• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam mengembangkan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk multimedia indikator yang diturunkan dari SK dan KD yang sesuai dengan ikatan kovalen adalah menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.

2. Dari hasil kajian representasi pada bahan ajar kimia SMA kelas X ditemukan bahwa bahan ajar yang dikaji tidak menampilkan level representasi makroskopik, sehingga pertautan antara level representasi menjadi tidak terlihat.

3. Dari hasil analisis terhadap tiga multimedia yang telah ada ditemukan bahwa dua diantara multimedia yang telah ada tidak menampilkan representasi pada level makroskopik. Ketiga multimedia tidak menerapkan prinsip pengembangan multimedia pada prinsip interaktif serta ada beberapa aspek teori belajar penemuan yang tidak diterapkan.

117

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Representasi kimia sekolah berbasis intertekekstual dikembangkan dengan cara menampilkan representasi pada level makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Level makroskopik ditampilkan dengan cara memeperlihatkan video perbedaan daya hantar listrik lelehan NaCl dan air, reaksi pembentukan H2O dan gambar-gambar senyawa kovalen. Level submikroskopik disajikan dengan menggunakan narasi dan level simbolik disajikan dengan menggunakan animasi dan gambar.

5. Validasi dari representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri pembentukan ikatan kovalen dalam bentuk multimedia memiliki rata-rata skor sebesar 82,00%. Skor ini bermakna bahwa multimedia sudah valid.

6. Siswa dan guru memberikan sikap sangat positif terhadap multimedia. Skor rata-rata untuk tanggapan siswa dan guru masing-masing adalah sebesar 85,73% dan 85,64%. Skor ini bermakna bahwa menurut siswa dan guru multimedia sudah bisa digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Tahapan penelitian dan skripsi ini baru sampai pada tahap pengembangan multimedia dengan melalui serangkaian uji terbatas oleh sebab itu peneliti menyarankan agar multimedia hasil penelitian ini diimplementasikan dalam

118

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sehingga pengaruh multimedia terhadap pemahaman siswa dalam memahami materi pembentukan ikatan kovalen dapat diketahui.

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Chandrasegaran, A.L. Treagust, D.F. dan Mocerino, M. (2007). “An Evaluation of a Teaching Intervention to Promote Students’ Ability to Use Multiple Levels of Representation When Describing and Explaining Chemical Reactions”

Research Sciece Education. 38, 237–248.

Chittleborough, G.D. (2004). “The Role of Teaching Models and Chemical Representations in Developing Mental Models of Chemical Phenomena”. Thesis. Science and Mathematics Education Centre.

Chittleborough, G.D. Treagust, D. F. dan Mocerino, M.J. (2002). “Constrainst to the development of first year university chemistry students mental model

ofshemical phenomena”. [online]. Tersedia:

http://www.ecu.edu.au./conferences/ tlf/ 2002/ pub/ does/ chittelborough. Pdf. [25 April 2011].

Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Devetak, I. et al. (2009). Comparing Slovenian year 8 and year 9 elementary school

pupils’ knowledge of electrolyte chemistry and their intrinsic motivation. [online]. Tersedia: http://www.rsc.org/cerp. [23 April 2011].

Dhindsa & Treagust, D.F. (2009). “Conceptual Understanding of Bruneian Tertiary Students: Chemical Bonding and Structure”. Brunei Int.J. of Sci. & Math. Edu., 2009, 1(1), 33-51.

Direktorat Jendral Manajemen Sekolah Dasar dan Menengah. (2008). Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Lutviana, E. (2011). Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis Intertekstual pada Submateri Ikatan Logam dalam Bentuk Multimedia Pembelajaran. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hermawan. Sutarjawinata, P. dan Pratomo, H. (2009). Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Khamidinal. Wahyuningsing, T. dan Premono, S. (2009). SMA Kelas X Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kozma, R.B. dan Russell, J. (1997). “Multimedia and Understanding: Expert and Novice Responses to Different Representations of Chemical Phenomena”. Journal of Research in Science Teaching. 34 (9), 949–968.

Mayer, R. E. dan Moreno, R. (2003). “Nine Ways to Reduce Cognitive Load in Multimedia Learning”. Educational Psychologist, 38 (1), 43–45.

Mc Monagle, D. (2006). Chemistry: An Illustrated Guide to Science. Chelsea House: New York.

Murry, J. dan Fay, R. (2005). Chemistry 4th Edition. USA: Wiley.

Permana, I. (2009). Memahami Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rahayu, I. (2009). Praktis Belajar Kimia. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Reddi, U.V. Mishra, S. (2003). Educational Multimedia A Handbook for Teacher-Developers. New Delhi : Graphic Shield.

Setyawati, A. (2009). Kimia Mengkaji Fenomena Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional.

Siroj, R. A, (2004). Pemerolehan Pengetahuan Menurut Pandangan Konstruktivistik. [online]. Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/43/rusdy-a-siroj.htm [25 April 2011].

Sukmadinata, N.S. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sunarya, Y. dan Setiabudi, A.(2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Enggah Kurniawan, 2014

Pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri ikatan kovalen dalam bentuk media pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Treagust, D.F. Chittleborough, G. and Mamiala, T. (2003). “The Role of Submicroscopic and Symbolic Representation in Chemical Explanations”. International Journal of Science Education. 25, (11), 1353-1368.

Treagust, D.F. dan Kearney, M. (2001). “Constructivism as a referent in the design and development ofa computer program using interactive digital video to enhancelearning in physics”. Australian Journal of Educational Technology. 17(1), 64-79.

Utami, B. et al.(2009). Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Whiten. et al. (2008). General Chemistry 7th Edition. USA: Wiley.

Wu, H.K. (2002). “Linking the Microscopic View of Chemistry to Real-Lif Experiences: Intertextuality in a High-School Science Classroom”. Science Education. 87, 868-891.

Wu, K.H. Krajcik, S.J. dan Soloway, E. (2001). “Promoting Understanding of Chemical Representations: Students' Use of a Visualization Tool in the Classroom”. Journal of Research In Science Teaching. 38, 821-842.

Dokumen terkait