Berisi tentang kesimpulan atau rangkuman yang menjelaskan tentang kandungan dari praktikum dan saran.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Ergonomi
Pengertian Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari 4ontro 4ontro yang terdiri dari dua kata yaitu ergon yang artinya kerja dan nomos yang artinya aturan atau hukum.
Menurut (Panero, 2003) Ergonomi adalah teknologi perancangan kerja yang didasarkan pada ilmu-ilmu biologi manusia, anatomi, fisiologi, dan psikologi. 2.
Tujuan Ergonomi Menurut (Tawarka, 2004) Tujuan ilmu ergonomi adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. C. Menciptakan keseimbangan nasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Ruang Lingkup ErgonomiMenurut (Sutalaksana, 1979) ergonomi dibagi menjadi empat kelompok utama, yaitu:
4. Biomekanik
Menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja dan cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut
5. Display
Menitikberatkan pada bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan pada manusia.
5 6. Lingkungan
Menitikberatkan kepada fasilitas-fasilitas dan ruangan-ruangan yang biasa digunakan oleh manusia dan kondisi lingkungan kerja karena kedua hal tersebut banyak
mempengaruhi tingkah laku manusia.
7. Antropometri
Menitikberatkan pada nilai ukuran-ukuran yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia.
Dalam hal ini terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri dengan ilmu 5ontrol55 yang menjadi prasarat utama. Pada tugas akhir ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi fisik atau antropometri.
B. Antropometri
Pengertian Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cabang ilmu ergonomi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang ergonomis. Menurut (Wignjosoebroto, 2000) Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata anthropos (man) yang artinya manusia dan kata metreinn (tomeasure) yang artinya ukuran, sehingga antropometri adalah ilmu yang
berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Menurut (Nurmianto dalam Prasetyo 2011) bahwa antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia dalam hal ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Antropometri secara luas dapat digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan atau desain produk maupun sistem kerja yang akan digunakan manusia.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat pada produk yang dirancang serta manusia yang akan menggunakan produk tersebut sehingga perancang suatu produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya: pakaian, kursi, botol, helm, dan sebagainya.
6 Sumber Variabilitas
Ukuran-Ukuran Antropometri Manusia pada umumnya memiliki bentuk dan dimensi tubuh yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sehingga semakin banyak jumlah manusia yang diukur maka akan didapat variasi ukuran tubuh antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut (Wignjosoebroto dalam Tim Dosen Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, 2009) Variabilitas tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
8. Usia
Usia merupakan faktor yang dapat menunjukkan secara jelas mengenai terdapatnya variasi dimensi tubuh manusia. Secara kasat mata dapat terlihat adanya perbedaan ukuran dimensi tubuh anak balita dengan orang dewasa. Akibat adanya faktor usia tersebut, ukuran peralatan yang dibutuhkan antar manusia dengan perbedaan usia ini menjadi berbeda.
9. Jenis Kelamin
Selain 6ontro usia, 6ontro lainnya yang menyebabkan terdapatnya variasi pada ukuran dimensi tubuh manusia adalah jenis kelamin. Secara umum dimensi tubuh pria lebih besar dibandingkan dimensi tubuh 6ontro. Namun pada beberapa bagian tubuh seperti bagian pinggul hal tersebut tidaklah berlaku.
10. Suku Bangsa
Setiap suku bangsa memiliki karakteristik yang khas terkait dengan dimensi tubuh mereka. Pengaruh faktor suku bangsa terhadap dimensi tubuh manusia terekam dalam penelitian yang dilakukan oleh Ashby (1979). Dalam penelitiannya, Ashby merancang suatu peralatan yang sesuai untuk digunakan oelh 90% populasi pria di Amerika Serikat dan kemudian mengenakan peralatan terkait pada populasi pria di negara lainnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peralatan tersebut hanya mampu digunakan oleh 90% populasi pria di Jerman, 80% populasi pria di Perancis, 65% populasi pria di Italia, 45% populasi pria di jepang, 25% populasi pria di Thailand, dan 10% populasi pria di Vietnam.
