• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir peneliti mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut: A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Ekstrakurikuler Rohis efektif dalam membina karakter kewarganegaraan dalam diri siswa, karena dalam ekstrakurikuler Rohis diterapkan berbagai kebiasaan yang baik terutama yang mengarah pada karakter religius. Pembinaan karakter yang dilakukan melalui ekstrakurikuler Rohis dilakukan dalam tiga proses, yaitu Pengkaderan, Pembinaan dan Ukhuwah.

Proses pengkaderan ini dilakukan melalui tiga tahapan yang meliputi Basic Training, MIT (Muslim Intensif Training) dan LKOD (Latihan Kepemimpinan Organisasi Dakwah). Kegiatan basic training merupakan kegiatan pembukaan untuk anggota baru. Bentuk kegiatannya perkenalan Rohis secara umum dan banyak diberikan games menarik. Biasanya kegiatan basic training dilaksankan di luar sekolah. Tahap kedua dalam pengkaderan ada MIT, dalam kegiatan MIT siswa diberikan materi keagamaan secara penuh. Selanjtnya ada LKOD yang merupakan pelatihan kepemimpinan bagi siswa. Kegiatan LKOD masih pemberian materi namun lebih didominasi dengan pemecahan masalah. Pada umumnya kegiatan pengkaderan bertujuan menumbuhkan rasa tanggung jawab selaku siswa dan umat muslim kepada diri siswa melalui berbagai materi yang diberikan

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses selanjutnya yaitu Pembinaan, dalam pembinaan ini yang paling banyak berperan dalam pembinaan karakter siswa. Proses pembinaan meliputi berbagai kegiatan yang rutin dilaksanakan, seperti mentoring, pemeliharaan kebersihan fasilitas ibadah, amalan yaumian, ceramah/ taklim. Proses pembinaan yang paling utama ialah kegiatan mentoring yang melibatkan langsung alumni. Dalam proses pembinaan ini, siswa tetap diberikan materi dan berbagai pembiasaan positif. Berbagai pembinaan tersebut banyak berpengaruh dalam pembinaan kedisiplinan dan berpikir kritis siswa.

Proses ketiga yaitu Ukhuwah, proses ukhuwah ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi dan koordinasi baik antar sesama anggota Rohis maupun anggota ekstrakurikuler Rohis dengan seluruh warga SMA Negeri 3 Bandung. Bentuk kegiatan ukhuwah ini seperti rapat koordinasi, rapat persiapan kegiatan dan berbagai acara yang dilakukan secara rutin ataupun acara yang bersifat insidentil misalnya acara qurban, kegiatan galang dana bencana alam, pengajian bazar dan sebagainya. Dari kegiatan ukhuwah ini, siswa banyak berinteraksi dengan seluruh warga sekolah baik itu sesama siswa, guru dan warga lainnya.

Tujuan ekstrakurikuler Rohis pada dasarnya untuk membina karakter religius dalam diri siswa, namun pada pelaksanaannya ekstrakurikuler Rohis sangat efektif dalam proses pembinaan berbagai karakter yang harus dimiliki oleh seorang warga negara yang meliputi karakter privat dan karakter publik.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, peneliti merumuskan kesimpulan khusus dari hasil penelitian ini, yakni:

a. Pembinaan karakter privat yang meliputi tanggung jawab moral, disiplin diri dan menghargai dominan dilakukan melalui kegiatan pengkaderan dan pembinaan.

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pembinaan karakter publik yang meliputi kepedulian, kesopanan, mengindahkan aturan main, berpikir kritis, kemauan mendengar, bernegosiasi dan berkompromi dominan dilakukan melalui kegiatan pembinaan dan ukhuwah.

c. Faktor pendukung dalam proses berjalannya ekstrakurikuler Rohis diantarannya dukungan sekolah baik secara materil maupun non-materil, adanya kegiatan MT-PAI, keterlibatan alumni, sumber daya manusia yang banyak, dan metode yang digunakan selalu diupayakan untuk terus bervariasi.

d. Faktor penghambat dalam proses pembinaan karakter kewarganegaraan melalui ekstrakurikuler Rohis, diantarnya keterbatasan waktu ditengah padatnya kegiatan siswa, banyaknya anggota Rohis sehingga dalam proses komunikasi dan koordinasi dirasakan sedikit sulit, tujuan siswa yang berbeda-beda untuk bergabung dalam ekstrakurikuler Rohis, pandangan eksklusif siswa yang bukan anggota Rohis terhadap anggota Rohis, banyaknya paham-paham menyimpang diluar yang membawa pengaruh negative bagi siswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka bebrapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sekolah terus meningkatkan dukungan terhadap ekstrakurikuler Rohis sebagai salah satu sarana pembinaan karakter.

b. Sekolah intensif melakukan monitoring dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan yang telah Rohis lakukan.

