• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR METODE PENETAPAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR METODE PENETAPAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

METODE PENETAPAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA

O L E H

NAMA : GINDA SUMARDHIKA SIREGAR

NIM : 102600098

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :

Nama : Ginda Sumardhika Siregar

NIM : 102600098

Program Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan

Judul : Metode Penetapan Pajak Hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Ketua Program Diploma III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan Administrasi Perpajakan

Drs.Alwi Hashim Batubara,M.Si Indra Efendi Rangkuti,S.Sos Mestika H.J. Hutagalung,S.E NIP.195608311986011001 NIP.197107081993032005

Dekan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan hikmat yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Metode Penetapan Pajak Hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga” yang sebagai salah satu syarat kelulusan di Jurusan Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Penulis mendapatkan banyak sekali Do’a , bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Atas berbagai bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Dr. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku ketua Program Studi DIII Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Bapak Indra Efendi Rangkuti,S.sos, selaku dosen pembimbing selama Praktek Kerja lapangan di Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

(4)

5. Bapak Srasamaluddin ,S.E,MM, sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

6. Bapak Zulfahri Lubis,S.E, sebagai Sekretaris Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

7. Mestika H.J. Hutagalung, S.E, sebagai Kepala Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, serta sebagai Supervisor Lapangan bagi penulis.

8. Kedua Orang Tua, yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan kasih sayang yang luar biasa kepada penulis.

9. Ketiga Saudara, Kak Rina, Adik Anca, dan Adik Yudi yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis agar dapat menyelesaikan Tugas Akhir. 10.Rina Febriani, sebagai motivator hati yang selalu mendukung penulis agar

cepat dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

11.Teman-Teman Tax C 2010 semuanya yang telah memberikan kebahagiaan kepada penulis selama 3 tahun di Administrasi Perpajakan ini.

12.Teman-Teman Marching Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

13.Teman-Teman IMPROSAJA semuanya yang telah memberikan hiburan kepada penulis dikala stress.

(5)

Semoga hasil Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang Administrasi Perpajakan khususnya tentang Pajak Hotel.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menyadari adanya kekurangan pada Tugas Akhir ini. Namun, penulis telah secara maksimal melakukan penyempurnaan-penyempurnaan sedemikian rupa untuk memperbaiki Tugas Akhir ini agar dapat lebih baik lagi. Penulis juga memohon maaf apabila ada kata-kata yang salah atau kurang tepat dalam penulisan laporan ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya. Besar harapan penulis kiranya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 Juli 2013

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 11

F. Metode Pengumpulan Data ... 13

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 13

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga... 16

B. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga... 18

C. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga... 24

(7)

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Pengertian dan Definisi Pajak Hotel ... 30

B. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Pajak Hotel... 32

1. Objek Pajak Hotel... 32

2. Subjek Pajak Hotel... 33

3. Wajib Pajak Hotel... 33

C. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak, dan Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel... 33

1. Dasar Pengenaan Pajak Hotel... 33

2. Tarif Pajak Hotel... 34

3. Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 34

D. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang... 34

E. Pemungutan Pajak Hotel... 35

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Metode Penetapan Pajak Hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah... 39

B. Analisa Data ... 42

C. Hambatan-hambatan Dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Hotel... 43

D. Upaya-upaya yang Ditempuh Dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Hotel... 44

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua pihak Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam sebuah dalam suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga produk-produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas, terampil dan siap dipekerjakan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dan mahasiswa sebagai salah satu elemen perguruan tinggi yang dituntut untuk mampu berpikir kritis ,tegas dan kreatif khususnya di bidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswasebagai generasi muda diharapkann dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.

Guna memenuhi tuntutan kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggiyang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengeahuan dari ilmu yang diperolehnya,untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

(10)

tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama penerimaan negara dan kewajiban kenegaraan bagi warga masyarakat pembayar pajak, dan meningkatkan jumlah pembayar serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang ‒ undangan perpajakan, mengakibatkan peningkatan penerimaan daerah.

