• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU

UNTUK MENSOSIALISASIKAN

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)

D I S U S U N OLEH:

MINAR KARTIKA PANJAITAN 060922043

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI (EKSTENSION)

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JL. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Minar Kartika Panjaitan

NIM : 060922043

PEMBIMBING : Dra. Dayana, M.Si

NO TGL PERTEMUAN

PEMBAHASAN PARAF PEMBIMBING

01 18 April 2008 Bimbingan Bab I

02 26 April 2008 Perbaikan Bab I 03 02 Mei 2008 Penyerahan Bab I

04 09 Mei 2008 Bimbingan I Pembuatan Kuesioner

05 16 Mei 2008 ACC Kuesioner

06 30 Mei Bimbingan Bab II

07 05 Juni 2008 Bimbingan Bab III

08 19 Juni 2008 Bimbingan Bab IV

09 24 Juni 2008 Bimbingan Bab IV

10 30 Juni 2008 Bimbingan Bab IV

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Minar Kartika Panjaitan

NIM : 060922043

Jurusan : Ilmu Komunikasi Program Ekstension Judul : Peran Komunikasi Antar Pribadi

(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)

Medan, Julii 2008

Pembimbing Ketua Departement

Dra. Dayana, Msi Drs. Amir Purba, MA

NIP : 131 676 480 NIP : 131 654 104

Dekan

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Program Ekstension

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik Univeritas Sumatera Utara

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Panitia Penguji

(5)

KATA PENGANTAR

Sgala puji, hormat serta syukur kehadirat Allah Bapa pencipta, pemelihara hidup penulis yang telah menopang, mengajari serta memberkati selama penulisan skiripsi ini. Suatu anugrah dan kesempatan yang berharga jika penulis dapat mengecap ilmu bahkan menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Departement Ilmu Komunikasi Ekstension.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini adalah karena adanya motivasi, masukan serta kritikan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan trima kasih kepada kedua orang tua Bapak Bikner Panjaitan, SE dan Mamak Remes Manik yang telah mendukung penulis baik secara moril dan materil. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk saudara-saudaraku, untuk Kakak Relis Panjaitan, SS dan Mei Helen Panjaitan STP yang telah membantu dalam membagikan kuesioner untuk adik-adikku Maruli Panjaitan, Nursuzanna Panjaitan, Amd, Tiurma Panjaitan dan untuk Gustina Panjaitan yang sering mengingatkan penulis dengan pertanyaan kapan penulis akan wisuda.

Penghargaan yang tak ternilai penulis sampaikan kepada: 1. Bpk. Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fisip USU

2. Bpk. Drs. Amir Purba, MA , selaku Ketua Departement Ilmu Komunikasi

(6)

ii 4. Ibu D. Sinaga, Spd, selaku Kepala Sekolah SD. Advent dan juga Bpk. Tagor Panjaitan, Spd, selaku wakil kepala sekolah serta para guru yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah SD. Advent, trima kasih untuk informasi, data dan waktu yang diberikan untuk membagikan kuesioner kepada para murid.

5. Yayasan Tanggul Bencana Indonesia yang telah memberikan waktu ijin sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

6. Teman-temanku di kelompok tumbuh bersama: Kak Iin, Cory, Aswindo, Jerry, Bang Abed dan juga Ria, trima kasih untuk dukungan doa dan semangatnya.

7. Teman-temanku sepelayanan di PAK-MDN, Tim MBA, trima kasih telah menjadi tempat untuk bercerita dan tertawa. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk temanku Jobit Sibarani yang menjadi tempat penulis bertanya jika bingung metode penelitian.

8. Teman-temanku di Ilmu Komunikasi Ekstension Stambuk 2006 buat Rotua, Rut, Mona, Bang Bobby, Bang Barmin, Dian, Alin, Hotma, Herda. Trima kasih untuk tempat berbagi cerita, informasi tentang kuliah, masukan, saran dan waktu kumpul bersama untuk tertawa dan usilin orang lain.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi dan masih jauh dari sempurna penulisan skripsi ini.

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...i

ABSTRAKSI...………...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR BAGAN...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1. Latar Belakang Masalah...1

I.2. Perumusan Masalah...7

I.3. Pembatasan Masalah...7

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian...8

I.5. Kerangka Teori...8

I.5.1. Komunikasi...8

I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi...11

I.5.3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)...15

I.6. Kerangka Konsep...19

I.7. Model Teoritis...19

I.8. Operasional Konsep...20

(8)

v BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi...23

II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi...23

II.2.2. Pengertian Komunikasi...26

II.2. Model Komunikasi...30

II.3. Fungsi Komunikasi...33

II.4. Komunikasi Antar Pribadi (KAP)...34

II.4.1. Pesan...38

II.4.2. Sifat-Sifat Komunikasi Antar Pribadi...40

II.5. Komunikasi Persuasif...44

II.6. Sosialisasi...45

II.7. Bantuan Operasional Sekolah...49

II.8. Peranan KAP Untuk Mensosialisasikan BOS...51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...54

III.1. Deskripsi SD. Advent...54

III.1.1. Sejarah Berdiri...54

III.1.2. Struktur Sekolah...56

III.1.3. Materi Pelajaran dan Kurikulum...57

III.1.4. Fasilitas Sekolah...58

(9)

III.2. Metodologi Penelitian...61

III.3. Populasi dan Sampel...61

III.3.1. Populasi...61

III.3.2. Sampel...62

III.3.3. Teknik Penarikan Sampel...64

III.3.4. Teknik Pengumpulan Data...64

III.3.5. Teknik Analisa Data...65

BAB IV ANALISA DATA...67

IV.1. Pelaksanaan dan Pengumpulan Data...67

IV.1.1. Tahap Awal...67

IV.1.2. Pengumpulan Data...67

IV.2. Analisa Tabel Tunggal...68

IV.3. Analisa Tabel Silang...84

IV.4. Pembahasan...88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...91

V.1. Kesimpulan...91

V.2. Saran...92

(10)

x DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Pra Penelitian 2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 4. Kuesioner