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Guru hendaknya lebih memberikan contoh dalam berbagai pembiasaan yang diterapkan melalui ekstrakurikuler Rohis

b. Guru hendaknya membantu program syiar dan dakwah yang dilakukan ekstrakurikuler Rohis dengan selalu memasukan nilai-nilai keagamaan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Ekstrakurikuler Rohis

a. Ekstrakurikuler Rohis hendaknya terus meningkatkan kreatifitasnya dalam membuat berbagai kegiatan Rohis menjadi kegiatan yang menarik.

b. Ekstrakurikuler Rohis hendaknya lebih update terhadap berbagai informasi dan isu yang saat ini sedang berkembang agar materi yang disampaikan terus bervariasi dan dapat merangsang sikap kritis siswa.

c. Ekstrakurikuler Rohis hendaknya terus menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pihak sekolah, alumni dan kepada siswa secara umum untuk memudahkan proses pembinaan karakter yang tidak hanya ditujukan kepada anggota Rohis saja, melainkan kepada seluruh siswa SMA Negeri 3 Bandung. d. Ekstrakurikuler Rohis hendaknya memperhatikan kegiatan lain agar lebih

menarik lagi sama halnya kegiatan mentoring, agar anggota Rohis tertarik mengikuti semua kegiatan bukan hanya kegiatan mentoring saja.

e. Ekstrakurikuler Rohis lebih meningkatkan kerjasama antar sesama anggotanya, agar semua anggota merasa mempunyai tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan berbagai program Rohis.

4. Bagi Departemen PKn Universitas Pendidikan Indonesia

a. Departemen PKn harus terus mengembangkan tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang mengembangkan pendidikan karakter.

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Departemen PKn harus lebih mengembangkan karakter privat dan publik yang diimplementasikan dalam setiap perkuliahan dalam upaya mencetak guru PKn yang lebih baik.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti karakter kewarganegaraan yang dibina melalui ekstarkurikuler Rohis lebih dalam lagi.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai pembinaan karakter kewarganegaraan melalui kegiatan ekstrakurikuler lain.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih banyak menggali sumber-sumber informasi dan teori-teori yang relevan dengan pembentukan karakter kewarganegaraan sehingga lebih kaya lagi pengetahuan yang dihasilkan.

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Anwar, S. (2015). Management of Student Development (perspektif Al-Qur’an &

As-Sunah ). Riau: Yayasan Indragiri.

Budimansyah, D. (2012). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, D. (2012). Dimensi-dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press

Danial, E dan Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Dharma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gulo.(2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo

Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi dan Focus Group sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Komalasari, K dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan Indonesia: Konsep,

Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Bandung: Laboratorium

Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kusnaedi. (2013). Pendidikan Karakter. Bekasi: Duta Media Utama.

Lickona, T. (2012). Character Matters. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Majid, A dan Dian. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mansur. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moloeng, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mu’in, F. (2011). Pendidikan Karakter; Konstruksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Qomaruzzaman, B. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Samani dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sopiatin, P. (2010). Managemen belajar berbasis kepuasan siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, NS. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Wuryan, S dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Winarno. (2013). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Zubaedi. (2012). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

B. Sumber Internet

Rowiyah. (2013). Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS). [Online]. Tersedia:

http://rowiyah7.blogdetik.com/2011/03/17/ekstrakurikuler-rohani-islam-rohis/. [2014].

Samsudiat. (2013). Karakter Kewarganegaraan. [Online]. Tersedia: samsudiat-

sam.blogspot.com/2013/02/pendidikan-karakter-kewarganegaraan-di.html?m=1. [2014].

Haryanto.(2012). Pengertian Pendidikan Karakter.[Online]. Tersedia: belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/. [2014].

Kusmiyati. (2013). Berbagai Perilaku Kenakalan Remaja yang

Mengkhawatirkan.[Online]. Tersedia:

http://m.liputan6.com/health/read/688614/berbagai-perilaku-kenakalan-remaja-yang-mengkhawatirkan. [2014].

C. Sumber Lain

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Majalah Remaja Fitrah (2012). Rohis Teroris?.Bandung:Rumah Rohis Jawa Barat.

Dokumen terkait