Pajak daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini menuntut pemerintah untuk lebih aktif berperan serta dalam pembangunan khususnya pembangunan daerah itu sendiri sebab daerah otonomi mempunyai kewenangan untuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat daerah menurut prakarsa sendiri berdasarkan inspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(11)

Sesuai dengan Undang ‒ Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas Undang ‒ Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang berperan bagi anggaran dan belanja daerah, Pajak Hotel sangat diharapkan dapat memberikan sumbangannya bagi kelangsungan pembangunan daerah.

Dalam pelaksanaan Pajak Hotel tersebut, di daerah tentunya terdapat permasalahan-permasalahan salah satunya adalah dalam hak peningkatan penerimaan Pajak Hotel tersebut. Oleh karena itu, petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak Hotel ini harus meningkatkan kinerjanya. Sehingga dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Apabila permasalahan tersebut dapat teratasi, tentunya penerimaan daerah meningkat sehingga pembangunan di daerah dapat dibiayai.

(12)

Penetapan Pajak Hotel Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan pemungutan pajak hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

1.2 Untuk mengetahui data tentang realisasi penerimaan Pajak Hotel.

1.3 Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam peningkatan penerimaan Pajak Hotel.

1.4 Untuk mengetahui upaya - upaya yang ditempuh dalam peningkatan penerimaan Pajak Hotel.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan.

b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan.

(13)

berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam mengahadapi masalah yang timbul.

d. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang timbul selama PKLM.

e. Dengan melaksanakan PKLM ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan PKLM tersebut.

2.2 Bagi kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

(14)

c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

d. Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

e. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah diperoleh.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

a. Untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

b. Agar memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

C. Uraian Teoritis

(15)

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang–undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar–besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas – fasilitas yang kita nikmati untuk dapat hidup layak disuatu negara. Sedangkan penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan atau bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsikan atau menimbun kekayaan.

Menurut Lembaga Pemungutnya, Pajak terdiri dari :

1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pusat dan digunakan membiayai rumah tangga negara. Pajak Pusat terdiri dari :

a. Pajak Penghasilan b. Pajak Pertambahan Nilai

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah d. Bea Materai

e. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan, Kehutanan, dan Pertambangan

(16)

a. Pajak Provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi. Pajak Provinsi yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari atas :

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan.

5. Pajak Rokok

b. Pajak Kabupaten/Kota adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota. Pajak Kabupaten/Kota yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari :

1. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan 2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Hotel

7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 8. Pajak Air Tanah

(17)

10.Pajak Sarang Burung Walet

11.Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

1. Pengertian Pajak Hotel

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

2. Objek Pajak Hotel

Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada paragraf di atas adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenislainnya yang disediakan atau dikelola Hotel. Sedangkan, yang tidak termasuk objek Pajak Hotel sebagaimana dimaksud adalah:

(18)

b) jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

c) jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

d) jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan

e) jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

3. Subjek Pajak Hotel

Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel.

4. Wajib Pajak Hotel

Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel.

5. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada Hotel.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

(19)

1. Untuk mengetahui mekanisme pemungutan Pajak Hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Untuk mengetahui data tentang realisasi penerimaan Pajak Hotel. 3. Untuk mengetahui kendala dalam peningkatan penerimaan Pajak Hotel 4. Untuk mengetahui upaya-upaya yanga ditempuh dalam peningkatan

penerimaan Pajak Hotel.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan beberapa persiapan yang menyangkut Praktik Kerja Lapangan Mandiri mulai dari penentuan judul tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, konsultasi dengan dosen.

2. Studi Literatur

(20)

3. Studi Observasi Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga serta mempelajari laporan – laporan yang akan dibahas.

4. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data mengenai Pajak Hotel. Data tersebut dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap orang–orang yang dianggap mampu memberikan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Data sekunder diperoleh melalui studi litelatur seperti sumber–sumber pustaka, undang – undang, dokumentasi, maupun literatur yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

5. Analisis Data dan Evaluasi

(21)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis – jenis data yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam bentuk dokumen, tabel, bagan dan grafik dimana metodenya terdiri dari :

1. Daftar Wawancara

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang berkaitan selama proses wawancara berlangsung.