5. Fotran Cobol

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

01. Jumlah Siswa……….4

02. Jumlah Siwa Berdasarkan Jenis Kelamin………..64

03. Golongan Usia...65

04. Populasi...67

05. Jumlah Sample...68

06. Jenis Kelamin...74

07. Informasi Adanya BOS...75

08. Penerimaan BOS...76

09. Jenis Pesan Yang Disampaikan...77

10. Kejelasan Isi Pesan...78

11. Tatanan Intrinsik...79

12. Arus Pesan cenderung Dua Arah...79

13. Keterkaitan Pesan Dengan Masalah...80

14. Frekwensi Penyampaian...81

15. Cara Penyampaian Pesan...82

16. Suasana Penyampaian Pesan...83

17. Komunikasi Non Verbal...84

18. Kegiatan Persuasi...85

19. Pemahaman Terhadap Tujuan BOS...86

(12)

viii

21. Pemanfaatan...88

22. Pemeliharaan...88

23. Dampak/ Pengaruh BOS...89

24. Hubungan Jenis Pesan Yang Disampaikan...90

Dengan Pemahaman Tujuan 25. Hubungan Jenis Pesan Yang Disampaikan...91

(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

01.Model Teoritis………..19

02.Operasional Konsep………. 20

03.Unsur-unsur Komunikasi………..34

04.Model Komunikasi Laswell..………36

(14)

BIODATA PENULIS

Nama : Minar Kartika Panjaitan Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : P. Siantar, 07 Maret 1981 Orangtua

-Ayah : Bikner Panjaitan, SE

-Ibu : Remes Manik

Pekerjaan Orangtua : Wiraswasta (Ayah), Guru (Ibu)

Anak ke : 3

Jumlah Saudara : 6 orang

Alamat : Jl. Damai No. 3 Medan Amplas Medan 20148 Telepon/ HP : 061-7867320/ 081376425751

Email : kartikapanj@yahoo.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. SD. Inpres No. 060939 Jl. Turi Medan Amplas (1988-1993) 2. SMP Santa Maria Medan (1993-1996)

3. SMK Pariwisata YAPIM Medan (1996-1999)

4. D3 Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra USU Medan (2000-2003) 5. S1 Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstension, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(15)

PENGALAMAN BEKERJA

(16)

iii ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)” dengan perumusan masalah bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan dan manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan bantuan serta dampak apa yang dihasilkan dari program yang telah disosialisasi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data secara kuantitatif yaitu bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 siswa dari kelas III s/d VI dengan teknik purposive sampling dalam menarik sample. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang menjadi responden.

Analisa data yang dipakai adalah analisa tabel tunggal dan tabel silang yaitu dengan mengaitkan analisa konsep teoritis dengan konsep operasional.

(17)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)” dengan perumusan masalah bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan dan manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan bantuan serta dampak apa yang dihasilkan dari program yang telah disosialisasi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data secara kuantitatif yaitu bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 siswa dari kelas III s/d VI dengan teknik purposive sampling dalam menarik sample. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang menjadi responden.

Analisa data yang dipakai adalah analisa tabel tunggal dan tabel silang yaitu dengan mengaitkan analisa konsep teoritis dengan konsep operasional.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Wajib belajar sembilan tahun yang dicetuskan oleh pemerintah merupakan

salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengentaskan buta

huruf yang telah dilaksanakan sejak pemerintahan Orde Baru, kemudian

pemerintah mengeluarkan lagi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal lima, ayat satu menyatakan bahwa “Setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan

pasal 11, ayat satu menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya

pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada tahun 2005 pemerintah

merelokasikan subsidi dana ke bidang pendidikan dan salah satunya adalah

program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan yaitu

untuk ”Membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan

meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan

dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar

sembilan tahun.” (http://www.smeru.or.id), bantuan tersebut diberikan kepada

sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun

swasta yang memiliki siswa yang dikategorikan tidak mampu untuk membiayai

(19)

Salah satu alasan dilaksanakannya program tersebut adalah karena

rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok kecil yaitu tingginya

biaya pendidikan baik biaya langsung (iuran uang sekolah, buku, seragam, alat

tulis) maupun tidak langsung (biaya transportasi, kursus, uang saku).

Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan, berhak dipergunakan oleh

pihak sekolah sesuai dengan batasannya atau petunjuk pelaksanaan, adapun

bantuan dana yang diberikan dapat dialokasikan untuk hal-hal seperti (Buku

Panduan BOS, 2007: 18-19):

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya

pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran

ulang;

2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di

perpustakaan;

3.Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan

praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan

teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah;

4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan,

olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan

sejenisnya;

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil

belajar siswa;

6. Pengembangan profesi guru: pelatihan, Kelompok Kerja Guru (KKG) atau

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah

(20)

7. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan

pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya;

8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk

pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah;

9.Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang

tidak dibiayai pemerintah dan/ atau pemerintah daerah; Tambahan insentif bagi

kesejahteraan guru PNS ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah;

10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin;

11. Khusus untuk pesantren salafiyah dan sekolah agama non-Islam, dana BOS

dapat digunakan untuk biaya asrama/ pondokan dan membeli peralatan ibadah;

12. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat dan

penyusunan laporan;

13. Bila seluruh komponen di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan

masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk

membeli alat peraga, media pembelajaran, dan mebeler sekolah;

Sekolah yang berhak mendapatkan bantuan operasional sekolah telah

ditetapkan aturan oleh pemerintah antara lain (Petunjuk Pelaksanaan BOS, 2005:

7-9):

1. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih kecil

dari BOS harus membebaskan siswa dari semua bentuk pungutan/ sumbangan/

iuran yang digunakan untuk membiayai pengeluaran yang dapat dibiayai dari dana

BOS. Sekolah juga diminta untuk membantu siswa kurang mampu yang

(21)

2. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih besar

dari BOS tetap dapat memungut biaya tambahan, tetapi harus membebaskan iuran

sekolah bagi siswa miskin, apabila di sekolah tersebut ada siswa miskin. Bila

masih ada sisa dana BOS, setelah digunakan untuk mensubsidi siswa miskin,

maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk mensubsidi siswa yang lain.

Apabila di sekolah tersebut tidak ada siswa miskin, dana BOS dapat digunakan

untuk mensubsidi semua siswa sehingga iuran siswa akan berkurang. Dalam Buku

Petunjuk 2006 disebutkan bahwa sekolah yang menolak BOS juga harus

membebaskan iuran bagi siswa miskin, tetapi aturan ini tidak ada dalam Petunjuk

Pelaksanaan 2005.

SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas adalah salah satu

sekolah yang menerima program bantuan tersebut, tercatat bahwa ada 345 siswa

yang mendapatkan bantuan sekolah, sesuai dengan tingkat kelas, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat melalui tabel sbb:

Tabel 01

Jumlah Siswa

No Kelas Jumlah Siswa

1 I A & B 64 orang

2 II A & B 50 orang

3 III 60 orang

4 IV 57 orang

5 V 55 orang

6 VI A & B 59 orang

(22)

Bantuan yang diberikan kepada siswa SD Advent Timbang Deli ini adalah

bantuan uang sekolah, buku pelajaran gratis dan juga bebas uang ujian. Waktu

pemberiannya disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan siswa, misalnya untuk

uang sekolah diberikan setiap bulan dengan langsung mensubsidi uang sekolah

setiap siswa, sementara untuk pemberian buku pelajaran diberikan setiap tahun

ajaran baru.

Jumlah guru yang mengajar pada sekolah tersebut adalah sebanyak delapan

orang guru kelas, satu orang guru bidang studi..

Pemerintah mengharapkan bantuan yang diberikan tersebut dapat membantu

siswa untuk melanjutkan pendidikannya sehingga tujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dapat terwujud namun disadari bahwa tidak sedikit bantuan

yang disalurkan tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal sebagai contoh

adalah masih ada siswa yang tidak menghargai buku-buku pelajaran yang

diberikan secara gratis, kurang berdampak terhadap meningkatnya motivasi siswa

untuk belajar, kondisi ini juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD. Advent Ibu

D. Sinaga Spd dimana penelitian akan dilaksanakan.

Pemerintah menghimbau kepada sekolah-sekolah yang menerima bantuan

tersebut dapat menyalurkannya dengan tepat sasaran yaitu kepada siswa yang

membutuhkan dan yang paling penting adalah para siswa mengetahui informasi,

mengerti tujuan serta memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah

tersebut dengan benar, sehingga kelangsungan pendidikan dapat terus berlangsung,

Sosialisasi merupakan hal penting yang harus dilaksanakan pihak sekolah

(23)

maksimal oleh siswa, pihak yang dianggap memiliki peranan penting untuk

mesosialisasikannya adalah para guru karena merekalah yang sering berinteraksi

dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Proses pemberian

bantuan dimulai dari: penyebaran surat kepada masing-masing orangtua siswa

untuk menginformasikan tentang adanya bantuan, kemudian memberi penjelasan

kepada para siswa di setiap kelas.

Sunarjo (Liliweri, 1991:42-43) mengatakan tentang sifat komunikasi antar

pribadi yaitu suatu teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan/

menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang

hendak dipengaruhi. Artinya memanfaatkan pengetahuan, pendapat, perasaan

serta kebiasaan seseorang dari mana pesan itu perlu disesuaikan agar dapat

diterima. Guru disadari merupakan seorang sosok yang dapat mempengaruhi para

siswanya, sehingga untuk mensosialisasikan bantuan operasional sekolah

diharapkan keterlibatan para dewan guru.

Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti hendak melakukan penelitian

terhadap sekolah yang menerima bantuan operasional sekolah untuk melihat

“bagaimana komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan bantuan

operasional sekolah kepada para siswanya di SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec.

Medan Amplas. Peneliti memilih sekolah tersebut dengan alasan karena sekolah

tersebut melalui para guru melaksanakan sosialiasi bantuan kepada siswa, selain

itu bersedia memberikan informasi/data berkenaan dengan penelitian ini.

(24)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk

mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada para siswa SD

Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas”.

I.3. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih

khusus, maka perlu adanya pembatasan masalah, Adapun pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Sosialisasi disini sebagai batasannya adalah memberikan informasi kepada para

siswa, menyalurkan bantuan, memotivasi siswa untuk mempergunakan BOS pada

tahun ajaran 2007/2008.

2.Bantuan Operasional Sekolah yang dimaksud adalah subsidi uang sekolah,

pemberian buku pelajaran secara gratis, bebas biaya ujian.

3.Objek penelitiannya adalah para siswa di SD Advent di Kel. Timbang Deli, Kec.

Medan Amplas kelas III s/d VI.

(25)

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimanakah peranan komunikasi antar pribadi guru untuk

mensosialisasikan program bantuan operasional sekolah .

2. Untuk mengetahui manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan

Bantuan Operasional Sekolah.

3. Untuk melihat manfaat/dampak dari program bantuan operasional sekolah yang

telah disosialisasikan tersebut kepada para siswa SD.

2. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan

sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya bidang ilmu komunikasi.

2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti terhadap penelitian.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah

dasar (SD) Advent Timbang Deli.

I.5. Kerangka Teori

I.5.1. Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia

perlu berkomunikasi. Secara etimologis istilah komunikasi berpangkal pada

(26)

kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata

dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cangara, 2007: 18)

Menurut Harold D Laswell (Cangara, 2007: 19) mengungkapkan sebuah

defenisi singkat tentang komunikasi yaitu cara yang tepat untuk menerangkan

suatu tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan ”Siapa yang

menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa

pengaruhnya”.

Berdasarkan defenisi diatas dapat dikemukakan bahwa komunikasi

antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan

kepada orang lain dengan tujuan tertentu artinya komunikasi hanya bisa terjadi

kalau didukung oleh unsur-unsur atau disebut juga komponen atau elemen

komunikasi antara lain (Cangara, 2007: 24-28):

1.Sumber

Sumber adalah pengirim atau pembuat informasi atau komunikator. Dalam

komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga

dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.

2. Pesan

Yang dimaksud dengan pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim

kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui

media melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,

informasi, nasehat atau propaganda, sedangkan jenis pesan yang disampaikan

adalah: informational message (pesan yang mengandung informasi), instructional

message (pesan yang mengandung perintah) , motivational message (pesan yang

(27)

3. Media

Media disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari

sumber kepada penerima, media bisa bermacam-macam bentuknya dalam

komunikasi antar manusia pancaindra dianggap sebagai media komunikasi.

4. Penerima

Sering disebut sebagai komunikan yaitu pihak yang menjadi sasaran pesan

yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang (saya dengan

Anda), satu orang dengan banyak orang (guru dengan satu kelas siswa), bisa

dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

Pengaruh itu bisa berupa pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku

seseorang.

6. Tanggapan balik

Umpan balik bisa berasal dari pesan dan media suatu komunikasi, umpan

balik disini terjadi jika ada gangguan saat komunikasi disampaikan.

Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain

(Widjaja, 1988: 62):

1. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh karenanya seorang

komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan

sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita

(28)

2. Memahami orang lain

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, agar gagasan dapat diterima orang

lain maka diperlukan pendekatan persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi

Berkomunikasi antarpribadi, atau singkatnya disebut berkomunikasi,

merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa

berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya.

Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia hanya dapat dipuaskan

lewat komunikasi dengan sesamanya (Supratiknya, 1995: 9).

Menurut Effendy (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya

komunikasi antar pribadi (penulis, pribadi) adalah komunikasi antara komunikator

dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam

hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang, karena sifatnya yang

dialogis, berupa percakapan, arus balik bersifat langsung. Komunikator

mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi

dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip

atau negatip, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada

komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Dean C. Barnlund (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan pendapatnya tentang

komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua

orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat

(29)

Sedangkan menurut Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991:12) mengemukakan

bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang

terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Adapun ciri

komunikasi yang menggunkan saluran antar pribadi adalah sbb:

1. Arus pesan yang cenderung dua arah

2. Konteks komunikasinya tatap muka

3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas (terutama ”selective exposure”)

yang tinggi;

5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat;

6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.

Kemudian pelbagai sumber diatas dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar

pribadi mempunyai ciri-ciri sbb:

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu,

contohnya adalah suatu pertemuan diantara dua orang di suatu tempat tanpa

adanya perencanaan sebelumnya

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu, walaupun

ada komunikasi antar pribadi yang terjadi memiliki tujuan dan sudah

direncanakan sebelumnya namun kebanyakan aksi terjadinya komunikasi antar

pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan atau dirumuskan lebih

dahulu.

3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak

mempunyai identitas yang jelas, contoh pertemuan di suatu tempat diantara

(30)

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang

tidak disengaja, yaitu suatu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang

disengaja atau yang tidak disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu

maupun yang tidak direncanakan

5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan,

komunikasi antar pribadi mempunyai ciri hubungan antara seorang komunikator

dengan komunikan dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima baik

menggunakan lambang-lambang pengganti informasi secara berganti-gantian.

6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan

dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan

7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan

hasil

8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna,

maksudnya adalah bahwa komunikasi antar pribadi menggunakan

lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna tertentu, sebagai contoh pada saat

seseorang bingung biasanya ditunjukkan dengan wajah yang berkerut, tangan

sering memukul-mukul dahi untuk mengingat suatu pesan tertentu.

Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28-29) juga

mengungkapkan ciri-ciri komunikasi antar pribadi:

1. Melibatkan perilaku melalui pesan verbal dan non verbal

2. Melibatkan pernyataan/ ungkapan yang spontan, scripted (suatu prilaku yang

dilakukan melalui proses belajar terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan),

contrived (suatu prilaku yang sebagian besar dilakukan atas pertimbangan

(31)

3. Bersifat diamis, bukan statis

4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan

pesan yang harus berkaitan)

5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik, maksud intrinsik

adalah apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan kepentingan para

komunikator dan komunikan, sedangkan ekstrinsik adalah aturan yang diciptkan

untuk melindungi suatu tema pembicaraan akibat pengaruh ketiga atau pengaruh

situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar pribadi harus diperbaiki.

6. Meliputi kegiatan dan tindakan

7. Komunikasi antarpribadi melibatkan persuasi.

Peranan Komunikasi Antar Pribadi

Johnson (Supratiknya, 1995:9) mengungkapkan beberapa peranan

komunikasi antar pribadi dalam kehidupan manusia antara lain:

1. Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita,

karena kedua perkembangan tersebut sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi

dengan orang lain.

2. Identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang

lain maksudnya adalah ketika berkomunikasi dengan orang lain kita bisa

mengetahui diri kita sebenarnya.

3. Memahami realitas di sekeliling kita menguji kebenaran kesan-kesan dan

pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, yaitu pembandingan

(32)

4. Kesehatan mental yang sebagian besar ditentukan oleh kualitas komunikasi atau

hubungan kita dengan orang lain.

I.5.3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Bantuan operasional sekolah adalah salah satu program pemerintah untuk

peningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas

melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun. Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk membebaskan biaya

pendidikan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan

dasar yang lebih bermutu sampai tamat mengingat kemampuan daya beli

masyarakat yang menurun akibat adanya kenaikan harga BBM (Buku Petunjuk

Pelaksanaan: 2007: 4).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Buku Panduan BOS, 2007: 3) mengatakan bahwa:

”Setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan

dasar. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut maka pemerintah

wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada

tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan yang

sederajat).

Salah satu indikator penuntasan program wajib Belajar Sembilan Tahun

diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK). Pada tahun 2005, APK tingkat

SMP sebesar 85,22 % dan pada akhir 2006 telah mencapai 88,68 %. Target

penuntasan Wajar sembilan tahun harus dicapai pada tahun 2008/2009

(33)

Selain masalah pencapaian target APK, permasalahan lain yang dihadapi

adalah masih rendahnya mutu pendidikan yang antara lain mencakup masalah

tenaga kependidikan, fasilitas, manajemen, proses pembelajaran dan prestasi

siswa.

Landasan Hukum

Pelaksanaan program BOS memiliki landasan hukum yang meliputi semua

peraturan perundang-undangan yang berlaku (Buku Panduan BOS, 2007: 5)

antara lain:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang-Undang No. 17 tahun 1965 tentang Pembentukan Badan Pemeriksaan

Keuangan.

3. Undang-Undang No.8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 43 tahun 1999.

4. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

5. Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang Bendaharawan Wajib Memungut

Pajak Penghasilan.

6. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

7. Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

8. Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

9. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara.

(34)

11.Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah

12.Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 1998.

13.Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan No. 56 tahun 1998

14.Peraturan Pemerintah No. 106 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas

pembantuan.

15.Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

16.Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2000, tentang Perubahan Tarif Bea

Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga nominal yang dikenakan Bea

Materai.

17.Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

18.Instruksi Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan

Buta Aksara.

19.Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri

Agama No. 1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000 tentang Pondok Pesantren

Salafiyah sebagai Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

20.Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 036/U/1995 tentang

(35)

21.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan

Pendidikan dan Komite Sekolah.

22.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/ 2002 tentang Pedoman

Pendirian Sekolah.

23.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 tahun 2005 tentang Buku

Teks Pelajaran.

24. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No.

SE-02/PJ/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah oleh

Bendaharawan atau Penanggungjawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di

Masing-Masing Unit Penerima BOS.

