PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU
UNTUK MENSOSIALISASIKAN
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)
D I S U S U N OLEH:
MINAR KARTIKA PANJAITAN 060922043
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI (EKSTENSION)
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JL. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp (061) 8217168
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA : Minar Kartika Panjaitan
NIM : 060922043
PEMBIMBING : Dra. Dayana, M.Si
NO TGL PERTEMUAN
PEMBAHASAN PARAF PEMBIMBING
01 18 April 2008 Bimbingan Bab I
02 26 April 2008 Perbaikan Bab I 03 02 Mei 2008 Penyerahan Bab I
04 09 Mei 2008 Bimbingan I Pembuatan Kuesioner
05 16 Mei 2008 ACC Kuesioner
06 30 Mei Bimbingan Bab II
07 05 Juni 2008 Bimbingan Bab III
08 19 Juni 2008 Bimbingan Bab IV
09 24 Juni 2008 Bimbingan Bab IV
10 30 Juni 2008 Bimbingan Bab IV
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Minar Kartika Panjaitan
NIM : 060922043
Jurusan : Ilmu Komunikasi Program Ekstension Judul : Peran Komunikasi Antar Pribadi
(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)
Medan, Julii 2008
Pembimbing Ketua Departement
Dra. Dayana, Msi Drs. Amir Purba, MA
NIP : 131 676 480 NIP : 131 654 104
Dekan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Program Ekstension
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik Univeritas Sumatera Utara
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Panitia Penguji
KATA PENGANTAR
Sgala puji, hormat serta syukur kehadirat Allah Bapa pencipta, pemelihara hidup penulis yang telah menopang, mengajari serta memberkati selama penulisan skiripsi ini. Suatu anugrah dan kesempatan yang berharga jika penulis dapat mengecap ilmu bahkan menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Departement Ilmu Komunikasi Ekstension.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini adalah karena adanya motivasi, masukan serta kritikan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan trima kasih kepada kedua orang tua Bapak Bikner Panjaitan, SE dan Mamak Remes Manik yang telah mendukung penulis baik secara moril dan materil. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk saudara-saudaraku, untuk Kakak Relis Panjaitan, SS dan Mei Helen Panjaitan STP yang telah membantu dalam membagikan kuesioner untuk adik-adikku Maruli Panjaitan, Nursuzanna Panjaitan, Amd, Tiurma Panjaitan dan untuk Gustina Panjaitan yang sering mengingatkan penulis dengan pertanyaan kapan penulis akan wisuda.
Penghargaan yang tak ternilai penulis sampaikan kepada: 1. Bpk. Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fisip USU
2. Bpk. Drs. Amir Purba, MA , selaku Ketua Departement Ilmu Komunikasi
ii 4. Ibu D. Sinaga, Spd, selaku Kepala Sekolah SD. Advent dan juga Bpk. Tagor Panjaitan, Spd, selaku wakil kepala sekolah serta para guru yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah SD. Advent, trima kasih untuk informasi, data dan waktu yang diberikan untuk membagikan kuesioner kepada para murid.
5. Yayasan Tanggul Bencana Indonesia yang telah memberikan waktu ijin sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.
6. Teman-temanku di kelompok tumbuh bersama: Kak Iin, Cory, Aswindo, Jerry, Bang Abed dan juga Ria, trima kasih untuk dukungan doa dan semangatnya.
7. Teman-temanku sepelayanan di PAK-MDN, Tim MBA, trima kasih telah menjadi tempat untuk bercerita dan tertawa. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk temanku Jobit Sibarani yang menjadi tempat penulis bertanya jika bingung metode penelitian.
8. Teman-temanku di Ilmu Komunikasi Ekstension Stambuk 2006 buat Rotua, Rut, Mona, Bang Bobby, Bang Barmin, Dian, Alin, Hotma, Herda. Trima kasih untuk tempat berbagi cerita, informasi tentang kuliah, masukan, saran dan waktu kumpul bersama untuk tertawa dan usilin orang lain.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi dan masih jauh dari sempurna penulisan skripsi ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………...i
ABSTRAKSI...………...iii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR BAGAN...ix
DAFTAR LAMPIRAN...x
BAB I PENDAHULUAN...1
I.1. Latar Belakang Masalah...1
I.2. Perumusan Masalah...7
I.3. Pembatasan Masalah...7
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian...8
I.5. Kerangka Teori...8
I.5.1. Komunikasi...8
I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi...11
I.5.3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)...15
I.6. Kerangka Konsep...19
I.7. Model Teoritis...19
I.8. Operasional Konsep...20
v BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi...23
II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi...23
II.2.2. Pengertian Komunikasi...26
II.2. Model Komunikasi...30
II.3. Fungsi Komunikasi...33
II.4. Komunikasi Antar Pribadi (KAP)...34
II.4.1. Pesan...38
II.4.2. Sifat-Sifat Komunikasi Antar Pribadi...40
II.5. Komunikasi Persuasif...44
II.6. Sosialisasi...45
II.7. Bantuan Operasional Sekolah...49
II.8. Peranan KAP Untuk Mensosialisasikan BOS...51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...54
III.1. Deskripsi SD. Advent...54
III.1.1. Sejarah Berdiri...54
III.1.2. Struktur Sekolah...56
III.1.3. Materi Pelajaran dan Kurikulum...57
III.1.4. Fasilitas Sekolah...58
III.2. Metodologi Penelitian...61
III.3. Populasi dan Sampel...61
III.3.1. Populasi...61
III.3.2. Sampel...62
III.3.3. Teknik Penarikan Sampel...64
III.3.4. Teknik Pengumpulan Data...64
III.3.5. Teknik Analisa Data...65
BAB IV ANALISA DATA...67
IV.1. Pelaksanaan dan Pengumpulan Data...67
IV.1.1. Tahap Awal...67
IV.1.2. Pengumpulan Data...67
IV.2. Analisa Tabel Tunggal...68
IV.3. Analisa Tabel Silang...84
IV.4. Pembahasan...88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...91
V.1. Kesimpulan...91
V.2. Saran...92
x DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Ijin Pra Penelitian 2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 4. Kuesioner
5. Fotran Cobol
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
01. Jumlah Siswa……….4
02. Jumlah Siwa Berdasarkan Jenis Kelamin………..64
03. Golongan Usia...65
04. Populasi...67
05. Jumlah Sample...68
06. Jenis Kelamin...74
07. Informasi Adanya BOS...75
08. Penerimaan BOS...76
09. Jenis Pesan Yang Disampaikan...77
10. Kejelasan Isi Pesan...78
11. Tatanan Intrinsik...79
12. Arus Pesan cenderung Dua Arah...79
13. Keterkaitan Pesan Dengan Masalah...80
14. Frekwensi Penyampaian...81
15. Cara Penyampaian Pesan...82
16. Suasana Penyampaian Pesan...83
17. Komunikasi Non Verbal...84
18. Kegiatan Persuasi...85
19. Pemahaman Terhadap Tujuan BOS...86
viii
21. Pemanfaatan...88
22. Pemeliharaan...88
23. Dampak/ Pengaruh BOS...89
24. Hubungan Jenis Pesan Yang Disampaikan...90
