• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Untuk mencapai tujuan strategis Biro Hukum dan Organisasipada tahun pertama Renstra 2020-2024, telah ditetapkan 6 (enam) Sasaran Kegiatan yang pencapaiannya diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja, dan 3 (tiga) di antaranya merupakan indikator kinerja utama (IKU).

Capaian Sasaran Strategis pada Tahun 2020 sebagai berikut:

1. Sasaran Kegiatan pertama “Meningkatnya Kualitas Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Biro Hukum dan Organisasi” belum adanya hasil pencapaian dikarenakan menunggu hasil riviu Kementerian PANRB.

2. Sasaran Kegiatan kedua “Meningkatnya kepuasan Internal BPOM terhadap layanan Biro Hukum dan Organisasi 107,61 %, dengan kriteria Baik

3. Sasaran Kegiatan ketiga “Organisasi yang tepat fungsi, tepat proses, dan tepat ukuran

” berhasil dicapai dengan nilai 100%, dengan kriteria Baik.

4. Sasaran Kegiatan keempat “Tersedianya Peraturan Perundang-Undangan di bidang Obat dan Makanan” berhasil dicapai dengan nilai 100%, dengan kriteria Baik.

5. Sasaran Kegiatan kelima “Tersedianya Advokasi hukum yang efektif” berhasil dicapai dengan nilai 117,60%, dengan kriteria Sangat Baik.

6. Sasaran Kegiatan keenam “Terwujudnya tatakelola pemerintahan di lingkup Biro Hukum dan Organisasi yang optimal” berhasil dicapai dengan nilai 81,36%, dengan kriteria cukup.

7. Sasaran Kegiatan ketujuh “Terwujudnya SDM Biro Hukum dan Organisasi yang berkinerja optimal” berhasil dicapai dengan nilai 111,15%, dengan kriteria sangat baik.

8. Sasaran Kegiatan kedelapan “Menguatnya pengelolaan data dan informasi pengawasan Obat dan Makanan di Biro Hukum dan Organisasi” berhasil dicapai dengan nilai 0, dengan kriteria sangat kurang.

9. Sasaran Kegiatan kedelapan “Terkelolanya Keuangan Biro Hukum dan Organisasi secara Akuntabel” berhasil dicapai dengan nilai 100%, dengan kriteria baik.

10. Pada tahun 2020, pagu anggaran Biro Hukum dan Organisasi sesuai dokumen Perjanjian Kinerja BPOM Tahun 2020 sebesar sebesar Rp 7.834.426.000 dengan realisasi Rp7.771.634.713 (99,20%).

11. Keberhasilan Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2020 adalah:

a. Ikut serta dalam pembahasan Undang-Undang tentang Cipta Kerja dan masuknya Suplemen Kesehatan dan Obat Kuasi dalam penjelasan definisi Sediaan Farmasi;

b. Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan update oleh BPOM tanggal 29 Desember 2020 untuk disampaikan masukan kepada Komisi IX DPR RI, Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan kembali masuk prioritas Tahunan Program Legislasi Nasional Tahun 2021;

c. RPP tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan telah selesai Harmonisasi dan proses paraf persetujuan pimpinan K/L terkait dan saat ini sedang proses penyelesaian proses pending issue di Kemenko PMK dan pada tanggal 25 Januari 2021 Telah diselenggarakan rapat pembahasan kembali serta disepakati akan disesuaikan dengan RPP tentang Penyelenggaran Perizinan Berusaha Berbasis Risiko sebagai pelaksana Undang-Undang Cipta Kerja;

d. RPP tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Sektor Obat dan Makanan);

e. Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang diedarkan Secara Daring sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun tentang Perubahan atas Peraturan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penagawasan Obat dan Makanan yang diedarkan Secara Daring;

f. Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika (mengurangi dispute antara pelaku usaha yang melibatkan BPOM dalam kaitan penunjukan keagenan/distributor);

g. Peraturan BPOM Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan kedua atas Peraturan BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat (mengatur Emergency Used Authorisation (EUA);

h. Peraturan BPOM Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPOM;

i. Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan BPOM;

j. Peraturan BPOM Nomor 23 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM;

k. Penetapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.12.20.1149 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional di Lingkungan BPOM;

