• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia Secara Umum

Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari adanya beberapa kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia itu sendiri. Sejarah tersebut dimulai ketika pada tanggal 16 desember 1895, Raden Wiriaatmadja dan kawan-kawan mendirikan “ De Poerwokertosche Hulp-en

Spaarbank der Inlandsche Hoofden “ (Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi

Poerwokerto) atau disingkat menjadi “ Bank Priyayi Poerwokerto “, dengan akta otentik yang dibuat oleh E. Sieburgh Asisten Residen. Kemudian tahun 1896, W.P.D de Wolff van Westerrode Asisten Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama Al. Schifi mendirikan “ De Peerwokertosche Hulp-en

Spaarbank de Inlandsche Hoofden.”

Pada tahun 1898, dengan bantuan dari pemerintah Hindia Belanda, didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah kerjanya meliputi wilayah administrasi Kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian Volksbanken disebut pula sebagai Afdelingbank. Ternyata Volksbanken mengalami kesulitan saat itu, sehingga pemerintah Hindia Belanda turut campurtangan dengan mendirikan

Dienst der Volkscredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang

membantu Volksbanken sacara materiil maupun inmateriil dengan tambahan modal bimbingan, pembinaan, dan pengawasan.

Pada tahun 1912, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Volksbanken termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia pada tahun 1929-1932, banyak Volksbanken yang tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 Didirikan Algemeene

Volkscredietbank (AVB) yang berstatus Badan Hukum Erops. Modal pertama

berasal dari hasil likuidasi Centrale Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari

Volksbanken.

Pada zaman pendudukan Jepang AVB DI Pulau Jawa diganti namanya menjadi Sycomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tanggal 3 Oktober 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946, maka ditetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Pemerintah yang semula berturut-turut bernama Algemeene Volkscredietbank (AVB) dan Sycomin Ginko. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, Negara RI dijadikan Negara Kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscredietbank baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkankan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1951. Selain itu Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Menegah.

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan Peraturan Pemerintahan

Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960 Lembaran Negara nomor 128-1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan Nelayan yang disingkat dengan BKTN. Dalam Bank itu seharusnya berturut-turut dilebur dan diintegrasikan :

1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU Nomor 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960;

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960;

3. Nederlandsche Handel Mij (NHM) yang dinasionalisasikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261206/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun sampai integrasi ketiga Bank Pemerintah ini terlaksana, semua Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8 tahun 1965 tanggal 4 Juni 1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah kebijakasanaan Pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal. BKTN diintergrasikan pula ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan baerdasarkan Penpres Nomor 9 tahun 1965 dan Surat Menteri Bank Sentral Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 47 tahun 1965. Ketika Penpres tersebut baru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17 tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara

Indonesia, dan Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (ex. BKTN) diintergrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II.

Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep : S. 67-DIR/12/1982 tanggal 2 Desember 1982 Direksi Bank Indonesia menetapkan, bahwa Hari Jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895.

Visi dan Misi PT Bank Rakyat Indonesia

1. Visi Bank Rakyat Indonesia

Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi Bank Rakyat Indonesia

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate

Govermance.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

B. Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

Pada tanggal tanggal 16 Desember 2009 berdirilah kantor unit PT Bank Rakyat Indonesia Kedai Durian, di jalan Medan/Deli tua Km.8,6 no. 16. Awal

berdirinnya PT Bank Rakyat Indonesia Dedai Durian merupakan bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia Putri Hijau, namun pada awal 2011 seluruh unit binaan PT Bank Rakyat Indonesia cabang Medan Putri Hijau bergabung ke PT Bank Rakyat Indonesia cabang Iskandar Muda.

Pada awal berdirinya kantor PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian dipimpin oleh 1 kepala unit, 1 Mantri, 1 deskmen dan 1 Teller. Dari saat berdirinya Bank Rakyat Indonesia Unit kedai Durian dipimpin oleh Ibu Ferita (2009-sekarang), dan sejak bulan maret 2011 anggota PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian bertambah 1 mantri.

Hal ini dilakukan karena prospek PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian sangatlah baik, dimana masyarakat sangat membutuhkan dan sangat membantu kehidupan masyarakar sehari – hari.

C. Struktur dan Tugas Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian

1. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian

Pengertian organisasi beraneka ragam tergantung dari sudut mana ahli yang bersangkutan melihatnya. Disini penulis mencoba mengutip dari seorang ahli mengenai pengertian organisasi yang dikemukakan Siagian (2001:113) :

“Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam

rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan”.

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi mnggambarkan dengan jelas pemisahaan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi dan aktifitas dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa yang menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi.