Dengan Pemahaman Tujuan 25. Hubungan Jenis Pesan Yang Disampaikan...91
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
01.Model Teoritis………..19
02.Operasional Konsep………. 20
03.Unsur-unsur Komunikasi………..34
04.Model Komunikasi Laswell..………36
BIODATA PENULIS
Nama : Minar Kartika Panjaitan Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : P. Siantar, 07 Maret 1981 Orangtua
-Ayah : Bikner Panjaitan, SE
-Ibu : Remes Manik
Pekerjaan Orangtua : Wiraswasta (Ayah), Guru (Ibu)
Anak ke : 3
Jumlah Saudara : 6 orang
Alamat : Jl. Damai No. 3 Medan Amplas Medan 20148 Telepon/ HP : 061-7867320/ 081376425751
Email : kartikapanj@yahoo.com
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
1. SD. Inpres No. 060939 Jl. Turi Medan Amplas (1988-1993) 2. SMP Santa Maria Medan (1993-1996)
3. SMK Pariwisata YAPIM Medan (1996-1999)
4. D3 Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra USU Medan (2000-2003) 5. S1 Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstension, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
PENGALAMAN BEKERJA
iii ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul “Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)” dengan perumusan masalah bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan dan manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan bantuan serta dampak apa yang dihasilkan dari program yang telah disosialisasi tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data secara kuantitatif yaitu bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 siswa dari kelas III s/d VI dengan teknik purposive sampling dalam menarik sample. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang menjadi responden.
Analisa data yang dipakai adalah analisa tabel tunggal dan tabel silang yaitu dengan mengaitkan analisa konsep teoritis dengan konsep operasional.
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul “Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)” dengan perumusan masalah bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan dan manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan bantuan serta dampak apa yang dihasilkan dari program yang telah disosialisasi tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data secara kuantitatif yaitu bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 siswa dari kelas III s/d VI dengan teknik purposive sampling dalam menarik sample. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang menjadi responden.
Analisa data yang dipakai adalah analisa tabel tunggal dan tabel silang yaitu dengan mengaitkan analisa konsep teoritis dengan konsep operasional.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Wajib belajar sembilan tahun yang dicetuskan oleh pemerintah merupakan
salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengentaskan buta
huruf yang telah dilaksanakan sejak pemerintahan Orde Baru, kemudian
pemerintah mengeluarkan lagi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal lima, ayat satu menyatakan bahwa “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan
pasal 11, ayat satu menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada tahun 2005 pemerintah
merelokasikan subsidi dana ke bidang pendidikan dan salah satunya adalah
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan yaitu
untuk ”Membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan
meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan
dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar
sembilan tahun.” (http://www.smeru.or.id), bantuan tersebut diberikan kepada
sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun
swasta yang memiliki siswa yang dikategorikan tidak mampu untuk membiayai
Salah satu alasan dilaksanakannya program tersebut adalah karena
rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok kecil yaitu tingginya
biaya pendidikan baik biaya langsung (iuran uang sekolah, buku, seragam, alat
tulis) maupun tidak langsung (biaya transportasi, kursus, uang saku).
Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan, berhak dipergunakan oleh
pihak sekolah sesuai dengan batasannya atau petunjuk pelaksanaan, adapun
bantuan dana yang diberikan dapat dialokasikan untuk hal-hal seperti (Buku
Panduan BOS, 2007: 18-19):
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya
pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran
ulang;
2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di
perpustakaan;
3.Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan
praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan
teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah;
4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan,
olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan
sejenisnya;
5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil
belajar siswa;
6. Pengembangan profesi guru: pelatihan, Kelompok Kerja Guru (KKG) atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah
7. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan
pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya;
8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk
pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah;
9.Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang
tidak dibiayai pemerintah dan/ atau pemerintah daerah; Tambahan insentif bagi
kesejahteraan guru PNS ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah;
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin;
11. Khusus untuk pesantren salafiyah dan sekolah agama non-Islam, dana BOS
dapat digunakan untuk biaya asrama/ pondokan dan membeli peralatan ibadah;
12. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat dan
penyusunan laporan;
13. Bila seluruh komponen di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan
masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk
membeli alat peraga, media pembelajaran, dan mebeler sekolah;
Sekolah yang berhak mendapatkan bantuan operasional sekolah telah
ditetapkan aturan oleh pemerintah antara lain (Petunjuk Pelaksanaan BOS, 2005:
7-9):
1. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih kecil
dari BOS harus membebaskan siswa dari semua bentuk pungutan/ sumbangan/
iuran yang digunakan untuk membiayai pengeluaran yang dapat dibiayai dari dana
BOS. Sekolah juga diminta untuk membantu siswa kurang mampu yang
2. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih besar
dari BOS tetap dapat memungut biaya tambahan, tetapi harus membebaskan iuran
sekolah bagi siswa miskin, apabila di sekolah tersebut ada siswa miskin. Bila
masih ada sisa dana BOS, setelah digunakan untuk mensubsidi siswa miskin,
maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk mensubsidi siswa yang lain.