11. Keberhasilan Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2020 adalah:

a. Ikut serta dalam pembahasan Undang-Undang tentang Cipta Kerja dan masuknya Suplemen Kesehatan dan Obat Kuasi dalam penjelasan definisi Sediaan Farmasi;

b. Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan update oleh BPOM tanggal 29 Desember 2020 untuk disampaikan masukan kepada Komisi IX DPR RI, Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan kembali masuk prioritas Tahunan Program Legislasi Nasional Tahun 2021;

c. RPP tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan telah selesai Harmonisasi dan proses paraf persetujuan pimpinan K/L terkait dan saat ini sedang proses penyelesaian proses pending issue di Kemenko PMK dan pada tanggal 25 Januari 2021 Telah diselenggarakan rapat pembahasan kembali serta disepakati akan disesuaikan dengan RPP tentang Penyelenggaran Perizinan Berusaha Berbasis Risiko sebagai pelaksana Undang-Undang Cipta Kerja;

d. RPP tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Sektor Obat dan Makanan);

e. Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang diedarkan Secara Daring sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun tentang Perubahan atas Peraturan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penagawasan Obat dan Makanan yang diedarkan Secara Daring;

f. Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika (mengurangi dispute antara pelaku usaha yang melibatkan BPOM dalam kaitan penunjukan keagenan/distributor);

g. Peraturan BPOM Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan kedua atas Peraturan BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat (mengatur Emergency Used Authorisation (EUA);

h. Peraturan BPOM Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPOM;

i. Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan BPOM;

j. Peraturan BPOM Nomor 23 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM;

k. Penetapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.12.20.1149 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional di Lingkungan BPOM;

l. Penetapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.2.12.20.1150 tentang Uraian Fungsi UPT dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional UPT di Lingkungan BPOM;

m. Penetapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.2.12.20.1151 tentang Uraian Fungsi UPT dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional UPT di Lingkungan Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM.

n. Penetapan Keputusan Kepala BPOM tentang Penetapan PPOMN dan 11 (sebelas) Unit Pelaksana Teknis BPOM sebagai Laboraturium Pengujian Covid-19;

o. Peningkatan Nilai RB Penataan Peraturan Perundang-Undangan dari Tahun 2018 sebesar 2,71 menjadi 3,20 pada Tahun 2019;

p. Peningkatan Nilai RB Penataan dan Penguatan Organisasi dari Tahun 2018 sebesar 4,01 menjadi 4,32 pada Tahun 2019;

q. Peningkatan Nilai RB Penataan Tatalaksana dari Tahun 2018 sebesar 3,93 menjadi 4,12 pada Tahun 2019;

r. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) mendapatkan pengahargaan dari Kementerian Hukum dan HAM serta integrasi data JDIH dengan sistem notifikasi kepada pelaku usaha dan UPT terhadap Regulasi/Rancangan Regulasi Baru dalam bentuk push email;

s. Pada Tahun 2020 terdapat 22 (dua puluh dua) Perkara Kasus Hukum yang terdiri dari 9 Perkara Perdata/Niaga, dengan rincian BPOM RI memenangkan 5 (lima) Perkara, 1(satu) Perkara dicabut oleh Penggugat dan 3 (tiga) Perkara masih dalam proses persidangan. Perkara Tata Usaha Negara sejumlah 1(satu) Perkara dimana BPOM memenangkan Perkara tersebut. Perkara Praperadilan sejumlah 11(sebelas) Perkara dengan rincian BPOM memenangkan 7(tujuh) Perkara, 1(satu) Perkara dicabut dan 3(tiga) permohonan Perkara Praperadilan dikabulkan. Serta 1(satu) Perkara Tata Usaha Negara terkait Kepegawaian (2(dua) Gugatan) dimana dalam salah satu gugatan tersebut BPOM menang pada tahap tingkat Kasasi;

t. Tersertifikasinya 83 (delapan puluh tiga) Unit Organisasi BPOM yang terdiri dari 1(satu) Manajemen Puncak BPOM, 28 (dua puluh delapan) Unit Kerja Pusat, 54 (lima puluh empat) Unit Pelaksana Teknis BPOM;

u. Peningkatan Nilai Indeks Kualitas Kebijakan Tahun 2019 dari 64,96 menjadi 87,40 hal ini berdasarkan penilaian dari Lembaga Administrasi Negara pada tanggal 1 Februari 2021.

v. Penerjemahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan ke dalam Bahasa Inggris yang merupakan terjemahan resmi bersama Kementerian Hukum dan HAM (official translation).

12. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 ini menjelaskan mengenai rencana, target, pembiayaan, upaya, dan hasil pencapaian selama tahun anggaran 2020 yang telah dilakukan oleh Biro Hukum dan Organisasi sebagai pertanggungjawaban atas kinerjanya kepada stake holder.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap capaian kinerja 2020, perlu dirumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perumusan rencana kinerja tahun berikutnya. Langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi, antara lain adalah:

1. Mengawal Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang merupakan insiatif DPR RI dapat ditetapkan menjadi Undang-Undang pada Tahun 2021;

2. Mengoordinasikan RPP tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dengan Kemenko PMK, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Kementerian Hukum dan HAM agar dapat ditetapkan menjadi PP pada Tahun 2021;

3. Mengoordinasikan pembahasan RPP Penyelengaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko bersama Kemenko PMK dan K/L terkait serta mempersiapkan Peraturan pelaksanaan RPP tersebut terkait Sektor Obat dan Makanan;

4. Mengoordinasikan pembahasan RPP tentang Label dan Iklan Pangan yang masih dispute pada tahap Harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM agar dapat ditetapkan pada Tahun 2021;

5. Mengoordinasikan Perkara/Kasus Hukum dengan Unit/Stakeholder terkait dengan melibatkan Pakar Hukum/Advokat sesuai dengan urgensi Perkara/Kasus Hukum tersebut;

6. Mengoordinasikan pelaksanaan Audit QMS dengan Unit dan Stakeholder terkait;

7. Mengawal pelaksanaan implementasi penyederhanaan Birokrasi melalui penyetaraan jabatan administrasi menjadi jabatan fungsional Bersama unit kerja terkait;

8. Mengawal pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPOM dalam rangka peningkatan Nilai RB di lingkungan BPOM.

v. Penerjemahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan ke dalam Bahasa Inggris yang merupakan terjemahan resmi bersama Kementerian Hukum dan HAM (official translation).

12. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 ini menjelaskan mengenai rencana, target, pembiayaan, upaya, dan hasil pencapaian selama tahun anggaran 2020 yang telah dilakukan oleh Biro Hukum dan Organisasi sebagai pertanggungjawaban atas kinerjanya kepada stake holder.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap capaian kinerja 2020, perlu dirumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perumusan rencana kinerja tahun berikutnya. Langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi, antara lain adalah:

1. Mengawal Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang merupakan insiatif DPR RI dapat ditetapkan menjadi Undang-Undang pada Tahun 2021;

2. Mengoordinasikan RPP tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dengan Kemenko PMK, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Kementerian Hukum dan HAM agar dapat ditetapkan menjadi PP pada Tahun 2021;

3. Mengoordinasikan pembahasan RPP Penyelengaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko bersama Kemenko PMK dan K/L terkait serta mempersiapkan Peraturan pelaksanaan RPP tersebut terkait Sektor Obat dan Makanan;

4. Mengoordinasikan pembahasan RPP tentang Label dan Iklan Pangan yang masih dispute pada tahap Harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM agar dapat ditetapkan pada Tahun 2021;

5. Mengoordinasikan Perkara/Kasus Hukum dengan Unit/Stakeholder terkait dengan melibatkan Pakar Hukum/Advokat sesuai dengan urgensi Perkara/Kasus Hukum tersebut;

6. Mengoordinasikan pelaksanaan Audit QMS dengan Unit dan Stakeholder terkait;

7. Mengawal pelaksanaan implementasi penyederhanaan Birokrasi melalui penyetaraan jabatan administrasi menjadi jabatan fungsional Bersama unit kerja terkait;

8. Mengawal pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPOM dalam rangka peningkatan Nilai RB di lingkungan BPOM.

Akhir kata, kami berharap Laporan Kinerja Biro Hukum dan Organisasi tahun 2020 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kami kepada pimpinan organisasi dan bagi stakeholder dapat menjadi sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja di masa mendatang.

Dokumen terkait