• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu yang diperoleh dari penelitian.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi Pemerintahan Kota Sibolga.

Undang ‒ Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menganut prinsip otonomi yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab, dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang terdiri dari pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislatif daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga Nomor 188.4.54/14/2000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka terbentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para para wajib pajak yang berada di dalam daerah Kota Sibolga.

Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 41 Tahun 2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan dengan Bagian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sibolga. Maka sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dinas-dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama menjadi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga secara yuridis formal dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas - Dinas Kota Sibolga. Pembentukan dimaksudkan sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan daerah untuk melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada di daerah. Secara resmi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 diberlakukan sejak tanggal 3 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat Eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Sibolga oleh Walikota Sibolga.

B. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342/24/2008 Pasal 83 Ayat (1) adalah melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai Pasal 83 Ayat (2) adalah :

1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan program/kegiatan

3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada walikota tentang pelaksanaan program/kegiatan

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi kelancaran pelaksanaan tugas

6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan

Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sebagai Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Kepala SKPKD merupakan Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD). Selanjutnya Pasal 7 Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 menetapkan bahwa :

1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) mempunyai tugas :

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelola keuangan daerah b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah

d. Melaksanakan fungsi BUD

e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :

a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD

c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah

f. Menetapkan SPD

g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah

h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah i. Menyajikan informasi keuangan daerah

j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah

Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas pengelolaan terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah penting perjalanan suatu organisas. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya dalam kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan kewenangan di bidang pendapatan, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar lebih terarah dan terfokus kepada hasil yang tercapai, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah bertugas dalam penyelenggaraan pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah “ Menjadi Pengelola Keuangan dan Kekayaan daerah

yang tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel serta dipercaya dan dibanggakan oleh masyarakat Kota Sibolga “.

Makna yang terkandung dari pernyataan Visi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengelola adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan dan pengendalian internal proses keuangan dan aset daerah

b. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

c. Tertib adalah keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Efisien adalah pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

e. Efektif adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.

f. Transparan adalah merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas- luasnya tentang keuangan daerah.

g. Akuntabel dan auditabel adalah pengelolaan keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi dan dapat diperiksa kebenaran penggunaan dan pengelolaanya

h. Sebagai pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga berupaya mengambil peran sebagai bagian dari instrumen proses trasnformasi bangsa di Kota Sibolga menuju masyarakat adil, makmur, dan berperadapan tinggi

Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan di atas, maka sebagai tindak lanjut pencapaian Visi tersebut adalah dengan merumuskan/menetapkan Misi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga yaitu:

a. Mengkelola Keuangan Daerah dengan tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel

b. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah yaitu :

1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan segala aktivitasnya.

2. Mengadakan meubeleur dan perlengkapan kantor seperti komputer dll yang cukup.

3. menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah.

4. mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup.

5. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta pengelolaan barang/aset daerah

d. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset daerah

e. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai dengan tuntutan paket 3 Undang ‒ Undang Keuangan Negara Tahun 2003-2004 dan turunannya

f. Menginventarisasi semua aset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

g. Menepati jadwal waktu yang ditentukan dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah

C. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja sesuai dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan kerja dan wilayah kerja setiap karyawan

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah :

a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staf bagian saja

e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana.

Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga terdapat Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dalam Jabatan Struktural Eselon III/D yaitu:

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

Sementara itu, Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga terdapat 5 (lima) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang Jabatan Struktural Eselon III/D. Tiap-tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) seksi yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang Jabatan Struktural Eselon III/C yaitu :

1. Bidang Pendapatan

a. Seksi Pendataan Pedapatan Daerah

b. Seksi Penetapan Penagihan

c. Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi

2. Bidang Penganggaran

a. Seksi Penyusunan APBD

b. Seksi Penganggaran I

3. Bidang Perbendaharaan

a. Seksi Belanja Langsung

b. Seksi Belanja Tidak Langsung

c. Seksi Kas Daerah dan Investasi

4. Bidang Akuntansi

a. Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah

b. Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah

c. Seksi Pelaporan dan Pembinaan

4. Bidang Aset

a. Seksi Perencanaan Aset

b. Seksi Penatausahaan Aset

c. Seksi Pengendalian Aset

Selanjutnya masing-masing Kepala Sub Bagian membawahi beberapa orang staf/pelaksana, dan pada dinas tersebut terdapat Kelompok Jabatan Fungsional dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

D. Gambaran Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

No Jabatan Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kasubbag Umum 1 orang

4 Kasubbag Keuangan 1 orang

5 Kasubbag Program 1 orang

6 Kabid Pendapatan 1 orang

7 Kabid Penganggaran 1 orang

8 Kabid Perbendaharaan 1 orang

9 Kabid Akuntansi 1 orang

10 Kabid Aset 1 orang

11 Seksi Pendataan Pendapatan Daerah 1 orang 12 Seksi Penetapan dan Penagihan 1 orang 13 Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan

Evaluasi

1 orang

14 Seksi Penyusunan APBD 1 orang

15 Seksi Penganggaran I 1 orang

17 Seksi Belanja Langsung 1 orang 18 Seksi Belanja Tidak Langsung 1 orang 19 Seksi Kas Daerah dan Investasi 1 orang 20 Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah 1 orang 21 Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan

Daerah

1 orang

23 Seksi Pelaporan dan Pembinaan 1 orang

24 Seksi Perencanaan Aset 1 orang

25 Seksi Penatausahaan Aset 1 orang

26 Seksi Pengendalian Aset 1 orang

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2013

Keterangan :