Apabila di sekolah tersebut tidak ada siswa miskin, dana BOS dapat digunakan
untuk mensubsidi semua siswa sehingga iuran siswa akan berkurang. Dalam Buku
Petunjuk 2006 disebutkan bahwa sekolah yang menolak BOS juga harus
membebaskan iuran bagi siswa miskin, tetapi aturan ini tidak ada dalam Petunjuk
Pelaksanaan 2005.
SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas adalah salah satu
sekolah yang menerima program bantuan tersebut, tercatat bahwa ada 345 siswa
yang mendapatkan bantuan sekolah, sesuai dengan tingkat kelas, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat melalui tabel sbb:
Tabel 01
Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah Siswa
1 I A & B 64 orang
2 II A & B 50 orang
3 III 60 orang
4 IV 57 orang
5 V 55 orang
6 VI A & B 59 orang
Bantuan yang diberikan kepada siswa SD Advent Timbang Deli ini adalah
bantuan uang sekolah, buku pelajaran gratis dan juga bebas uang ujian. Waktu
pemberiannya disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan siswa, misalnya untuk
uang sekolah diberikan setiap bulan dengan langsung mensubsidi uang sekolah
setiap siswa, sementara untuk pemberian buku pelajaran diberikan setiap tahun
ajaran baru.
Jumlah guru yang mengajar pada sekolah tersebut adalah sebanyak delapan
orang guru kelas, satu orang guru bidang studi..
Pemerintah mengharapkan bantuan yang diberikan tersebut dapat membantu
siswa untuk melanjutkan pendidikannya sehingga tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dapat terwujud namun disadari bahwa tidak sedikit bantuan
yang disalurkan tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal sebagai contoh
adalah masih ada siswa yang tidak menghargai buku-buku pelajaran yang
diberikan secara gratis, kurang berdampak terhadap meningkatnya motivasi siswa
untuk belajar, kondisi ini juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD. Advent Ibu
D. Sinaga Spd dimana penelitian akan dilaksanakan.
Pemerintah menghimbau kepada sekolah-sekolah yang menerima bantuan
tersebut dapat menyalurkannya dengan tepat sasaran yaitu kepada siswa yang
membutuhkan dan yang paling penting adalah para siswa mengetahui informasi,
mengerti tujuan serta memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah
tersebut dengan benar, sehingga kelangsungan pendidikan dapat terus berlangsung,
Sosialisasi merupakan hal penting yang harus dilaksanakan pihak sekolah
maksimal oleh siswa, pihak yang dianggap memiliki peranan penting untuk
mesosialisasikannya adalah para guru karena merekalah yang sering berinteraksi
dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Proses pemberian
bantuan dimulai dari: penyebaran surat kepada masing-masing orangtua siswa
untuk menginformasikan tentang adanya bantuan, kemudian memberi penjelasan
kepada para siswa di setiap kelas.
Sunarjo (Liliweri, 1991:42-43) mengatakan tentang sifat komunikasi antar
pribadi yaitu suatu teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan/
menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang
hendak dipengaruhi. Artinya memanfaatkan pengetahuan, pendapat, perasaan
serta kebiasaan seseorang dari mana pesan itu perlu disesuaikan agar dapat
diterima. Guru disadari merupakan seorang sosok yang dapat mempengaruhi para
siswanya, sehingga untuk mensosialisasikan bantuan operasional sekolah
diharapkan keterlibatan para dewan guru.
Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti hendak melakukan penelitian
terhadap sekolah yang menerima bantuan operasional sekolah untuk melihat
“bagaimana komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan bantuan
operasional sekolah kepada para siswanya di SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec.
Medan Amplas. Peneliti memilih sekolah tersebut dengan alasan karena sekolah
tersebut melalui para guru melaksanakan sosialiasi bantuan kepada siswa, selain
itu bersedia memberikan informasi/data berkenaan dengan penelitian ini.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk
mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada para siswa SD
Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas”.
I.3. Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih
khusus, maka perlu adanya pembatasan masalah, Adapun pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Sosialisasi disini sebagai batasannya adalah memberikan informasi kepada para
siswa, menyalurkan bantuan, memotivasi siswa untuk mempergunakan BOS pada
tahun ajaran 2007/2008.
2.Bantuan Operasional Sekolah yang dimaksud adalah subsidi uang sekolah,
pemberian buku pelajaran secara gratis, bebas biaya ujian.
3.Objek penelitiannya adalah para siswa di SD Advent di Kel. Timbang Deli, Kec.
Medan Amplas kelas III s/d VI.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimanakah peranan komunikasi antar pribadi guru untuk
mensosialisasikan program bantuan operasional sekolah .
2. Untuk mengetahui manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan
Bantuan Operasional Sekolah.
3. Untuk melihat manfaat/dampak dari program bantuan operasional sekolah yang
telah disosialisasikan tersebut kepada para siswa SD.
2. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan
sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya bidang ilmu komunikasi.
2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti terhadap penelitian.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah
dasar (SD) Advent Timbang Deli.
I.5. Kerangka Teori
I.5.1. Komunikasi
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia
perlu berkomunikasi. Secara etimologis istilah komunikasi berpangkal pada
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cangara, 2007: 18)
Menurut Harold D Laswell (Cangara, 2007: 19) mengungkapkan sebuah
defenisi singkat tentang komunikasi yaitu cara yang tepat untuk menerangkan
suatu tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan ”Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”.
Berdasarkan defenisi diatas dapat dikemukakan bahwa komunikasi
antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan
kepada orang lain dengan tujuan tertentu artinya komunikasi hanya bisa terjadi
kalau didukung oleh unsur-unsur atau disebut juga komponen atau elemen
komunikasi antara lain (Cangara, 2007: 24-28):
1.Sumber
Sumber adalah pengirim atau pembuat informasi atau komunikator. Dalam
komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga
dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
2. Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim
kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui
media melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasehat atau propaganda, sedangkan jenis pesan yang disampaikan
adalah: informational message (pesan yang mengandung informasi), instructional
message (pesan yang mengandung perintah) , motivational message (pesan yang
3. Media
Media disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima, media bisa bermacam-macam bentuknya dalam
komunikasi antar manusia pancaindra dianggap sebagai media komunikasi.