7 11. Nutrisi dan Kondisi Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa nutrisi yang baik akan mendukung pertumbuhan tubuh manusia. Hal mengenai pengaruh faktor nutrisi dengan perbedaan ukuran tubuh manusia ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Annis (1978). Penelitian oleh Annis (1978) terhadap penduduk Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat perubahan tren pada ukuran dimensi tubuh dan perubahan tersebut berupa
peningkatan sekitar 1 cm per dekade sejak 1920.
e. Postur Tubuh
Faktor ini biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan sikap seseorang yang pada akhirnya dapat mempengaruhi ukuran dimensi tubuh seseorang.
f. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan khususnya pekerjaan-pekerjaan yang bersifat fisik dapat melatih otot pada bagian-bagian tubuh tertentu. Hal tersebut kemudian menyebabkan ukuran yang berbeda pada bagian tubuh tertentu dengan ukuran tubuh manusia pada umunya.
Akibat perbedaan ini, maka terbentuklah variasi pada ukuran tubuh manusia.
Cara pengukuran Antropometri
Menurut (Panero, 2003) berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua macam, yaitu:
12. Antropometri Statis
Antropometri statis adalah pengukuran data yang mencakup pengukuran atas bagian-bagian tubuh seperti dimensi kepala, batang tubuh, dan anggota badan lainnya pada posisi standar (tegak sempurna). Pengukuran antropometri statis biasanya digunakan untuk mendesain barang – barang yang digunakan manusia seperti meja, kursi, dan pakaian.
13. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis yaitu pengukuran yang dilakukan pada posisi tubuh sedang bekerja atau melakukan aktivitas. Dimensi yang diukur pada antropometri dinamis
8
diambil secara linier (lurus) dan saat pemakai melakukan aktivitasnya seperti ketinggian orang saat sedang berjalan.
14. Penggolongan Data AntropometriMenurut Panero (2003) data antropometri statik harus dibedakan berdasarkan suku bangsa dan umur manusia calon penghuninya. Sebagai contoh, data statik antropometri manusia Eropa akan berbeda dengan data statik manusia Asia, hal itupun dibedakan pula dalam hal umur. Khusus manusia Asia, juga telah dilakukan penelitian statik khususnya data standing height (ketinggian total manusia rata-rata) oleh UNESCO (1997), yang membedakan manusia asia berdasarkan umur dan tingkat pendidikannya, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), dan Pasca SMU
contoh persentil
Rumus Persentil Data Tunggal
rumus persentil data tunggal Keterangan :
I = bilangan bulat yang kurang dari 100 (1, 2, 3, …, 99).
N = banyak data.
Rumus Persentil Data Kelompok
Rumus persentil data kelompok / bergolong digunakan untuk menentukan sebuah nilai persentil dari suatu data kelompok. Rumus persentil data kelompok bisa kalian lihat di bawah ini :
9 rumus persentil data kelompok
Keterangan :
I = bilangan bulat yang kurang dari 100 (1, 2, 3, … ,99).
Tb = tepi bawah kelas persentil.
N = jumlah seluruh frekuensi.
F {k} = jumlah frekuensi sebelum kelas persentil.
F {i} = frekuensi kelas persentil.
P = 9ontrol kelas interval.
C. Uji Kecukupan Data
Untuk melakukan penghitungan atas berapa banyak data yang diperlukan untuk pengukuran. Uji kecukupan data ini dapat dilakukan dengan rumus:
N = Jumlah pengamatan 9ontro yang dilakukan N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang diperlukan
S = tingkat ketelitian, penyimpanan maksimum hasil peramalan dari data sebenarnya (untuk k = 95% yaitu 2 dan S = 95% yaitu 0.05 jadi k/s = 2/0.05 = 40)
K = tingkat keyakinan , besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian
Bila nilai N (data 9ontro) lebih besar daripada N’ (data teoritis) maka pengumpulan data dinilai cukup dan sudah dapat mewakili populasi. (Sutalaksana, Anggawisastra,
& Tjakraatmadja, 1979) D. Uji Kenormalan data
10
Untuk mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan apakah mengikuti distribusi normal atau tidak maka dilakukan pengujian dengan metode Goodness of Fit (uji Kebaikan Suai).
Untuk mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan apakah mengikuti distribusi normal atau tidak maka dilakukan pengujian dengan metode Goodness of Fit (uji Kebaikan Suai). 3.33 log n dimana n adalah banyaknya data pengamatan Lebar kelas interval = Range
k
Menetapkan nilai rata-rata dan standar deviasi Nilai rata-rata : x¯ = ∑ si
N
Standard deviasi = σ = J∑(Xi-s¯)/N–1
Mencari nilai Z untuk setiap kelas yang ada dengan cara:
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian kenormalan data adalah:
Mengelompokkan data-data yang didapat kedalam data kelompok dengan cara:
Range = data terbesar – data terkecil Kelas : k = 1 +
Z = Batas Kelas atas interval-Nilai rata -rata Menetapkan nilai luas kurva normal
Luas = p(zi < Z < z2) = P(Z< z2) – P(Z< z1)
Nilai dari Z bisa dilihat pada tabel kurva normal pada lampiran.
