• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Desain pembelajaran PPKn menggunakan model pembelajaran bermain peran adalan guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan kemudian guru menentukan media yang akan digunakan, guru mendesai media yang tepat tersebut dan dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran. Langkah kedua adalah pelaksanaan pembelajaran guru meminta bantuan guru lain untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran yang berlagsung berdasarkan sintak pembelajarannya, sistem sosial dan juga prilaku yang guru lakukan di dalam proses pembelajaran. Langkah ketiga menilai reaksi yang diperlihatkan oleh siswa, selain itu guru kolaborator juga menilai aktifitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah akhir pembelajaran guru menilai hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh reaksi siswa dan aktivitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian dalam mendesain model pembelajaran bermain peran ini guru harus memperhatikan karakteristik siswa yang akan diajarkan dengan menggunakan model bermain peran.

2. Keterlaksanaan pembelajaran, pada siklus 1 mendapatkan nilai terendah pada penilaian prilaku siswa pada saat siswa berinteraksi dengan guru serta pada

sedangkan nilai tertinggi pada kegiatan guru saat menanggapi siswa dalam membacakan hasil kinerja dan pada saat siswa mengutarakan pendapatnya. Pada siklus 2 mendapatkan nilai terendah pada penilaian prilaku guru pada saat guru berinteraksi dengan siswa serta penilaian prilaku siswa pada saat siswa menerima bimbingan dan arahan, sedangkan nilai tertinggi pada kegiatan guru saat menanggapi gagasan siswa dan penilaian prilaku siswa pada saat membacakan hasil kinerja dan menyampaikan gagasan. Pada siklus 3 yang mendapatkan nilai terendah penilaian prilaku guru pada saat berinteraksi dengan siswa, sedangkan nilai tertinggi pada kegiatan siswa saat mengutarakan gagasan siswa dan guru saat menanggapi siswa dalam membacakan hasil kinerja. Sehingga berdasarkan hasil penelitian diperoleh kelemahan penilaian prilaku guru yaitu kurang dapatnya guru berinteraksi dengan siswa dikarenakan siswa yang memainkan peran, sedangkan penilaian prilaku siswa pada saat siswa mengutarakan penilaian terhadap temannya yang sedang memerankan tokoh.

3. Penilaian asesment siswa dilakukan dengan sangat baik pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama rata-rata penilaian siswa adalah 63,1 dengan 4 orang siswa kurang dari 60, pada siklus 2 mengalami peningkatan sehingga memperoleh rata-rata sebesar 72,7 dengan tidak ada siswa dibawah 60 dan pada siklus 3 mengalami peningkatan kembali sehingga memperoleh rata-rata sebesar 80,2 dengan tidak ada siswa dibawah 60. Melalui model bermain peran siswa terasah untuk mengamati peran yang diperankan oleh temannya, mengolah informasi nalar serta mengkomunikasikan dari naskah yang mereka

bertanya kurang dapat ditingkatkan.

4. Hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 60,7 dengan 16 orang siswa dibawah KKM dan 20 orang siswa diatas KKM, hasil belajar siswa pada siklus 1 dinilai kurang baik. Hasil belajar siswa pada siklus 2 sebesar 72,7 dengan 4 orang mendapatkan nilai 60, hasil belajar siswa pada siklus 2 dinilai cukup baik. Hasil belajar siswa pada siklus 3 sebesar 80,1 dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM, hasil belajar siswa pada siklus 3 dinilai sangat baik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang terurai di atas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Dalam desain pembelajaran guru terlebih dahulu melihat karakteristik siswa SMP yang masih dalam tingkat remaja sehingga pembelajaran yang akan disampaikan dapat sesuai.

5.2.2 Dalam melaksanakan desain pembelajaran ada beberapa tahapan yang perlu guru lakukan agar pembelajaran dapat berjalan sesaui dengan yang diharapkan. Model pembelajaran bermain peran kurang dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa karena waktu yang dibutuhkan untuk belajar sempit sehingga pertanyaan yang ingin siswa sampaikan tidak dapat disampaikan.

5.2.3 Dalam pelaksanaan pembelajaran guru benar-benar harus mengikuti

rencana pembelajaran yang telah dibuat agar pada saat proses pembelajaran berjalan dengan terstruktur. Pada saat merancang

waktu untuk peran yang akan disampaikan cukup dan siswa dapat mengeluarkan apa yang ingin siswa sampaikan.

5.2.4 Asesmen siswa harus diperhatikan terus menerus agar siswa melaksanakan apa yang diinginkan oleh guru sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

5.2.5 Peningkatan hasil belajar siswa harus diperhatikan pada setiap

perpertemuan agar guru mengetahui pada tahapan yang mana yang perlu diperbaiki oleh guru.

York: Addison Wesley Logman. Inc.

Aunurrohman. 2009.Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

Ausubel, D.P. dan David, R.K. 2010. School Learning: An Instroduction to Educational Psychology, New York: Holt, Rinehart and Winston. Inc. Bahari Syaiful. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Bloom, S.B. 1982. Taxonomy of Educational Objective The Clasification of Educational. Handbook 1: Coqnitive domain. (editor: Englehart, Frust, Hill, Krathwohl). New York dan London: Longman

Budianto. 2010.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Asri Maha Satya.

Budhi, Utami. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma karya.

Djamarah. 2008.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Darmodjo. 2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Gagne, R. 2013. The Conditions of Learning (Fourth Edition). Holt, Rinehart & Winston, New York.

Ginanjar. 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2008. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Huda. 2014. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Kanti, Wilujeng. 2015. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.

Kemendiknas. 2014.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Munandar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma karya.

Purwanto. 2006.Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ruseffendi. 2011.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Jakarta: Alfabeta

Sudjana. 2004.Penilaian Hasil Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala. 2007. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta: Javalitera.

Syaiful. 2010. Educational Technology. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Sugiyono. 2012, Teknologi Komunikasi dan Informasi. Perkembangan dan dampaknya dalam penelitian.Malang: IPTPI.

Siti , Maisaroh. 2013.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Waslimah. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Wayan. Lasmawan. 2013.Instuctional implications and applications of sociohistorical psychology,CAMBRIDGE Univercity Press.

Dokumen terkait