4. Penerima
Sering disebut sebagai komunikan yaitu pihak yang menjadi sasaran pesan
yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang (saya dengan
Anda), satu orang dengan banyak orang (guru dengan satu kelas siswa), bisa
dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh itu bisa berupa pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang.
6. Tanggapan balik
Umpan balik bisa berasal dari pesan dan media suatu komunikasi, umpan
balik disini terjadi jika ada gangguan saat komunikasi disampaikan.
Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain
(Widjaja, 1988: 62):
1. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh karenanya seorang
komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan
sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita
2. Memahami orang lain
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, agar gagasan dapat diterima orang
lain maka diperlukan pendekatan persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi
Berkomunikasi antarpribadi, atau singkatnya disebut berkomunikasi,
merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa
berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya.
Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia hanya dapat dipuaskan
lewat komunikasi dengan sesamanya (Supratiknya, 1995: 9).
Menurut Effendy (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya
komunikasi antar pribadi (penulis, pribadi) adalah komunikasi antara komunikator
dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam
hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis, berupa percakapan, arus balik bersifat langsung. Komunikator
mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi
dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip
atau negatip, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Dean C. Barnlund (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan pendapatnya tentang
komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua
orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat
Sedangkan menurut Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991:12) mengemukakan
bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Adapun ciri
komunikasi yang menggunkan saluran antar pribadi adalah sbb:
1. Arus pesan yang cenderung dua arah
2. Konteks komunikasinya tatap muka
3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas (terutama ”selective exposure”)
yang tinggi;
5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat;
6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.
Kemudian pelbagai sumber diatas dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar
pribadi mempunyai ciri-ciri sbb:
1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu,
contohnya adalah suatu pertemuan diantara dua orang di suatu tempat tanpa
adanya perencanaan sebelumnya
2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu, walaupun
ada komunikasi antar pribadi yang terjadi memiliki tujuan dan sudah
direncanakan sebelumnya namun kebanyakan aksi terjadinya komunikasi antar
pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan atau dirumuskan lebih
dahulu.
3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak
mempunyai identitas yang jelas, contoh pertemuan di suatu tempat diantara
4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang
tidak disengaja, yaitu suatu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang
disengaja atau yang tidak disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu
maupun yang tidak direncanakan
5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan,
komunikasi antar pribadi mempunyai ciri hubungan antara seorang komunikator
dengan komunikan dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima baik
menggunakan lambang-lambang pengganti informasi secara berganti-gantian.
6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan
dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan
7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan
hasil
8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna,
maksudnya adalah bahwa komunikasi antar pribadi menggunakan
lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna tertentu, sebagai contoh pada saat
seseorang bingung biasanya ditunjukkan dengan wajah yang berkerut, tangan
sering memukul-mukul dahi untuk mengingat suatu pesan tertentu.
Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28-29) juga
mengungkapkan ciri-ciri komunikasi antar pribadi:
1. Melibatkan perilaku melalui pesan verbal dan non verbal
2. Melibatkan pernyataan/ ungkapan yang spontan, scripted (suatu prilaku yang
dilakukan melalui proses belajar terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan),
contrived (suatu prilaku yang sebagian besar dilakukan atas pertimbangan
3. Bersifat diamis, bukan statis
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan
pesan yang harus berkaitan)
5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik, maksud intrinsik
adalah apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan kepentingan para
komunikator dan komunikan, sedangkan ekstrinsik adalah aturan yang diciptkan
untuk melindungi suatu tema pembicaraan akibat pengaruh ketiga atau pengaruh
situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar pribadi harus diperbaiki.
6. Meliputi kegiatan dan tindakan
7. Komunikasi antarpribadi melibatkan persuasi.
Peranan Komunikasi Antar Pribadi
Johnson (Supratiknya, 1995:9) mengungkapkan beberapa peranan
komunikasi antar pribadi dalam kehidupan manusia antara lain:
1. Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita,
karena kedua perkembangan tersebut sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi
dengan orang lain.
2. Identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang
lain maksudnya adalah ketika berkomunikasi dengan orang lain kita bisa
mengetahui diri kita sebenarnya.
3. Memahami realitas di sekeliling kita menguji kebenaran kesan-kesan dan
pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, yaitu pembandingan
4. Kesehatan mental yang sebagian besar ditentukan oleh kualitas komunikasi atau
hubungan kita dengan orang lain.
I.5.3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Bantuan operasional sekolah adalah salah satu program pemerintah untuk
peningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas
melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun. Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk membebaskan biaya
pendidikan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan
dasar yang lebih bermutu sampai tamat mengingat kemampuan daya beli
masyarakat yang menurun akibat adanya kenaikan harga BBM (Buku Petunjuk
Pelaksanaan: 2007: 4).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Buku Panduan BOS, 2007: 3) mengatakan bahwa:
”Setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut maka pemerintah
wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada
tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan yang
sederajat).
Salah satu indikator penuntasan program wajib Belajar Sembilan Tahun
diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK). Pada tahun 2005, APK tingkat
SMP sebesar 85,22 % dan pada akhir 2006 telah mencapai 88,68 %. Target
penuntasan Wajar sembilan tahun harus dicapai pada tahun 2008/2009
Selain masalah pencapaian target APK, permasalahan lain yang dihadapi
adalah masih rendahnya mutu pendidikan yang antara lain mencakup masalah
tenaga kependidikan, fasilitas, manajemen, proses pembelajaran dan prestasi
siswa.
Landasan Hukum
Pelaksanaan program BOS memiliki landasan hukum yang meliputi semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Buku Panduan BOS, 2007: 5)
antara lain:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang No. 17 tahun 1965 tentang Pembentukan Badan Pemeriksaan
Keuangan.
3. Undang-Undang No.8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 43 tahun 1999.
4. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
5. Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang Bendaharawan Wajib Memungut
Pajak Penghasilan.
6. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
7. Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
8. Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
9. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara.
11.Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
12.Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 1998.
13.Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan No. 56 tahun 1998
14.Peraturan Pemerintah No. 106 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas
pembantuan.
15.Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
16.Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2000, tentang Perubahan Tarif Bea
Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga nominal yang dikenakan Bea
Materai.