Menetapkan nilai frekuensi harapan (ei)
ei = luas x N
Nilai dari ei tidak boleh lebih kecil dari 5 maka jika nilai ei masih lebih kecil dari 5 maka akan digabungkan dengan nilai ei lainnya hingga berjumlah lebih dari 5.
Menghitung nilai khi-kuadrat.
11
Banyaknya derajat bebas yang berkaitan dengan sebaran khi-kuadrat yang ada berdasarkan pada dua 11ontro yakni banyaknya sel dalam percobaan yang bersangkutan dan banyaknya besaran yang diperoleh dari data pengamatan yang diperlukan dalam perhitungan frekuensi harapannya. Derajat kebebasan ini memiliki rumus ν = k – m – 1 dimana k adalah jumlah 11ontrol11 dan nilai m = 2 untuk data distribusi normal. Jika nilai dari Χ2hitung < Χ2tabel maka data tersebut terdistribusi normal. (Walpole, 1995, p. 326)
Setelah melakukan uji keseragaman, kecukupan dan kenormalan data maka akan menghitung waktu baku, dimana waktu baku ini didapat dari perhitungan waktu siklus
dan waktu normal.
Hitung waktu siklus:
Ws = ∑XiN
Dimana Xi adalah data-data dari nilai pengukuran, sedangkan n adalah banyaknya jumlah data pengukuran. (Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979, p.
137)
Hitung waktu normal:
Waktu diperoleh dengan cara mengalikan waktu rata-rata (Ws) dengan performance rating. Rumus perhitungan waktu normal adalah:
Waktu Normal = Waktu siklus x (1+ Rating Factor) Rating Factor adalah 11ontro yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan bekerja daripada
seseorang(operator) dengan kecepatan normal menurut ukuran si peneliti.
Performance rating (p) disebut juga 11ontro penyesuaian, 11ontro ini diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan
12
kecepatan tidak wajar, jika pekerja bekerjanya terlalu cepat >1, lambat <1, 12ontr normal =1. Untuk penyesuaian menggunakan sistem “Westinghouse System of Rating” yang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu skill (keterampilan), effort (usaha), conditions (kondisi kerja), 12ontrol1212us (konsistensi). Untuk lebih jelas mengenai tabel 12ontrol1212use dapat dilihat di lampiran. (Ginting, 2009, p. 257)
Hitung Waktu Baku:
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.
Waktu standard di peroleh dengan perkalian antara waktu normal dengan persentase kelonggaran rumus perhitungan waktu standar yaitu:
Waktu Baku = Waktu normal x [ 100 ] 100–%aSSowance
Menurut Ginting (2009) berdasarkan pada buku karangan Barnes (Motion and Time Study: Design and Measurement Work, 1968) Dalam menentukan waktu standar diperlukan suatu kelonggaran waktu, kelonggaran terbagi dalam 3 bagian yaitu:
Personal Allowance, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pribadi pekerja, seperti ke WC, ibadah, dan hal-hal lainnya.
Delay Allowance, yaitu waktu yang diberikan pada pekerja sebagai akibat dari keadaan yang tidak terduga yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan.
Fatique Allowance, yaitu kelonggaran diberikan untuk memperpanjang datangnya keletihan (fatique).
Uji Keseragaman
Uji keseragaman data ini dibutuhkan untuk mengatasi perubahan yang terus terjadi dimana perubahan-perubahan yang terjadi tetap harus dalam batas kewajaran.
(Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979) Masukan data-data ke dalam 12ontrol12-subgrup Hitung nilai rata-rata masing-masin 12ontrol12 (x) Hitung nilai rata-rata dari rata-rata 12ontrol12 (x¯)
Hitung nilai standar deviasi berdasarkan pada persamaan berikut
13 a = J∑(Xi– s¯)/N–
Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata 13ontrol13 dengan:
ax = a√n
Hitung batas 13ontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)
BKA = x¯ + Zσ BKB = x¯ – Zσ
Untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95 % maka nilai Z = 2 dan nilai S = 0.05.
