TUGAS AKHIR
PEMAHAMAN DEPOSAN TERHADAP PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PEMOTONGAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT
KEDAI DURIAN MEDAN
O
L
E
H
Fatrinaldi Amri 082600068
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Bissmillahhirrahmanirrahiim.
Dengan ini mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : “PEMAHAMAN DEPOSAN
TERHADAP PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PEMOTONGAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT KEDAI DURIAN MEDAN”, Laporan Praktik Kerja
Mandiri ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Program Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada ayahanda Amrizal dan Ibunda Ermawati Yang telah memberikan
bimbingan, semangat dan rela berkorban demi ananda. Hingga ananda
menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara “USU” ini, sampai
ananda dapat menyusun Laporan PKLM ini dan Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Uda Hendra, Uni Devi, dan Uda Tedi atas semua dukungan dan
bantuan nya baik materil maupun sprituil.
Dalam menyelesaikan laporan PKLM ini penulis menyadari hasilnya
masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis tetap berharap hasil penelitian ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca di kemudian hari. Dan
dan kritik yang menambah kesempurnaan laporan PKLM ini dan berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan semua pihak.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis merasakan banyak
menerima bantuan dari pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, Ak, MM selaku dosen pembimbing dalam
penulisan laporan PKLM ini yang telah bersedia meluangkan waktu
dan memberikan masukan berupa saran, arahan, dan bimbingan
dalam penyusunan laporan PKLM ini;
4. Bapak dan Ibu Dosen beserta staff Program Studi Diploma-III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas
Sumatera Utara;
5. Kepada Uda Hendra serta seluruh staf karyawan PT Bank Rakyat
Indonesia Unit Kedai Durian yang bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan data kepada penulis;
6. Buat Om Eben, Mami, Kak in, Andi, Yogi dan buat seluruh keluarga
di Medan yang telah banyak memberikan support dan doa’anya
7. Buat Yuni afrina yang banyak membantu dalam pembuatan Laporan
PKLM ini yang senantiasa sabar, memberikan support, motivasi dan
doannya kepada penulis.
8. Buat kawan-kawan ADiDiYuHeKi, DeDeLuWiDi, Double R,
AuGekBaRaTi dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang senantiasa menemani hari-hari dikampus,
janganlah berubah ya kawan-kawan.
9. Seluruh kawan – kawan stambuk 2008 kelas A, C dan khususnya B
yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang memberikan
kenangan masa kuliah yang sulit diungkapkan;
10. Adik-adik penulis stambuk 2009 dan 2010, yang telah membantu
penulis. tetaplah semangat, dan kita belajar sama-sama, karena ilmu
yang kita gunakan untuk selamannya;
11. Terima kasih untuk semua yang telah membantu penulis dalam
pembuatan Laporan PKLM yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
tanpa bantuannya, semua gag ada artinya.
Akhirnya penulis mendoakan semoga Allah SWT memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya yang berlipat ganda atas amal bantuan tersebut. Penulis
berharap kiranya apa yang disajikan dalam Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat
bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri. Amin ya Robbal Alamin.
Medan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B.Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4
a. Bagi Mahasiswa ... 4
b. Bagi Universitas ... 5
c. Bagi Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ... 5
C.Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6
1. Pengertian dan definisi pajak ... 6
2. Definisi Deposito Berjangka ... 7
3. Undang – Undang tentang pengaturan yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Berjangka ... 8
D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10
F. Metode Pengumpulan Data ... 11
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia Secara Umum ... 15
B.Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ... 18
C.Struktur dan Tugas Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian ... 19
1. Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian . 19 2. Uraian Tugas PT Bank Rakyat Indonesia ... 21
D.Aspek Kegiatan PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ... 31
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO A. Gambaran Umum Pajak ………...32
1. Pengertian dan Definisi Pajak………32
2. Fungsi Pajak………...34
3. Syarat pemungutan pajak………34
4. Tata cara Pemungutan pajak……….. 36
5. Jenis–jenis Pajak………...………. 38
B.Gambaran Data Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka………..…..40
1. Definisi Deposito Berjangka………...40
2. Jenis –jenis Deposito………..……….…42
C.Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito………46
1. Pengertian Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito………. 46
2. Objek dan Tarif Pajak……….………46
3. Subjek Pajak………..… 46
4. Pemotong Pajak Penghasilan………..48
5. Kewajiban pemotong Pajak Penghasilan………..…. 49
6. Dikecualikan dari pemotong Pajak Penghasilan………….... 49
7. Restitusi Pajak Penghasilan atas Bunga Tabungan dan Deposito dan diskonto SBI………..….. 50
D.Prosedur Pembukuan dan Pembayaran kembali Deposito Berjangka Pembukaan Rekening Deposito………...…….. 50
E. Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ………....52
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A.Mekanisme Pemotongan dan Penyetoran Atas Bunga Deposito Berjangka di Bank Rakyat Indonesia………..…. 54
B. Laporan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Tabungan di PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan tahun 2010……… 57
C.Pemahaman Deposan Terhadap Deposito Berjangka ………58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………... 60
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito ... 44
Tabel 3.2 Suku Bunga Counter % ... 53
Tabel 4.1 Laporan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Tabungan
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah suatu cara kerja yang langsung
dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara mandiri. yang bertujuan
memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan
dengan teori – teori keahlian yang diterima di bangku perkuliahan, dan diharapkan
mahasiswa yang diminta dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif
khususnya di bidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa
sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.
mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi
juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu
yang diperolehnya sehingga dapat membimbing kita kedalam dunia kerja yang
nyata guna memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan
pekerjaan. Guna memenuhi tuntunan itu dibutuhkan produk-produk perguruan
tinggi yang berkualitas, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka
mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori
perkuliahannya tersebut. Pembahasan yang diambil tentu saja yang berhubungan
dengan perpajakan. Secara garis besar dana yang digunakan untuk membiayai
Negara. Dana yang berasal dari anggaran negara pada umumnya diterima dari
sektor pajak, yang dewasa ini peranannya perlu ditingkatkan, karena seperti yang
telah direncanakan bahwa pembiayaan pembangunan semakin bergantung pada
pajak. Dengan kata lain, ketergantungan pada pinjaman luar negeri dan
penerimaan dari migas semakin berkurang.