Struktur organisasi yang baik adalah susunan organisasi dari suatu perusahaan dengan tujuan untuk kelancaran usahanya demi mencapai keuntungan yang memuaskan, struktur organisasi ini akan nampak hubungan dan batas-batas tugas serta wewenang dari tiap-tiap bagian, juga kekuasaan dan tanggung jawab dari pimpinan akan nampak pula dan hubungan dengan bawahannya akan terlihat dengan jelas.

Adapun bentuk struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang unit pembantu kedai durian adalah sebagai berikut :

Ka Unit

Ferita

Mantri

Hendra Eka Putra

Heni Astuti Deskmen/CS Devi Mala Teller Yei Haryani Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

Keterangan :

1. Mantri bertugas memobilisasi dana dan perkreditan 2. Deskman bertugas melayani nasabah dalam pembukuan 3. Teller bertugas melayani nasabah dalam hal keuangan

2. Uraian Tugas PT Bank Rakyat Indonesia

Uraian tugas masing-masing bagian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang unit pembantu Kedai Durian, antara lain :

a. Kepala Unit (Ka. Unit) Tugas Pokok :

1. Memimpin kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok (penerimaan simpanan, pemberian pinjaman dan pelayanan jasa Bank lainnya yang telah ditetapkan), serta membina BRI Unit dalam rangka pelayanan BRI Unit kepada masyarakat di wilayah kerjanya;

2. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit; 3. Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir atau

selalu mengevaluasi pelaksanaan kerja para pegawai BRI Unit yang menjadi bawahannya;

4. Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di BRI Unit, yang meliputi :

a. Pengurusan Kas :

- Mengambil kas bersama-sama Teller dari kluis dan atau brandkast pada setiap awal hari dan saat diperlukan selama jam kerja;

- Menyimpan kelebihan kas dalam kluis dan atau brandkast setiap saat (bila terdapat kelebihan maksimum kas Teller), dan sisa kas pada akhir hari setelah memeriksa dan menyetujui kebenaran OPS 01 (bagi BRI Unit manual). Penyimpanan tersebut harus dilakukan bersama dengan Teller;

- Menyetor kelebihan atau meminta tambahan Kas Induk BRI Unit ke atau dari Kanca;

- Mencatat setiap pergeseran Kas Induk tersebut dalam Register “U”.

b. Administrasi Pembukuan :

- Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi pembukuan berdasarkan prosedur operasional BRI Unit

dan dalam batas-batas wewenang yang berlaku (memfiat atau voorfiat pengeluaran sesuai dengan batas wewenang yang dimiliki);

- Mencocokkan tapak validasi PC pada bukti kas dengan backsheet;

- Menandatangani semua bukti kas yang telah

diperiksanya pada kolom cap atau stempel “TELAH DIPERIKSA”;

- Memeriksa bahwa semua bukti kas pembayaran telah di fiat dengan benar (sesuai kewenangan), serta telah dibubuhi cap atau stempel sesuai dengan masing-masing aplikasinya.

c. Pelayanan kepada nasabah :

-Mengawasi kelancaran pelayanan kepada setiap nasabah yang dilakukan oleh Teller dan Deskman;

-Turut membantu menyelesaikan bila ada masalah antara petugas dengan nasabah, atau keluhan-keluhan langsung dari nasabah;

-Secara aktif memantaukegiatan nasabah dan memastikan bahwa semua nasabah diperlakukan sama baik serta dilayani dengan baik dan dalam waktu sesingkat mungkin.

d. Memeriksa register-register, berkas-berkas dan surat-surat berharga.

e. Memeriksa administrasi personalia dan logistik.

5. Memutus permintaan pinjam, fiat bayar pinjaman atau simpanan, fiat bayar biaya eksploitasi dan menandatangani surat-surat sesuai dengan kewenangan yang dimiliki;

6. Mengadakan hubungan dan kerja sama yang baik dengan unit-unit atau sub unit organisasi BRI dan instansi lainnya, sesuai dengan tugas pokok BRI Unit serta dalam batas-batas wewenang yang dimiliki;

7. Memberikan bimbingan, memuat daftar SMK dan prestasi kerja secara periodik, serta saran usulan kenaikan pangkat bawahannya kepada Pinca;

8. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun simpanan;

9. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk mengembangkan usaha BRI Unit;

10. Melaksanakan pengawasan atas pemeliharaan, perawatan, penyediaan materiil termasuk gedung atau ruangan kerja, dan perlengkapan peralatan kantor lainnya;

11. Mampu melaksanakan pekerjaan Mantri BRI Unit, Deskman, dan Teller, serta menggantikan fungsinya dalam hal yang bersangkutan berhalangan;

12. Menyampaikan laporan secara periodik dan sewaktu-waktu, bila dibutuhkan;

13. Menyampaikan laporan dan informasi kepada Penilik apabila terjadi penyimpangan dalam penerimaan simpanan atau pinjaman;

14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kanca.