14
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Rekapitulasi data antropometri
Tabel 3. 1 Rekapitulasi data antropometri statis
NO
15
NO ANTROPOMETRI STATIS
D25 D26 D27 D28 D29 D30 D31 D32 D33 D34
16
17
Tabel 3. 1 Rekapitulasi data antropometri dinamis
NO
18
3.2 Uji kenormalan, uji keseragaman, dan uji kecukupan data 3.2.1 Uji Kenormalan Antropometri Statis
1. D1
Tinggi tubuh posisi tegak
2. D2
Tinggi Mata
*Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D2 terhadap tinggi mata Normal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ttt
N 32
Normal Parametersa,b Mean 165.72
Std. Deviation 2.965 Most Extreme Differences Absolute .136
Positive .102
Negative -.136
Test Statistic .136
Asymp. Sig. (2-tailed) .140c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,140 > 0,05 maka data pada D1 Normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tm
N 32
Normal Parametersa,b Mean 157.47
Std. Deviation 3.610 Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .117
Negative -.090
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
19
Normal Parametersa,b Mean 105.56
Std. Deviation 2.839 Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .098
Negative -.100
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D4 terhadap tinggi siku Normal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tb
N 32
Normal Parametersa,b Mean 140.50
Std. Deviation 3.016 Most Extreme Differences Absolute .159
Positive .159
Negative -.128
Test Statistic .159
Asymp. Sig. (2-tailed) .038c
a. Test distribution is Normal.
*Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,038 < 0,05 maka data pada D3 terhadap tinggi bahu Tidak Normal
20
Normal Parametersa,b Mean 95.72
Std. Deviation 2.797 Most Extreme Differences Absolute .114
Positive .085
Negative -.114
Test Statistic .114
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D4 terhadap tinggi siku Normal
6. D6
Tinggi Tulang Ruas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ttr
N 32
Normal Parametersa,b Mean 62.69
Std. Deviation 3.505 Most Extreme Differences Absolute .122
Positive .122
Negative -.089
Test Statistic .122
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D6 terhadap tinggi tulang ruas Normal
21 7. D7
Tinggi Ujung Jari
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tuj
N 32
Normal Parametersa,b Mean 67.16
Std. Deviation 3.566 Most Extreme Differences Absolute .162
Positive .156
Negative -.162
Test Statistic .162
Asymp. Sig. (2-tailed) .031c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,031 < 0,05 maka data pada D7 terhadap tinggi ujung jari Tidak Normal
8. D8
Tinggi dalam posisi duduk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tpd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 90.06
Std. Deviation 3.242 Most Extreme Differences Absolute .109
Positive .109
Negative -.100
Test Statistic .109
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D8 terhadap tinggi dalam posisi duduk Normal
22 9. D9
Tinggi mata dalam posisi duduk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tmd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 80.28
Std. Deviation 3.245 Most Extreme Differences Absolute .111
Positive .103
Negative -.111
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D9 terhadap tinggi mata dalam posisi duduk Normal
10. D10
Tinggi bahu dalam posisi duduk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tbd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 64.94
Std. Deviation 2.805 Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .100
Negative -.081
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D10 terhadap tinggi bahu dalam posisi duduk Normal
23 11. D11
Tinggi siku dalam posisi duduk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tsd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 29.47
Std. Deviation 3.090 Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .100
Negative -.075
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D11 terhadap tinggi siku dalam posisi duduk Normal
12. D12 Tebal paha
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tp
N 32
Normal Parametersa,b Mean 20.16
Std. Deviation 3.133 Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .098
Negative -.099
Test Statistic .099
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D12 terhadap tebal paha Normal
24 13. D13
Panjang lutut
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,089 > 0,05 maka data pada D13 terhadap Panjang lutut Normal
14. D14
Panjang popliteal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ppl
N 32
Normal Parametersa,b Mean 40.22
Std. Deviation 3.077 Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .119
Negative -.140
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .110c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,110 > 0,05 maka data pada D14 terhadap Panjang popliteal Normal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pl
N 32
Normal Parametersa,b Mean 55.44
Std. Deviation 3.435 Most Extreme Differences Absolute .144
Positive .105
Negative -.144
Test Statistic .144
Asymp. Sig. (2-tailed) .089c
a. Test distribution is Normal.
