik.

2) Tidak Puas (PS) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang

menunjukan persepsi kepuasan pelanggan pada rumah makan tidak

baik.

3) Kurang Puas (KS) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang

menunjukan persepsi kepuasan pelanggan pada rumah makan

cukup baik.

4) Puas (P) apabila skor variabel 3.40 s/d 4,19 yang menunjukan

23

5) Sangat Puas (SP) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang

menunjukan persepsi kepuasan pelanggan pada rumah makan

sangat baik.

G. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2006:90) mengatakan bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pengunjung Rumah Makan Goat,

Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karekteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono,2002:62). Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian pengunjung Rumah Makan Goat

Yogyakarta.

Karena besar populasi tidak dapat diketahui secara pasti

beberapa jumlahnya, oleh karena itu sulit mencari beberapa jumlah

populasi yang tepat, maka jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah responden yang didapat.

n = Z² / 4 (moe) ²

24

n = 94.04

keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penentuan

sampel persen. Pada α = 5% dan Z = 1.96

Moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa

ditoleransi, biasanya 10%

Hasil perhitungan menggunakan rumus didapat sampel dengan jumlah

94,04 untuk memudahkan pembagian kuisioner, maka dibulatkan menjadi 100.

Oleh karenaa itu digunakan 100 responden sebagai sampel.

H. Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer, yang terdiri

dari :

1. Data profil responden

2. Data kepuasan pelanggan pada Rumah Makan

3. Data profil perusahaan

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

25

J. Teknik pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen bertujuan untuk menguji instrumen

penelitian melalui tes validitas dan tes reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto

2012:177).

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana :

rxy : koefisien korelasi r hitung

X : nilai dari tiap butir

Y : nilai total tiap butir

N : jumlah sampel

Untuk digunakan apakah instrument tersebut valid atau tidak, digunakan

ketentuan sebagai berikut:

a. Juka r hit ≥ tabel dengan taraf signifikan 5% dan df: N-2, maka instrumen

26

b. Jika r hit < r tabel dengan taraf signifikan 5% dan tf: N-2, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:41).

Dalam menghitung reliabelitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s

Alpha sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto,2012:186):

{ } { ∑ }

Keterangan:

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ : jumlah varian butir : varian total

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliable atau tidak

digunakan ketentuan jika nilai Cronbach’s Alpha≥ 0,60 maka dinyatakan reliable dan jika Cronbach’s Alpha < 0,60 dinyatakan tidak reliable.

27

K. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012:244) analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Analisis Diskriptif

a. Diskripsi Karakteristik Responden

Alat analisis ini menggunakan alat analisis frekuensi

b. Diskrisi Variabel

Alat analisis ini menggunakan alat analisis frekuensi mutlak, frekuensi

relative (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya

yaitu: mode, median dan mean untuk setiap aspek dan item yang

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

GOAT “Sego Goreng Kambing” merupakan pemain baru bisni

kuliner malam di yogyakarta. Rumah makan yang sudah berjalan selama

1.5 tahun ini sejak 19 Agustus 2013 ini mempunyai varian menu makanan

dan minuman yang bisa dibilang unik. Makanan-makanan seperti

Gulaiyah, ThonkShenk, dan tentunya Sego Goreng Kambing yang menjadi

menu andalan dibandrol dengan harga murah ( Rp.15.000-Rp.20.000 ) bisa

dinikmati setiap harinya dari pukul 11.00-23.30 WIB. Minuman-minuman

ala cafe dikombinasikan dengan minuman-minuman tradisional yang

dibandrol dengan harga ( Rp.5000-Rp.8000) pun bisa dinikmati pula di

rumah makan yang menekankan konsep tradisional, colourful, dan young

ini. Rumah Makan Goat terletak di Jalan AM Sangaji No.65 A, sekitar

1km Utara Tugu Yogyakarta, GOAT “Sego Goreng Kambing” memiliki

modal yang sangat besar untuk bisa mengambil hati segmentasi pasarnya.

Mahasiswa.

Bermodalkan kaunikan menu, harga yang terjangkau, dan lokasi

strategis, tidak heran selama 1.5 tahun berdirinya Rumah Makan Goat

GOAT “Sego Goreng Kambing” telah cukup menarik hati mahasiswa

-mahasiswi kota Yogyakarta. Pertanyaanya adalah “apakah perjalanan

29

dilapangan akan selalu ada di setiap perjalanan bisnis, termasuk bisnis

kuliner. Salah satunya adalah peningkatan harga yang gila-gilaan pada

bahan dasar dan operational cost. Kejutan-kejutan dipasar seperti

kenaikan harga akan menjadi momok bagi pegiat bisnis kuliener, termasuk

Rumah Makan ini, GOAT “Sego Goreng Kambing”. Ditambah dengan

Dokumen terkait