Dalam meningkatkan penerimaan pajak harus memperlihatkan
perkembangan perekonomian, bahkan pajak harus menjadi instrument untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu bank sebagai salah satu
lembaga keuangan diharapkan peranannya dalam perkembangan ekonomi kita,
dan diharapkan pula peranannya dalam hal pemotongan pajak atas deposito
berjangka dari setiap deposannya.
Dalam rangka pembiayaan negara guna pelaksanaan pembangunan yang
semakin meningkat, peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam ikut memikul
pembiayaan pembangunan perlu terus ditingkatkan melalui pelaksanaan
Undang-undang perpajakan yang makin mantap. Disamping itu, dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat, dana yang dihimpun oleh bank melalui piranti
pengerahan dana dalam bentuk deposito, tabungan dan Sertifikat Bank Indonesia
telah semakin berkembang, sehingga pengenaan pajak atas bunga dan diskonto
perlu diamankan dan disesuaikan. Walaupun demikian terhadap deposito dan
tabungan kecil tetap perlu dikecualikan pengenaannya guna melindungi para
penabung kecil yang pada umumnya masih berpenghasilan rendah.
Sejalan dengan pemikiran di atas, berdasarkan Pasal 4 ayat (2)
undang 17 Tahun 2000,serta sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang - undang Nomor 36 Tahun 2008. Pungutan pajak dilakukan
berdasarkan Undang – undang yang berarti sudah disepakati atau disetujui
pemerintah dan rakyat Indonesia melalui wakilnnya di Dewan Perwakilan Rakyat.
Namun dalam kenyataanya masih ditemukan hambatan – hambatan dalam
pelaksanaanya. Hambatan tersebut disebabkan kuranganya pengertian wajib pajak
untuk kelanjutan pambangunan nasional.
Berdasarkan uraian tersebut untuk melakukan Pemasyarakatan akan
pentingnya membayar pajak maka disini penulis merasa tertarik untuk
mengadakan praktik dengan judul : “PEMAHAMAN DEPOSAN TERHADAP
PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PEMOTONGAN PAJAK ATAS
BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK RAKYAT INDONESIA
UNIT KEDAI DURIAN MEDAN”.
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi program studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara. Setiap kegiatan dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan dan
manfaat, yaitu:
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja
a. Untuk mengetahui pertimbangan – pertimbangan apa yang
menjadi dasar pemungutan pajak atas bunga deposito
berjangka.
b. Memberikan gambaran kepada masyarakat akan pentingnya
membayar pajak 20% melalui bunga depositonya, sehingga
dalam hal ini masyarakat pada khususnya bank dan deposannya
diharapkan mereka dapat mengetahui hak dan kewajibannya
dalam membayar pajak.
c. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan yang dilakukan oleh pihak bank.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah:
a. Bagi Mahasiswa
1. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya
tentang pemahaman dalam hal pemotongan pajak atas
bunga deposito berjangka.
2. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah
diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan
dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan
4. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi
dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan
pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
b. Bagi Universitas
1. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak Universitas
dengan perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha
Milik Negara khususnya Bank Rakyat Indonesia Unit
Kedai Durian Medan.
2. Memberikan uji nyata atas ilmu yang telah disampaikan
selama di perkuliahan.
3. Dapat mempromosikan sumber daya manusia yang
berkompeten di bidangnya di Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
4. Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan
untuk penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai
standar mutu pendidikan yang lebih baik.
c. Bagi kantor Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian Medan.
1. Mempererat hubungan antara kantor Bank Rakyat
Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan.
2. Mendapat masukan berupa ide, saran, dan gagasan dari
Perguruan Tinggi menyangkut penanganan masalah
perpajakan.
3. Dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan
ilmu perpajakan di lingkungan Perguruan Tinggi
khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Universitas Sumatera Utara.
C. Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri 4. Pengertian dan definisi pajak
a. Dikemukakan menurut Rochmat Soemitro dalam Resmi
(2008:1) :
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
Undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang lansung
dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk pengeluaran umum.
b. Dikemukakan menurut S. I. Djajadiningrat dalam Resmi
(2008:1) :
Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari
kekayaan dari kas Negara yang disebabkan suatu keadaan,
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan
yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi
tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara lansung, untuk
memelihara kesejahteraan umum.
c. Menurut Undang – Undang No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan dalam Agustinus
(2009:1) :
Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara lansung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat.
5. Definisi Deposito Berjangka
a. Dikemukakan menurut Rini diakses dari
Deposito adalah produk simpanan di Bank yang penyetoran
maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu saja atau sesuai dengan jatuh temponya sehingga
deposito dikenal juga sebagai tabungan berjangka.
b. Dikemukakan dalam Wikipedia bahasa Indonesia diakses
Deposito adalah produk bank sejenis jasa tabungan yang
biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito
dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito
biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di
dalamnya tidak boleh ditarik nasabah.
6. Undang – Undang tentang pengaturan yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Berjangka
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan.
Undang – undang ini merupakan suatu sistem perpajakan
yang dapat memberikan kepercayaan kepada anggota
masyarakat, khususnya wajib pajak untuk melaksanakan
kewajiban perpajakan.
Dikarenakan Pajak penghasilan merupakan salah satu sumber
penerimaan Negara yang berasal dari pendapatan rakyat,
maka perlu diatur dengan undang – undang secara khusus
yang dapat memberikan kepastian hukum sesuai dengan
Negara demokratis pancasila.
b. Peraturan Pemerintah No.131 tahun 2000 tentang pajak
penghasilan bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan
Pengenaan Pajak Penghasilan atas bunga dari deposito dan
tabungan serta diskonto Sertifikat Bank lndonesia sebagaimana
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen)
dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap.
2. Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen)
dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku,
terhadap Wajib Pajak luar negeri.