25
Normal Parametersa,b Mean 49.97
Std. Deviation 3.011 Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .095
Negative -.094
Test Statistic .095
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D15 terhadap tinggi lutut Normal
16. D16
Tinggi popliteal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ttl
N 32
Normal Parametersa,b Mean 40.59
Std. Deviation 3.161 Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .122
Negative -.152
Test Statistic .152
Asymp. Sig. (2-tailed) .059c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,059 > 0,05 maka data pada D16 terhadap tinggi popliteal Normal
26
Normal Parametersa,b Mean 44.84
Std. Deviation 3.418 Most Extreme Differences Absolute .174
Positive .174
Negative -.166
Test Statistic .174
Asymp. Sig. (2-tailed) .015c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,015 < 0,05 maka data pada D17 terhadap lebar sisi bahu Tidak Normal
18. D18
Lebar bahu bagian atas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
lba
N 32
Normal Parametersa,b Mean 41.56
Std. Deviation 3.350 Most Extreme Differences Absolute .153
Positive .153
Negative -.142
Test Statistic .153
Asymp. Sig. (2-tailed) .055c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,055< 0,05 maka data pada D18 terhadap lebar bahu bagian atas Normal
27
Normal Parametersa,b Mean 40.16
Std. Deviation 2.713 Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .102
Negative -.127
Test Statistic .127
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200< 0,05 maka data pada D19 terhadap lebar pinggul Normal
Normal Parametersa,b Mean 25.09
Std. Deviation 3.559 Most Extreme Differences Absolute .168
Positive .125
Negative -.168
Test Statistic .168
Asymp. Sig. (2-tailed) .022c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,022 < 0,05 maka data pada D20 terhadap tebal dada Tidak Normal
28
Normal Parametersa,b Mean 26.84
Std. Deviation 3.028 Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .135
Negative -.101
Test Statistic .135
Asymp. Sig. (2-tailed) .146c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,146 > 0,05 maka data pada D21 terhadap tebal perut Normal
22. D22
Panjang lengan atas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pla
N 32
Normal Parametersa,b Mean 40.38
Std. Deviation 3.572 Most Extreme Differences Absolute .113
Positive .108
Negative -.113
Test Statistic .113
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D22 terhadap Panjang lengan atas Normal
29 23. D23
Panjang lengan bawah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
D23
N 32
Normal Parametersa,b Mean 44.94
Std. Deviation 3.601 Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .142
Negative -.152
Test Statistic .152
Asymp. Sig. (2-tailed) .059c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,059 > 0,05 maka data pada D23 terhadap Panjang lengan bawah Normal
24. D24
Panjang rentang tangan ke depan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prtd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 44.53
Std. Deviation 3.292 Most Extreme Differences Absolute .131
Positive .127
Negative -.131
Test Statistic .131
Asymp. Sig. (2-tailed) .173c
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,173 > 0,05 maka data pada D24 terhadap Panjang rentang tangan ke depan Normal
30 25. D25
Panjang bahu genggaman tangan ke depan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pbtd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 25.19
Std. Deviation 3.084 Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .105
Negative -.100
Test Statistic .105
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D25 terhadap Panjang bahu genggaman tangan ke depan Normal
26. D26
Panjang kepala
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pk
N 32
Normal Parametersa,b Mean 19.84
Std. Deviation 3.133 Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .099
Negative -.098
Test Statistic .099
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D26 terhadap Panjang kepala Normal
31
Normal Parametersa,b Mean 20.31
Std. Deviation 3.042 Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .089
Negative -.093
Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D27 terhadap lebar kepala Normal
Normal Parametersa,b Mean 18.00
Std. Deviation 3.005 Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .091
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D28 terhadap Panjang tangan Normal
32
Normal Parametersa,b Mean 9.28
Std. Deviation 3.040 Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .086
Negative -.096
Test Statistic .096
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D29 terhadap lebar tangan Normal
30. D30
Panjang rentang tangan ke samping
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prts
N 32
Normal Parametersa,b Mean 160.19
Std. Deviation 3.136 Most Extreme Differences Absolute .102
Positive .101
Negative -.102
Test Statistic .102
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D30 terhadap Panjang rentang tangan ke samping Normal
33 31. D31
Panjang rentangan siku
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prs
N 32
Normal Parametersa,b Mean 85.16
Std. Deviation 3.133 Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .098
Negative -.099
Test Statistic .099
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D31 terhadap Panjang rentangan siku Normal
32. D32
Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tgtb
N 32
Normal Parametersa,b Mean 205.91
Std. Deviation 2.922 Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .090
Negative -.083
Test Statistic .090
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D32 terhadap Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri Normal
34 33. D33
Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi duduk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tgtd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 127.00
Std. Deviation 3.005 Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .091
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
* Hasil dari Asym Sig (2-tailed ) 0,200 > 0,05 maka data pada D33 terhadap Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi duduk Normal
34. D34
Panjang genggaman tangan ke depan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pgtd
N 32
Normal Parametersa,b Mean 85.63
Normal Parametersa,b Mean 85.63