17.Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
18.Instruksi Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan
Buta Aksara.
19.Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri
Agama No. 1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000 tentang Pondok Pesantren
Salafiyah sebagai Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
20.Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 036/U/1995 tentang
21.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah.
22.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/ 2002 tentang Pedoman
Pendirian Sekolah.
23.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 tahun 2005 tentang Buku
Teks Pelajaran.
24. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No.
SE-02/PJ/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah oleh
Bendaharawan atau Penanggungjawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di
Masing-Masing Unit Penerima BOS.
Komponen Biaya Pendidikan:
Adapun yang menjadi komponen pendidikan yang dibiayai (Petunjuk
Pelaksanaan BOS, 2005:8) adalah sbb:
1.Uang formulir pendaftaran
2. Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan
3. Biaya peningkatan mutu guru
4. Biaya pemeliharaan
5. Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian
6. Honor guru dan tenaga kependidikan honorer
7. Kegiatan kesiswaan (remedial, pengayaan, ekstrakurikuler)
Melaui program BOS yang diberikan, warga sekolah diharapkan dapat lebih
mengembangakan sekolah dengan memperhatikan hal-hal seperti: adanya
manajemen sekolah, diberikan kepada siswa yang tidak mampu dengan
membebaskan segala pungutan/gratis, melaksanakan semua kegiatan secara lebih
profesional, transparan, mandiri, kerjasama dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pemerintah mengharapakan bantuan ini dapat dirasakan oleh masyarakat yang
benar-benar membutuhkan karenanya informasi yang jelas dibutuhkan dalam hal
pemanfaatan bantuan, pemerintah mengalokasikan sebagian dana dalam rangka
mensosialisasikan program tersebut. Kegiatan sosialisasi berbeda-beda di setiap
sekolah tergantung pada sekolah yang bersangkutan, sosialisai dapat disampaikan
pada saat guru mengajar maupun diluar jam pelajaran, dapat berupa diskusi,
pelatihan sampai forum group discussion (FGD) .
I.6. Kerangka Konsep
Menurut Kerlinger (Kriyantono, 2006:17) menyebut konsep adalah
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus atau dengan
kata lain konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek. Dalam
penelitian ini kerangka konsep yang akan diteliti yaitu:
1. Konsep teoritis yaitu komunikasi antarpribadi
2. Konsep operasional yaitu sosialisasi bantuan operasional sekolah
I.7. Model Teoritis
Kerangka konsep tersebut selanjutnya akan dibentuk menjadi satu model
teoritis sebagai berikut:
I.8. Operasional Konsep
Dalam penelitian ini akan diuraikan konsep indikator-indikator yang akan
diteliti yaitu:
Bagan 02
Operasional Konsep
Konsep Teoritis Konsep Operasional
Komunikasi Antar Pribadi
1. Pesan
*Jenis pesan
*Kejelasan isi pesan
* Tatanan intrinsik
*Arus pesan cenderung dua arah
*Keterkaitan pesan dengan masalah
*Frekuensi penyampaian
*Cara peyampaian
*Suasana penyampaian
2. Komunikasi non verbal
3. Kegiatan persuasi
Sosialisasi Bantuan Operasional
Sekolah
1. Pemahaman terhadap tujuan pesan
2.Memotivasi/mempengaruhi
3. Tindakan
* Pemanfaatan bantuan
I.9. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip dan
prosedur-prosedur dalam operasionalisasi atau mengukur perilaku-perilaku
komunikasi. Pengukuran merupakan proses mengubah konstruk ke dalam
seperangkat angka yang dapat dianalisis secara statistik (Buleang, 2004: 73).
Konsep defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Komunikasi Antar Pribadi, yang terdiri atas:
a. Pesan, adalah kata verbal tertulis maupun lisan, isyarat, gambar maupun
lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator dan dapat
dimengerti oleh komunikan (Purba, 2006: 42), konsep operasional pesan
menyangkut:
*Jenis pesan maksudnya adalah klasifikasi/jenis pesan apa saja yang disampaikan
*Kejelasan isi pesan, yaitu bagaimana kejelasan isi pesan yang disampaikan
* Tatanan intrinsik, yaitu sejauh mana pesan/ tema yang disampaikan sesuai
dengan kebutuhan siswa
*Arus pesan cenderung dua arah maksudnya adalah arah pesan dan umpan balik
yang disampaikan cenderung berbalas-balasan, berganti-gantian secara sinambung
*Keterkaitan pesan dengan masalah maksudnya adalah bagaimana keselarasan
pesan yang disampaikan dengan masalah
*Frekuensi penyampaian, yaitu melihat sejauh mana sosialisasi itu sering
dilakukan
*Cara penyampaian pesan yaitu bagaimana sistem penyampaian pesan
*Suasana penyampaian adalah suatu kondisi/situasi pada saat komunikator
2. Komunikasi non verbal, yaitu bagaimana komunikasi non verbal (bahasa tubuh,
raut wajah) yang dilakukan guru saat sosialisasi
3. Kegiatan persuasi, yaitu apa saja kegiatan persuasi yang dilakukan atau
bagaimana para guru memotivasi siswa
2. Sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang terdiri dari:
1. Pemahaman, yaitu sejauhmana pemahaman siswa terhadap tujuan pesan (BOS)
yang diberikan
2. Memotivasi/mempengaruhi, yaitu sejauhmana pesan tersebut dapat memotivasi/
mempengaruhi siswa SD
3.Tindakan menyangkut:
- Pemanfaatan, yaitu apakah BOS tersebut digunakan/dimanfaatkan dengan tepat
oleh siswa SD
- Memiliki dampak/ pengaruh, yaitu apakah BOS yang disosialisaikan memiliki
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi
II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam
kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya
diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk memenuhi hasrat
orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis
melalui lambang-lambang, isyarat, kemudian disususul dengan kemampuan untuk
memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu pembicaraan
tentang komunikasi sangat luas hampir tak ada batasnya, oleh karenanya batas-batas
yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disipln ilmu dapat
dipelajari.
Effendy (Liliweri, 1997: 6) menampilkan ruang lingkup ilmu publistik/ ilmu
komunikasi atas unsur-unsur: bentuk, sifat, metode, teknik, fungsi, tujuan, model,
lapangan dan sistem.