Yang diatur oleh peraturan pemerintah perlu mengatur kembali
ketentuan tentang pengenaan pajak atas bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi dan
tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia. Yang dalam hal
tersebut merupakan suatu kepastian hukum bagi pihak bank dalam
melaksanakan pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka dari
setiap deposan dan merupakan petunjuk dalam pelaksanaanya.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam hal membahas ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini
pemerintah dalam pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka pada Bank
Rakyat Indonesia unit Kedai Durian Medan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan
mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar
proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang
ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca
landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan, majalah, surat kabar,
catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan
laporan penelitian.
c. Observasi Lapangan
Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap pemahaman
deposan terhadap pertimbangan pemerintah dalam pemotongan
pajak atas bunga deposito berjangka pada Bank Rakyat Indonesia
d. Pengumpulan Data
Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
menyusun Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terdiri dari :
1. Data Primer
Yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
mengetahui dan memahami tentang pemotongan pajak atas
bunga deposito berjangka.
2. Data Sekunder
Yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang
mendukung laporan Praktik Kerja Mandiri.
3. Analisis Dan Evaluasi Data
Yaitu informasi data-data yang dikumpulkan dianalisis dan
dievaluasi secara terperinci agar mencapai tujuan yang
diinginkan.
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun jenis-jenis data yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam
bentuk dokumen, tabel, bagan dan grafik dimana metodenya terdiri dari:
1. Dasar Pertanyaan (Interview Guide)
Penulis melakukan tanya jawab dengan para petugas yang
mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi dalam
penulisan laporan ini sehingga penulis dapat memperoleh informasi
2. Daftar Observasi (Observation Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan langsung
maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan
peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan
memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak
boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko
yang tinggi.
3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat
daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi. Penulis juga
melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di
perpustakaan, UndangUndang Pajak, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak,
Surat Edaran. dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi penulis, untuk memperoleh data dan keterangan yang
dibutuhkan dalam tugas akhir ini.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, ruang lingkup Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN
Pada bab ini penulis menerangkan tentang sejarah singkat, struktur
organisasi, tugas pokok dan fungsi, keadaan pegawai / karyawan
Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan.
BAB III : GAMBARAN DATA TENTANG PEMOTONGAN PAJAK ATAS
BUNGA DEPOSITO BERJANGKA
Pada. bab ini penulis menjelaskan tentang apa yang menjadi
pemikiran pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan pemotongan
pajak atas bunga deposito berjangka, dan juga penulis menjelaskan
tentang dasar – dasar pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka
tersebut. Serta menjelaskan prosedur pemotongan dan penyetoran
pajak atas bunga deposito berjangka.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan
mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada
bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan saran
yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia Secara Umum
Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari adanya
beberapa kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia itu
sendiri. Sejarah tersebut dimulai ketika pada tanggal 16 desember 1895, Raden
Wiriaatmadja dan kawan-kawan mendirikan “ De Poerwokertosche Hulp-en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden “ (Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi
Poerwokerto) atau disingkat menjadi “ Bank Priyayi Poerwokerto “, dengan akta
otentik yang dibuat oleh E. Sieburgh Asisten Residen. Kemudian tahun 1896,
W.P.D de Wolff van Westerrode Asisten Poerwokerto yang menggantikan E.
Sieburgh bersama Al. Schifi mendirikan “ De Peerwokertosche Hulp-en
Spaarbank de Inlandsche Hoofden.”
Pada tahun 1898, dengan bantuan dari pemerintah Hindia Belanda,
didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah kerjanya meliputi wilayah
administrasi Kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian Volksbanken disebut
pula sebagai Afdelingbank. Ternyata Volksbanken mengalami kesulitan saat itu,
sehingga pemerintah Hindia Belanda turut campurtangan dengan mendirikan
Dienst der Volkscredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang
membantu Volksbanken sacara materiil maupun inmateriil dengan tambahan
Pada tahun 1912, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga
berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral
bagi Volksbanken termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia pada
tahun 1929-1932, banyak Volksbanken yang tidak dapat berjalan dengan baik.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 Didirikan Algemeene
Volkscredietbank (AVB) yang berstatus Badan Hukum Erops. Modal pertama
berasal dari hasil likuidasi Centrale Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari
Volksbanken.
Pada zaman pendudukan Jepang AVB DI Pulau Jawa diganti namanya
menjadi Sycomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang-Undang Nomor 39
tanggal 3 Oktober 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946, maka ditetapkan
berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Pemerintah yang semula
berturut-turut bernama Algemeene Volkscredietbank (AVB) dan Sycomin Ginko.
Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat
dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, Negara RI dijadikan Negara
Kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscredietbank baru dibubarkan pada tanggal
29 Agustus 1951 berdasarkankan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1951. Selain
itu Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank Rakyat
Indonesia sebagai Bank Menegah.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali
Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober
1960 Lembaran Negara nomor 128-1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan
Nelayan yang disingkat dengan BKTN. Dalam Bank itu seharusnya berturut-turut
dilebur dan diintegrasikan :
1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU Nomor 42 tahun 1960
tanggal 26 Oktober 1960;
2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 1960
tanggal 26 Oktober 1960;
3. Nederlandsche Handel Mij (NHM) yang dinasionalisasikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261206/BUM II
tanggal 30 November 1960 diserahkan kepada Bank Koperasi, Tani
dan Nelayan.
Namun sampai integrasi ketiga Bank Pemerintah ini terlaksana, semua
Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8
tahun 1965 tanggal 4 Juni 1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu
langkah kebijakasanaan Pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal. BKTN
diintergrasikan pula ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia
Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan baerdasarkan Penpres Nomor 9 tahun 1965
dan Surat Menteri Bank Sentral Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 47 tahun 1965.
Ketika Penpres tersebut baru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17
Indonesia, dan Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (ex. BKTN)
diintergrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II.
Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep : S.
67-DIR/12/1982 tanggal 2 Desember 1982 Direksi Bank Indonesia menetapkan,
bahwa Hari Jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895.
Visi dan Misi PT Bank Rakyat Indonesia
1. Visi Bank Rakyat Indonesia
Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
2. Misi Bank Rakyat Indonesia
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan perekonomian masyarakat.
