UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP
RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
NAMA : JHONATAN HASIHOLAN
NIM : 070503199
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :”Pengaruh Economic
Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI”, adalah benar hasil karya
sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti
oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program reguler S-1
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua
sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 4Februari 2011 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat juga syukur, kunaikkan kepadaMu Tuhan Yesus Kristus,
Juruselamat dan Allah pemilik kehidupanku. Trimakasih Tuhan buat hikmat dan
penyertaanMu, selama proses pengerjaan skrispi ini sehingga aku bisa menyelesaikan
nya dengan baik dan tepat waktu. Adapun skrispi ini berjudul : ”Pengaruh Economic
Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI”. Disusun guna memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bimbingan, dukungan dan bantuan selama proses penyusunan skrispi ini.
1. Bapak Drs, Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
S-1 dan Ibu Dra.Mutia Ismail MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar MudaS.E., M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skrispi ini.
4. Bapak Drs. Syahrul Rambe MM, Ak selaku dosen pembanding I dan Ibu Dra.
Mutia Ismail,MM, Ak selaku dosen pembanding II yang telah memberikan
5. Orangtua penulis yang terkasih, Ayahanda K.Siagian dan Ibunda S. Sinaga,
serta saudari penulis Dewi Agustina Siagian, terimakasih telah menjadi
motivator sehingga penulis tetap bersemangat mengerjakan skrispi ini.
Penulis juga menyadari bahwa skrispi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan. Akhir kata,
penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 4 Februari 2011 Penulis,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2006 hingga tahun 2009.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan (return on assets dan return on equity) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
ABSTRACT
This research analyzed the influence of economic value added, market value added and profitability ratio to stock return at companies listed on Indonesia Stock Exchange between 2006 to 2009. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis.
The result of this research indicates that the economic value added, market value added and profitability ratio (return on assets and return on equity) haven’t significant influence toward stock return
Keyword : economic value added, market value added, return on assets, return on
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………...i
Halaman KATA PENGANTAR………ii
ABSTRAK……….iv
ABSTRACT………v
DAFTAR ISI………..…vi
DAFTAR TABEL………...viii
DAFTAR GAMBAR……….ix
DAFTAR LAMPIRAN………..x
BAB I PENDAHULUAN………...1
A. Latar Belakang Masalah………1
B. Perumusan Masalah………...7
C. Tujuan Penelitian………...7
D. Manfaat Penelitian……….7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...9
A. Tinjauan Teoritis………9
1. Laporan Keuangan………...9
2. Saham……….10
3. Return Saham………...11
4. Economic Value Added……….….12
5. Market Value Added………...19
6. Rasio Profitabilitas………...20
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu……….22
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian………...24
1. Kerangka Konseptual……….24
2. Hipotesis Penelitian………26
BAB III METODE PENELITIAN………27
A. Desain Penelitian……….27
B. Populasi dan Sampel penelitian………...27
D. Teknik Pengumpulan Data……….…….32
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel………..32
F. Metode Analisis Data………..36
G. Jadwal Penelitian……….41
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN………..42
A. Data Penelitian……….42
B. Analisis Hasil Penelitian………..44
C. Pembahasan Hasil Penelitian………...60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………66
A. Kesimpulan………..…66
B. Keterbatasan Penelitian………...66
C. Saran………67
DAFTAR TABEL Nomor Judul
Tabel 2.1 Tolak Ukur Penilaian EVA………...….14
Halaman Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu………23
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria……….27
Tabel 3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ………...27
Tabel 3.3 Identifikasi Variabel Penelitian….……….33
Tabel 3.4 Rencana Jadwal Penelitian……….39
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan……….41
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian…..………...43
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi...45
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ………...46
Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas………..………48
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi..………49
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi …...……….………...51
Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi………52
Tabel 4.9 Model Summary…...………..54
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……….…25
Halaman
Gambar 4.1 Histogram………...…51
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot……….51
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan………..70
Halaman Lampiran ii Economic Value Added(EVA)………...72
Lampiran iii Market Value Added (MVA)………..74
Lampiran iv Return on Assets (ROA)……….76
Lampiran v Return on Equity (ROE)……….78
Lampiran vi Return Saham……….80
Lampiran vii Uji Normalitas Sebelum Transformasi……… ………...82
Lampiran viii Uji Normalitas Setelah Transformasi……….84
Lampiran ix Uji Multikolonieritas………..86
Lampiran x Uji Autokorelasi……….…87
Lampiran xi Uji Heterokedastisitas……….88
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2006 hingga tahun 2009.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan (return on assets dan return on equity) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
ABSTRACT
This research analyzed the influence of economic value added, market value added and profitability ratio to stock return at companies listed on Indonesia Stock Exchange between 2006 to 2009. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis.