2. Daftar Observasi

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada objek yang diteliti guna memperoleh data-data yang benar. 3. Daftar Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan catatan – catatan, data – data yang telah diperoleh dari instansi, berhubungan dengan data objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pembahasan pada laporan penelitian ini, sistematika penulisan laporan penelitian dibuat dalam 5 bab dan dilengkapi sub bab sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

(22)

Teoritis, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri , metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. BAB II : Gambaran Umum Objek / Lokasi Praktik Kerja Lapangan

Mandiri

Bab ini berisi tentang gambaran umum Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, metode pengumpulan data serta gambaran petugas Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : Gambaran Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Bab ini berisi tentang uraian bagaimanana upaya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga untuk meningkatkan penerimaan Pajak Hotel.

BAB IV : Analisis dan Evaluasi Data

Bab ini berisi tentang analisis penulis atas data yang berhasil diperoleh serta membahas mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

(23)

DAFTAR PUSTAKA

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi Pemerintahan Kota Sibolga.

Undang ‒ Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menganut prinsip otonomi yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab, dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang terdiri dari pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislatif daerah.

(25)

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga Nomor 188.4.54/14/2000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka terbentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para para wajib pajak yang berada di dalam daerah Kota Sibolga.

(26)

B. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342/24/2008 Pasal 83 Ayat (1) adalah melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai Pasal 83 Ayat (2) adalah :

1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan program/kegiatan

3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada walikota tentang pelaksanaan program/kegiatan

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi kelancaran pelaksanaan tugas

6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan

(27)

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Kepala SKPKD merupakan Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD). Selanjutnya Pasal 7 Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 menetapkan bahwa :

1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) mempunyai tugas :

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelola keuangan daerah b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah

d. Melaksanakan fungsi BUD

e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :

a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD

c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah

(28)

f. Menetapkan SPD

g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah

h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah i. Menyajikan informasi keuangan daerah

j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah

Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas pengelolaan terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah penting perjalanan suatu organisas. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya dalam kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

(29)

yang tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel serta dipercaya dan dibanggakan oleh masyarakat Kota Sibolga “.

Makna yang terkandung dari pernyataan Visi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengelola adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan dan pengendalian internal proses keuangan dan aset daerah

b. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

c. Tertib adalah keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Efisien adalah pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

e. Efektif adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.

(30)

g. Akuntabel dan auditabel adalah pengelolaan keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi dan dapat diperiksa kebenaran penggunaan dan pengelolaanya

h. Sebagai pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga berupaya mengambil peran sebagai bagian dari instrumen proses trasnformasi bangsa di Kota Sibolga menuju masyarakat adil, makmur, dan berperadapan tinggi

Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan di atas, maka sebagai tindak lanjut pencapaian Visi tersebut adalah dengan merumuskan/menetapkan Misi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga yaitu:

a. Mengkelola Keuangan Daerah dengan tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel

b. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah yaitu :

1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan segala aktivitasnya.

(31)

3. menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah.

4. mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup.

5. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta pengelolaan barang/aset daerah

d. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset daerah

e. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai dengan tuntutan paket 3 Undang ‒ Undang Keuangan Negara Tahun 2003-2004 dan turunannya

f. Menginventarisasi semua aset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(32)

C. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja sesuai dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan kerja dan wilayah kerja setiap karyawan

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah :

a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staf bagian saja

e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana.

(33)

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

Sementara itu, Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga terdapat 5 (lima) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang Jabatan Struktural Eselon III/D. Tiap-tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) seksi yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang Jabatan Struktural Eselon III/C yaitu :

1. Bidang Pendapatan

a. Seksi Pendataan Pedapatan Daerah

b. Seksi Penetapan Penagihan

c. Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi

2. Bidang Penganggaran

a. Seksi Penyusunan APBD

b. Seksi Penganggaran I

(34)