Komponen Biaya Pendidikan:

Adapun yang menjadi komponen pendidikan yang dibiayai (Petunjuk

Pelaksanaan BOS, 2005:8) adalah sbb:

1.Uang formulir pendaftaran

2. Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan

3. Biaya peningkatan mutu guru

4. Biaya pemeliharaan

5. Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian

6. Honor guru dan tenaga kependidikan honorer

7. Kegiatan kesiswaan (remedial, pengayaan, ekstrakurikuler)

Melaui program BOS yang diberikan, warga sekolah diharapkan dapat lebih

mengembangakan sekolah dengan memperhatikan hal-hal seperti: adanya

(36)

manajemen sekolah, diberikan kepada siswa yang tidak mampu dengan

membebaskan segala pungutan/gratis, melaksanakan semua kegiatan secara lebih

profesional, transparan, mandiri, kerjasama dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pemerintah mengharapakan bantuan ini dapat dirasakan oleh masyarakat yang

benar-benar membutuhkan karenanya informasi yang jelas dibutuhkan dalam hal

pemanfaatan bantuan, pemerintah mengalokasikan sebagian dana dalam rangka

mensosialisasikan program tersebut. Kegiatan sosialisasi berbeda-beda di setiap

sekolah tergantung pada sekolah yang bersangkutan, sosialisai dapat disampaikan

pada saat guru mengajar maupun diluar jam pelajaran, dapat berupa diskusi,

pelatihan sampai forum group discussion (FGD) .

I.6. Kerangka Konsep

Menurut Kerlinger (Kriyantono, 2006:17) menyebut konsep adalah

abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus atau dengan

kata lain konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek. Dalam

penelitian ini kerangka konsep yang akan diteliti yaitu:

1. Konsep teoritis yaitu komunikasi antarpribadi

2. Konsep operasional yaitu sosialisasi bantuan operasional sekolah

I.7. Model Teoritis

Kerangka konsep tersebut selanjutnya akan dibentuk menjadi satu model

teoritis sebagai berikut:

(37)

I.8. Operasional Konsep

Dalam penelitian ini akan diuraikan konsep indikator-indikator yang akan

diteliti yaitu:

Bagan 02

Operasional Konsep

Konsep Teoritis Konsep Operasional

Komunikasi Antar Pribadi

1. Pesan

*Jenis pesan

*Kejelasan isi pesan

* Tatanan intrinsik

*Arus pesan cenderung dua arah

*Keterkaitan pesan dengan masalah

*Frekuensi penyampaian

*Cara peyampaian

*Suasana penyampaian

2. Komunikasi non verbal

3. Kegiatan persuasi

Sosialisasi Bantuan Operasional

Sekolah

1. Pemahaman terhadap tujuan pesan

2.Memotivasi/mempengaruhi

3. Tindakan

* Pemanfaatan bantuan

(38)

I.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip dan

prosedur-prosedur dalam operasionalisasi atau mengukur perilaku-perilaku

komunikasi. Pengukuran merupakan proses mengubah konstruk ke dalam

seperangkat angka yang dapat dianalisis secara statistik (Buleang, 2004: 73).

Konsep defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Komunikasi Antar Pribadi, yang terdiri atas:

a. Pesan, adalah kata verbal tertulis maupun lisan, isyarat, gambar maupun

lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator dan dapat

dimengerti oleh komunikan (Purba, 2006: 42), konsep operasional pesan

menyangkut:

*Jenis pesan maksudnya adalah klasifikasi/jenis pesan apa saja yang disampaikan

*Kejelasan isi pesan, yaitu bagaimana kejelasan isi pesan yang disampaikan

* Tatanan intrinsik, yaitu sejauh mana pesan/ tema yang disampaikan sesuai

dengan kebutuhan siswa

*Arus pesan cenderung dua arah maksudnya adalah arah pesan dan umpan balik

yang disampaikan cenderung berbalas-balasan, berganti-gantian secara sinambung

*Keterkaitan pesan dengan masalah maksudnya adalah bagaimana keselarasan

pesan yang disampaikan dengan masalah

*Frekuensi penyampaian, yaitu melihat sejauh mana sosialisasi itu sering

dilakukan

*Cara penyampaian pesan yaitu bagaimana sistem penyampaian pesan

*Suasana penyampaian adalah suatu kondisi/situasi pada saat komunikator

(39)

2. Komunikasi non verbal, yaitu bagaimana komunikasi non verbal (bahasa tubuh,

raut wajah) yang dilakukan guru saat sosialisasi

3. Kegiatan persuasi, yaitu apa saja kegiatan persuasi yang dilakukan atau

bagaimana para guru memotivasi siswa

2. Sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang terdiri dari:

1. Pemahaman, yaitu sejauhmana pemahaman siswa terhadap tujuan pesan (BOS)

yang diberikan

2. Memotivasi/mempengaruhi, yaitu sejauhmana pesan tersebut dapat memotivasi/

mempengaruhi siswa SD

3.Tindakan menyangkut:

- Pemanfaatan, yaitu apakah BOS tersebut digunakan/dimanfaatkan dengan tepat

oleh siswa SD

- Memiliki dampak/ pengaruh, yaitu apakah BOS yang disosialisaikan memiliki

(40)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi

II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya

diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.

Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk memenuhi hasrat

orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis

melalui lambang-lambang, isyarat, kemudian disususul dengan kemampuan untuk

memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.

Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu pembicaraan

tentang komunikasi sangat luas hampir tak ada batasnya, oleh karenanya batas-batas

yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disipln ilmu dapat

dipelajari.

Effendy (Liliweri, 1997: 6) menampilkan ruang lingkup ilmu publistik/ ilmu

komunikasi atas unsur-unsur: bentuk, sifat, metode, teknik, fungsi, tujuan, model,

lapangan dan sistem.

