• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil-hasil pembahasan atau analisa pada bagian di atas serta saran-saran yang diajukan oleh penulis.

DAFTAR PUSAKA

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu Sub-Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya mengelola bidang penerimaan/pendapatan daerah. Mengingat pada saat itu potensi pajak maupun retribusi daerah di kota medan belum begitu banyak, maka dalam sub-bagian penerimaan tidak terdapat seksi atau urusan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk serta Potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui Peraturan daerah Kota Medan, Sub-Bagian tersebut di atas ditingkatkan menjadi bagian dengan nama bagian IX yang tugas pokoknya mengelola penerimaan dan pendapatan daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola pendekatan secara sektoral pungutan daerah.

Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : KUPD-7, tahun 1978, tentang penyeragaman Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia, maka pemerintah Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 1978 tentang Struktur Organisasi dinas Pendapatan daerah Kotamadya Medan sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Mendagri dimaksud. Struktur Organisasi dinas Pendapatan daerah

yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4 (empat) seksi dengan masing-masing seksi terdiri dari 3 (tiga) subseksi.

Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan wajib pajak/retribusi daerah, struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu dirubah secara fungsional.

Dengan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 973-442, tahun 1988, tanggal 26 Mei 1988 tentang sistem dan prosedur Perpajakan/Retribusi daerah dan Pendapatan daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten/Kota dan surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja dinas Pendapatan Kotamadya Daerah TK.II Medan.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan daerah Kota Medan

Nomor 4 tahun 2001, sehingga Peraturan daerah Kotamadya Daerah TK II Medan Nomor 16 tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan daerah Kota Medan.

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Dinas Pendapatan daerah di pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah, terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha dengan 4 (empat) sub bagian dan 5 (lima) Sub Dinas dengan masing-masing 4 (empat) seksi serta kelompok jabatan fungsional.

Adapun yang memimpin Dinas Pendapatan sejak Bagian IX/Pendapatan sampai dengan saat ini adalah :

1. Aminuddin Yusuf 2. Achmad Purba 3. Drs. Mahluddin Lubis 4. Drs. H. Bahauddin Nasution 5. Drs. H. Amansyah Nasution 6. Drs. H. A. Daim Siregar

7. Drs. H. Azwar S.Msi

8 Drs. H. Basyrul Kamali, MM

9. Drs. H. Ramli, MM

10. Drs. H. Dzulmi Eldin S,Msi

11. Lahum SH,MM

12. Drs. H, Randiman Tarigan, MAP

13. Drs. H. Syahrul Harahap, MAP

14. Drs. M. Husni SE, M.Si

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan aktivitasnya, kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan telah membuat struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan.

Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi akan memberikan penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.

Struktur organisasi yang digunakan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung dimana pihak bawahan bertangungjawab kepada pimpinan atas pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan terdiri dari :

Kepala Dinas : M. Husni, SE, M.Si (19680705 199503 1 002)

Sekretaris : Dra. Edlity, MAP

Kasubbag Keuangan : Delisah, S.Sos

Kasubbag Umum : Fitriati Hasibuan

Kasubbag Peny. Program : Ilham Nur, SE

Bidang Pendataan dan Penetapan Kepala Bidang : Drs. Nawawi

Kasi. Pendataan dan Pendaftaran : Benny Sinomba Siregar, SE

Kasi. Penetapan : Ali Fitri Harahap, SE

Kasi. Pengolahan Data dan Informasi : Popy Maya Syafira, SP. MM

Bidang Penagihan

Kepala Bidang : Hj. Yusdarliana, S.Sos

Kasi. Pembukuan dan Verifikasi : Hardy Faisal Siregar, S.Sos

Kasi. Penagihan dan Perhitungan : Sutan Partahi P, SH

Kasi. Pertimbangan dan Restitusi : Syahruddin Siregar, SE

Bidang Bagi Hasil Pendapatan Kepala Bidang : Zakaria, S.Kom, MM

Kasi. Bagi Hasil Pajak : Azhar M. Tanjung, S.Sos

Kasi. Bagi Hasil Bukan Pajak : Mutiara F.A. Manullang, SSTP

Kasi. Penata Usahaan Bagi Hasil : M. Amri Harahap, S.Sos

Kasi. Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan : A. Untung Lubis, S.Sos

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Kepala Bidang : Drs. H. Empani Lubis

Kasi. Pengembangan Pajak : T. Dahrisan, SE

Kasi. Pengembangan Retribusi : Yuni Firbriyanti, S.Sos

Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Kepala UPT I : Edral Hasyim Harahap,S.Sos