3. Bidang Perbendaharaan

a. Seksi Belanja Langsung

b. Seksi Belanja Tidak Langsung

c. Seksi Kas Daerah dan Investasi

4. Bidang Akuntansi

a. Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah

b. Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah

c. Seksi Pelaporan dan Pembinaan

4. Bidang Aset

a. Seksi Perencanaan Aset

b. Seksi Penatausahaan Aset

c. Seksi Pengendalian Aset

(35)

D. Gambaran Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

No Jabatan Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kasubbag Umum 1 orang

4 Kasubbag Keuangan 1 orang

5 Kasubbag Program 1 orang

6 Kabid Pendapatan 1 orang

7 Kabid Penganggaran 1 orang

8 Kabid Perbendaharaan 1 orang

9 Kabid Akuntansi 1 orang

10 Kabid Aset 1 orang

11 Seksi Pendataan Pendapatan Daerah 1 orang 12 Seksi Penetapan dan Penagihan 1 orang 13 Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan

Evaluasi

1 orang

14 Seksi Penyusunan APBD 1 orang

15 Seksi Penganggaran I 1 orang

(36)

17 Seksi Belanja Langsung 1 orang 18 Seksi Belanja Tidak Langsung 1 orang 19 Seksi Kas Daerah dan Investasi 1 orang 20 Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah 1 orang 21 Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan

Daerah

1 orang

23 Seksi Pelaporan dan Pembinaan 1 orang

24 Seksi Perencanaan Aset 1 orang

25 Seksi Penatausahaan Aset 1 orang

26 Seksi Pengendalian Aset 1 orang

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2013

Keterangan :

1. Golongan III/A : 8 orang

2. Golongan III/B : 9 orang

3. Golongan III/C : 5 orang

4. Golongan III/D : 9 orang

(37)

Bagan Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2013

KEPALA DI NAS

Seksi Kas Daerah dan I nvestasi

Sub Bagian Umum Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian Program

Bidang Penganggaran

Seksi Penganggaran I

Seksi Penganggaran I I

(38)

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Pengertian dan Defenisi Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Pemungutan pajak hotel berdasarkan pada Undang ‒ Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

(39)

Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan oleh ketentuan hukum yang jelas dan tepat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait. Dasar Hukum Pajak Hotel pada suatu kabupaten atau kota adalah :

1. Undang ‒ Undang Nomor 28 Nomor 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Undang ‒ Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah

3. Undang ‒ Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

4. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Hotel sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hotel pada kabupaten/kota yang dimaksud

5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 172 Tahun 1997 tentang Tatacara Pembukuan

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tatacara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah

(40)

10.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Hotel 11.Peraturan Walikota Nomor 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

B. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Pajak Hotel

1. Objek Pajak Hotel

Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

Jasa penunjang sebagaimana dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel. Pada Pajak Hotel tidak semua pelayanan yang diberikan oleh hotel dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk Objek Pajak Hotel, yaitu :

a. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah; b. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

c. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lain yang sejenis, dan

(41)

2. Subjek Pajak Hotel

Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

3. Wajib Pajak Hotel

Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada hotel tidak sama. Konsumen yang menikmati pelayanan hotel merupakan subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak, sedangkan pengusaha hotel bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

C. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak, dan Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel

1. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

(42)

2. Tarif Pajak Hotel

Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan oleh Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupaten/kota.

3. Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel

Seorang subjek pajak melakukan pembayaran atas pelayanan yang ia terima kepada hotel sebesar Rp.6.000.000,00. Maka pajak hotel yang harus dibayar adalah sebagai berikut :

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = 10% x 6.000.000,00

= Rp 600.000,00

Pajak Hotel yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat hotel berlokasi.

D. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

(43)

E. Pemungutan Pajak Hotel

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek pajak, penentuan besarnya pajak atau retribusi serta pengawasan penyetoran. Tatacara pemungutan Pajak Hotel adalah :

1. Pemungutan Pajak Daerah dilarang diborongkan.

2. Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan.

4. Dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan. 5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan

menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.

Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan:

(44)

a. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

b. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;

c. jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi pajak yang terutang dihitung secara jabatan.

2. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

3. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT dikenakan

sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(45)

dilakukan tindakan pemeriksaan. Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Secara umum tata cara pendataan Pajak Hotel adalah:

1. Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPTPD.