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate
Govermance.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
B. Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian
Pada tanggal tanggal 16 Desember 2009 berdirilah kantor unit PT Bank
berdirinnya PT Bank Rakyat Indonesia Dedai Durian merupakan bagian dari PT
Bank Rakyat Indonesia Putri Hijau, namun pada awal 2011 seluruh unit binaan
PT Bank Rakyat Indonesia cabang Medan Putri Hijau bergabung ke PT Bank
Rakyat Indonesia cabang Iskandar Muda.
Pada awal berdirinya kantor PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai
Durian dipimpin oleh 1 kepala unit, 1 Mantri, 1 deskmen dan 1 Teller. Dari saat
berdirinya Bank Rakyat Indonesia Unit kedai Durian dipimpin oleh Ibu Ferita
(2009-sekarang), dan sejak bulan maret 2011 anggota PT Bank Rakyat Indonesia
Unit Kedai Durian bertambah 1 mantri.
Hal ini dilakukan karena prospek PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai
Durian sangatlah baik, dimana masyarakat sangat membutuhkan dan sangat
membantu kehidupan masyarakar sehari – hari.
C. Struktur dan Tugas Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian
1. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian
Pengertian organisasi beraneka ragam tergantung dari sudut
mana ahli yang bersangkutan melihatnya. Disini penulis mencoba
mengutip dari seorang ahli mengenai pengertian organisasi yang
dikemukakan Siagian (2001:113) :
“Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang
rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan
seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan”.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi mnggambarkan dengan jelas pemisahaan pekerja antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi dan aktifitas dibatasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
wewenang siapa yang melapor kepada siapa yang menyusun pembagian
kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi.
Struktur organisasi yang baik adalah susunan organisasi dari
suatu perusahaan dengan tujuan untuk kelancaran usahanya demi
mencapai keuntungan yang memuaskan, struktur organisasi ini akan
nampak hubungan dan batas-batas tugas serta wewenang dari tiap-tiap
bagian, juga kekuasaan dan tanggung jawab dari pimpinan akan
nampak pula dan hubungan dengan bawahannya akan terlihat dengan
jelas.
Adapun bentuk struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Kantor Cabang unit pembantu kedai durian adalah
Ka Unit
Bagan Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian
Keterangan :
1. Mantri bertugas memobilisasi dana dan perkreditan
2. Deskman bertugas melayani nasabah dalam pembukuan
3. Teller bertugas melayani nasabah dalam hal keuangan
2. Uraian Tugas PT Bank Rakyat Indonesia
Uraian tugas masing-masing bagian pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Kantor Cabang unit pembantu Kedai Durian, antara lain :
a. Kepala Unit (Ka. Unit) Tugas Pokok :
1. Memimpin kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok
(penerimaan simpanan, pemberian pinjaman dan pelayanan
jasa Bank lainnya yang telah ditetapkan), serta membina BRI
Unit dalam rangka pelayanan BRI Unit kepada masyarakat di
2. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit;
3. Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir atau
selalu mengevaluasi pelaksanaan kerja para pegawai BRI
Unit yang menjadi bawahannya;
4. Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di
BRI Unit, yang meliputi :
a. Pengurusan Kas :
- Mengambil kas bersama-sama Teller dari kluis dan atau
brandkast pada setiap awal hari dan saat diperlukan
selama jam kerja;
- Menyimpan kelebihan kas dalam kluis dan atau
brandkast setiap saat (bila terdapat kelebihan
maksimum kas Teller), dan sisa kas pada akhir hari
setelah memeriksa dan menyetujui kebenaran OPS 01
(bagi BRI Unit manual). Penyimpanan tersebut harus
dilakukan bersama dengan Teller;
- Menyetor kelebihan atau meminta tambahan Kas Induk
BRI Unit ke atau dari Kanca;
- Mencatat setiap pergeseran Kas Induk tersebut dalam
Register “U”.
b. Administrasi Pembukuan :
- Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi
dan dalam batas-batas wewenang yang berlaku
(memfiat atau voorfiat pengeluaran sesuai dengan batas
wewenang yang dimiliki);
- Mencocokkan tapak validasi PC pada bukti kas dengan
backsheet;
- Menandatangani semua bukti kas yang telah
diperiksanya pada kolom cap atau stempel “TELAH
DIPERIKSA”;
- Memeriksa bahwa semua bukti kas pembayaran telah di
fiat dengan benar (sesuai kewenangan), serta telah
dibubuhi cap atau stempel sesuai dengan
masing-masing aplikasinya.
c. Pelayanan kepada nasabah :
-Mengawasi kelancaran pelayanan kepada setiap nasabah
yang dilakukan oleh Teller dan Deskman;
-Turut membantu menyelesaikan bila ada masalah antara
petugas dengan nasabah, atau keluhan-keluhan langsung
dari nasabah;
-Secara aktif memantaukegiatan nasabah dan memastikan
bahwa semua nasabah diperlakukan sama baik serta
dilayani dengan baik dan dalam waktu sesingkat
d. Memeriksa register-register, berkas-berkas dan surat-surat
berharga.
e. Memeriksa administrasi personalia dan logistik.
5. Memutus permintaan pinjam, fiat bayar pinjaman atau
simpanan, fiat bayar biaya eksploitasi dan menandatangani
surat-surat sesuai dengan kewenangan yang dimiliki;
6. Mengadakan hubungan dan kerja sama yang baik dengan
unit-unit atau sub unit organisasi BRI dan instansi lainnya,
sesuai dengan tugas pokok BRI Unit serta dalam batas-batas
wewenang yang dimiliki;
7. Memberikan bimbingan, memuat daftar SMK dan prestasi
kerja secara periodik, serta saran usulan kenaikan pangkat
bawahannya kepada Pinca;
8. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun
simpanan;
9. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk
mengembangkan usaha BRI Unit;
10. Melaksanakan pengawasan atas pemeliharaan, perawatan,
penyediaan materiil termasuk gedung atau ruangan kerja, dan
11. Mampu melaksanakan pekerjaan Mantri BRI Unit, Deskman,
dan Teller, serta menggantikan fungsinya dalam hal yang
bersangkutan berhalangan;
12. Menyampaikan laporan secara periodik dan sewaktu-waktu,
bila dibutuhkan;
13. Menyampaikan laporan dan informasi kepada Penilik apabila
terjadi penyimpangan dalam penerimaan simpanan atau
pinjaman;
14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kanca.
