• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Berdasarkan analisis kondisi aktual peran dan koordinasi lembaga lintas sektoral dalam konservasi sumberdaya air di DAS Gumbasa, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL), Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) Palu-Poso, dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Donggala adalah organisasi pemerintah yang berperan penting dalam program konservasi sumber daya air di DAS Gumbasa.

2. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air, UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan, dan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kuat terhadap konservasi sumber daya air di DAS Gumbasa.

3. Kinerja fungsi koordinasi antar organisasi pemerintah dalam konservasi sumber daya air di DAS Gumbasa termasuk kategori lemah yang dipengaruhi oleh faktor sifat multisektor/multidisiplin (heterogenitas organisasi) dan rendahnya kualitas SDM.

4. Penerapan sistem teknologi informasi dan basis data, penerapan teknologi konservasi, pengefektifan penyuluhan lapangan, peningkatan partisipasi masyarakat, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani merupakan instrumen prioritas yang penting untuk dikembangkan.

5. Penyebab utama ketidakberhasilan program konservasi sumber daya air di DAS Gumbasa dari segi fungsi manajemen adalah lemahnya kinerja perencanaan.

Saran

Dalam rangka peningkatan peran dan kinerja fungsi koordinasi lembaga lintas sektoral dalam konservasi sumber daya air di DAS Gumbasa, disarankan untuk menyusun rencana pengelolaan DAS Gumbasa secara terpadu melalui koordinasi organisasi pemerintah pusat dan provinsi dengan melibatkan semua organisasi pemerintah terkait di kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program konservasi sumber daya air di DAS Gumbasa.

Abdullah K, Mulyana N, Idung R (Indonesian Team), and Alcamo J, Priess J, Nitschulze J, Mimmler M (German Team). 2005. Use of Powersim to Study Water Balance at Gumbasa Catchment, Central Sulawesi. Bogor. Research Project on Stability of Rain Forest Margins (STORMA). Phase II 2003-2006. Bogor Agricultural University, University of Tadulako, University of Goettingen and University of Kassel.

Anwar A. 2000. Masalah Ekonomi dan Kelembagaan Perikanan. Bogor. Tesis Magister Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana IPB.

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.

Asdak C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Barlowe R. 1986. Land Recources Economic : The Economic of Real Estate. New Jersey. Prentice-Hall Inc.

Bastaman H. 2000. Kebijakan Dalam Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Dalam Tim ProLH-GTZ, (editor). Prosiding Diskusi Panel Sistem Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai. Jakarta. Kantor Menteri Negara LH. Tanggal 14-15 September 2000.

BPDAS Palu-Poso. 2007. Laporan Akhir Identifikasi Karakteristik Daerah Tangkapan Gumbasa Sub DAS Palu Hulu DAS Palu. Palu. Pusat Kajian Pengembangan Sumber daya Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan.

_______________. 2008. Basis Data DAS Palu. Palu. Kerjasama BPDAS Palu-Poso Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Fakultas Geografi UGM Yogyakarta.

BPS. 2006. Donggala Dalam Angka. Palu. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.

BBTNLL. 2008. Taman Nasional Lore Lindu. Palu. Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah.

BWSS III. 2008. Perencanaan Konservasi Danau Lindu Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Palu. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber daya Air Balai Wilayah Sungai Sulawesi III.

Danida. 1998. The Philipines Strategy for Improved Watershed Resources Management: Under The Auspices of The Government of The Philipines/World Bank Water Resources Development. Quezon City : Project Watershed Management Improvement Componenet.

Darajati W. 2001. Perencanaan Daerah Pengaliran Sungai Dalam Rencana Pembangunan Nasional. Prosiding Seminar Sistem Pengelolaan Daerah Pengaliran Sungai. Kerjasana Pemerintah Indonesia-Jerman. Jakarta. Kantor Menteri Negara LH/BAPEDAL – GTZ.

90 David FR. 1998. Concepts of Strategy Management. Upper Saddle River New

Jersey. Prentice – Hall Inc.

Didu MS. 2001. Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Kebijakan Dalam Proses Pembentukan Lahan Kritis. Jurnal Teknologi Lingkungan. Volume 2. Nomor 1. Januari 2001. ISSN 1411-318X. Hlm. 93-105.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Balai Taman Nasional Lore Lindu, dan The Nature Concervancy. 2001. Draft Rencana Pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu Tahun 2002-2027. Palu.

Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Edisi Kedua. Bogor. IPB Press.

Grigg N. 1996. Water Resources Management : Principles, Regulations and Cases. McGraw-Hill.

Harto SBr. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hayami Y, Kikuchi M. 1987. Dilema Ekonomi Desa : Suatu Pendekatan

Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan Di Asia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Helweg OJ. 1985. Water Resources : Planning and Management. New York : Copyright by John Wiley and Sons, Inc. United States of Amerika.