Kasubag TU : Hj. Suendang

Kepala UPT II : M. Hadeli Sundhana, SE, Msi

Kasubag TU : Ronald F.I. Tarigan, SE

Kepala UPT III : Hasanal Haris Harahap, SSTP

Kasubag TU : Khairunsyah, SH

Kepala UPT IV : Andi Yan Wahyudi, S.Sos, MAP

Kasubag TU : Respawan Lubis

Kepala UPT V : Sofyan Effendi Hasibuan, SE

Kasubag TU : Drs. Hardi Putra

Kepala UPT VI : Kiky Zulfikar, S.Sos, Msi

Kasubag TU : Muhammad Amsar, SE, MM

Kepala UPT VII : Satria Rizal

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas pendapatan Kota Medan

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronasi, baik dalam lingkungan DISPENDA maupun antar unit organisasi lain diluar dinas pendapatan daerah selain bidang tugasnya.

2. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang kepala bagian tata usaha yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Tata usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas pokok dinas dibidang ketatausahaan yang meliputi : penggolongan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan unsur umum lainnya.

Untuk melaksanakan tugas, bagian Tata Usaha mempunayi tugas dan fungsi : a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Melaksanakan urusan surat menyurat

c. Mengelola urusan keuangan

d. Mengelola administrasi kepegawaian

Bagian Tata Usaha tediri dari : a. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas mengelola keuangan dan perbendaharaan dan menyusun laporan keuangan.

b. Sub Bagian Kepegawaian

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan administrsi di bidang kepegawaian.

c. Sub Bagian Perlengkapan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang.

3. Sub Dinas Program

Sub Dinas program di pimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Sub Dinas Program. Sub Dinas Program mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang penyusunan program.

Untuk melaksanakan tugas Sub Dinas Program mempunyai tugas dan fungsi : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan bahan untuk penyusunan program kegiatan dan perencanaan pendapatan daerah.

c. Menyusun kebijaksanaan teknik program kerja jangka pendek, menegah dan panjang.

d. Menyusun penerimaan pendapatan daerah, merencanakan sistim dan prosedur kerja.

e. Menyusun rencana serta mengkaji pengembangan potensi pendapatan daerah.

f. Melaksanakan pembinaan teknis di bidang pendapatan terhadap semua unit yang melaksanakan pemungutan pendapatan daerah.

g. Mengkaji data statistik target dan realisasi pendapatan daerah serta mengidentifikasikan permasalahan pendapatan daerah.

h. Melaksanakan penyuluhan di budang pendapatan daerah.

i. Melaksanakan tukar informasi tentang target/realisasi penerimaan daerah dengan daerah lainnya.

j. Mempersiapkan rencana peraturan daerah, keputusan Kepala Daerah tentang pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

k. Mengevaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan teknis operasional pengolahan pendapatan daerah.

l. Menyusun laporan realisasi pendapatan daerah.

m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Sesuai dengan bidang tugasnya.

Sub Dinas Program terdiri dari : a. Seksi Penyusunan Program

Mempunyai tugas merencanakan penerimaan Pendapatan Daerah, menyusun kebijaksanaan teknis program kerja pendek, menengah dan panjang.

b. Seksi Pemantauan dan Pengendalian

Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis di bidang pendapatan. c. Seksi Pengembangan Pendapatan

Mempunyai tugas menyusun rencana serta mengkaji untuk mengembangkan potensi Pendapatan Daerah.

d. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Mempunyai tugas mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan teknis operasional pengolahan Pendapatan Daerah.

4. Sub Dinas Pendataan dan Penetapan

Dalam melaksanakan tugasnya, sub dinas ini berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Sub Dinas Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan wajib pajak/wajib pajak retribusi dan pendapatan daerah lainnya.

c. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi baik dari surat pemberitahuan pajak daerah, surat pemberian retribusi daerah, hasil pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait.

Sub Dinas Pendaaan dan Penetapan terdiri dari : a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

Mempunyai tugas melaksanakan pendataan objek pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerh lainnya.

b. Seksi Pengolahan Data

Mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah data objek pajak daerah, retribusi daerah dan pemungutan pajak lainnya.

c. Seksi Penetapan

Mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan pokok pajak daerah, pokok retribusi daerah, berdasarkan kartu data, berdasarkan kartu data, termasuk perhitungan denda

d. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas menyusun rencana pemeriksaan dan melaksanakan pemeriksaan objek pajak, retribusi serta menata usahakan hasil pemeriksaan lapangan

5. Sub Dinas Penagihan

Sub Dinas Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Sub Dinas penagihan dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Melaksanakan pembentukan dan vertifikasi pajak daerah, retribusi daerah dan penetapan daerah lainnya.

c. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

d. Melaksanakan perhitungan restitusi dan pemindahbukuan atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

e. Melaksanakan telaah dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Sub Dinas Penagihan terdiri dari : a. Seksi pembukuan dan Verifikasi

Mempunyai tugas melaksanakan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

b. Seksi Penagihan dan Perhitungan

Mempunyai tugas melaksanakan penagihan atas penunggakan pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

c. Seksi Restitusi dan Pemindahbukuan

Mempunyai tugas menerima permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak, meneliti kelebihan pembayaran pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

d. Seksi Pertimbangan dan Keberatan

Mempunyai tugas menerima surat keberatan dari wajib pajak/retribusi dan meneliti keberataan wajib pajak/wajib retribusi dan mempersiapkan surat keputusan kepala dinas tentang persetujuan atau penolakan tersebut.

6. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain

Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas dalam tugasnya berda dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugasnya, sub bagian ini mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan daerah lainnya. c. Melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lain-lain

termasuk pinjaman daerah dan dana darurat.

d. Melaksanakan penatausahaan penerimaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan pendapatan lainnya.

e. Melaksanakan legalasi dan pembukuan surat-surat berharga.

f. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai denagn bidang tugasnya.

Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan lain-lain terdiri dari :

a. Seksi Penatausahaan Penerimaan Retribusi dan Pendapatan lainnya.

Mempunyai tugas pelaksanaan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lainya.

b. Seksi Penerimaan Lain-lain

Mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan peneriman lain-lain dan merencanakan penerimaan, baik dari pemerintah, wakil pemerintah di daerah maupun dari lembaga-lembaga keuangan atau badan-badan lain termasuk pinjaman daerah dan dana darurat.

c. Seksi Penerimaan BUMN dan Pendapatan Lainnya

Mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan penerimaan BUMN dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

d. Seksi Legalasi Pembukuan Surat-surat Berharga

Mempunyai tugas melaksanakan legalisasi surat - surat berharga dan melaksanakan pembukuan surat - surat berharga.

7. Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan

Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Untuk melaksanakan tugas, sub bagian ini mempunayi fungsi : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Melaksanakan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak. c. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan

pajak

d. Melaksanakan perhitungan penerimaan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

e. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian hasil pendapaatn daerah di bidang hasil pendapatan.

f. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh Kepala Dians sesuai dengan bidang tugasnya.

a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak

Mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan surat - surat ketetapan pajak parkir dan penatausahaan pendapatan bagi hasil pajak dan bukan pajak

b. Seksi Bagi Hasil Pajak

Mempunyai tugas menerima dan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) atau Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) Pajak Parkir, melaksanakan penagihan Pajak Parkir.

c. Seksi Bagi Hasil Pajak

Mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penerimaan dari alokasi umum dana alokasi khusus.

d. Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan

Mempunyai tugas mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan teknis operasional pengelolaan Pendapatan Daerah.

8. Kelompok Jabatan Fungsi

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas Dinas Pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya. b. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah.

d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut ditentukan sesuai dengan peraturn perundang-undangan yang berlaku.

D. Gambaran Jumlah Pegawai DISPENDA Kota Medan Gambaran Jumlah Pegawai Dispenda Kota Medan Tahun 2015:

• Kepala Dinas : 1 orang

• Sekretariat : 67 orang

• Bidang Pengembangan : 27 orang

• Bidang Penagihan : 47 orang

• Bidang Pendataan dan Penetapan : 83 orang

• Bidang Bagi Hasil Pajak : 79 orang

• Unit Pelaksana Teknis : 58 orang

• Pegawai Honorer : 101 orang

• Pegawai Harian Lepas : 340 orang

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PARKIR

A. Ketentuan Pajak Parkir

Berdasarkan Undang-Undang Dasar yang menetapkan pajak sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatanwajib pajak harus ditetapkan dengan Undang-Undang maka ketentuan tentangPajak Parkir yang digunakan penulis untuk menggambarkan Pajak Parkiradalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retrubusi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud dengan pajak daerah adalahkontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badanyang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidakmendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerahbagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.Pajak Parkir merupakan salah satu dari pajak daerah yang diatur olehkabupaten/kota yang dipungut atas penyelenggaraan tempat parkir. PajakParkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan,baik yang berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagaiusaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaantempat penitipan kendaraan bermotor.Undang-Undang ini berlaku dan digunakan untuk membiayaipenyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang ini juga, tarif pajak ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen). Untukpengaturannya ditetapkan dalam Peraturan Daerah yang menjadi dasar hukumpelaksanaan Pajak Parkir ini adalah :

a. Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pajak Parkir.

b. SK Walikota Medan Nomor 188.342/072/K/2002 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan yang memuat :

1. Bersifat pajak dan bukan retribusi

2. Mengatur dan menetapkan tentang Subjek dan Objek Pajak, cara pemungutan, perhitungan dan penyetoran pajak serta lain-lain.