1. Golongan III/A : 8 orang

2. Golongan III/B : 9 orang

3. Golongan III/C : 5 orang

4. Golongan III/D : 9 orang

Bagan Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2013

KEPALA DI NAS Kelompok Jabatan Bidang Aset Bidang Perbendaharaan Bidang Akuntansi Bidang Pendapatan Sekretaris Seksi Pendataan Pendapatan Daerah Seksi Penyusunan APBD Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah Seksi Perencanaan Aset

Seksi Penetapan dan Penagihan

Seksi Belanja Langsung

Seksi Pelaporan dan Pembinaan

Seksi Penatausahaan Aset

Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi

Seksi Kas Daerah dan I nvestasi Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah Seksi Pengendalian Aset

Sub Bagian Umum Sub Bagian

Keuangan Sub Bagian Program Bidang Penganggaran Seksi Penganggaran I Seksi Penganggaran I I

Seksi Belanja Tidak Langsung

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Pengertian dan Defenisi Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Pemungutan pajak hotel berdasarkan pada Undang ‒ Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atas kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk mengenakan atau tidak tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten atau kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut suatu daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Hotel yang akan menjadi landasan operasional dalam teknis pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan.

Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan oleh ketentuan hukum yang jelas dan tepat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait. Dasar Hukum Pajak Hotel pada suatu kabupaten atau kota adalah :

1. Undang ‒ Undang Nomor 28 Nomor 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Undang ‒ Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah

3. Undang ‒ Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

4. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Hotel sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hotel pada kabupaten/kota yang dimaksud

5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 172 Tahun 1997 tentang Tatacara Pembukuan

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tatacara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah

10.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Hotel 11.Peraturan Walikota Nomor 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

B. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Pajak Hotel 1. Objek Pajak Hotel

Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

Jasa penunjang sebagaimana dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel. Pada Pajak Hotel tidak semua pelayanan yang diberikan oleh hotel dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk Objek Pajak Hotel, yaitu :

a. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah; b. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

c. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lain yang sejenis, dan

e. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

2. Subjek Pajak Hotel

Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

3. Wajib Pajak Hotel

Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada hotel tidak sama. Konsumen yang menikmati pelayanan hotel merupakan subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak, sedangkan pengusaha hotel bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

C. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak, dan Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel

1. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Pembayaran adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh subjek pajak kepada wajib pajak untuk harga jual baik jumlah uang yang dibayar maupun penggantian yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukaran atas penginapan.

2. Tarif Pajak Hotel

Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan oleh Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupaten/kota.

3. Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel

Seorang subjek pajak melakukan pembayaran atas pelayanan yang ia terima kepada hotel sebesar Rp.6.000.000,00. Maka pajak hotel yang harus dibayar adalah sebagai berikut :

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = 10% x 6.000.000,00

= Rp 600.000,00

Pajak Hotel yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat hotel berlokasi.

D. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

Masa pajak Pajak Hotel adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim. Sedangkan saat terutang pajak terjadi pada saat pelayanan di hotel.

E. Pemungutan Pajak Hotel

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek pajak, penentuan besarnya pajak atau retribusi serta pengawasan penyetoran. Tatacara pemungutan Pajak Hotel adalah :

1. Pemungutan Pajak Daerah dilarang diborongkan.

2. Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan.

4. Dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan. 5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan

menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.

Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan:

a. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

b. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;

c. jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi pajak yang terutang dihitung secara jabatan.

2. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

3. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT dikenakan

sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

dilakukan tindakan pemeriksaan. Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Secara umum tata cara pendataan Pajak Hotel adalah:

1. Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPTPD.

2. Setiap Wajib Pajak wajib menerima, mengisi dan menyampaikan SPTPD. 3. SPTPD diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh

Wajib Pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada Walikota.

4. Pengembalian SPTPD disampaikan kepada Walikota selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

5. Pelaksanaan dan tata cara pendataan objek pajak, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Apabila SPTPD tidak disampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara tertulis oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk. Walikota dapat mengeluarkan SKPD ditetapkan secara jabatan, dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dalam jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat ) bulan dari sejak terutangnya pajak.

Tata cara penerbitan, pengisian dan penyampaian SKPD dan SPPT atau dokumen lain dipersamakan, SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT, sebagaimana diatur dalam Pasal 65 dan Pasal 66 dalam Peraturan Walikota Sibolga.

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Metode Penetapan Pajak Hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Perkembangan penerimaan Pajak Hotel saat ini tentunya tidak terlepas dari peran pentng dari pihak pemungut yang bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai target pendapatan yang dituju. Dalam hal ini Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga yang akan menyetorkan hasil pungutan tersebut ke Pemerintah Daerah untuk dibayarkan sebagai Pajak Hotel.

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan Pemerintah Daerah dan pembangunan daerah. Tanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan pajak sebagaimana pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak itu sendiri. Perintah daerah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga melaksanakan pemungutan Pajak Hotel tidak terlalu mengalami kesulitan karena hampir sebagian

besar Wajib Pajak taat dan patuh dalam pembayaran pajak terutang yang telah dikenakan langsung. Pajak hotel yang dibebankan langsung pada Wajib Pajak yang melakukan pembayaran. Dengan begitu pelaksanaan pemungutan juga menjadi efisien dan mudah dipahami oleh pelanggan secara umum.

Secara umum tata cara pemungutan Pajak Hotel adalah :

Dokumen terkait