The result of this research indicates that the economic value added, market value added and profitability ratio (return on assets and return on equity) haven’t significant influence toward stock return
Keyword : economic value added, market value added, return on assets, return on
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya
perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi
semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam
pasar modal memungkinkan para pemodal membuat pilihan atas investasi yang
diinginkan sesuai dengan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Ada dua hal yang menjadi perhatian investor dalam memutuskan pilihan
investasinya, yaitu adanya risiko dan return. Umumnya risiko selalu terdapat pada
setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung
pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain yaitu
obligasi.
Returnadalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang
dilakukannya. Return atau imbal hasil yang diperoleh pemegang saham bisa
berupa capital gain ataupun dividen. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli
saham. Capital gain akan tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham, dan
capital loss tercipta bila terjadi penurunan harga saham. Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah
terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di
Imbal hasil (return) investasi saham selama 2006 – 2008 mencapai
93,37%.Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta
asing, maupun suku bunga deposito. Bila suku bunga deposito rata-rata 18,91%
per tahun, dalam tiga tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan
56,74%.
Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan
kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang
mencapai 211,86%. Pada akhir Desember 2005, indeks berada pada posisi
1.232,32, sedangkan per akhir Desember 2009 menjadi 2.610,8. Untuk jangka
waktu tiga tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik. Pada kurun
waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal hasil
83,75%, diikuti pasar uang 36,25%, dan deposito 28,74%.
Selama tahun 2009, investasi di pasar saham memberi keuntungan cukup
besar bagi investor. Dari 397 saham yang sudah tercatat lebih setahun di BEI,
sebanyak 228 saham (57,43 %) mampu memberi keuntungan berupa capital gain
selama setahun (30 Desember 2008 – 30 Desember 2009). Diantara 228 saham
sebanyak 153saham menghasilkan capital gain diatas 100 %. Saham Astra Agro
Lestari misalnya, pada 30 Desember 2008 diperdagangkan dengan harga Rp.
9.800, harga terus naik hingga menjadi Rp. 22.750 pada 30 Desember 2009, atau
mencetak capital gain 132 %. Begitu juga dengan Indocement Tunggal Prakarsa,
pada 30 Desember 2008 harganya tercatat Rp. 4.600 per saham. Setahun
kemudian harganya naik menjadi Rp. 13.700 per saham. Berarti pemegang saham
saham atau 197,8 % apabila ia menjualnya pada saat itu. Fakta tersebut
menunjukkan daya tarik pasar modal di Indonesia yang memberikan return
berupa capital gain.
Namun tidak selamanya return saham memberikan nilai rupiah yang tinggi.
Seperti yang terjadi pada tahun 2008, hampir seluruh perusahaan yang go public
mengalami penurunan nilai saham. Harga saham yang rendah akan berdampak
pada tingkat pengembaliannya (return) yaitu tidak setinggi return pada periode
sebelumnya. Penurunan nilai saham ini terjadi karena krisis ekonomi global yang
berdampak kepada Indonesia pada tahun 1998. Akibatnya banyak perusahaan
yang terdaftar di BEI mengalami penurunan keuntungan, yang berakibat turunnya
tingkat returnsahamnya.
Untuk mengetahui fluktuasi dari nilai saham suatu perusahaan, para investor
harus melakukan penilaian kinerja perusahaan tersebut.Para investor
membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan di
dalam mengambil keputusan investasi. Apabila kinerja keuangan perusahaan
menunjukkan adanya prospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati
investor, sehingga harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan akan
meningkat. Analisis kinerja keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami
informasi laporan keuangan karena analisis kinerja keuangan adalah alternatif
untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan
klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Ukuran kinerja keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Market
Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan
cost of capital tahunan. Jadi jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah
mampu menciptakan kekayaan.Di Indonesia, penelitian EVA dalam kaitannya
dengan return saham dilakukan oleh Dewanto (2005), dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan positif dengan imbal hasil
saham, tetapi secara statistik pengaruhnya tidak signifikan. Sementara itu,
Mundaryatiningsih (2006) menunjukkan bahwa EVA ternyata mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan return dari
sebuah investasi adalah adalah Market Value Added (MVA). Di Indonesia,
penelitian MVA dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Rahayu
(2007), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa MVA tidak mempunyai
hubungan positif yang signifikan terhadap return saham. Sementara itu,
Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa MVA tidak berpengaruh
terhadap return saham.
EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan
nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat
pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan
tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA dan
MVA yang negatif menunjukkan nilai perusahaan yang menurun karena tingkat
pengembalian lebih rendah dari biaya modal.
Analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memperhitungkan
ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA)dan Return
on Equity (ROE). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan
(Sutrisno,2000:266). ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri
(Sutrisno,2000:267).
Di Indonesia, penelitian ROA dan ROE dalam kaitannya dengan return
saham dilakukan oleh Wibowo (2005), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
ROA dan ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Sementara itu, Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa
ROA berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti –
peneliti terdahulu. Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic
Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham.
Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value
Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham.
Rahayu (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh EVA
dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan MVA
tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham
Mochtasom (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic
Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value
Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA,
Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings,
Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan
variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadapreturn saham.
Marshal (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi
Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Ketidakkonsistenan hasil – hasil penelitian terdahulu dalam mengukur kinerja
keuangan, mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari
penelitian terdahulu yang telah disebutkan, dengan mengambil variabel
independen yang sama, yang digunakan oleh masing – masing peneliti, namun
memiliki hasil yang berbeda terhadap return saham.Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mengamati seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)sehingga memiliki
jumlah sampel yang lebih banyak dan jumlah pengamatan tahunnya yang lebih
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudulpengaruh economic value added, market value added dan rasio
profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return
on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakaheconomic value added (MVA),market value added (MVA), return on
assets (ROA), return on equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return
saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu :
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan rasio
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang
terdaftar di BEI,
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan kinerjanya dengan naiknya return saham perusahaan,
4. bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi dan dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07
(SAK:2007) yaitu sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Munawir (2002:2) menyatakan bahwa “laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut.” Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi atau
suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dilaksanakan
oleh suatu perusahaan. Dalam proses ini diidentifikasikan berbagai transaksi
atau peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan
melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
berhubungan satu dengan yang lainnya mampu memberikan gambaran secara
layak tentang keadaan keuangan perusahaan.
2. Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,
sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada
pemilik yaitu pemegang saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar
keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu
pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada
sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih
para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki
klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto (1995: 241) adalah sebagai
berikut:
a. Saham Biasa (Common Stock)
b. Saham Preferen (Prefered Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
3. Return Saham
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi
yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham
sangat dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang
telah dilakukan di dalam perusahaan.
Return yang diterima pemegang saham dapat berupa penerimaan deviden
tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Ross et al,
2002).
Return dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang
telah terjadi dan return ekspektasi (expected return) yaitu return yang
diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Jogiyanto (2000: 107)
menyatakan bahwa return abnormal (abnormal return) merupakan selisih
antara return ekspektasi dan return realisasi. Saham suatu perusahaan dapat
dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari
perusahaan yang bersangkutan.
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar
modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh
akan sama dengan return realisasinya. Untuk melakukan investasi dalam
bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham
berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue
bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai
yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk
memperkirakan return saham dapat menggunakan analisis fundamental yang
menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan
saham tersebut.
4. Economic Value Added (EVA)
a. Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “Economic Value Added
(EVA) merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada
pemegang saham selama suatu tahun tertentu.”
Menurut Steward III (1990:118), pencetus EVA pertama kali,
mendefinisikan EVA sebagai berikut:
Menurut Rudianto (2006:340), “EVA adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu
perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai
jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)
dan biaya modal (cost ofcapital).” Hansen (2005:829) menyatakan bahwa
“nilai tambah ekonomi (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak
dikurang total biaya modal.”
Economic Value Added (EVA) saat ini merupakan salah satu konsep
manajemen yang cukup dikenal luas dikalangan dunia usaha, dimana
dalam pengambilan keputusan berinvestasi melihat nilai perusahaan dari
laporan keuangannya, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat
pengukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan
adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu
perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic
Value Added (EVA) yang dipopulerkan oleh Stern & Steward.
b. Manfaat EVA
EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana
fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation).
Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan
perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti
tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga
nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
c. Tolak Ukur EVA
Menurut Gatot Wijayanto (1993) penilaian EVA dapat dinyatakan
sebagai berikut:
1) Apabila EVA> 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan
telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
2) Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event
Point.