1. Bentuk Komunikasi

a. Personal Communication

1) Intrapersonal Communication

2) Interpersonal Communication

(41)

b Group Communication

1) Small Group Communication

1) lecture

2) Panel Discusion

3) Symposium

4) Brainstorming

2) Large Group communication/Public Speaking

c Mass Communication

1) Press

2) Televisi

3) Film

2. Sifat Komunikasi

a. Verbal

1) Oral

2) written

b. Nonverbal

1) Gestural

2) Pictorial

3. Teknik Komunikasi

a. Journalism

b. Public Relations

c. Advertising

d. Propaganda

(42)

4. Metode Komunikasi

a. Informative Communication

b. Persuasive Communication

c. Coersive/Instructive Communication

5. Fungsi Komunikasi

a. Mass Information

b. Mass Education

c. Mass Persuasion

d. Mass Entertainment

6. Tujuan Komunikasi

a. Social Change/Social Participation

b. Attitude Change

c. Opinion Change

d. Behavior Change

7. Model Komunikasi

a. One Step Flow Communication

b. Two Step Communication

c. Multi Step Communication

8. Bidang Komunikasi

a. Social Communication

b. Management/Organizational Communication

c. Bussiness Communication

d. Political Communication

e. Cultural Communication

(43)

g. International Communication

h. Developtment Communication

i. Environmental Communication

9. Sistem Komunikasi

a. Sosial Responsibility System

b. Authoritarian System

II.I.2. Pengertian Komunikasi

Komuniaksi merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan

penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna

atau perbuatan-perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang

kepada orang lainnya, atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau penyampaian

informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan. Jikalau ingin memaparkan

pengertian komunikasi ada begitu banyak defenisi yang diberikan oleh para ahli hal

ini disebabkan begitu banyak sarjana tertarik mempelajari komunikasi. Berikut ini

adalah beberapa pengertian komunikasi:

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya

membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Commucio yang artinya

membagi (Cangara, 2007:18).

Menurut Everett M. Rogers (Cangara, 2007: 20) seorang pakar Sosiolog

Pedesaan Amerika mengungkapkan defenisi komunikasi adalah suatu proses dimana

dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu

(44)

Menurut Carl I. Hovland (Purba, 2006: 29-30), seorang sarjana psikologi

menyebutkan ilmu komunikasi adalah:

”Suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas

tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap.”

Sedangkan mengenai komunikasi sendiri, dirumuskan sebagai proses dimana

seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya

lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikate).

Jika ditinjau menurut tujuan penelitian dan keilmuan, komunikasi memiliki

pengertian yang berbeda-beda antara lain:

1. Komunikasi dalam organisasi

Menurut Edward Depari (Purba, 2006: 33) komunikasi adalah proses

penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu

yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada

penerima pesan.

2. Management

Menurut James A.F. Stoner (Purba, 2006: 34), menyebutkan komunikasi

adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara

pemindahan pesan.

Sedangkan menurut William F. Glueck, komunikasi dibagi menjadi dua

bagian yaitu interpersonal comunication (proses pertukaran informasi serta

pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam kelompok kecil manusia)

dan organization communication (yaitu suatu proses komunikasi dimana pembicara

(45)

banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar

yang ada hubungannya).

3. Managing Organizational Behaviour

Menurut John R. Schemerhom (Purba, 2006: 34), komunikasi diartikan

sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang

berarti bagi kepentingan mereka.

Unsur-unsur komunikasi

Ketika seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan

tertentu unsur-unsur komunikasi seperti: sumber, pesan, media, penerima dan efek

telah tercakup didalamnya artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oeh

adanya sumber-sumber tersebut (Cangara, 2007: 22).

Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen

yang mendukung terjadinya komunikasi antara lain:

Aristoteles ahli filsasafat kuno dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2007: 22),

menyebut bahwa proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukung yaitu:

siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.

Claude E. Shannon dan Waren Weaver (Cangara, 2007: 23) menyatakan

bahwa ada lima unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi yaitu: pengirim,

(46)

Unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan tersebut dapat dilukiskan dalam gambar

sbb:

Bagan 03

Unsur-Unsur Komunikasi

1. Sumber, sering disebut juga pengirim, komunikator atau source, sender atau

encoder. Secara umum semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri satu orang, kelompok,

organisasi maupun lembaga.

2. Pesan, adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan (spoken), isyarat

(gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan

oleh komunikator kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh komunikan (Purba,

2006: 42-43). Suatu lambang verbal maupun nonverbal yang tidak dapat dimengerti

atau dipahami oleh orang lain tidak dapat dikatakan pesan, sebab lambang atau simbol

akan menjadi pesan apabila terdapat kesamaan makna terhadap pesan atau dengan

kata lain dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, baik komunikator maupun

komunikan.

3. Media, adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang

sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.

Media dapat dibedakan atas dua yaitu media cetak seperti: surat kabar, majalah, buku,

leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dsb. Sedangkan media media SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

(47)

elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic

board, audio cassette dll.

4. Penerima/ Komunikan, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber, penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena jika

suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam

masalah yang sering menuntut perbuatan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

5. Pengaruh/ Efek, dapat terjadi ketika seseorang menerima pesan dapat berupa

pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara, 2007: 27)

6. Tanggapan Balik, merupakan salah satu umpan balik atau pengaruh yang berasal

dari penerima, contohnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum

dikirim atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami

gangguan sebelum sampai ke tujuan.

II.2. Model Komunikasi

Model teori merupakan suatu bentuk paradigma berfikir yang mencerminkan

arah dari proses komunikasi yang sedang berlangsung, yang akan menunjukkan serta

menggambarkan sebuah kerangka kerja yang bermanfaat untuk menganalisis

fenomena komunikasi yang ada.

Fungsi model dalam sebuah ilmu dapat memberi fungsi antara lain

mengorganisasikan atau mengatur dan menghubungkan serta memperlihatkan

kesamaan diantara data yang ada namun tidak terlihat sebelumnya. Beberapa model

(48)

1. Model Dasar Komunikasi Satu Arah

Model ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses

komunikasi dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear) (Purba, 2006: 48-50).

Adapun model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah sbb:

1.1.Model Laswell

Model komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa (who), berkata apa

(says what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan

efek apa (with what effect) atau dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 04

Model Komunikasi Laswell

Bidang-bidang penelitian dalam model ini adalah adalah penelitian siapa yaitu

komunikator yang disebut control studies, berkata apa sebagai pesan yang menjadi

subjek analisis isi pesan atau informasi, melalui saluran apa disebut analisis media,

komunikan yakni analisis audience (penerima), dengan dampak apa (efek) adalah

analisis efek, pengaruh atau dampak.

Model ini dikemukakan Lasswel untuk konteks komunikasi massa,

komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Model komunikasi ini memiliki

keuntungan dan kerugian, keuntungannya yaitu dapat menghemat waktu dan dana,

komunikator terhindar dari pertanyaan-pertanyaan akibat kehilafan atau kesalahan

yang mungkin dilakukan sedangkan kerugiannya komunikator kehilangan kesempatan

untuk memperbaiki komunikasinya pada masa yang akan datang dan tidak

(49)

1.2. Model Bradolock

Model Bradolock adalah sebuah model linear yang menunjukkan arah garis

lurus atau tidak memiliki banyak perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya

menambahkan dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan

tindak komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan disampaikan dan

kedua apa tujuan komunikator menyampaikan pesan.