2. Setiap Wajib Pajak wajib menerima, mengisi dan menyampaikan SPTPD. 3. SPTPD diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh

Wajib Pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada Walikota.

4. Pengembalian SPTPD disampaikan kepada Walikota selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

5. Pelaksanaan dan tata cara pendataan objek pajak, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

(46)
(47)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Metode Penetapan Pajak Hotel pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Perkembangan penerimaan Pajak Hotel saat ini tentunya tidak terlepas dari peran pentng dari pihak pemungut yang bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai target pendapatan yang dituju. Dalam hal ini Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga yang akan menyetorkan hasil pungutan tersebut ke Pemerintah Daerah untuk dibayarkan sebagai Pajak Hotel.

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan Pemerintah Daerah dan pembangunan daerah. Tanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan pajak sebagaimana pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak itu sendiri. Perintah daerah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(48)

besar Wajib Pajak taat dan patuh dalam pembayaran pajak terutang yang telah dikenakan langsung. Pajak hotel yang dibebankan langsung pada Wajib Pajak yang melakukan pembayaran. Dengan begitu pelaksanaan pemungutan juga menjadi efisien dan mudah dipahami oleh pelanggan secara umum.

Secara umum tata cara pemungutan Pajak Hotel adalah :

1. Wajib Pajak Hotel wajib mendaftarkan usahanya pada Dinas Pegelolaan Keuangan dan Asset Daerah untuk dilakukan dan diberikan NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sebelum dimulainya usaha.

2. Setelah Wajib Pajak Hotel dikukuhksan, maka Wajib Pajak melaksanakan pendaftaran dan pendataan. Kegiatan pendaftaran dan pendataan daerah dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan berupa formulir pendaftaran dan pendataan, kemudian diberikan kepada Wajib Pajak. Setelah dokumen disampaikan kepada Wajib Pajak, Wajib Pajak mengisi formulir pendaftaran dengan jelas, lengkap, serta mengembalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya, petugas pajak mencatat formulir pendaftaran dan pendataan yang dikembalikan oleh Wajib Pajak dalam Daftar Induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut yang digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.

(49)

ditandatangani oleh Wajib Pajak dan disampaikan kepada Walikota Bupati atau pejabat yang ditunjuk SPTPD disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

4. Berdasarkan SPTPD yang disampaikan Wajib Pajak dan pendataan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pengelolaan Kuangan dan Aset Daerah , Bupati/Walikota menetapkan pajak hotel yang terutang yang diterbitkan dalam SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). SKPD harus dilunasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya SKPD oleh Wajib Pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati/Walikota dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN).

5. Setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Bupati/Walikota dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). STPD harus dilunasi dalam jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(50)

mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu. Kepada Wajib Pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan bukti pembayaran dalam buku penerimaan

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrarif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

B. Analisa Data

Tabel Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2013

1. Pada Anggaran Tahun 2010 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Hotel sebesar Rp 96.302.489,00 berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Hotel sebesar Rp 72.900.000,00 pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 23.402.489,00.

2. Pada Anggaran Tahun 2011 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Hotel sebesar Rp 128.405.314,00 berada di atas rencana penerimaan dari

Tahun Target Realisasi

(51)

pembayaran Pajak Hotel sebesar Rp 92.600.000,00 pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 35.805.314,00.

3. Pada Anggaran Tahun 2012 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Hotel sebesar Rp 196.481.976,00 berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Hotel sebesar Rp 97.200.000,00 pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 99.281.976,00.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Pajak Hotel Kota Sibolga untuk tahun 2010, 2011, dan 2012 target yang diharapkan sesuai dengan realisasi yaitu realisasi lebih tinggi dari target yang ditetapkan.

C. Hambatan ‒ hambatan Dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Hotel

Dalam masalah ini untuk mencari tahu kendala ‒ kendala apa yang mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel, penulis melakukan wawancara dengan pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga. Adapun kendala-kendala yang diperoleh adalah :

1. Tingkat kesadaran Wajib Pajak Hotel masih kurang

2. Masih adanya keengganan Wajib Pajak untuk mendaftarkan potensi objek pajak secara riil dan akurat.

3. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pajak

(52)

5. Kurang jelasnya tata letak lokasi dari objek pajak

6.Wajib Pajak belum sepenuhnya melaporkandan membayar pajak sesuai dengan yang dikutip dari subjek pajak.