Tanggung Jawab :
Ka Unit bertanggung jawab langsung kepada AMBM, atas :
1. Pencapaian sasaran atas rencana kerja dan anggaran yang
telah ditetapkan, termasuk pencapaian target di bidang
pengumpulan dana dari masyarakat atau kinerja usaha BRI
Unit;
2. Kelancaran tugas-tugas operasional, termasuk effisiensi dan
tercapainya tingkat kepuasan nasabah atas pelayanan yang
diberikan oleh setiap petugas BRI Unit;
3. Tersedianya kas yang selalu cukup;
4. Terpeliharanya mekanisme built in control (waskat) di BRI
Unit;
5. Ketertiban dan disiplin kerja serta ketrampilan pegawai BRI
6. Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya dimata
masyarakat;
7. Kelengkapan petunjuk-petunjuk kerja;
8. Kebenaran isi laporan dan ketepatan waktu penyampaian
laporan;
9. Terselenggaranya kerjasama yang baik dengan instansi
lainnya;
10. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang
mengakibatkan kerugian bagi BRI Unit;
11. Kelengkapan berkas pinjaman, simpanan, dan logistik;
12. Keamanan, ketertiban dan kebersihan kantor BRI Unit;
13. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan atas diri sendiri
dan bawahannya.
b. Mantri (Analis Kredit) Tugas pokok :
1. Memeriksa permintaan pinjaman di tempat usaha nasabah yang
meliputi usahanya, letak jaminan dan menganalisanya, serta
mengusulkan putusan pinjaman kepada Kaunit;
2. Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan
simpanan;
3. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa bank kepada
masyarakat serta mengajak masyarakat untuk berhubungan
4. Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara
memeriksa di tempat usaha nasabah, menagih, dan mengusulkan
langkah-langkah penanggulangannya;
5. Menyampaikan hasil kunjungan ke tempat nasabah kepada
Kaunit;
6. Memelihara dan mengerjakan rencana kerja, buku tourne, dan
buku eksploitasi kendaraan bermotor;
7. Menyampaikan laporan kepada Kaunit apabila dijumpai adanya
penyimpangan dalam pelaksanaan operasional BRI Unit;
8. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan;
9. Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dan
melaksanakan tugas-tuigas lain yang diberikan Kaunit,
sepanjang tidak melanggar asas pengawasan intern.
Tanggung Jawab :
1. Kebenaran hasil pemeriksaan ke tempat nasabah yang meliputi
kegiatan usahanya, letak jaminan, analisa serta usul putusan
pinjamannya;
2. Ketepatan pemasukan angsuran pinjaman dan pemasukan
tunggakan pinjaman;
3. Perkembangan dan kemajuan usaha pinjaman, simpanan, dan
4. Penguasaan data dan pemanfaatan situasi atau perkembangan
perekonomian di wilayah kerjanya, guna kepentingan BRI
Unit;
5. Penguasaan data perkembangan usaha masing-masing
nasabah;
6. Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya di mata
masyarakat;
7. Keberhasilan tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Unit.
c. Teller
Tugas pokok :
1. Bersama-sama Kaunit menyelenggarakan pengurusan kas BRI
Unit;
2. Menerima Uang setoran dari nasabah dan memvalidasi dalam
PC;
3. Membayar uang kepda nasabah yang berhak setelah ada fiat
bayar dari yang berwenang dan telah divalidasi pada PC;
4. Memfiat (memberikan persetujuan bayar) atas pengambilan
simpanan sebatas kewenangan yang dimilikinya;
5. Menyetorkan setiap ada kelebihan maksimum kas selama jam
kerja, dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari ke Kas Induk,
Tanggung Jawab :
1. Pengurusan kas bersama Kaunit;
2. Kelancaran dan ketepatan pelayanan penerimaan setoran dan
pembayaran uang dari dan kepada nasabah;
3. Keamanan dan kecocokan uang kas yang ada dalam ruang
Teller;
4. Kelengkapan bukti-bukti kas tunai yang berdada dalam
pengawasannya;
5. Terpeliharanya citra BRI Unit dan BRI pada umumnya,
khususnya melalui pelayanan;
6. Tugas-tugas lain yang diberikan Kaunit, sepanjang tidak
bertentangan dengan azas pengawasan intern;
7. Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada
umumnya.
d. Deskman (Customer Service/ Pelayanan Nasabah) Tugas Pokok :
1. Menatausahakan register-register simpanan dan pinjaman;
2. Menatausahakan registes-register yang berkaitan dengan
pencatatan proses pelayanan pinjaman;
3. Menatausahakan register pemberantas tunggakan;
4. Menatausahakan register surat-surat berharga;
5. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon
mengunakan jasa perbankan lainnya di BRI unit dengan
sebaik-baiknya;
6. Mengelola penyimpanan berkas-berkas pinjaman dan simpanan;
7. Mengerjakan semua laporan BRI Unit, termasuk laporan Neraca
dan Rugi/Laba;
8. Menatausahakan pengarsipan dari bukti-bukti pembukuan
didalam amplop yang telah ditentukan, berdasar urutan Buku
Besar (BB) dan tanggal pembukuannya;
9. Tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kaunit, sepanjang
tidak bertentangan dengan asas pengawasan intern.
Tanggung Jawab :
Deskman bertanggung jawab langsung kepada Kaunit, atas :
1. Ketertiban dan keamanan penyimpanan berkas pinjaman dan
simpanan, pengarsipan bukti-bukti kas dan pembukuan;
2. Ketetapan dan kebenaran penyampaian data-data laporan;
3. Kebenaran & ketertiban administrasi pembukuan, surat
berharga, dan dokumen penting lainnnya;
4. Kelengkapan dan penyimpanan kartu, register, serta buku-buku
lainnya yang berkaitan dengan administrasi pembukuan;
5. Kecepatan dan kecermatan pelayanan administrasi setoran dan
pengambilan, baik simpanan maupun pinjaman atau jasa
6. Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada
umumnya.