1.3. Model Sharon dan Waver

Model ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of Communication

yaitu model yang memiliki dasar komunikasi linear atau satu arah dengan

elemen-elemen dasarnya sumber informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan

tujuan. Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise

(gangguan) dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil pengalamannya bekerja

pada sebuah perusahaan telekomunikasi.

2. Model Dasar Komunikasi Dua Arah

2.1. Model Melvin De Fleur

Model teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan tentang pemberian

makna pada setiap yang transmisikan dalam proses komunikasi massa. DeFleur

mencoba menguplikasikan dalam sebuah kajian bahwa ’makna’ dari sumber

informasi diubah menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah

lagi menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai kepada penerima

akan diterima menjadi sebuah pesan yang kemudian diubah lagi menjadi ’makna’.

Penekanan ’makna’ yang sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan

(50)

2.2. Model Osgood & Schramm

Model ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang bersifat mekanistik

dengan mengembangkan teori tentang makna dan proses psikolinguistik secara umum

dan menjadikan sumber, transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah.

Model ini mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa

komunikasi yang berlangsung untuk menyampaikan pengalaman yang sama-sama

dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak baik sumber maupun penerima.

II.3. Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (Mulyana, 2005: 5-30) mengemukakan ada empat fungsi

komunikasi yang saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat

suatu fungsi yang dominan. Keempat fungsi tersebut antara lain:

1. Komunikasi Sosial, maksudnya adalah bahwa fungsi komunikasi itu penting untuk

membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat

komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,

kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara

keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Komunikasi Ekspresif, jika dikaitan dengan komunikasi sosial adalah bahwa

komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok.

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun

dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan

(51)

pesan-pesan non verbal seperti: perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira,

sedih, takut, prihatin, marah dan benci.

3. Komunikasi Ritual, jika dikaitkan dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi

ritual biasanya dilakukan secara kolektif contohnya seperti upacara-upacara yang

sering dilakukan oleh para komunitas sepanjang tahun bahkan sepanjang hidup.

4. Komunikasi instrumental, fungsi dari komunikasi dalam hal ini adalah untuk

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan

mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur atau

dengan kata lain fungsi komunikasi disini adalah untuk membujuk (bersifat persuasif)

yang memiliki pengertian pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai

bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui.

Fungis-fungsi komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu

sendiri, adapun fungsi komunikasi antar pribadi (Cangara, 2007: 61) antara lain:

berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan

mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai

pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

II.4. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang

yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Vito (Liliweri,1991: 12)

mengungkapakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman

pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan

efek dan umpan balik yang langsung.

Effendi (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya

(52)

komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis, berupa

percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan

komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator

mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip atau negatip, berhasil atau tidak.

Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya

seluas-luasnya.

Sedangkan menurut Roger dan Depari (Liliweri, 1991: 12) komunikasi antar

pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap

muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa

interpersonal communucation (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi tatap

muka antara dua atau lebih orang.

Menurut Barnlund (Liliweri, 1991:12-13) ada beberapa ciri yang bisa

diberikan untuk mengenal komunikasi antar pribadi yaitu :

1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan

2. Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur

3. Terjadi secara kebetulan

4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu

5. Identitas keanggotaanya kadang-kadang kurang jelas

6. Bisa terjadi hanya sambil lalu saja.

Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991: 13) ada beberapa ciri

komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah :

1. Arus pesan yang cenderung dua arah

2. Konteks komunikasinya tatap muka

(53)

4.Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selective exposure”) yang

tinggi

5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat

6. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

Dari berbagai sumber penulis dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi

mempunyai ciri-ciri :

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu contoh

pertemuan dirumah makan

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. Kebanyakan

aksi terjadi komunikasi antar pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan

atau dirumuskan terlebih dahulu walaupun beberapa komunikasi anatar pribadi terjadi

telah dijanjikan sebagai contoh pertemuan yang terjadi di rumah makan sebagaimana

di lukiskan tersebut, perkenalan dalam bis, pertemuan di ruang perpustakaan

kemudian merencanakan belajar bersama di rumah teman, saling mengajak bermain

kartu sesudah sholat magrib.

3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak

mempunyai identitas yang jelas, yaitu peristiwa komunikasinya terjadi secara

kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas sebagai contoh adalah

pertemuan yang terjadi di suatu tempat untuk pertama kali, biasanya orang yang

bersangkutan mengenal satu sama lain.

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak

disengaja, yaitu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang tidak disengaja

atau yang disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu maupun yang

(54)

Dalam suatu percakapan anda bermaksud mengetahui keadaan orangtua

mahasiswa. Obrolan dimulai dengan menanyakan nama ayah dan ibu, pekerjaan

sekarang. Mungkin anda ingin mengetahui keadaan kehidupan orangtua si mahasiswa

lalu andapun bertanya apakah kedua orangtuamu, ayah dan ibu sehat-sehat sampai

sekarang? Dalam hati keinginan anda hanya menghendaki jika orangtunya sehat

walafiat. Namun tidak terduga anda memperoleh jawaban dari sang mahasiswa :

ayah saya kini sudah di-phk-kan perusahaan dan tidak tidak mempunyai pekerjaan

lagi, kemudian gara-gara itu bercerai dengan ibuku sehingga ibuku akhirnya menikah

lagi dengan seorang penjudi yang sama sekali tidak aku sukai.

Komunikasi antar pribadi terkadang mengakibatkan suatu reaksi yang tidak

direncanakan terlebih dahulu, dan keadaan inipun sebenarnya tidak dikehendaki.

5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan. Komunikasi

antar pribadi mempunyai hubungan antara seorang komunikator dengan komunikan

dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima informasi secara

berganti-gantian. Suasana dialogispun terjadi sehingga tidak lagi diketahui siapa sebenarnya

komunikator dan siapa yang menjadi komunikan karena pembicaraan keduanya

bergantian bergilir terus menerus.

6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua

orang dengan suasana yang bebas, adanya keterpengaruhan. Setiap orang lebih suka

berkomunikasi dengan orang lain dan berusaha supaya lebih dekat dengan

pasangannya. Faktor kedekatan itu biasanya terutama menyatakan hubungan mereka.