3) Apabila EVA< 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak
terjadi proses nilai tambah.
Sehingga hal di atas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Tolak Ukur Penilaian EVA
Nilai EVA Pengertian Laba Perusahaan
EVA> 0
Ada nilai ekonomis lebih,
setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau
kreditur sesuai ekspektasinya.
Positif
EVA = 0
Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau
kreditur sesuai ekspektasinya.
EVA< 0
Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagimana nilai yang diharapkan ekspektasi return sahamtidak dapat tercapai.
Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan.
d. Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1) EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi
investasi.
2) Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi
persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data
yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam.
3) EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain
sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan
analisisrasio.
Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini
juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain:
1) Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan
dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan
tingkat biaya modal yang berbeda - beda dan bahkan biaya modal
2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih
dominan.
3) Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam
perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali
perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi
internalnya.
4) EVA jarang dipakai dalam praktik
5) EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis.
e. Langkah – langkah dalam menentukan EVA
Menurut Brigham & Houston (2006:69), EVAditentukan dengan
cara antara lain :
1) Menghitung laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit After
Tax / NOPAT)
Menurut Bringham dan Houston (2006 : 64), laba bersih tidaklah
selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah
perusahaan atau keefektifan dari para manajer operasi dan
karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan kinerja
diantara para manajer adalah laba operasi bersih setelah pajak, yang
merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan jika
NOPATatau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan
rumus:
NOPAT = EBIT (1- Tax)
Keterangan :
EBIT :Earning Before Interest and Tax atau laba
sebelum bunga dan pajak
Tax :Tarif pajak
2) Menghitung Invested Capital
Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal
yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah
terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung
bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.
Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang
digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan
dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca)
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan
atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang
usaha/kewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, dan lain-lain.
Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban Jangka.
3) Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Menurut Young (2001:149) Weighted Average Cost of
Capital(WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing –
masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada
struktur modal perusahaan.
Dan rumus untuk menghitung WACC :
WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)}
Keterangan :
WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal
rata-rata tertimbang
D :Tingkat Modal
rd :Biaya hutang
E : Tingkat modal dan ekuitas
re : Biaya ekuitas
Tax : Beban Pajak
Dimana :
Tingkat Modal (D) = ����� ���������
����� ��������� ���������� x 100 %
Cost of Debt (rd) = ����� �����
����� ��������� x 100 %
Tingkat Modal dan Ekuitas(E)= ����� �������
����� ��������� ���������� x100%
Cost of Equity (re) =���� ����� ℎ������ ℎ�����
4) Menghitung Capital Charges
Capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya
kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya
ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham.
Capital Charges = WACC x Invested Capital
5) Menghitung EVA
EVA dapat diukur dengan :
EVA = NOPAT –Capital Charges
5. Market Value Added (MVA)
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk
memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti akan
menguntungkan pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk
memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara
efisien, yang akan memberikan keuntungan pada ekonomi. Kekayaan
pemegang saham akan dimaksimalkan dengan meminimalkan perbedaan
antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang telah
diberikan oleh pemegang saham.
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “perbedaan antara nilai pasar
saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan
disebut sebagai Market Value Added (MVA).” MVA digunakan untuk
mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham
biasa
Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari
paparan tersebut dapat disimpulkan bila MVA positif maka perusahaan telah
berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila
nilai MVAnegatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi
menjadi lebih besar, bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan
kepada investor.
6. Rasio Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
(analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para
penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan
datang.
Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen dalam
menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam
neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih – yang
didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang digunakan untuk
Hubungan seperti itu merupakan salah satu analisis yang memberikan
gambaran lebih, walaupun sifat dan waktu dari nilai yang ditetapkan pada
neraca cenderung menyimpangkan hasilnya. Bentuk paling mudah dari
analisis profitabilitas adalah menghubungkan laba bersih (pendapatan bersih)
yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca.
a. Return on Assets (ROA)
Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2000:266).
ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi
seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor
(Riyanto, 1995). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi
yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva
yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan
yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai
saham (Arifin 2002;65).
Return on Assets = ��������� ℎ
����� ������ � 100 %
b. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam
ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno
2000:267). Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham
(Hanafi&Halim, 1996:85). Salah satu alasan utama perusahaan
beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para
pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROEmencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi
bagi pemegang saham.
Return on Equity = ���� ����� ℎ
����� ������� � 100 %
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti –
peneliti terdahulu. Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic
Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham.
Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value
Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Rahayu (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh EVA
dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
Mochtasom (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic
Value Added,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added,
dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di
BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA, Residual
Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings,
Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan
variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Marshal (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi
Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi
[image:36.595.67.557.583.748.2]tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu NO Nama Peneliti, Tahun
dan Judul penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Lucky Bani Wibowo
(2005), “Pengaruh Economic Value Added dan
Profitabilitas Perusahaan
Terhadap Return
Pemegang Saham”.
Variabel Independen: Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA) dan Return of Equity (ROE). Variabel Dependen: Return Saham.
EVA, ROA,ROEtidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
2. Mariana Sri Rahayu (2007) “Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return
Variabel Independen: EVAdan MVA Variabel Dependen:
Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta”.
Return Saham. perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
3. Mochammad Mochtasom (2009)
“Pengaruh Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”.
Variabel Independen: Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROA
Variabel Dependen: Return Saham
EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi,
MVA dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap
return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings, Arus Kas Operasi dan
ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel
EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh
Terhadapreturn saham 4. Yogi Marshal (2009)
“Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”.
Variabel Independen: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi
Variabel Dependen: ReturnSaham
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan
tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2007: 51). Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka
konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :Economic Value Added (EVA),Market Value
Added (MVA), Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE)berpengaruh secara signifikan terhadap return saham Economic Value Added
(X1)
Market Value Added (X2)
Return on Asset (X3)
Return on Equity (X4)
[image:38.595.138.461.121.335.2]BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007 : 30)
desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab
akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), rasio profitabilitas terhadap
return sahamperusahaan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:72). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar (listing) di BEI tahun
2006– 2009.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2007 : 73) dimana sampel yang diambil harus benar –
benar representatif (mewakili). Sampel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2007 : 78).
Kriteria – kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai
1. Sampel yang diambil merupakan perusahaan yang tercatat dan terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang
telah diaudit pada tahun 2006 – 2009.
2. Perusahaan tersebut memiliki laba positif dan membagikan deviden
setiap tahunnya selama periode penelitian ini yaitu pada tahun 2006 –
2009
[image:40.595.108.516.340.538.2]3. Perusahaan memiliki data – data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah Akumulasi
1 Total perusahaan yang terdaftar di BEI 2006 - 2009 397 2 Sampel yang diambil merupakan perusahaan yang
tercatat dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2006 – 2009.
(122) 275
3 Perusahaan tersebut memiliki laba positif dan membagikan deviden setiap tahunnya selama periode penelitian ini yaitu pada tahun 2006 – 2009
(199) 76
4 Perusahaan memiliki data – data yang diperlukan dalam penelitian ini.
(11) 60
Jumlah sampel total selama periode penelitian 60 Sumber : Data yang diolah penulis, 2011
Tabel 3.2
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari,Tbk 2 ADHI PT. Adhi Karya (Persero),Tbk
3 ADMF PT. Adira Dinamika Multi Finance,Tbk 4 AKRA PT. AKR Corporindo,Tbk
[image:40.595.158.507.617.751.2]9 BBLD PT. Buana Finance,Tbk
10 BBNI PT. Bank Negara Indonesia,Tbk 11 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk 12 BFIN PT. BFI Finance Indonesia,Tbk 13 BMRI PT. Bank Mandiri,Tbk
14 BNBA PT. Bank Bumi Arta,Tbk 15 BNGA PT. Bank CIMB Niaga,Tbk 16 BUMI PT. Bumi Resources,Tbk 17 BRAM PT. Indo Kordsa, Tbk 18 BATA PT. Sepatu Bata, Tbk
19 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk 20 CTBN PT. Citra Tubindo,Tbk
21 FAST PT. Fast Food Indonesia,Tbk 22 GDYR PT. Goodyear Indonesia,Tbk
23 GMTD PT. Gowa Makassar Tourism Development,Tbk 24 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna,Tbk
25 IGAR PT. Kageo Igar Jaya,Tbk 26 IKBI PT. Sumi Indo Kabel, Tbk
27 INDF PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk 28 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk 29 KAEF PT. Kimia Farma, Tbk
30 KREN PT. Kresna Graha Sekurindo,Tbk 31 LMSH PT. Lionmesh Prima, Tbk
32 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 33 MAIN PT. Malindo Feedmill,Tbk
34 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indonesia,Tbk 35 MFIN PT. Mandala Multifinance,Tbk
36 MICE PT. Multi Indocitra,Tbk 37 MTDL PT. Metrodata Elektronik,Tbk 38 MERK PT. Merck,Tbk
39 PEGE PT. Panca Global Securities,Tbk
40 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam,Tbk 41 PANS PT. Panin Securities,Tbk
42 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara,Tbk 43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol,Tbk 44 PNSE PT. Pudjiadi and Sons,Tbk
45 POOL PT. Pool Advista Indonesia,Tbk 46 RIGS PT. Rig Tenders Indonesia,Tbk 47 SCMA PT. Surya Citra Media,Tbk
48 SMAR PT. SMART,Tbk
49 SMGR PT. Semen Gresik,Tbk 50 SMRA PT. Summarecon Agung,Tbk 51 SMSM PT. Selamat Sempurna,Tbk
53 TGKA PT. Tigaraksa Satria,Tbk 54 TINS PT. Timah (Persero),Tbk 55 TOTL PT. Total Bangun Persada,Tbk 56 TOTO PT. Surya Toto Indonesia,Tbk 57 TRST PT. Trias Sentosa,Tbk
58 TURI PT. Tunas Ridean,Tbk 59 UNTR PT. United Tractors,Tbk
60 UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantations,Tbk
Sumber
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar,2003 : 69). Data
yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section
(Pooled Data).
Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu
yang di dapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu
minggua n, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section merupakan
sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu
(Umar, 2003 :70).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi
dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis
data sekunder yang terkait denga lingkup penelitian. Data tersebut diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
cara mengunduh melalui situs
keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel
independen dan variabel dependen.
1. Variabel Dependen (Y) : return saham
Return merupakan tingkat pengembalian hasil yang diharapkan oleh
investor dari kegiatan investasi. Dalam Jogiyanto (2000:109), return diukur
dengan rumus :
Return =��−��−1
��−1 + yield
Return =��−��−1
��−1 +
�� ��−1
Pt = Harga investasi saham pada periode t Keterangan :
Pt -1 = Harga investasi saham penutupan sebelum periode t
yield = Persentase deviden terhadap harga saham sebelumnya
2. Variabel Dependen (X) terdiri dari :
a. Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added adalah laba operasi bersih setelah pajak
(NOPAT) selama satu tahun buku dan akan dikurangi oleh
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh modal (capital charge)
Langkah – langkah menghitung EVA :
1) Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax)
NOPAT = EBIT (1-T)
Keterangan:
NOPAT : Net Operating Profit After Tax atau laba bersih
setelah pajak
EBIT : Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum
bunga dan pajak
T : Tax atau pajak
2) Menghitung Invested Capital
Rumus :
Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban
Jangka Pendek
3) Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Rumus :
WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)}
Dimana :
Tingkat Modal (D) = ����� ���������
����� ��������� ���������� x 100 %
Cost of Debt (rd) = ����� �����
����� ��������� x 100 %
Tingkat Modal dan Ekuitas(E)= ����� �������
����� ��������� ���������� x100%
Cost of Equity (re) =���� ����� ℎ������ ℎ�����
Setelah biaya utang dan biaya ekuitas diperoleh maka biaya
modal rata-rata tertimbang dapat dicari dengan rumus :
WACC = [(D x rd)x(1 x Tax) + (E x re)]
WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal
rata-rata tertimbang
D :Tingkat Modal
rd :Biaya hutang
E : Tingkat modal dan ekuitas
re : Biaya ekuitas
Tax : Beban Pajak
4) Menghitung Capital Charges
Capital Charges = WACC x Invested Capital
Keterangan:
Capital charges: biaya modal yang memperhitungkan biaya
kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta
biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para
pemegang saham.
5) Menghitung EVA
EVA dapat diukur dengan :
EVA = NOPAT –Capital Charges b. Market Value Added (MVA)
Market Value Added, adalah selisih nilai pasar perusahaan dikurang
MVA = Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh
pemegang saham
MVA= (saham beredar)(harga saham)–Total ekuitas saham biasa
c. Return On Asset (ROA)
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.
ROA dapat diukur dengan :
ROA =����������
�����������
d. Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
kontribusi pemilik dan/atau seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber – sumber lain untuk kepentingan pemilik.