1. Bentuk Komunikasi
a. Personal Communication
1) Intrapersonal Communication
2) Interpersonal Communication
b Group Communication
1) Small Group Communication
1) lecture
2) Panel Discusion
3) Symposium
4) Brainstorming
2) Large Group communication/Public Speaking
c Mass Communication
1) Press
2) Televisi
3) Film
2. Sifat Komunikasi
a. Verbal
1) Oral
2) written
b. Nonverbal
1) Gestural
2) Pictorial
3. Teknik Komunikasi
a. Journalism
b. Public Relations
c. Advertising
d. Propaganda
4. Metode Komunikasi
a. Informative Communication
b. Persuasive Communication
c. Coersive/Instructive Communication
5. Fungsi Komunikasi
a. Mass Information
b. Mass Education
c. Mass Persuasion
d. Mass Entertainment
6. Tujuan Komunikasi
a. Social Change/Social Participation
b. Attitude Change
c. Opinion Change
d. Behavior Change
7. Model Komunikasi
a. One Step Flow Communication
b. Two Step Communication
c. Multi Step Communication
8. Bidang Komunikasi
a. Social Communication
b. Management/Organizational Communication
c. Bussiness Communication
d. Political Communication
e. Cultural Communication
g. International Communication
h. Developtment Communication
i. Environmental Communication
9. Sistem Komunikasi
a. Sosial Responsibility System
b. Authoritarian System
II.I.2. Pengertian Komunikasi
Komuniaksi merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna
atau perbuatan-perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang
kepada orang lainnya, atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau penyampaian
informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan. Jikalau ingin memaparkan
pengertian komunikasi ada begitu banyak defenisi yang diberikan oleh para ahli hal
ini disebabkan begitu banyak sarjana tertarik mempelajari komunikasi. Berikut ini
adalah beberapa pengertian komunikasi:
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Commucio yang artinya
membagi (Cangara, 2007:18).
Menurut Everett M. Rogers (Cangara, 2007: 20) seorang pakar Sosiolog
Pedesaan Amerika mengungkapkan defenisi komunikasi adalah suatu proses dimana
dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu
Menurut Carl I. Hovland (Purba, 2006: 29-30), seorang sarjana psikologi
menyebutkan ilmu komunikasi adalah:
”Suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas
tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap.”
Sedangkan mengenai komunikasi sendiri, dirumuskan sebagai proses dimana
seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya
lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain
(komunikate).
Jika ditinjau menurut tujuan penelitian dan keilmuan, komunikasi memiliki
pengertian yang berbeda-beda antara lain:
1. Komunikasi dalam organisasi
Menurut Edward Depari (Purba, 2006: 33) komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu
yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada
penerima pesan.
2. Management
Menurut James A.F. Stoner (Purba, 2006: 34), menyebutkan komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara
pemindahan pesan.
Sedangkan menurut William F. Glueck, komunikasi dibagi menjadi dua
bagian yaitu interpersonal comunication (proses pertukaran informasi serta
pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam kelompok kecil manusia)
dan organization communication (yaitu suatu proses komunikasi dimana pembicara
banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar
yang ada hubungannya).
3. Managing Organizational Behaviour
Menurut John R. Schemerhom (Purba, 2006: 34), komunikasi diartikan
sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang
berarti bagi kepentingan mereka.
Unsur-unsur komunikasi
Ketika seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan
tertentu unsur-unsur komunikasi seperti: sumber, pesan, media, penerima dan efek
telah tercakup didalamnya artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oeh
adanya sumber-sumber tersebut (Cangara, 2007: 22).
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen
yang mendukung terjadinya komunikasi antara lain:
Aristoteles ahli filsasafat kuno dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2007: 22),
menyebut bahwa proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukung yaitu:
siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.
Claude E. Shannon dan Waren Weaver (Cangara, 2007: 23) menyatakan
bahwa ada lima unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi yaitu: pengirim,
Unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan tersebut dapat dilukiskan dalam gambar
sbb:
Bagan 03
Unsur-Unsur Komunikasi
1. Sumber, sering disebut juga pengirim, komunikator atau source, sender atau
encoder. Secara umum semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri satu orang, kelompok,
organisasi maupun lembaga.
2. Pesan, adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan (spoken), isyarat
(gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh komunikan (Purba,
2006: 42-43). Suatu lambang verbal maupun nonverbal yang tidak dapat dimengerti
atau dipahami oleh orang lain tidak dapat dikatakan pesan, sebab lambang atau simbol
akan menjadi pesan apabila terdapat kesamaan makna terhadap pesan atau dengan
kata lain dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, baik komunikator maupun
komunikan.
3. Media, adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang
sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.
Media dapat dibedakan atas dua yaitu media cetak seperti: surat kabar, majalah, buku,
leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dsb. Sedangkan media media SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK
elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic
board, audio cassette dll.
4. Penerima/ Komunikan, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber, penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena jika
suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam
masalah yang sering menuntut perbuatan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh/ Efek, dapat terjadi ketika seseorang menerima pesan dapat berupa
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara, 2007: 27)
6. Tanggapan Balik, merupakan salah satu umpan balik atau pengaruh yang berasal
dari penerima, contohnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum
dikirim atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami
gangguan sebelum sampai ke tujuan.
II.2. Model Komunikasi
Model teori merupakan suatu bentuk paradigma berfikir yang mencerminkan
arah dari proses komunikasi yang sedang berlangsung, yang akan menunjukkan serta
menggambarkan sebuah kerangka kerja yang bermanfaat untuk menganalisis
fenomena komunikasi yang ada.
Fungsi model dalam sebuah ilmu dapat memberi fungsi antara lain
mengorganisasikan atau mengatur dan menghubungkan serta memperlihatkan
kesamaan diantara data yang ada namun tidak terlihat sebelumnya. Beberapa model
1. Model Dasar Komunikasi Satu Arah
Model ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses
komunikasi dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear) (Purba, 2006: 48-50).
