• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kesimpulan

Sesuai dengan tuntutan Undang-Undang otonomi daerah tahun 1999, maka pembangunan yang demokratis dan partisipatif menjadi suatu kata kunci. Untuk itu pemberdayaan berbagai potensi lokal yang ada dalam institusi-institusi masyarakat, layak menjadi pertimbangan dalam rangka proses pembangunan tersebut. Pengambilan kebijakan dan keputusan berbasis publik sesuai konteks cukup ideal agar masyarakat menjadi subjek pembangunan itu sendiri.

Penelitian tentang modal sosial di Desa Sena ini, dapat dijadikan sebagai suatu contoh konkrit bahwa di dalam masyarakat ternyata banyak potensi-potensi lokal yang dapat dikembangkan untuk menunjang kberhasilan otonomi itu sendiri. Dari temuan-temuan tersebut dapat diketahui bagaimana masyarakat dapat mengembangkan diri atau kelompoknya tanpa banyak campuran tangan pihak luar, khususnya pemerintah. Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari penelitian ini antara lain:

1) Modal sosial yang ada di Desa Sena merupakan bentuk kreatifitas lokal karena lahir dan berkembang dalam masyarakat. Modal sosial tersebut terkait dengan berbagai aspek kehidupan, seperti : sosial budaya, sosial ekonomi, hukum, dan pemuda.

2) Proses munculnya institusi ini selain tumbuh dari inisiatif masyarakat juga dibangun berdasarkan komtmen bersama sehingga tingkat

kepercayaan masyarakat anggotanya tetap terpelihara.

3) Walaupun terkait dengan tradisi setempat, modal-modal sosial yang ada di Desa Sena berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya aturan-aturan baru dan berbagai mekanisme baru yang bersifat memperkaya aturann atau nilai-nilai lama.

4) Hal menarik lainnya adalah munculnya jenis modal sosial baru yang dibentuk dan dibangun oleh sebahagian kelompok masyarakat. Contohnya adalah usaha simpan pinjam khusus warga di Desa Sena Kecamatan Batang Kuis. lnstitusi ini (memunculkan paradigma baru bagi masyarakat untuk membangun diri, terutama mengurangi ketergantungan ekonomi kepada pihak luar. Akibat lebih jauh dapat memperkuat posisi tawar dan membuka wawasan masyarakat terhadap sektor-sektor publik. Managemen dalam institusi tersebut lebih mengutamakan syarat moral dan kepercayaan dari pada tinngkat pendidikan formal pengurus. Artinya, kejujuran menjadi kata kunci untuk duduk sebagai pengurus. Sementara, pendidikan hanya menjadi syarat tambahan. Juga tidak diikat oleh aturan baku tentang masa kepenggurusan, tetapi sepanjang dipercaya maka seseorang dapat duduk dalam beberapa periode. Ikutan penguatan ekonomi tersebut, mereka juga mengembangkan diri untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai aspek sesuai dengan tuntutan jaman. Misalnya dengan bekerjasama dengan LSM. Mereka melakukan lokakarya atau

pelatihan tentang jender, politik, pemilu, pertanian dan sebagainya. Dari temuan-temuan tersebut berarti suatu program pembangunan lebih ideal apabila program tersebut bersumber dari kemauan dan kepentingan masyarakat. Dengan seperti ini akan memberi daya kreatifitas dan inisiatif masyarakat yang menjadi subjek pembangunan.

2. Saran

Berdasarkan beberapa temuan dari penelitian ini, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi, seperti:

1) Kebijakan lama yang menjadikan masyarakat sebagai objek pembangunan perlu diganti menjadi masyarakat sebagai subjek pembangunan sehingga mereka percaya dan aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program. Artinya, pelaku utama pembangunan adalah masyarakat dan bukannya para perencana atau birokrat.

2) Untuk itu, potensi modal sosial yang ada dalam masyarakat harus menjadi salah satu prioritas, karena modal sosial sangat kondusif dan sesuai dengan kondisi setempat. Untuk itu, perencana pembangunan seyogianya hanya berperan sebagai fasilitator untuk berbagai program pembangunan. Walaupun para perencana lebih berkompeten dari segi sumber daya manusia namun perlu diingat bahwa masyarakat lebih tabu dan berpengalaman tentang kondisi sosial budaya dan sosial ekonomi di wilayah tempat tinggalnya masing-masing.

3) Penilaian bahwa masyarakat lebih bodoh dari pada perencana pembangunan perlu dipertanyakan kembali dengan melihat dari berbagai sudut pandang,

apalagi menyangkut komunitas dimana pembangunan akan direncanakan atau dilaksanakan.

4) Untuk memahami apa yang menjadi kemauan dan kebutuhan masyarakat, cara pandang etik seharusnya dirubah menuju ke cara pandang emik. Cara pandang emik adalah cara pandang yang mengacu kepada kemauan, aspirasi dan keperluan masyarakat dalam proses pembangunan.

Daftar Pustaka

Arikunto,Suharsimi.2003. prosedur penelitian : suatu pendekatan praktek.jakarta:rineka cipta.

Faisal,Sanapiah.2007. format-format penelitian sosial.Jakarta:Raja Grafindo Persada. Fakuyama. Francis.2002. Trust: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran.

Yogyakarta: Qalam.

Hasibuan, Irwansyah.2007.Kekuatan yang Terabaikan: Kajian Modal-modal Sosial di Desai Barat. .Bogor: Lenting.

Damsar.1997.sosiologi ekonomi. jakarta : Manajemen PT.Raja Grafindo persada.2009.Pengantar Sosiologi Ekonomi Jakarta : Kencana prenada Media Group.

Field, John.2005. Modal Sosial. Medan :Bina Medan Perintis.

George,Ritzer-Goodman J. Daugleas 2003. Teori Sosiologi Modren, Jakarta :Kencana

Kalo,Syafruddin.2004.Antara cambuk dan Tembakau:Eksploitasi Agraria di Sumatra Timur Jaman Kolonial,(online),(http://www.usu.ac.id).Diakses tanggal 7 Januari 2014.

Kalo,Syafruddin.2004.Perbedaan persepsi mengenai penguasaan tanah dan akibatnyaterdapat masyarakat petani disumatra timur:pada masa colonial yang berkelanjutan pada masa kemerdekaan,orde baru dan reformasi,(online),(http://www.usu.ac.id) diakses tanggal 7 Januari 2014.

Lawang, R. M. Z.2004.Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologi suatu pengantar.Depok.UI Press

Lubis,Zulkifli.2002.Resistensi,persistensi,dan Modal Transmisi Modal Sosial dalam pengelolaan Sumber Daya Alam Milik Bersama:Kajian Antropologis Termasuk Pengelolaan Lubuk Larangan di Sumatra Utara.

Multatuli.2008.Max Havelaar.jakarta:Narasi

Rudito,Famiola.2008.Metode Pemetaan Sosial.Rekayasa Sains : Bandung Soekanto,Soerjono.1990.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta :Rajawali Press.

Sembiring,Sri Alem,dkk,2004.Modal Sosial Dalam Komunitas Desa Etnis Jawa dan Relevansinya dengan Otonomi Daerah,http://www.digilib.usu.ac.id[7 Januari 2014]

Subejo,2004.peranan Sosial Capital Dalam pembangunan Ekonomi:suatu pengantar untuk studi Sosial Capital dipedesaan.Agro Ekonomi 11(1):77-86.http://www.ugm.ac.id[7 Januari 2014]

Dokumen terkait