D. Aspek Kegiatan PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian
Aspek kegiatan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor
cabang unit pembantu kedai durian adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti :
Tabungan (Simpedes dan Simaskot adalah produk tabungan yang ada pada
BRI Unit), Deposito berjangka dan Giro.
2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman/kredit
seperti Kredit Umum Pedesaan (Kupedes), Kredit Usaha Rakyat (KUR),
dll.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya meliputi :
a. Jasa pengiriman uang (transfer) dan kliring.
b. Jasa penagihan.
c. Jasa pembayaran (gaji, pensiunan dan hadiah).
d. Jasa penyetoran (setoran kredit, listrik, telepon, dsb).
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO
A. Gambaran Umum Pajak
1. Pengertian dan Definisi Pajak
Pengertian pajak seperti yang telah dijabarkan pada Bab I, selain itu
ada juga pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli perpajakan
lainnya, namun pendapat tersebut pada dasarnya mempunyai maksud
dan tujuan yang sama antara lain :
a. Dikemukakan Menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam Suandy
(2002:10-11) :
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup
biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum.
b. Dikemukakan Menurut P.J.A.Adriani diakses dari
(2011) :
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan ummum (undang-undang) dengan tidak
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
c. Dikemukakan menurut Rochmat Soemitro dalam wahyudi (2008) :
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) denngan tiada mendapat jasa
timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut
kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut : “Pajak
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yanng merupakan sumber utama untuk membiayai Public Investment”.
Masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para sarjana
lainnya, namun definisi tersebut maka karakteristik dari pajak dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pajak dipungut berdasarkan undang – undang dan aturan
pelaksanaanya.
2. Pembayaran pajak yang terutang oleh orang pribadi atau badan
(wajib pajak) sifatnya dapat dipaksakan.
3. Pembayaran pajak (tax payer) tidak dapat menikmati
kontraprestasi secara lansung dari pemerintah.
4. Pajak dipungut oleh Negara, baik lewat pemerintah pusat
5. Penerimaan dari sektor pajak digunakan untuk pembiayaan
pengeluaran – pengeluaran pemerintah.
2. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai dua fungsi utama, yaitu :
a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Dalam hal ini pajak berfungsi pajak berfungsi untuk mendapatkan
pemasukkan keuangan yang sebanyak-banyaknya dalam kas negara
bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pembangunan.
b. Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Dimaksudkan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di
luar bidang keuangan dan fungsi ini sebagian besar ditujukan
terhadap sektor swasta.
3. Syarat pemungutan pajak
Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada
terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila
terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana
yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka
a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Seperti halny
menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam
perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya.
b. pajak harus berdasarkan Undang – Undang (Syarat Yuridis)
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan
pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan
Undang-Undang", Hal ini memberikan jaminan hukum untuk
menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya.
c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (Syarat
Ekonomis)
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu kondisi
merugikan kepentingan
usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan
menengah.
d. Pemungutan pajak harus efesien (Syarat Finansial)
harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih
rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu,
sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk
mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi
penghitungan maupun dari segi waktu.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan
dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan
wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai
sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak
untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak.
Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan
semakin enggan membayar pajak.
4. Tata Cara Pemungutan Pajak
Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan
pajak, dan sistem pemungutan pajak.
1. Stelsel pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga
stelsel, yaitu:
1. Stelsel Nyata (Riil), menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh
maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu,
pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya
dalam suatu tahun pajak diketahui.
2. Stelsel Anggapan (fiktif), menyatakan bahwa pengenaan pajak
Undang-Undang. Sebagai contoh penghasilan suatu tahun dianggap
sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak
yang terutang pada suatu tahun juga dianggap sama dengan
pajak yang terutang tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini
berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan sudah
dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang
bersangkutan.
3. Stelsel Campuran, menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan suatu
anggapan, kemudian pada akshir tahun besarnya pajak
disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
b. Asas pemungutan pajak, terdiri dari tiga azas, yaitu :
1. Asas Domisili, menyatakan bahwa negara berhak mengenakna
pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat
tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari
dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak
Dalam Negeri.
2. Asas Sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan
pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
3. Asas Kebangsaan, menyatakan bahwa pengenaan pajak
bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang
bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di
Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
c. Sistem pemungutan pajak antara lain :
1. Official assessment system, adalah sistem yang memberi
kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri
jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
perturan perundang-undangan pajak yang berlaku.
2. Self assessment system, adalah sistem yang memberi
kewenangan kepada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri
jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. With holding system, adalah sistem yang member wewenang
kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Jenis – jenis Pajak
a. Menurut golongannya 1. Pajak Langsung,
Pajak yang pembayarannya harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
2. Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak
lain.
Contoh : Pajak Penjualan, PPN, PPn-BM, Bea Materai
dan Cukai.
b. Menurut Sifatnya 1. Pajak Subjektif,
Pajak yang memperhatikan kondisi keadaan wajib pajak.
Dalam hal ini penentuan besarnya pajak harus ada
alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan kemampuan
membayar wajib pajak.
Contoh : PPh.
2. Pajak Objektif
pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak.
Contoh : PPN, PBB, PPn-BM.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya 1. Pajak Negara atau Pajak Pusat
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak pusat
merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
2. Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah.
Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintahan daerah.
Contoh : Pajak tontonan, pajak reklame, PKB (Pajak
Kendaraan Bermotor) PBB, Iuran kebersihan,
Retribusi terminal, Retribusi parkir, Retribusi
galian pasir.