Adapun model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah sbb:
1.1.Model Laswell
Model komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa (who), berkata apa
(says what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan
efek apa (with what effect) atau dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 04
Model Komunikasi Laswell
Bidang-bidang penelitian dalam model ini adalah adalah penelitian siapa yaitu
komunikator yang disebut control studies, berkata apa sebagai pesan yang menjadi
subjek analisis isi pesan atau informasi, melalui saluran apa disebut analisis media,
komunikan yakni analisis audience (penerima), dengan dampak apa (efek) adalah
analisis efek, pengaruh atau dampak.
Model ini dikemukakan Lasswel untuk konteks komunikasi massa,
komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Model komunikasi ini memiliki
keuntungan dan kerugian, keuntungannya yaitu dapat menghemat waktu dan dana,
komunikator terhindar dari pertanyaan-pertanyaan akibat kehilafan atau kesalahan
yang mungkin dilakukan sedangkan kerugiannya komunikator kehilangan kesempatan
untuk memperbaiki komunikasinya pada masa yang akan datang dan tidak
1.2. Model Bradolock
Model Bradolock adalah sebuah model linear yang menunjukkan arah garis
lurus atau tidak memiliki banyak perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya
menambahkan dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan
tindak komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan disampaikan dan
kedua apa tujuan komunikator menyampaikan pesan.
1.3. Model Sharon dan Waver
Model ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of Communication
yaitu model yang memiliki dasar komunikasi linear atau satu arah dengan
elemen-elemen dasarnya sumber informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan
tujuan. Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise
(gangguan) dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil pengalamannya bekerja
pada sebuah perusahaan telekomunikasi.
2. Model Dasar Komunikasi Dua Arah
2.1. Model Melvin De Fleur
Model teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan tentang pemberian
makna pada setiap yang transmisikan dalam proses komunikasi massa. DeFleur
mencoba menguplikasikan dalam sebuah kajian bahwa ’makna’ dari sumber
informasi diubah menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah
lagi menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai kepada penerima
akan diterima menjadi sebuah pesan yang kemudian diubah lagi menjadi ’makna’.
Penekanan ’makna’ yang sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan
2.2. Model Osgood & Schramm
Model ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang bersifat mekanistik
dengan mengembangkan teori tentang makna dan proses psikolinguistik secara umum
dan menjadikan sumber, transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah.
Model ini mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa
komunikasi yang berlangsung untuk menyampaikan pengalaman yang sama-sama
dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak baik sumber maupun penerima.
II.3. Fungsi Komunikasi
William I. Gorden (Mulyana, 2005: 5-30) mengemukakan ada empat fungsi
komunikasi yang saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat
suatu fungsi yang dominan. Keempat fungsi tersebut antara lain:
1. Komunikasi Sosial, maksudnya adalah bahwa fungsi komunikasi itu penting untuk
membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara
keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Komunikasi Ekspresif, jika dikaitan dengan komunikasi sosial adalah bahwa
komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok.
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun
dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
pesan-pesan non verbal seperti: perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih, takut, prihatin, marah dan benci.
3. Komunikasi Ritual, jika dikaitkan dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi
ritual biasanya dilakukan secara kolektif contohnya seperti upacara-upacara yang
sering dilakukan oleh para komunitas sepanjang tahun bahkan sepanjang hidup.
4. Komunikasi instrumental, fungsi dari komunikasi dalam hal ini adalah untuk
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur atau
dengan kata lain fungsi komunikasi disini adalah untuk membujuk (bersifat persuasif)
yang memiliki pengertian pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai
bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui.
Fungis-fungsi komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu
sendiri, adapun fungsi komunikasi antar pribadi (Cangara, 2007: 61) antara lain:
berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan
mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
II.4. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang
yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Vito (Liliweri,1991: 12)
mengungkapakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman
pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan
efek dan umpan balik yang langsung.
Effendi (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya
komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis, berupa
percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator
mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip atau negatip, berhasil atau tidak.
Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya.
Sedangkan menurut Roger dan Depari (Liliweri, 1991: 12) komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap
muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa
interpersonal communucation (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi tatap
muka antara dua atau lebih orang.
Menurut Barnlund (Liliweri, 1991:12-13) ada beberapa ciri yang bisa
diberikan untuk mengenal komunikasi antar pribadi yaitu :
1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan
2. Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur
3. Terjadi secara kebetulan
4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu
5. Identitas keanggotaanya kadang-kadang kurang jelas
6. Bisa terjadi hanya sambil lalu saja.
Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991: 13) ada beberapa ciri
komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah :
1. Arus pesan yang cenderung dua arah
2. Konteks komunikasinya tatap muka
4.Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selective exposure”) yang
tinggi
5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat
6. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap
Dari berbagai sumber penulis dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi
mempunyai ciri-ciri :
1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu contoh
pertemuan dirumah makan
2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. Kebanyakan
aksi terjadi komunikasi antar pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan
atau dirumuskan terlebih dahulu walaupun beberapa komunikasi anatar pribadi terjadi
telah dijanjikan sebagai contoh pertemuan yang terjadi di rumah makan sebagaimana
di lukiskan tersebut, perkenalan dalam bis, pertemuan di ruang perpustakaan
kemudian merencanakan belajar bersama di rumah teman, saling mengajak bermain
kartu sesudah sholat magrib.
3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak
mempunyai identitas yang jelas, yaitu peristiwa komunikasinya terjadi secara
kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas sebagai contoh adalah
pertemuan yang terjadi di suatu tempat untuk pertama kali, biasanya orang yang
bersangkutan mengenal satu sama lain.
4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak
disengaja, yaitu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang tidak disengaja
atau yang disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu maupun yang
Dalam suatu percakapan anda bermaksud mengetahui keadaan orangtua
mahasiswa. Obrolan dimulai dengan menanyakan nama ayah dan ibu, pekerjaan
sekarang. Mungkin anda ingin mengetahui keadaan kehidupan orangtua si mahasiswa
lalu andapun bertanya apakah kedua orangtuamu, ayah dan ibu sehat-sehat sampai
sekarang? Dalam hati keinginan anda hanya menghendaki jika orangtunya sehat
walafiat. Namun tidak terduga anda memperoleh jawaban dari sang mahasiswa :
ayah saya kini sudah di-phk-kan perusahaan dan tidak tidak mempunyai pekerjaan
lagi, kemudian gara-gara itu bercerai dengan ibuku sehingga ibuku akhirnya menikah
lagi dengan seorang penjudi yang sama sekali tidak aku sukai.