3. Menetapkan Harga Tanda Parkir (HTP) dan petunjuk teknis pengelolaan perparkiran diluar badan jalan dan tempat khusus parkir di Kota Medan. 2. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan Pajak Parkiradalah pajak yang dipungut atas penyelenggaraan tempat parkir. Parkir adalahkeadaan tidak bergerak atas suatu kendaraan bermotor yang tidak bersifatsementara. Tempat parkir adalah tempat parkir diluar badan jalan oleh orangpribadi atau badan yang, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usahamaupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk tempat penyediaanpenitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor dan garasikendaraan bermotor yang memungut bayaran.

Penyelengaraan parkir ini adalah setiap penyelenggaraan parkir,tempat parkir harus mendapat izin dari Kepala Daerah. Harga Tanda Parkir(HTP) adalah harga atau nilai nominal yang digunakan atau yang seharusnyadibayar untuk pemakaian tempat parkir. Masa pajak parkir adalah jangkawaktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwin. Pajak Parkir terutangdalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan pembayaranpenggunaan tempat parkir dilakukan.

B. Subjek, Wajib Pajak dan Pajak Parkir 1. Subjek Pajak Parkir

Yang merupakan subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yangmelakukan pembayaran atas tempat parkir. Berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 65 Tahun 2001, yang menjadi subjek Pajak Parkiradalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas tempatparkir.

2. Wajib Pajak Parkir

Yang menjadi Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang dapatdikenakan pajak daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah yangmenyelenggarakan tempat parkir.

3. Objek Pajak Parkir

Yang menjadi objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usahamaupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempatpenitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yangmemungut bayaran. Klarifikasi tempat parkir di luar badan jalan yangdikenakan Pajak Parkir adalah :

a. gedung parkir b. pelataran parkir

c. garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran d. tempat penitipan kendaraan bermotor

Pengecualian terhadap objek Pajak Parkir adalah:

a. Penyelenggaraan tempat parkir oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan tempat parkir oleh BUMN dan BUMD tidakdikecualikan sebagai objek Pajak Parkir.

b. Penyelenggaraan parkir oleh kedutaan, konsulat, perwakilan negaraasing, dan perwakilan lembaran-lembaran internasional dengan asastimbal balik. Ketentuan tentang pengecualian pengenaan Pajak Parkir bagi perwakilan lembaga-lembaga internasional berpedoman kepadakeputusan Menteri Keuangan

c. Penyelenggaraan tempat parkir lainnya yang diatur dengan peraturandaerah, antara lain penyelenggaraan tempat parkir di tempat peribadatandan sekolah serta tempat-tempat lainnya yang diatur lebih lanjut olehbupati/walikota.

C. Tata Cara Perizinan, Penyetoran, dan Pemungutan

Orang pribadi atau Badan sebelum menyelenggarakan tempat parkirterlebih dahulu memperoleh izin tersebut menjadi satu menjadi satu kesatuandengan proses penyetoran dan pemugutan Pajak Parkir.Berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342/072/K/2002Tahun 2002 tentang Pelaksanaaan Peraturan Daerah Kota Medan, Tata caraperizinan, penyetoran dan pemungutan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Setiap penyelenggaraan parkir terlebih dahulu mengisi SuratPemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Pajak Parkir yang ditujukan kepadaKepala Daerah atau Pejabat. 2. Setelah Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tersebut diisi denganjelas,

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTDP) harusdisampaikan kepada Dinas Pendapatan disertai dengan lampiran identitasorang pribadi atau badan yang menyelenggarakan parkir (fotokopi KTP,Surat izin penyelenggara perparkiran). 3. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tersebut

disampaikanselambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

4. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan sesuai dengan data-data yangterdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) maka DinasPendapatan atas nama Kepala Daerah atau Pejabat akan menerbitkan SuratKetetapan Pajak Daerah (SKPD).

5. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tersebut menjadi dasar untukmelaksanakan pemungutan pajak oleh Dinas Pendapatan.

6. Setelah Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) diterima oleh wajib pajak,maka paling lama 30 hari sejak SKPD diterima harus melunasi Pajak Parkiryang terutang berdasarkan SKPD, dan apabila lewat 30 hari setelah SKPDditerima maka dikenakan sanksi administrasi berupa sebesar 2% (duapersen) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan SKPD.

7. Wajib pajak yang membayar sendiri Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang.

8. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutang pajak, KepalaDaerah dapat menerbitkan : Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT),Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN).

9. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) diterbitkanapabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yangterutang tidak atau

Dokumen terkait