B. Gambaran Data Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka 1. Definisi Deposito Berjangka
Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama
rekening atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan
atau rekening berarti memiliki sejumlah uang yang disimpan di bank
tertentu atau dengan kata lain simpanan berarti dana yang dipercayakan
oleh masyarakat untuk dititipkan di bank. Dana kemudian dikelola oleh
bank dalam bentuk simpanan seperti simpanan giro, simpanan
tabungan, simpanan deposito untuk kemudian diusahakan kembali
dengan cara disalurkan ke masyarakat.
Untuk memberikan pengertian tentang deposito berikut ini akan
disajikan definisi tentang deposito dan juga telah dijabarkan pada Bab I,
a. Dikemukakan menurut Thomas Suyatno dan kawan kawan
(2005:36)
Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga bank yang
penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang
bersangkutan.
b. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah :
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan di bank.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa deposito
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan pihak bank
(time deposit).
Dapat dilihat dalam deposito berjangka ada dua pihak yaitu sebagai
penyimpan deposito atau disebut dengan deposan, depositor atau
depoment, dan sebagai deposito yang disebut dengan bank atau
depositoris.
Deposan terdiri dari perseorangan, badan usaha (badan hokum dan
badan hokum) dan juga pemerintah (lembaga-lembaga atau badan usaha
milik pemerintah).
Depositoris adalah lembaga keuangan bank (kecuali sertifikat deposito
Bunga pinjaman yang diberikan dikeluarkan oleh masing – masing
bank tergantung pada kemampuan bank yang kebutuhannya akan dana
dari deposito, namun tidak melebihi ketentuan-ketentuan akan dana dari
deposito, namun tidak melebihi ketentuan-ketentuan tingkat bunga
deposito yang telah diatur oleh Bank Indonesia.
Bilyet Deposito adalah bukti kepemilikan yang diberikan oleh bank
kepada deposan atas simpanannya dalam bentuk deposito berjangka.
Tanggal Valuta adalah tanggal efektif yang telah disepakati antara bank
dengan deposan.
Tanggal jatuh tempo adalah tanggal berakhirnya simpanan deposito
sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan deposan.
2. Jenis – jenis Deposito
a. Deposito Berjangka
Deposito berjangka (DB) merupakan deposito yang diterbitkan
dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka
biasanya bervariasi mulai dari 1, 3, 6 sampai 12 bulan. Deposito
berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga.
Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau
lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito
berjangka dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo
sesuai jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai
dari jumalah bunga yang diterimanya. Sistem deposito berjangka
dibedakan atas :
1. Deposito Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang otomatis diperpanjang oleh bank jika
deposito tersebut telah jatuh tempo tetapi belum dicairkan oleh
pemiliknya. Perpanjangannya sama dengan jangka waktu
deposito sebelummya, tetapi dengan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu atau bersifat floating rate. Sistem ini sangat
menguntungkan deposan karena selama belum dicairkan, deposan
selalu mendapat bunga deposito.
2. Deposito Non Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika
deposito tersebut telah jatuh tempo tetapi belum dicairkan oleh
pemiliknya, walaupun deposito tetapi berada di bank deposan
tidak mendapat bunga.
b. Sertifikat Deposito
Sama seperti halnya deposito berjangka merupakan deposito yang
diterbitkan dengan jangka waktu 3, 6, dan 12 bulan. Hanya
perbedaanya Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam
bentuk sertifikat serta dapat diperjualbelikan atau
dipindahtangankan kepada pihak lain. Perbedaan lain adalah
pencairan deposito dapat dilakukan dimuka, baik tunai maupun non
c. Deposito On Call
Deposito On Call (DOC) merupakan deposito digunakan untuk
deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar, misalnya RP
50.000.000,- (tergantung bank yang bersangkutan) dalam
sementara waktu belum digunakan. Penerbitan deposito on call
memiliki jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari
1 bulan.
DOC terbitkan atas nama.
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call
dicairkan deposan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya sudah
memberitahukan bank penerbitan bahwa yang bersangkutan akan
mencairkan DOC nya. Besarnya bunga DOC biasanya dihitung per
bulan dan untuk menentukan jumlah bunga yang diberlakukan
terlebih dahulu dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak
bank.
Table 3.1
Perbedaan Deposito Berjangka Dan Sertifikat Deposito
Deposito Berjangka Sertifikat Deposito
Atas nama deposan Atas unjuk pemegang
Bunga dibayar dibelakang Bunga di bayar di muka
Tidak dapat diperjualbelikan Dapat diperjualbelikan
Nilai nominalnya ditentukan deposan Nilai nominalnya ditentukan bank penerbit
Dapat diterima setiap bank tanpa izin
khusus dari Bank Indonesia
Hanya dapat diedarkan oleh bank tertentu seizin
Bank Indonesia
Bukan merupakan instrument pasar uang Merupakan instrument pasar uang
3. Ketentuan Tentang Pengaturan Yang Berkaitan Dengan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito
a. Undang undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan;
b. Undang-undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagai
telah diubah terakhir dengan undang-undang No. 36 tahun 2008;
c. Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang;
d. Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indanesia
sebagaimana telah diubah menjadi Undang0undang No. 6 tahun
2009;
e. Peraturan pemerintah No. 131 tahun 2000 tentang pajak penghasilan
atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank
C. Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito
1. Pengertian Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito
- Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dipotong Pajak Penghasilan (PPh) yang
bersifat final.
- Termasuk bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito dan
tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia.
2. Objek dan Tarif Pajak Penghasilan
Atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI dikenakan PPh final
sebesar:
Keterangan :
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah :
3. Subjek Pajak
a. Subjek pajak dalam negeri adalah:
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi
yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) = plafond (jumlah)depositi x rate (suku bunga) x hari dalam 1(satu) bulan
365
Wajib pajak dalam negeri dan BUT
20% x Dasar Pengenaan Pajak (jumlah bruto)
hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi
yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai
niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;
2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali
unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
- Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
- Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
- Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
- Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
negara; dan
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia.
Berakhirnya sesorang menjadi subjek pajak apabila orang tersebut telah
meninggal dunia ataupun meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya (tukar
warga Negara), untuk badan usaha berakhirnya subjek pajak pada saat perusahaan
pajak, tetapi harus dilihat apakah orang atau badan hukum tersebut sudah
memenuhi syarat objektif, setelah itu barulah ia berutang pajak setelah
memperoleh surat ketetapan pajak yang perosesnya melalui kantor BRI Cabang
Iskandar Muda.