Komunikasi antar pribadi terkadang mengakibatkan suatu reaksi yang tidak
direncanakan terlebih dahulu, dan keadaan inipun sebenarnya tidak dikehendaki.
5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan. Komunikasi
antar pribadi mempunyai hubungan antara seorang komunikator dengan komunikan
dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima informasi secara
berganti-gantian. Suasana dialogispun terjadi sehingga tidak lagi diketahui siapa sebenarnya
komunikator dan siapa yang menjadi komunikan karena pembicaraan keduanya
bergantian bergilir terus menerus.
6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua
orang dengan suasana yang bebas, adanya keterpengaruhan. Setiap orang lebih suka
berkomunikasi dengan orang lain dan berusaha supaya lebih dekat dengan
pasangannya. Faktor kedekatan itu biasanya terutama menyatakan hubungan mereka.
Dengan kedekatan tersebut maka akan melahirkan suatu kebebasan untuk menyatakan
pendapatnya dalam percakapan di antara mereka. Setelah bebas maka berbagai
Dalam suasana yang lebih bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis
antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi, maka kebebaasan
menyatakan pikiran, perasaan perilaku (berbicara sambil berpelukan, berpegangan
tangan), semuanya dalam berbagai variasi dapat dilakukan.
7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan
hasil. Suatu komunikasi antar pribadi dinyatakan sukses kalau membawa hasil.
Komunikasi antar pribadi itu selain melibatkan dua orang dalam keadaan bebas dan
saling mempengaruhi, saling bercakap-cakap berbalasan, membuahkan hasil
disengaja dan tidak disengaja dan didorong oleh banyak faktor pendorong, maka
hasil-hasil komunikasi harus nyata merubah cara pandang/wawasan, perasaan,
maupun perilaku yang nyata. Hasil komunikasi ini menentukan sukses tidaknya
komunikasi yang telah dilaksanakan.
8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna. Komunikasi
antar pribadi menggunakan lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna
tertentu contoh pada saat seseorang bingung biasanya wajah kelihatan berkerut tangan
sering memukul-mukul dahi.
II.4.1. Pesan
Reardon (Liliweri, 1991: 20) menyampaikan bahwa pesan mempunyai
kekuatan bermakna dan mengandung nilai informatif. Pemahaman terhadap pesan
dipengaruhi pula oleh faktor denotatif dan konotatif suatu kata dalam pesan.
Menyampaikan Pesan
Pesan terdiri atas sekumpulan lambang-lambang. Lambang-lambang itu
merupakan kata-kata verbal, gerakan anggota tubuh, pelbagai bunyi, dan bau yang
disebut non verbal. Lambang-lambang itu diucapkan, diperagakan sehingga
terhadap pikirannya, pendapatnya, perasaanya, sikapnya terhadap suatu objek, orang
lain kejadian yang ditunjukkannya.
Suatu pesan harus dipersiapkan dalam arti jika hendak ditulis atau diucapkan
harus benar-benar disusun dengan memperhatikan beberapa faktor penting. Effendy
(Liliweri, 1991: 20) mengemukakan bahwa kita sangat memerlukan suatu strategi dan
perencanaan komunikasi untuk mengidentifikasi isi pesan. Jenis pesan yang
disampaikan ini bisa merupakan informational message (pesan yang mengandung
informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah), motivational
message (pesan yang berusaha mendorong).
Nimmo (Liliweri, 1991:20) mengemukakan dalam komunikasi antar pribadi
pesan merupakan unsur primer. Pembicaraan, percakapan merupakan bentuk
komunikasi antar pribadi yang tidak bermedia. Hal ini harus mengandung
unsur-unsur seperti :
1. Lambang
2. Hal yang dilambangkan (rujukan)
3. Intrepretasi yang menciptakan lambang bermakna.
Lambang merupakan cara lain untuk menyatakan suatu pesan, rujukan
menunjukkan sesuatu objek, peristiwa, benda : interpretasi ialah pikiran yang aktip
dari seseorang untuk melihat kedudukan lambang/pesan dan hal yang diwakili oleh
pesan.
Setiap manusia dalam komunikasi antar pribadi satu terhadap yang lainnya
berhak menginterprestasi rujukan dengan pikiran-pikiran.
Dalam kehidupan menusia ada begitu banyak pesan yang diwakilkan dalam
lambang kata-kata, gerakan anggota badan, pelbagai bunyi bunyi dan bau-bauan yang
Memberi Makna Informasi dan Pemahaman
Fungsi pesan sebagai stimulus atau rangsangan untuk direspon oleh pasangan
bicara dalam komunikasi antar pribadi. Pesan yang disusun merupakan wakil yang
melambangkan suatu objek peristiwa, kejadian, atau tentang sesuatu hal. Susunan
pesan umumnya harus berdasarkan data atau informasi. Menurut Keraf (Liliweri,
1991 : 2) sebenarnya yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan
keterangan. Apapun namanya, keduanya merupakan pesan yang umumnya dalam
komunikasi antar pribadi berfungsi terutama untuk menghasilkan suatu kebersamaan
dalam makna.
Memahami Makna Secara Denotatip dan Konotatip
Salah satu rintangan terbesar dalam pertukaran informasi komunikasi antar
pribadi adalah betapa sering pihak penerima menafsirkan arti suatu pesan dengan arti
yang lain yang sama sekali tidak dimaksudkan komunikator. Jadi mereka
memaksudkan sesuatu yang lain daripada yang dimaksudkannya.
II.4.2. Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi
Konsep komunikasi antarpribadi sangat ditentukan oleh cara kita
memperhatikan perilaku komunikasi antarpribadi. Misalnya apakah komunikasi
antarpribadi yang kita amati melibatkan mereka yang secara pribadi sudah saling
mengenal atau berlangsung diantara mereka yang berkomunikasi karena berbasa-basi
belaka.
Menurut Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28)