D. Upaya‒upaya yang Ditempuh Dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Hotel

Agar penerimaan Pajak Hotel terus dapat mencapai target yang ditetapkan, maka diperlukan langkah ‒ langkah atau upaya-upaya yang perlu dilakukan demi peningkatan penerimaan Pajak Hotel tersebut.

Adapun upaya-upaya tersebut adalah :

1. Melaksanakan sosialisasi atau hambatan utnuk melaksanakan pembayaran pajak dalam bentuk reklame agar dapat diperhatikan oleh masyarakat . 2. Melaksanakan pendataan terhadap subjek pajak hotel yang ada.

3. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan petugas pemungut pajak di bidang Pajak Hotel.

4. Melaksanakan penyuluhan dan konsultasi. 5. Meningkatkan pengawasan

6. Memberikan sanksi bagi yang melanggar.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, sebagai akhir dari penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pajak Hotel adalah pelayanan yang telah disediakan dengan pembayaran di hotel.

2. Kegiatan penetapan Pajak Hotel dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : - Kegiatan penetapan dengan cara penetapan Kepala Daerah

- Kegiatan penetapan dengan cara dibayar sendiri - Kegiatan penetapan secara jabatan

3. Menghitung Pajak Hotel dengan cara mengalihkan tarif dengan dasar pengenaan pajak.

4. Kontribusi Pajak Hotel sangat besar terhadap Pendapatan Asli Daerah, sehingga dalam penerimaannya adalah melebihi target yang telah ditetapkan.

(54)

B. Saran

Saran penulis untuk meningkatkan Pajak Hotel adalah :

1. Pemerintah Kota Sibolga diharapkan tidak menggunakan momentum otonomi daerah untuk memungut pajak sebanyak-banyaknya tanpa memperhitungkan dampak yang ditimbulkan dengan cara mengurangi kebocoran-kebocoran.

2. Peraturan daerah yang dibuat harus menjunjung tinggi azas keadilan.

3. Meningkatkan peran serta dan keaktifan dari aparat pengelola Pajak Hotel dalam melaksanakan ketentuan yang berlaku serta diharapkan aparat yang mengelola Pajak Hotel adalah aparat yang jujur dan bertanggung jawab terhadap tugasnya dan mensosialisasikan peraturan daerah kepada masyarakat.

4. Melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya membayar pajak.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Usaha, Jakarta

Setyawan, Setu, 2009, Perpajakan Indonesia, Umm Press, Malang.

Undang ‒ undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Undang ‒ Undang No.19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Sibolga

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah

Peraturan Walikota Nomor 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Hotel sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hotel pada kabupaten/kota yang dimaksud

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 172 Tahun 1997 tentang Tatacara Pembukuan

Gambar

Tabel Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pengelolaan

Referensi

Dokumen terkait

DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN ANGGARAN 2012. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

a) Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan peta konsep yang dihasilkan oleh para siswa, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan para siswa tentang

Yang sering ditakutkan oleh kebanyakan orang yaitu nyeri dada yang berhubungan dengan penyakit jantung hanya 15% dari semua keluhan nyeri pada dada sebelah kiri.. Informasi

Capaian Program Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan prasarana perkantoran/aparatur secara memadai dan sesuai dengan standar. Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan

PenggunaanlimbahdebuvulkanikGunung Sinabung dan karbon aktif dalam penelitian ini diharapkan akan menjadikan hasil akhir produk keramik berpori memiliki sifat-sifat yang

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Umum Prakualifikasi Jasa Konsultansi yang dilaksanakan oleh Pokja ULP Dinas Pekerjaan Umum Kab.. Buru Selatan Paket Pekerjaan

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hubungan antara pola

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa Masyarakat Suku Anak Dalam memandang bahwa fakta penguasaan dan kepemilikan hak atas tanah didasarkan pada sejarah