Menghitung ROE (Return on Equity):
ROE= ����������
[image:46.595.97.529.585.736.2]�������������������������
Tabel 3.3
Identifikasi Variabel Penelitian
No Variabel Simbol Indikator Skala
1. Return Saham Y ��−��−1
��−1 +
��
��−1 Rasio
2. Economic Value
Added (EVA) X1 NOPAT – Capital Charges Rasio
3. Market Value
Added (MVA) X2
Nilai pasar saham – Ekuitas modal
4. Return On Assets
(ROA) X3
Laba Bersih
����������� Rasio
5. Return On Equity
(ROE) X4
���������ℎ
����������������������ℎ�� Rasio
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model
analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 18 (Statistik Product
and Services Solution). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik
sebelum melakukan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis
data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal
digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji
normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi
normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan
uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi
data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas
< 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu perlu
dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi diantara variabel independent. Model regresi yang baik
multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance
inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang
dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal
ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah
autokorelasi relatif tidak terjadi.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau
Upper Bound (DU) da 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower
Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada
nol, berarti ada autokorelasi positip.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah
(DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda
disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas, menurut Ghozali
(2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada
pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi
heterokedasitas.
Selain dengan melihat grafik Scatterplot, terjadi atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari uji statistik. Penelitian ini
menggunakan Uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya
heteroskedastisitas. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen
maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Jika variabel independen
tidak signifikan secara statistik terhadap variabel dependen (siginifikansi
> 0,05) maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis
Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model
regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu
variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang
baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi- asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan
heterokedastisitas (Lubis, 2007: 45). Persamaan regresi linier berganda yaitu:
Y = α + β1X1 + β2X2 +β3X3+ β4X4
Ket :
+e
Y = return saham
X1
X
= EVA
2
X
= MVA
3
X
= ROA
4
α = konstanta
= ROE
β1, β2, β3, β4
e = error
= koefisien regresi
Penelitian ini menggunakan uji statistik t. Menurut Ghozali (2005 : 84)
“uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel
masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata
lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen
secara parsial.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho=tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Ha= semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan
ketentuan :
Jika t-hitung< t-tabel,maka H0
Jika t-hitung>t-tabel,maka H
diterima dan Ha ditolak.
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.4
Rencana Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Sep 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010 Jan 2011 Feb 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Ujian Meja Hijau
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul.
Data yang terkumpul tersebut berupa laporan keuangan dari seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Hasil pengolahan data
berupa informasi untuk mengetahui hubungan antara economic value added,
market value added dan profitabilitas perusahaan terhadap return saham. Sesuai
dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta
kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi analisis statistik.
Analisis statistik merupakan analisis yamg mengacu pada perhitungan data
penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan computer
melalui program SPSS. Data variabel penelitian akan disajikan pada lampiran
yang menyajikan variabeleconomic value added, market value added,
profitabilitas perusahaan, dan return saham.
Sampel yang memenuhi kriteria seperti yang diungkapkan dalam bab tiga
diperoleh sebanyak 60 perusahaan. Adapun perusahaan yang menjadi sampel
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan
No Kode Emiten Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari,Tbk 2 ADHI PT. Adhi Karya (Persero),Tbk
3 ADMF PT. Adira Dinamika Multi Finance,Tbk 4 AKRA PT. AKR Corporindo,Tbk