Dengan kedekatan tersebut maka akan melahirkan suatu kebebasan untuk menyatakan

pendapatnya dalam percakapan di antara mereka. Setelah bebas maka berbagai

(55)

Dalam suasana yang lebih bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis

antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi, maka kebebaasan

menyatakan pikiran, perasaan perilaku (berbicara sambil berpelukan, berpegangan

tangan), semuanya dalam berbagai variasi dapat dilakukan.

7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan

hasil. Suatu komunikasi antar pribadi dinyatakan sukses kalau membawa hasil.

Komunikasi antar pribadi itu selain melibatkan dua orang dalam keadaan bebas dan

saling mempengaruhi, saling bercakap-cakap berbalasan, membuahkan hasil

disengaja dan tidak disengaja dan didorong oleh banyak faktor pendorong, maka

hasil-hasil komunikasi harus nyata merubah cara pandang/wawasan, perasaan,

maupun perilaku yang nyata. Hasil komunikasi ini menentukan sukses tidaknya

komunikasi yang telah dilaksanakan.

8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna. Komunikasi

antar pribadi menggunakan lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna

tertentu contoh pada saat seseorang bingung biasanya wajah kelihatan berkerut tangan

sering memukul-mukul dahi.

II.4.1. Pesan

Reardon (Liliweri, 1991: 20) menyampaikan bahwa pesan mempunyai

kekuatan bermakna dan mengandung nilai informatif. Pemahaman terhadap pesan

dipengaruhi pula oleh faktor denotatif dan konotatif suatu kata dalam pesan.

Menyampaikan Pesan

Pesan terdiri atas sekumpulan lambang-lambang. Lambang-lambang itu

merupakan kata-kata verbal, gerakan anggota tubuh, pelbagai bunyi, dan bau yang

disebut non verbal. Lambang-lambang itu diucapkan, diperagakan sehingga

(56)

terhadap pikirannya, pendapatnya, perasaanya, sikapnya terhadap suatu objek, orang

lain kejadian yang ditunjukkannya.

Suatu pesan harus dipersiapkan dalam arti jika hendak ditulis atau diucapkan

harus benar-benar disusun dengan memperhatikan beberapa faktor penting. Effendy

(Liliweri, 1991: 20) mengemukakan bahwa kita sangat memerlukan suatu strategi dan

perencanaan komunikasi untuk mengidentifikasi isi pesan. Jenis pesan yang

disampaikan ini bisa merupakan informational message (pesan yang mengandung

informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah), motivational

message (pesan yang berusaha mendorong).

Nimmo (Liliweri, 1991:20) mengemukakan dalam komunikasi antar pribadi

pesan merupakan unsur primer. Pembicaraan, percakapan merupakan bentuk

komunikasi antar pribadi yang tidak bermedia. Hal ini harus mengandung

unsur-unsur seperti :

1. Lambang

2. Hal yang dilambangkan (rujukan)

3. Intrepretasi yang menciptakan lambang bermakna.

Lambang merupakan cara lain untuk menyatakan suatu pesan, rujukan

menunjukkan sesuatu objek, peristiwa, benda : interpretasi ialah pikiran yang aktip

dari seseorang untuk melihat kedudukan lambang/pesan dan hal yang diwakili oleh

pesan.

Setiap manusia dalam komunikasi antar pribadi satu terhadap yang lainnya

berhak menginterprestasi rujukan dengan pikiran-pikiran.

Dalam kehidupan menusia ada begitu banyak pesan yang diwakilkan dalam

lambang kata-kata, gerakan anggota badan, pelbagai bunyi bunyi dan bau-bauan yang

(57)

Memberi Makna Informasi dan Pemahaman

Fungsi pesan sebagai stimulus atau rangsangan untuk direspon oleh pasangan

bicara dalam komunikasi antar pribadi. Pesan yang disusun merupakan wakil yang

melambangkan suatu objek peristiwa, kejadian, atau tentang sesuatu hal. Susunan

pesan umumnya harus berdasarkan data atau informasi. Menurut Keraf (Liliweri,

1991 : 2) sebenarnya yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan

keterangan. Apapun namanya, keduanya merupakan pesan yang umumnya dalam

komunikasi antar pribadi berfungsi terutama untuk menghasilkan suatu kebersamaan

dalam makna.

Memahami Makna Secara Denotatip dan Konotatip

Salah satu rintangan terbesar dalam pertukaran informasi komunikasi antar

pribadi adalah betapa sering pihak penerima menafsirkan arti suatu pesan dengan arti

yang lain yang sama sekali tidak dimaksudkan komunikator. Jadi mereka

memaksudkan sesuatu yang lain daripada yang dimaksudkannya.

II.4.2. Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi

Konsep komunikasi antarpribadi sangat ditentukan oleh cara kita

memperhatikan perilaku komunikasi antarpribadi. Misalnya apakah komunikasi

antarpribadi yang kita amati melibatkan mereka yang secara pribadi sudah saling

mengenal atau berlangsung diantara mereka yang berkomunikasi karena berbasa-basi

belaka.

Menurut Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28)

Gambar

Tabel
Tabel 01
Tabel 02
Tabel 03
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika potensiometer diubah dalam keadaan 0%, maka arus dan tegangan listrik yang mengalir akan maksimal, karena nilai tahanan dalam potensiometer menjadi 0 sehingga arus

Aliran ini menyatakan hakikat benda adalah ruhani, spirit. Karena nilai ruh lebih tinggi daripada badan dan materi bagi kehidupan manusia. Manusia lebih dapat

Diperoleh hasil penelitian (1) bentuk graf kompatibel dari hasil pemodelan arus lalu lintas di persimpangan jalan simpang tiga jalan Majapahit-Supriyadi Kota Semarang , (2)

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib yang telah ditetapkan oleh UPT PPL Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu lembaga Pendidikan

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Hubungan antara Kejadian Abortus Spontan dengan Kadar

Sedia Obat Herbal Yang Ampuh Untuk Gatal Kulit Eksim - anda sedang mencari Cara Menyembuhkan Gatal Eksim dengan denature Indonesia lah jawabanya karena

berpendapat bahwa individu yang mempunyai minat belajar tinggi akan berusaha.. keras demi suksesnya

Berdasarkan hasil olah statistik SPSS dengan regresi linear dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa tingkat kekayaan daerah (PAD), belanja modal (BM), dan temuan audit