Yang menjadi subjek dari PPh atas bunga deposito adalah :
a. Wajib pajak perorangan dalam negeri baik yang sudah mempunyai Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) maupun yang belum,yang memperoleh bunga dari
hasil simpanan deposito dari bank maupun dari lembaga keuangan bukan bank.
Terhadap wajib pajak ini dekenakan pajak sebesar 20% dan bersifat final;
b. Wajib pajak badan perusahaan dalam negeri yang mempunyai simpanan
deposito dan mendapatkan bunga dari bank ataupun lembaga keuangan bukan
bank dikenakan pajak sebesar 20% dan bersifat final;
4. Pemotong Pajak Penghasilan
Pemotong PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto adalah :
a. Bank pembayar bunga
Bank Pembayar bunga yang dimaksud adalah PT Bank Rakyat
Indonesia Unit Kedai Durian.
b. Dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Mentri Keuangan dan
Bank yang menjual kembali SBI kepada pihak lain yang bukan dana
pensiun yang pendiriannya belum disahkan oleh Menteri Keuangan
5. Kewajiban Pemotong Pajak Penghasilan
Pemotong PPh final tersebut wajib memotong PPh final pada tanggal
pembayaran bunga dan diskonto itu. Juka penerima penghasilan meminta
bukti pemotongan bunga deposito, tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro,
maka pemotong PPh Bunga deposito/tabungan, diskonto SBi, dan jasa
Giro (final), dan memberikan lembar ke-1 kepada penerima bunga dan
diskonto.
Penyetoran PPh final yang telah dipotong itu ke kas Negara melalui
bank persepsi atau kantor pos oleh pemtong PPh final selambat-lambatnya
tanggal 10 sesudah bulan pembayaran atau terutangnya bunga dan /atau
diskonto tersebut dengan menggunakan formulir SSP.
Pelaporan oleh pemotong PPh final ke KPP tempat pemotong PPh
final terdaftar selambat-lambatnya hari kedua puluh bulan sesudah bulan
pembayaran atau terutangnya bunga dan /atau diskonto tersebut dengan
menggunakan formulir SPT masa PPh pasal 4 ayat (2) sesuai PER -
43/PJ/2009.
6. Dikecualikan dari Pemotong Pajak Penghasilan
a. Jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp.
7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dan bukan jumlah yang
dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan
c. Bunga deposito atau tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan,
diberikan berdasarkan Surat Keterangan Bebas (SKB), yang
diterbitkan oleh kantor pelayanan pajak tempat dana pensiun terdaftar.
d. Bunga tabungan pada tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah
dalam rangka pemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat
Sederhana; kavling siap bangun untuk rumah sederhana dan rumah
sangat sedrehana atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
Ketentuan pada butir 3 (tiga) dan 4 (empat) diatur lebih lanjut dengan
keputusan menteri terkait.
7. Restitusi PPh atas bunga tabungan dan deposito dan Diskonto SBI
Orang pribadi subjek pajak dalam negeri yang seluruh
penghasilannya dala satu tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tedak
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), atas pajak yang telah
dipotong, dapat mengajukan permohonan pengembalian (restitusi).
D. Prosedur Pembukuan Dan Pembayaran Kembali Deposito Berjangka 1. Pembukaan Rekening Deposito
Pembukaan rekening deposito berjangka dilakukan dalam beberapa
tahap, yaitu pertama calon deposan diberikan formulir permohonan
tangani calon deposan. Pada formulir permohonan tersebut diberikan
kesanggupan bank untuk membayar bunga (khususnya suku bunga
deposito berjangka) sesuai dengan pendepositoan.
Kemudian permohonan deposito berjangka tersebut dikembalikan
kepada bank pelaksana disertai penyetoran uang deposito senilai yang
dikehendaki. Penyetoran tersebut disertai juga dengan identitas calon
deposan. Calon deposan diberikan beberapa pilihan yang tercantum dalam
formulir permohonan deposito berjangka. Seperti perpanjangan secara
otomatis maupun secara tidak otomatis, ataupun dalam hal pembayaran
bunganya dapat dibayarkan secara tunai, secara pemindah bukuan
kenomor rekening ataupun transfer ke bank lain.
Sebagai bukti adanya simpanan deposito berjangka kepada deposan
diberikan satu lembar bukti simpanan deposito berjangka, yaitu lembar
kedua dari formulir permohonan deposito berjangka yang juga berguna
untuk penerbitan bilyet deposito, sedangkan lembar pertama untuk unit
kerja deposito, lembar ketiga untuk pembukuan nominal, lembar keempat
untuk pembukuan setoran biaya pembukuan.
2. Pembayaran Kembali Deposito
Pelunasan deposito berjangka dapat disebabkan oleh dua sebab yaitu :
- Karena berakhirnya jangka waktu deposito berjangka
- Karena atas permintaan deposan sendiri dan disetujui oleh bank untuk
E. Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian
1. Syarat untuk membuka rekening deposito di BRI setiap calon nasabah
diwajibkan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Dapat dibuka atas nama perorangan atau perusahaan /lembaga
b. Berlaku bagi warga Negara Indonesia (WNI)
c. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
d. Melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya
e. Minimum pendapatan Rp. 2.500.000
2. Prosedur Pembukaan dan Pembayaran Kembali Deposito Berjangka Pada
Bank Rakyat Indonesia
Pertama calon deposan diberikan formulir permohonan simpanan No. Seri
A yang disebut dengan bilyet deposito Bank Rakyat Indonesia, kemudian
formulir ini diisi dan ditandatangani calon deposan. Pada formulir
permohonan tersebut diberikan kesanggupan bank untuk membayar bunga
(khususnya suku bunga deposito berjangka) sesuai dengan pendepositan.
Data yang diperoleh penulis dari Bank Rakyat Indonesia per bulan Maret
2010 untuk suku bunga yang harus dibayarkan kepada deposan sebelum