Tanggung Jawab :

Ka Unit bertanggung jawab langsung kepada AMBM, atas : 1. Pencapaian sasaran atas rencana kerja dan anggaran yang

telah ditetapkan, termasuk pencapaian target di bidang pengumpulan dana dari masyarakat atau kinerja usaha BRI Unit;

2. Kelancaran tugas-tugas operasional, termasuk effisiensi dan tercapainya tingkat kepuasan nasabah atas pelayanan yang diberikan oleh setiap petugas BRI Unit;

3. Tersedianya kas yang selalu cukup;

4. Terpeliharanya mekanisme built in control (waskat) di BRI Unit;

5. Ketertiban dan disiplin kerja serta ketrampilan pegawai BRI Unit yang dipimpinnya;

6. Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya dimata masyarakat;

7. Kelengkapan petunjuk-petunjuk kerja;

8. Kebenaran isi laporan dan ketepatan waktu penyampaian laporan;

9. Terselenggaranya kerjasama yang baik dengan instansi lainnya;

10. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang

mengakibatkan kerugian bagi BRI Unit;

11. Kelengkapan berkas pinjaman, simpanan, dan logistik; 12. Keamanan, ketertiban dan kebersihan kantor BRI Unit;

13. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan atas diri sendiri dan bawahannya.

b. Mantri (Analis Kredit) Tugas pokok :

1. Memeriksa permintaan pinjaman di tempat usaha nasabah yang meliputi usahanya, letak jaminan dan menganalisanya, serta mengusulkan putusan pinjaman kepada Kaunit;

2. Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan;

3. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa bank kepada masyarakat serta mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan BRI Unit;

4. Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara memeriksa di tempat usaha nasabah, menagih, dan mengusulkan langkah-langkah penanggulangannya;

5. Menyampaikan hasil kunjungan ke tempat nasabah kepada Kaunit;

6. Memelihara dan mengerjakan rencana kerja, buku tourne, dan buku eksploitasi kendaraan bermotor;

7. Menyampaikan laporan kepada Kaunit apabila dijumpai adanya penyimpangan dalam pelaksanaan operasional BRI Unit;

8. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan; 9. Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dan

melaksanakan tugas-tuigas lain yang diberikan Kaunit, sepanjang tidak melanggar asas pengawasan intern.

Tanggung Jawab :

1. Kebenaran hasil pemeriksaan ke tempat nasabah yang meliputi kegiatan usahanya, letak jaminan, analisa serta usul putusan pinjamannya;

2. Ketepatan pemasukan angsuran pinjaman dan pemasukan tunggakan pinjaman;

3. Perkembangan dan kemajuan usaha pinjaman, simpanan, dan pelayanan jasa bank lainnya di BRI Unit;

4. Penguasaan data dan pemanfaatan situasi atau perkembangan perekonomian di wilayah kerjanya, guna kepentingan BRI Unit;

5. Penguasaan data perkembangan usaha masing-masing nasabah;

6. Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya di mata masyarakat;

7. Keberhasilan tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Unit.

c. Teller

Tugas pokok :

1. Bersama-sama Kaunit menyelenggarakan pengurusan kas BRI Unit;

2. Menerima Uang setoran dari nasabah dan memvalidasi dalam PC;

3. Membayar uang kepda nasabah yang berhak setelah ada fiat bayar dari yang berwenang dan telah divalidasi pada PC;

4. Memfiat (memberikan persetujuan bayar) atas pengambilan simpanan sebatas kewenangan yang dimilikinya;

5. Menyetorkan setiap ada kelebihan maksimum kas selama jam kerja, dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari ke Kas Induk, dengan mengunakan tanda setoran dan mengisinya pada model.