5 ASGR PT. Astra Graphia,Tbk 6 AUTO PT. Astra Otoparts,Tbk 7 BBCA PT. Bank Central Asia,Tbk 8 BBKP PT. Bank Bukopin,Tbk 9 BBLD PT. Buana Finance,Tbk
10 BBNI PT. Bank Negara Indonesia,Tbk 11 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk 12 BFIN PT. BFI Finance Indonesia,Tbk 13 BMRI PT. Bank Mandiri,Tbk
14 BNBA PT. Bank Bumi Arta,Tbk 15 BNGA PT. Bank CIMB Niaga,Tbk 16 BUMI PT. Bumi Resources,Tbk 17 BRAM PT. Indo Kordsa, Tbk 18 BATA PT. Sepatu Bata, Tbk
19 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk 20 CTBN PT. Citra Tubindo,Tbk
21 FAST PT. Fast Food Indonesia,Tbk 22 GDYR PT. Goodyear Indonesia,Tbk
23 GMTD PT. Gowa Makassar Tourism Development,Tbk 24 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna,Tbk
25 IGAR PT. Kageo Igar Jaya,Tbk 26 IKBI PT. Sumi Indo Kabel, Tbk
27 INDF PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk 28 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk 29 KAEF PT. Kimia Farma, Tbk
30 KREN PT. Kresna Graha Sekurindo,Tbk 31 LMSH PT. Lionmesh Prima, Tbk
32 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 33 MAIN PT. Malindo Feedmill,Tbk
34 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indonesia,Tbk 35 MFIN PT. Mandala Multifinance,Tbk
36 MICE PT. Multi Indocitra,Tbk 37 MTDL PT. Metrodata Elektronik,Tbk
38 MERK PT. Merck,Tbk
39 PEGE PT. Panca Global Securities,Tbk
41 PANS PT. Panin Securities,Tbk
42 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara,Tbk 43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol,Tbk 44 PNSE PT. Pudjiadi and Sons,Tbk
45 POOL PT. Pool Advista Indonesia,Tbk 46 RIGS PT. Rig Tenders Indonesia,Tbk 47 SCMA PT. Surya Citra Media,Tbk
48 SMAR PT. SMART,Tbk
49 SMGR PT. Semen Gresik,Tbk 50 SMRA PT. Summarecon Agung,Tbk 51 SMSM PT. Selamat Sempurna,Tbk
52 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk 53 TGKA PT. Tigaraksa Satria,Tbk
54 TINS PT. Timah (Persero),Tbk 55 TOTL PT. Total Bangun Persada,Tbk 56 TOTO PT. Surya Toto Indonesia,Tbk 57 TRST PT. Trias Sentosa,Tbk
58 TURI PT. Tunas Ridean,Tbk 59 UNTR PT. United Tractors,Tbk
60 UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantations,Tbk Sumber
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005:142). Deskripsi suatu
data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum.
Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif data keuangan dan
Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama
periode pengamatan 2006 sampai dengan tahun 2009 disajikan pada tabel 4.2
[image:56.595.104.520.245.389.2]berikut ini
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EVA 240 -60227713 4530946 -71021.04 3989864.242
MVA 240 -153000 199584000 13257869.44 30389175.723
ROA 240 .000003 2.798462 .10464232 .203599663
ROE 240 .000015 3.217845 .23510833 .274703167
RETURN 240 -.956192 63.832231 .99588108 5.245484976 Valid N
(listwise)
240
Sumber : Data yang diolah penulis, 2011
Tabel 4.2 menunjukkan hasil ouput SPSS mengenai statistik deskriptif
variabel penelitian tahun 2006-2009 dengan jumlah sampel keseluruhan
sebanyak 240 (60 perusahaan selama 4 tahun). Dari tabel tersebut, dapat
dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel, bahwa ;
a. Variabelreturn saham memiliki nilai maksimum sebesar 63,832231,
nilai minimum sebesar -0,956192, nilai rata-rata (mean) sebesar
0,99588108, dengan standar deviasi sebesar 5,245484976 dan
jumlah sampel sebanyak 240 perusahaan.
b. Variabeleconomic value added memiliki nilai maksimum sebesar
4530946 nilai minimum sebesar -60227713, nilai rata-rata (mean)
sebesar -71021,04, dengan standar deviasi sebesar 3989864,242 dan
c. Variabelmarket value added memiliki nilai maksimum sebesar
199584000 nilai minimum sebesar -60227713, nilai rata-rata (mean)
sebesar 13257869,44, dengan standar deviasi sebesar 30389175,723
dan jumlah sampel sebanyak 240 perusahaan.
d. Variabelreturn on assets memiliki nilai maksimum sebesar 2,798462
nilai minimum sebesar 0,000003, nilai rata-rata (mean) sebesar
0,10464232, dengan standar deviasi sebesar 0,203599663 dan
jumlah sampel sebanyak 240 perusahaan.
e. Variabelreturn on equity memiliki nilai maksimum sebesar 3,217845
nilai minimum sebesar 0,000015, nilai rata-rata (mean) sebesar
0,23510833, dengan standar deviasi sebesar 0,274703167 dan
jumlah sampel sebanyak 240 perusahaan.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat
hipotesis :
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 240
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.17711550 Most Extreme
Differences
Absolute .354
Positive .354
Negative -.302
Kolmogorov-Smirnov Z 5.483
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data yang diolah penulis, 2011
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 5,483 dan signifikan pada 0,000 maka disimpulkan data
tidak terdistribusi secara normal karena p = 0,000 < 0,05.
Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya
data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat
menyimpang dari nilai data lainnya. Menurut Ghozali (2005), beberapa
cara mengatasi data outlier, yaitu :
i. melakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
ii. melakukan trimming, yaitu membuang data outlier, <