Hikam Z. 2002. Koflik tapal batas di Taman Nasional Lore Lindu. Dalam M Nasir Abas,T Siera dan SA Awang (Editors) Interaksionisme Simbolik Dongi-Dongi. Yogyakarta. Debut Press.

Irianto H dan Bungin B. 2001. Pokok-Pokok Penting Tentang Wawancara. Dalam : Burhan Bungin (Editor) Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Kartodiharjo H. 1999. Masalah Kebijakan Pengelolaan Hutan Alam Produksi. Bogor. Pustaka Latin.

____________, Murtilaksono K, Pasaribu HS, Suhadi U, dan Nuryantono N. 2000. Kajian Institusi Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. Kelompok Pengkajian Pengelolaan Sumber daya Berkelanjutan (K3SB). Bogor. Koperasi Sodaliti.

____________, Murtilaksono K, dan Suhadi U. 2004. Institusi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai : Konsep dan Pengantar Analisis Kebijakan. Bogor. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Kodoatie RJ, Sjarief R. 2005. Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Lier HNV, Jaarsma CF, Jurgens CR, De Buck AJ. 1994. Sustainable Land Use Planning. Amsterdam : Elsevier.

Mangundikoro A. 1985. Dasar-Dasar Pengelolaan DAS Terpadu. Yogyakarta. Lokakarya Pengelolaan DAS Terpadu.

Montesari. 2002. Tumpang tindih peruntukan lahan di Taman Nasional Lore Lindu. Dalam M Nasir Abas,T Siera dan SA Awang (Editors) Interaksionisme Simbolik Dongi-Dongi. Yogyakarta. Debut Press.

Ngadiono. 2004. 35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia. Refleksi dan Prospek. Bogor. Yayasan Adi Sanggoro.

Pakpahan A. 1997. Pengembangan Sumber daya Manusia dan Kelembagaan Dalam Memantapkan Pelaksanaan Gerakan Hemat Air. Di Dalam Baharsiah JS, et al. (Editor). Sumber daya Air dan Iklim Dalam Mewujudkan Pertanian Efisien. Jakarta : Kerjasama Departemen Pertanian dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI).

Pasaribu SH. 1996. Pengembangan Kelembagaan Pembangunan RRL Dalam Konteks Pengelolaan DAS. Alas Ketu Wonogiri : 1 – 5 Oktober 1996. Kursus Penyegaran Kepala Balai/Sub Balai RLKT.

Ponulele A. 1988. Pemantauan Dampak Proyek Irigasi Gumbasa Terhadap Lingkungan Biologi di Lembah Palu Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Bogor. Tesis Magister Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).

Priyono CNS. 2002. Pinus dan Hasil Air : Ekstraksi Hasil-Hasil Penelitian tentang Pengaruh Hutan Pinus terhadap Erosi dan Tata Air yang dilaksanakan oleh: UGM, IPB, UNIBRAW dan BP2TPDAS Surakarta. Bogor.

Rustiadi E, Saefulhakim S, Dyah RP. 2007. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bogor : Fakultas Pertanian IPB.

Saaty TL. 1986. Decision Making for Leaders : The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. Pittsburgh. RWS Publications. Seyhan E. 1977. The Watershed as an Hydrologic Unit. Utrecht Geografisch

Instituut der Rijkuniversiteit.

Sinukaban N, Tarigan SD, Purwakusuma B, Baskoro DPT, and Wahyuni ED. 2000. Analysis of Watershed Function. Sediment Transfer Across Various Types of Filter Strips. Bogor. IPB.

___________, Pawitan H, Tarigan SD, dan Hidayat Y. 2006. Kajian Dampak Perambahan Hutan Taman Nasional Lore Lindu Terhadap Fungsi Hidrologi dan Beban Erosi. Bogor. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing (XIII) Tahun Anggaran 2005-2006.

___________. 2006. Pengelolaan Sumber daya Air Ditinjau Dari Aspek Ekologi, Ekonomi, dan Sosial Budaya. Bandar Lampung. Makalah Disampaikan pada Seminar Sehari Pengelolaan Sumber daya Air, Dewan Air Kota Bandar Lampung, 28 Nopember 2006.

___________. 2007a. Catatan Kuliah Pengelolaan DAS. Bogor. Program Studi Pengelolaan DAS Pascasarjana IPB.

___________. 2007b. Konservasi Tanah dan Air Kunci Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta. Direktorat Jenderal RLPS Departemen Kehutanan.

92 SMERI-UNDP. 1997. Agenda 21 Indonesia : A National Strategi for Sustainable

Development. Jakarta. State Ministry for Environment Republik of Indonesia United Nation Development Programme.

Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung : Nova.

Sosrodarsono S, Tominaga M, Gayo MM. 1985. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Sudikan SY. 2001. Ragam Metode Pengumpulan Data : Mengulas Kembali Pengamatan, Wawancara, Analisis Life History, Analisis Folklore. Di Dalam Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Burhan Bungin (Editor). Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjarwadi, 1988. Model Hidrologi. Yogyakarta : PAU Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada.

Sudradjat A dan Yustina I. 2002. Mencari Format Desentralisasi Kehutanan pada Masa Transisi. Jakarta. Nectar Indonesia.

Swastha DHB dan Sukotjo W. 2000. Pengantar Bisnis Modern : Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Liberty.

Sys RV, and Debaveye. 1991. Land Evaluation : Part 11, Methods in Land Evaluation. Agricultural Publication No. 7. General Administration for Development Cooperation. Brusel Belgium. Place du Camp de Mars 5.

Tajuddin D. 1999. Model Kelembagaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Produksi. Bogor. Pustaka Latin.

Thaha AR. 2001. Studi Erosi Tanah di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu dan Sekitarnya. Palu. The Nature Concervancy, Lore Lindu Field Office. Widjajanto D, Monde A, Sudhartono A, dan Paada A. 2003. Studi Air di Daerah

Aliran Sungai Gumbasa. Palu. J. Agroland. 10 : 36 – 61.

___________. 2006. Model Penggunaan Lahan Untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan : Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Gumbasa, Donggala. Bogor. Disertasi Doktor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). William J. 1995. Community Development : Creating Community Alternatives,

93 Lampiran 1.

Structural Self Interaction Matrix (SSIM)

Tabel 1. Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Organisasi yang Berperan dalam Konservasi Sumber Daya Air di DAS Gumbasa

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 O O O O O O O V O V O V V V X O O V O O O O V O V O O O V V O O 2 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 3 O V O O O V O V V V O V V V V V O V O V V V O O O V V V V V 4 O O O O O O V O V O V O O O O V O O V O O O O O O O O O O 5 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 6 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 7 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 8 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 9 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 10 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 11 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 12 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 13 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 14 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 15 O O O O O O O O O O O O O O O O O O 16 O O O O O O O O O O O O O O O O O 17 O O O O O O O O O O O O O O O O 18 O O O O O O O O O O O O O O O 19 O O O O O O O O O O O O O O 20 O O O O O O O O O O O O O 21 O O O O O O O O O O O O 22 O O O O O O O O O O O 23 O O O O O O O O O O 23 O O O O O O O O O 25 O O O O O O O O 26 O O O O O O O 27 O O O O O O 28 O O O O O 29 O O O O 30 O O O 31 O O 32 O 33

Tabel 2. Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Peraturan Perundang-Undangan yang Melandasi Konservasi Sumber Daya Air di DAS Gumbasa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 O O V O V O O O V O O V V V O O O O V V O O V V 2 O O O V O O O V O V O O O V O O O O O O O O O 3 O O V O O O O O O O O O O O O O O O O V V O 4 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 5 O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O 6 O V O O O O O O O O O V V V V V V V V 7 O O O O O O O O O O O O O O O O O O 8 O O O O O O O O O O O O O O O O O 9 O O A O O O O O O O O O O O O O 10 O A A O O O O O O O O O O O O 11 A O O O O O O O O O O O O O 12 O O O V O V V O O V V V V 13 O O O O O O V O O O O O 14 O O O O O O O O O O O 15 O O O O O O O O O O 16 A O O O O O A O O 17 O O O O O O O O 18 O O O O O O O 19 O O O O O O 20 O O O O O 21 O O O O 22 O O O 23 O O 24 V 25

95 Tabel 3. Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Fungsi Koordinasi Dalam

Konservasi Sumber Daya Air di DAS Gumbasa

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 O O O O O O O O O O O O O O O O O 2 O O O O O O O O O O O O O O O O 3 O O O O O O O O O O O O O O O 4 O O O O O O O O O O O O O O 5 O O O O O O O O O O O O O 6 O O O O O O O V O O O V 7 O O O O O O O O O O O 8 O O O O O O O O O O 9 O O O O O O O O O 10 O O O O O O V V 11 O O O O O O O 12 O O O O O O 13 O O O O O 14 O O O O 15 O O O 16 O O 17 O 18

Tabel 4. Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Instrumen Prioritas Dalam Konservasi Sumber Daya Air di DAS Gumbasa

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 O V V O V O V O O O 2 V O O V O O O O V 3 A O O O O O O A 4 O V O O O O O 5 O O O O O O 6 O O A O A 7 O O O O 8 O O O 9 O X 10 O 11

Lampiran 2.

Dokumen terkait