Tanggung Jawab :

1. Pengurusan kas bersama Kaunit;

2. Kelancaran dan ketepatan pelayanan penerimaan setoran dan pembayaran uang dari dan kepada nasabah;

3. Keamanan dan kecocokan uang kas yang ada dalam ruang Teller;

4. Kelengkapan bukti-bukti kas tunai yang berdada dalam pengawasannya;

5. Terpeliharanya citra BRI Unit dan BRI pada umumnya, khususnya melalui pelayanan;

6. Tugas-tugas lain yang diberikan Kaunit, sepanjang tidak bertentangan dengan azas pengawasan intern;

7. Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada umumnya.

d. Deskman (Customer Service/ Pelayanan Nasabah) Tugas Pokok :

1. Menatausahakan register-register simpanan dan pinjaman;

2. Menatausahakan registes-register yang berkaitan dengan pencatatan proses pelayanan pinjaman;

3. Menatausahakan register pemberantas tunggakan; 4. Menatausahakan register surat-surat berharga;

5. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah pinjaman, simpanan, dan nasabah yang akan

mengunakan jasa perbankan lainnya di BRI unit dengan sebaik-baiknya;

6. Mengelola penyimpanan berkas-berkas pinjaman dan simpanan; 7. Mengerjakan semua laporan BRI Unit, termasuk laporan Neraca

dan Rugi/Laba;

8. Menatausahakan pengarsipan dari bukti-bukti pembukuan didalam amplop yang telah ditentukan, berdasar urutan Buku Besar (BB) dan tanggal pembukuannya;

9. Tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kaunit, sepanjang tidak bertentangan dengan asas pengawasan intern.

Tanggung Jawab :

Deskman bertanggung jawab langsung kepada Kaunit, atas : 1. Ketertiban dan keamanan penyimpanan berkas pinjaman dan

simpanan, pengarsipan bukti-bukti kas dan pembukuan; 2. Ketetapan dan kebenaran penyampaian data-data laporan;

3. Kebenaran & ketertiban administrasi pembukuan, surat berharga, dan dokumen penting lainnnya;

4. Kelengkapan dan penyimpanan kartu, register, serta buku-buku lainnya yang berkaitan dengan administrasi pembukuan;

5. Kecepatan dan kecermatan pelayanan administrasi setoran dan pengambilan, baik simpanan maupun pinjaman atau jasa lainnya;

6. Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada umumnya.

D. Aspek Kegiatan PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

Aspek kegiatan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor cabang unit pembantu kedai durian adalah sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti : Tabungan (Simpedes dan Simaskot adalah produk tabungan yang ada pada BRI Unit), Deposito berjangka dan Giro.

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman/kredit seperti Kredit Umum Pedesaan (Kupedes), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dll.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya meliputi : a. Jasa pengiriman uang (transfer) dan kliring. b. Jasa penagihan.

c. Jasa pembayaran (gaji, pensiunan dan hadiah). d. Jasa penyetoran (setoran kredit, listrik, telepon, dsb). e. Jasa penukaran uang.

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO

A. Gambaran Umum Pajak

1. Pengertian dan Definisi Pajak

Pengertian pajak seperti yang telah dijabarkan pada Bab I, selain itu ada juga pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli perpajakan lainnya, namun pendapat tersebut pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama antara lain :

a. Dikemukakan Menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam Suandy (2002:10-11) :

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

b. Dikemukakan Menurut P.J.A.Adriani diakses dari

(2011) :

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan ummum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. c. Dikemukakan menurut Rochmat Soemitro dalam wahyudi (2008) :

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) denngan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut : “Pajak

adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yanng merupakan sumber utama untuk membiayai Public Investment”.

Masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para sarjana lainnya, namun definisi tersebut maka karakteristik dari pajak dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang – undang dan aturan pelaksanaanya.

2. Pembayaran pajak yang terutang oleh orang pribadi atau badan (wajib pajak) sifatnya dapat dipaksakan.

3. Pembayaran pajak (tax payer) tidak dapat menikmati kontraprestasi secara lansung dari pemerintah.

4. Pajak dipungut oleh Negara, baik lewat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

5. Penerimaan dari sektor pajak digunakan untuk pembiayaan pengeluaran – pengeluaran pemerintah.

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai dua fungsi utama, yaitu : a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Dalam hal ini pajak berfungsi pajak berfungsi untuk mendapatkan pemasukkan keuangan yang sebanyak-banyaknya dalam kas negara bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pembangunan.

b. Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dimaksudkan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan dan fungsi ini sebagian besar ditujukan terhadap sektor swasta.

3. Syarat pemungutan pajak

Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan yaitu:

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Seperti halny menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya.

b. pajak harus berdasarkan Undang – Undang (Syarat Yuridis) Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang", Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya.

c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi merugikan kepentingan usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.

d. Pemungutan pajak harus efesien (Syarat Finansial)

harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan

mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.

4. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.

1. Stelsel pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga

stelsel, yaitu:

1. Stelsel Nyata (Riil), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam suatu tahun pajak diketahui.

2. Stelsel Anggapan (fiktif), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

Undang-Undang. Sebagai contoh penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada suatu tahun juga dianggap sama dengan pajak yang terutang tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang

Dokumen terkait